Chapter 15

Di tengah perjalanan, Hara menyadari bahwa rute yang diambil Jungkook bukanlah menuju ke kantor. Melainkan ke suatu tempat yang rasanya sangat asing, sebab Hara belum pernah melewati jalan tersebut.

"Kita mau ke mana? Ini bukan jalan arah ke kantor,"

"Hm, memang tidak ke kantor." sahut Jungkook dengan santainya.

"Loh? Terus pekerjaanku bagaimana? Apa dilakukan di luar kantor? Atau perjalanan dinas ... atau kau memiliki gedung lain?"

Jungkook tertawa kecil akibat pertanyaan bertubi-tubi yang Hara lontarkan. Di sisi lain, Jungkook langsung mengulum senyum, sebab teringat kembali bagaimana kondisi Hara beberapa jam sebelumnya.

Apakah benar mereka orang yang sama, dengan kepribadian yang bertolak belakang? Ataukah karena Hara pandai menyembunyikan kelemahannya? Atau seperti yang dokter Yoongi katakan, bahwa Hara memiliki amnesia selektif, sehingga gadis itu sudah lupa apa yang terjadi sebelumnya? Namun yang pasti, Jungkook sangat lega melihat bagaimana Hara baik-baik saja saat ini.

"Benar, aku memiliki gedung lain." respon Jungkook yang sedikit terlambat, seakan sudah cukup membungkam mulut Hara untuk tidak mengajukan pertanyaan kembali.

Menit berikutnya, baik Jungkook maupun Hara, tidak ada yang saling membuka suara. Perjalanan mereka hanya diisi musik yang berasal dari radio mobil. Itu pun Hara yang memilihnya sendiri.

Terkadang gadis itu suka bertindak sesuai kehendaknya sendiri, tanpa mempedulikan dirinya tengah bersama siapa.

"Sudah sampai," seru Jungkook, setelah menghabiskan waktu mengemudi selama  kurang lebih 30 menit lamanya.

Hara lantas menurunkan kaca mobil, guna melihat pemandangan di sekitar. Perasaan takjub sekaligus heran tercetak jelas pada raut wajahnya sekarang. Lantaran di depan matanya terpampang gedung bertingkat  yang berjejer rapi, dengan ketinggian puluhan lantai---sudah pasti gedung Nam Corp kalah tinggi dari gedung-gedung ini.

Di mata Hara, bangunan megah tersebut lebih mirip seperti apartemen dari pada gedung kantoran. Walau memang dasarnya gedung tersebut adalah apartemen mewah yang terletak di pusat kota Seoul.

Meski sebenarnya tidak salah juga Jungkook mengiyakan saat Hara berkata bahwa pria itu memiliki gedung lain. Kendati gedung tersebut bukan milik Jungkook sepenuhnya, namun ia merupakan pemilik salah satu unit apartemen dengan dua lantai. Pun, dengan kata lain, Jungkook membawa Hara ke rumahnya dengan mudah, tanpa paksaan. Hanya bermodalkan iming-iming urusan pekerjaan.

"Ini tempatnya?" saking tidak percayanya, Hara menanyakan pertanyaan yang sama untuk kali ke dua.

"Iya," Jungkook menjawab disertai anggukan.

Kini Jungkook tengah mempertimbangkan bagaimana cara membawa Hara masuk ke dalam tanpa menarik perhatian. Sebab staff apartemen yang bertugas di lobi sampai petugas kebersihan, hampir semuanya mengenal siapa Jungkook. Apa jadinya jika salah satu staff ada yang mengadukan Jungkook pada Jiwook nantinya?

"Kita masuk lewat basement saja, ya?" setidaknya di sana tidak ada yang terlalu memperhatikan. Yah, walaupun tidak 100℅ aman juga, sih.

Hara mengangguk-angguk. Gadis itu hanya iya-iya saja, mengikuti ke mana pun sang tuan pergi.

