Chapter 5

Kembali ke ruang kerja, Jungkook dihadiahi tumpukan berkas map di atas meja. Tentu saja isinya adalah berkas penting yang harus ia tandatangani sendiri. Sungguh, jika bukan karena Hara, ia tidak ingin kembali ke Korea, lantaran sudah merasa dibuang oleh sang ayah. Pun, jika bukan karena Hara, Jungkook tidak sudi mengambil peran penting meski untuk perusahaannya sendiri. Kendati Jiwook---sang ayah kegirangan bukan main akan keputusan putra semata wayangnya itu, namun percayalah, yang Jungkook lakukan hanyalah agar bisa kembali bertemu Hara. Walaupun penyebab Jungkook dikirim ke Amerika juga karena Hara.

H-9 jam sebelum keberangkatan Jungkook ke negeri paman Sam 2 tahun yang lalu. Jungkook baru tiba di rumahnya pukul 9 malam, usai menyelesaikan kegiatan kuliah dan memenuhi acara kumpul bersama komunitas motor besarnya hari itu. Pada keluarga umumnya, ibu atau ayah akan menyambut anaknya pulang begitu membuka pintu, sembari berucap basa-basi dan menyuruh makan setelahnya. Namun berbeda dengan keluarga Nam. Kehadiran Jungkook sudah tidak sabar ditunggu Jiwook di ruang tamu.

Ayahnya itu duduk di sofa bak singgasana miliknya sembari memberikan tatapan nyalang begitu sang putra membuka pintu rumah bak istana. Di atas meja panjang yang terbuat dari kaca terdapat lembaran kertas---yang dapat dipastikan hasil ujian kuliah untuk mata kuliah lain, dan beberapa lembar foto dirinya bersama seorang gadis di taman pada malam hari. Jangan lupakan juga sosok pria seumuran ayahnya---Lee Dongwook---sekretaris sekaligus sebagai tangan kanan, turut mendampingi Jiwook di sana. Dapat ditebak bukan  lembaran kertas dan foto tersebut dari mana asalnya.

Jungkook yang pintar membaca situasi, sudah paham apa maksud sang ayah bersikap demikian. Lantaran tidak pernah sekalipun ayahnya itu menunggu Jungkook pulang.

"Pergilah ke Amerika, dan urus cabang bisnis ayah di sana, sembari kau belajar mengembangkan perusahaan." jika sudah berkata demikian, tidak boleh ada lagi kompromi untuk dibantah.

"Kenapa aku harus melakukan itu?" Jungkook tidak ingin manut menerima mentah-mentah perintah sang ayah begitu saja.

Dengan seulas seringai penuh makna, Jiwook melemparkan lembaran kertas ke hadapan Jungkook yang masih berdiri di sana, tanpa dipersilahkan duduk terlebih dahulu.

"Kau membuat kesalahan lagi. Kali ini nilai B+ di mata kuliah Manajemen Investasi. Bukankah sudah kuperingatkan terakhir kali?"

"Aku menolak."

Jiwook kembali mengulas seringai, kali ini lebih lebar dari sebelumnya. Sembari bangkit dari duduknya, Jiwook meraih lembaran foto lantas melemparkannya pada wajah Jungkook, dan sengaja melukai pipi putranya sendiri. Hingga mengakibatkan luka gores disertai tetesan cairan merah segar keluar dari sana.

Samar-samar Jungkook mengamati foto-foto yang sudah berjatuhan ke lantai, dan mendapati sosok dirinya bersama Hara di tempat mereka biasa bertemu. Jungkook refleks mengepal kedua tangannya. Ia tidak suka jika ayahnya mengusik kehidupan pribadinya.

"Apa karena gadis ini, yang membuat nilaimu semakin memburuk?" nada Jiwook kian meninggi. "Apakah kau bisa menjalin hubungan dengan sembarang wanita saat ini?!"

Jiwook sontak melayangkan tamparan keras pada pipi putra semata wayangnya tanpa belas kasih. Jungkook yang tidak siap menghindar, terpaksa harus menerima rasa perih dan sakit yang teramat sangat, hingga sudut bibirnya sobek akibat terkena cincin yang dipakai sang ayah.

Kepalan tangan Jungkook kian menguat. Ia juga ingin melakukan hal yang sama pada ayahnya, namun ia memilih menahan diri sebisa mungkin. "Dia tidak ada hubungannya dengan masalahku."

"Kalau begitu tidak masalah kalau kau pergi ke Amerika, bukan?"

"Kenapa aku harus melakukannya?!"

Bantahan Jungkook membuat emosi Jiwook kembali tersulut. Ia mencengkram kerah baju putranya sembari berucap, "Pergilah ke Amerika atau aku akan mencari gadis ini dan menghancurkan hidupnya di depan matamu."

Jungkook sontak menepis lengan dan mendorong ayahnya itu, hingga membuat arloji yang tengah dipakainya terlepas dan jatuh membentur lantai. "Jangan ganggu dia!"

