Chapter 2

Malam itu, tepat di masa 2 tahun yang lalu, Jungkook tertunduk geram sembari mengepal kedua tangannya erat-erat menerima makian dari sang ayah. Bukan inginnya hanya diam tak melawan. Pun, tidak ada kekuatan untuk bersikap demikian. Seakan memang sudah nasibnya menjadi anak dari orangtua strict parents. Nam Jiwook beserta sang istri---Ahn Yena---menciptakan tempat bernanung mereka bak camp militer, dengan menerapkan pola asuh otoriter  pada sang anak semata wayang.

"Bodoh! Apa hanya ini batas kemampuanmu? Bagaimana kau akan menjalani perusahaan dengan nilai sampah seperti ini?!" Jiwook melemparkan lembaran kertas hasil ujian kuliah Jungkook ke udara. Alih-alih mengatakan; "Tidak apa-apa, kau sudah bekerja keras. Nilaimu juga sudah bagus." ia justru menuntut lebih. Walau sejujurnya mendapatkan nilai B+ bukanlah hal yang memalukan untuk mata kuliah Etika Bisnis. Sebenarnya bisa saja Jungkook mendapat nilai A. Lagipula cukup mudah baginya untuk mendapat nilai sempurna tanpa memandang latar belakang keluarga. Hanya saja, mahasiswa semester 4 Manajemen Bisnis itu kerap absen di setiap mata kuliah tersebut, lantaran tidak suka dengan gaya mengajar sang dosen.

"Ingin sekali aku memberikan nilai F untukmu, tuan Nam Jungkook. Namun aku tetap harus objektif. Nilai absensi hanyalah 20% dari total penilaian."

"Aku salut denganmu, kau mampu menaklukkan tugas dan ujian dengan mendapat nilai tertinggi, meskipun tidak pernah hadir di kelasku."

Bahkan dosennya sendiri mengakui kecerdasan Jungkook yang di atas rata-rata itu.

"Setidaknya gunakanlah otakmu dengan baik," hinaan dari sang ayah masih berlanjut. Tidak ada yang berniat menghentikan sikap keterlaluan Jiwook, meski ada ibunda yang turut menyaksikan dalam diam seakan menonton hiburan.

"Ada alasan yang ingin kau sampaikan, Jungkook?"

Jungkook mengangkat kepalanya perlahan, menatap nanar Jiwook sesaat. Lantas menggelengkan kepala sebagai jawaban tidak. Mau memberikan penjelasan pun percuma, kedua orangtuanya tidak akan mengerti, pun tidak mau tahu.

"Ini peringatan terakhirku, atau kau akan kukirim ke Amerika." Jiwook meninggalkan ruangan didampingi sang istri, usai mengucapkan kalimat bernada mengancam.

Di sisi lain, Jungkook hanya menghembuskan napas panjang mangamati lembaran kertas yang berserakan di lantai. Sikap Jiwook memang bukan pertama kalinya ketika Jungkook membuat salah di mata sang ayah. Meski sudah terbiasa, bukan berarti tidak meninggalkan luka batin di sana.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun tak ada rasa kantuk menyerang. Meski sudah bergerak tak karuan di atas kasur yang nyaman, Jungkook tetap kesulitan memejamkan matanya.

Rasa sesak dan pengap di dalam kamarnya yang luas, serta hawa panas---walau pendingin udara di sana berada dalam suhu 16 derajat celcius---telah berhasil mengganggu jadwal Jungkook untuk beristirahat malam ini.

Tak mampu lagi menahan, Jungkook memutuskan mencari udara segar dengan berjalan-jalan di sekitar taman kota---usai memarkirkan motor besarnya di pelataran parkir.

Jika pria di luar sana menjadikan alkohol sebagai pelarian, Jungkook memilih menghindarinya demi kesehatan ginjal dan lambungnya di masa depan. Sungguh pria idaman, bukan?

Sesekali Jungkook merapatkan jaket kulit biru dongker yang dipakainya, sebab hembusan angin dingin menyapa tubuhnya tanpa permisi. Ia tetap menyusuri jalan setapak tanpa bersuara meski tidak tahu tujuannya ke mana. Ingin menggunakan fasilitas bermain yang ada di sana pun tidak sesuai untuk usianya. Lantaran kebanyakan diperuntukkan hanya untuk anak kecil.

Di tengah langkah lebarnya, tiba-tiba saja Jungkook berhenti. Arah matanya menuju bangku panjang yang terletak tidak jauh dari tempatnya berdiri. Menangkap siluet seorang gadis tengah menyembunyikan kepalanya di antara lutut.

Jungkook sempat bertanya-tanya, mengapa gadis itu ada di taman sendirian? Terlebih sudah larut malam. Apa yang terjadi padanya?

...To be continued.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!