Usai memarkirkan mobilnya di garasi khusus penghuni apartemen, Jungkook dan Hara menaiki lift menuju lantai 25, lokasi di mana unit tempat tinggal Jungkook berada. Selagi lift beranjak naik, terselip tanya dalam diam dari Hara, mengapa tidak ada yang menggunakan benda berbentuk kotak tersebut selain mereka berdua. Oh, mungkin penghuni di sana masih sibuk bekerja, dan belum saatnya untuk pulang---kendati hari sudah mulai memasuki malam. Atau menggunakan lift lain, atau mungkin tidak pulang ke apartemen. Yah, lagi pula apa pentingnya juga bagi Hara memikirkan hal seperti itu.

"Ayo," ajak Jungkook lagi begitu lift baru saja berdenting.

Hara menurut. Ia berjalan menyusuri lorong di belakang tubuh yang dua kali lebih besar darinya itu. Hara memilih mengekori Jungkook, sebab gadis itu juga tidak tahu pintu mana yang akan dituju jika mereka berjalan berdampingan.

Langkah keduanya pun berhenti, ketika tiba di depan pintu yang terletak di sudut gedung. Lokasi tersebut sebagai spot favorit Jungkook, sebab jauh dari tetangga lain yang berada di lantai yang sama. Jungkook tidak suka jika berada di tengah-tengah, khawatir apa yang dilakukan Jungkook akan menarik atensi orang-orang di sekitarnya. Biar lah dirinya memilih unit yang ada di sudut, seperti seorang penyendiri di antara ramainya kerumunan.

Sebagai penghuni rumah yang belum menerapkan smart door lock pada huniannya, Hara hanya mengagumi dalam diam betapa kerennya sistem zaman sekarang yang sudah serba berbasis teknologi. Bukan karena ia tertinggal tren kekinian, hanya saja dana yang Hara miliki lebih diprioritaskan untuk kebutuhan lain dari pada mengganti pintu rumahnya sendiri.

"Masuklah," ajakan Jungkook selanjutnya membuat Hara terpana dengan pemandangan interior di depan mata. Semuanya terlihat serba mewah dan canggih. Sekali lagi, meski tinggal di kota yang sama, namun kehidupan dan status keduanya sangatlah berbanding terbalik. Layaknya refleksi antara bangsawan dan rakyat jelata.

"Kau bisa melakukan hal lain dulu, sebelum melakukan pekerjaanmu." tawar Jungkook memberi saran, lantaran Hara terlihat bingung ingin melakukan apa. Kendati tidak ada pekerjaan apa pun yang harus dilakukan gadis itu.

"Boleh aku mandi dulu?"

Jungkook mengangguk ringan. "Kau bebas ingin menggunakan kamar mandi di lantai satu atau dua. Di dalam sana juga sudah ada handuk bersih dan piyamanya." jelas sang pemilik rumah.

Hara diam sejenak membuat pertimbangan kamar mandi mana yang akan ia pilih. Namun tidak perlu waktu lama, Hara berucap, "Aku akan menggunakan yang di atas."

"Baiklah,"

Gadis itu pun mulai menaiki anak tangga perlahan, dan tahu-tahu sudah menghilang dari pandangan. Sementara selagi menunggu Hara selesai membersihkan diri, Jungkook memilih menghubungi Jimin kembali, guna melanjutkan konversasi mereka yang sempat terputus sebelumnya.

Entah berapa lama waktu yang telah berlalu, tiba-tiba saja Hara sudah muncul di belakang sang pemilik rumah, sembari memegangi mantel mandi---takut kalau-kalau kain tersebut akan tersingkap dengan sendirinya, menampilkan tubuh polos Hara yang tidak mengenakan apa pun---bahkan dalaman. Mengingat ia datang tanpa membawa selembar pakaian baru.

"Tuan Jungkook," panggil Hara perlahan, nyaris tak terdengar. "Di mana aku bisa mendapatkan pakaianku? Di lemari atas tidak ada isinya sama sekali." lanjutnya lagi.

Mati lah Jungkook. Ia sama sekali belum mempersiapkan kebutuhan Hara. Bahkan obrolannya dengan Jimin barusan juga tidak membahas keperluan yang dibutuhkan gadis itu. Sejujurnya Jungkook lupa, lantaran fokusnya terbagi antara urusan pekerjaan dan juga Hara.