Suasana ruang tamu kian memanas akibat pertengkaran ayah dan anak itu. Yena sang ibunda tidak di sana lantaran tengah kumpul bersama teman-teman arisannya. Tidak ada yang bisa melerai mereka meski ada sekretaris Lee di ruang yang sama.

"Baiklah." Jungkook berucap lirih. "Aku akan menuruti kemauanmu. Tapi jangan cari tahu ataupun menganggu dia!"

Jiwook tersenyum puas sembari menepuk-nepuk pelan bahu putranya. "Keputusan bagus. Seharusnya kau lakukan sejak tadi. Tenang saja, aku tidak akan mengingkari janji, asal tidak dikhianati."

"Tiket pesawat sudah dipesan. Kau akan berangkat besok jam 7 pagi." lanjut sang ayah lagi, berniat meninggalkan ruangan guna membiarkan Jungkook dilanda shock berat akan keputusan mendadak itu.

Jungkook membeku sejenak. Ayahnya ini benar-benar bajingan.

"Tapi setidaknya izinkan aku berpamitan dengannya,"

"Lakukan sesukamu. Aku tidak akan mengganggu."

Lantas tanpa membuang waktu, Jungkook segera meraih arlojinya di lantai, dan bergegas melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju tempat di mana Hara tengah menunggunya.

"Kau tidak ingin mencari tahu siapa gadis itu, tuan Nam?" sementara sekretaris Lee mencoba mengkonfirmasi kalau-kalau sang majikan merubah keputusannya begitu saja.

"Tidak perlu, tidak penting. Jungkook bisa memenuhi janjinya saja sudah cukup untukku."

"Baik, Tuan."

Setibanya di taman, Jungkook mendapati Hara sudah di sana. Namun ia terlalu ragu untuk bertemu dengan gadis itu. Sebab pertemuan ini akan menjadi yang terakhir untuk mereka. Namun, Jungkook pun tidak ingin ayahnya menghancurkan hidup Hara, apalagi di depan matanya sendiri. Baginya, hidup gadis itu saat ini sudah hancur. Ia tidak ingin menambah penderitaan Hara lagi.

"Wajahmu kenapa? Kemarin tidak ada." kalimat itu yang pertama kali Hara ucapkan, begitu Jungkook tiba di hadapan gadis itu.

Jungkook baru menyadari wajahnya terluka. Ia tidak sempat berkaca atau mengobati luka. Jungkook lantas menimbang-bimbang jawaban masuk akal apa yang akan ia lontarkan, hingga terbesit untuk berkata, "Biasa, pria."

Gadis di hadapannya hanya mengangguk mengerti. Dalam batin Jungkook, syukurlah ia tidak perlu menjelaskan detailnya. Namun sedih juga Hara terlihat tidak peduli padanya.

"Sepertinya ini akan menjadi pertemuan yang terakhir." ucapan itu terlontar begitu saja.

"Kenapa?" Jungkook tahu Hara pasti terluka.

"Aku akan tinggal di Amerika. Tidak tahu kapan kembali." sungguh, berat sekali rasanya. Namun nasib hidup Hara juga dipertaruhkan di sini.

"Ah, begitu. Memang pada dasarnya, hanya diri sendirilah yang bisa aku andalkan." suara Hara terdengar dingin memenuhi pendengaran Jungkook. Pria itu hanya mampu berucap beribu maaf di dalam hati. Bahkan Jungkook tidak berani untuk tetap menjalin komunikasi dengan Hara melalui telepon. Ia takut ayahnya akan menjangkau keberadaan Hara.

Namun ucapan Hara di detik berikutnya, menghangatkan lubuk Jungkook. Gadis itu memintanya bertemu kembali---meski untuk terakhir kalinya. Sontak Jungkook mengiyakan walau hanya bisa meluangnya waktu setidaknya 30 menit sebelum jadwal keberangkatan pesawat.

Usai berpamitan dengan Hara di esok paginya, Jungkook kembali menegaskan pada sang ayah untuk jangan menganggu Hara. Sejujurnya Jungkook masih belum percaya pada Jiwook sepenuhnya.

"Akan aku tepati." sang ayah berusaha meyakinkan.

Lantas, Jungkook memasuki pesawat seorang diri sembari membawa bingkisan pemberian Hara dalam genggamannya. Selagi menunggu pesawat lepas landas, ia lantas membuka paper bag, dan mendapati sebuah kotak berisi arloji dengan bahan kulit berwarna hitam mengkilap. Jungkook pun langsung memakainya, menggantikan arloji kesayangannya yang sudah rusak.

Selain arloji, ada secarik kertas yang merupakan surat tulisan tangan. Sontak perasaan Jungkook kian berkecamuk usai membaca seluruh kalimat. Ia lantas menempelkan secarik kertas tersebut pada dada bidangnya dan mendekapnya erat.

Maafkan aku, Hara.

...To be continued.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!