"Oh ... masih dalam perjalanan ke sini. Kau tidak masalah menunggunya sebentar, kan?" kilah Jungkook, berusaha meyakinkan gadis di hadapannya.

"Ah, begitu ... tapi berapa lama aku harus mengenakan piyama ini? Rasanya kurang nyaman," berkali-kali Hara membenarkan posisi mantel mandi yang panjangnya hanya selutut itu, untuk tetap membungkus tubuhnya rapat-rapat.

Jungkook sendiri menyadarinya, betapa gelisahnya Hara saat ini. "Mau menggunakan pakaianku dulu, untuk sementara?"

Hara refleks mengangguk. Menandakan bahwa ia sangat membutuhkannya sekarang.

"Kau ingin memilihnya sendiri atau aku ambilkan?"

Hara terdiam. Jika Jungkook yang memilihkannya, apakah akan sesuai untuk dipakai? "Boleh aku memilihnya sendiri?"

Jungkook pun memberi anggukan ringan sebagai jawaban. "Masuk saja ke kamarku," katanya, sembari menunjuk sebuah pintu yang terletak di samping ruang tamu dengan dagunya.

"Kalau begitu, aku permisi." Hara lantas berlari-lari kecil melewati Jungkook, menuju kamar pribadi sang atasan.

Setelah Hara masuk, ini adalah kesempatan Jungkook segera meminta bantuan Jimin melalui telepon, untuk mengirimkan beberapa setel pakaian wanita selama beberapa hari ke depan.

Meski Jungkook harus dihadiahi omelan terlebih dahulu dari sahabatnya itu, namun untunglah Jimin pada akhirnya mengiyakan permintaan mendadak Jungkook.

Sungguh, Jungkook benar-benar lupa. Kalau tidak, ia pasti sudah mengajak Hara mampir ke toko pakaian atau butik terdekat sebelum menuju apartemen dari pada harus meminta bantuan Jimin.

"Semua bajumu terlalu besar untuk tubuhku," seru Hara begitu keluar dari kamar sang pemilik rumah.

Jungkook sontak tertegun mendapati gadis yang berdiri beberapa langkah darinya terlihat sangat menggemaskan. Kemeja tidur berwarna hijau yang biasanya terasa sesak dan sempit, justru menjadi baju oversize di tubuh gadis itu. Dipadukan dengan setelan celana tidur dengan warna yang sama, turut terlihat kepanjangan dikenakan Hara, hingga harus digulung beberapa lipatan. Sebab jarak tinggi badan Hara dengan Jungkook terpaut hingga 21 cm. Tidak heran jika Jungkook menganggapnya lucu melihat Hara tenggelam di dalam pakaiannya sendiri.

Di sisi lain, naluri Jungkook sebagai sebagai seorang pria mengatakan, ingin sekali segera merengkuh tubuh Hara ke dalam dekapannya. Lalu membopong tubuh mungil itu ke dalam kamar, dan mulai menyalurkan nafsu yang mulai tak tertahan. Apalagi hanya ada mereka berdua di rumah ini. Tidak akan ada yang menghalangi.

Oh, tunggu, sepertinya Jungkook terlalu terburu-buru jika langsung menyerang Hara begitu saja. Di momen ini, setidaknya Jungkook ingin ******* bibir milik sang gadis hingga keduanya sama-sama kehabisan napas.

"Tuan Jungkook?" pria tersebut masih menatap Hara lekat dalam diam. Walaupun isi pikiran Jungkook saat ini tengah membayangkan adegan liar di atas ranjang.

"Tuan Jungkook?" Hara memanggil kembali, disertai lambaian tangan yang ia kibaskan dari kejauhan.

Namun pria bertato tersebut tidak merespon. Ia justru menghampiri Hara yang masih berdiri di depan pintu kamar dalam bingung.

"Hara," Jungkook datang mendekat, sementara Hara yang terkejut dengan sikap mendadak Jungkook, refleks melangkah mundur perlahan, hingga punggungnya membentur daun pintu yang berada tepat di belakangnya.

"Aku tidak akan melepaskanmu lagi,"

...To be continued.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!