Bab 19

"Katakan dengan lugas apa yang ingin yang mulia tukar kepada saya?"

Chu Yao bertanya tanpa menunda-nunda waktu. Ia mengambil posisi duduk yang nyaman tanpa melupakan tata krama kesopanan yang berlaku.

"Kau benar-benar tipe perempuan yang tidak sabaran. Kita bisa membicarakan ini dengan suasana yang lebih santai." Ye Zuan tertawa sembari menyodorkan beberapa piring makanan ringan dan arak kepada Chu Yao.

Chu Yao mendengus dengan perkataan Ye Zuan. Seperti nya pria narsis itu akan membuat mereka bertahan di rumah pribadinya untuk waktu yang cukup lama.

Ye zuan meminum segelas arak kemudian kembali meletakkan gelas kosong itu di atas meja.

"Aku takkan mencari tau maksud kedatanganmu ke kota ini. Aku hanya ingin mengajakmu berkerja sama untuk beberapa hal. "

Ye Zuan menepis dugaan Chu Yao. Ia benar-benar tidak tertarik dengan tujuan pribadi perempuan itu ke kota ini. Baginya, memfokuskan diri menyelesaikan beberapa misi yang memang diamanatkan Yang Mulia Kaisar sudah cukup menyita waktu dan tenaganya.

Chu Yao membisu. Ia membiarkan sang pangeran melanjutkan perkataannya tanpa menyela sedikitpun.

"Kalian pasti sudah menyadarinya saat kita di jalan tadi. Ada beberapa orang yang diam-diam memperhatikan. Mereka menyamar menjadi masyarakat awam."

Chu Yao sepemikiran dengan pangeran. Ia telah menyadari ada beberapa orang yang mengikuti mereka. Bahkan sebelum mereka bertemu dengan Ye Zuan.

"Aku tidak akan bertele-tele. Aku ingin meminta bantuanmu dan Mo Yan untuk mengalihkan perhatian orang-orang suruhan putra mahkota."

"Putra mahkota?" Chu Yao mengulang hanya ingin memastikan bahwa pendengaran nya tidaklah salah.

"Benar. Putra mahkota." Ucap Ye Zuan, "bukankah kau sudah tau misiku kali ini untuk menangkap para penyusup kerajaan Alorra. Ayahanda menugaskan aku secara diam-diam. Dikhawatirkan akan terjadi pergolakan antar kerajaan jika masalah ini sampai diketahui khalayak ramai."

"Kenapa putra mahkota justru menghalangi anda?" Chu Yao memancing penjelasan yang lebih rinci.

Dalam kehidupan sebelumnya, Chu Yao memang pernah mendengar sekilas bahwa hubungan kedua bersaudara itu memang tidak selaras. Namun ia tidak mengetahui penyebab utama permusuhan itu dimulai.

Ye Zuan bangkit dan berjalan disekitar ruangan. Tangannya menggenggam erat kipas kesayangannya dibalik pinggang.

"Jika mereka berhasil menangkap para penyusup itu lebih dulu, aku curiga mereka akan memanfaatkan situasi itu untuk menyebabkan perpecahan antara Kaisar dan aku."

"Mengapa putra mahkota begitu kukuh melakukan itu?" Chu Yao kembali bertanya. Ia melipat kedua tangan diatas meja dan memainkan jari telunjuk nya.

Ye Zuan dengan cepat menjawab, "Kecemburuan. Mungkin lebih tepatnya ketakutan. Putra mahkota takut Ayahanda Kaisar akan menggeser posisinya dan memberikannya padaku."

"Putra mahkota takkan ketakutan tanpa sebab." Chu Yao membuat hipotesis yang terkesan membantah.

Namun Ye Zuan malah terkekeh-kekeh mendengarnya.

"Ayahanda memang sempat menawarkan posisi putra mahkota padaku. Kata beliau diantara delapan kandidat pangeran di istana Kekaisaran, hanya Ye Lang dan aku sajalah yang memenuhi syarat. Tapi itu hanya ku anggap sekedar lelucon. Aku sudah menolak dengan tegas. Kaisar sangat memahami bahwa aku sama sekali tidak tertarik dengan posisi itu."

Chu Yao menyimak dengan tenang. Meski Long Ye Lang sudah menjadi putra mahkota yang resmi, rasanya bisa dimengerti jika ia merasa posisinya akan terancam dengan keberadaan Ye Zuan.

"Sepertinya lelucon itu terdengar sampai ke telinga permaisuri. Dan bisa kau tebak kelanjutannya. Ibu dan anak itu bersekutu untuk melenyapkan ku. " Ye Zuan mencibir.

Lagi-lagi permaisuri!

Nama agung itu seakan semakin membesar dibenak Chu Yao. Pikiran nya otomatis membuat sketsa dan menghubungkannya satu sama lain. Ia tersenyum. Tak ada ruginya jika ia menjalin kerjasama dengan Ye Zuan.

Bukankah akan lebih mudah mendapatkan informasi jika berada di dekat target musuh.

"Baik. Kita barter. Jika yang mulia mengabulkan keinginan saya maka sayapun akan mengabulkan keinginan yang mulia."

Ye Zuan kembali duduk di kursi nya. Senyum licik nya hampir tidak ada beda dengan senyum licik Chu Yao saat ini.

"Negosiasi ya? Um.. Aku tertarik. Katakan apa yang kau inginkan!"

"Hamba belum mendengar secara rinci permintaan yang mulia. Tolong yang mulia jabarkan secara detil agar hamba bisa menyesuaikan diri."

Chu Yao berkelit. Ia tak bodoh untuk mengatakan apa yang ia mau sebelum sang pangeran melakukannya. Ye Zuan ini memang nampak cengengesan dan flamboyan namun sebenarnya ia begitu licik. Dengan keahlian nya yang seperti ini wajar saja ia menjadi kandidat pengganti putra mahkota. Sangat wajar pula jika permaisuri dan putra mahkota saat ini menargetkan dirinya.

Senyum Ye Zuan semakin melebar. Ia menyukai sikap Chu Yao yang penuh kehati-hatian.

"Baik. Kau betul-betul membuatku tertarik. Kalau begitu aku tak sungkan lagi. Aku telah menyebarkan rumor jika para penyusup itu sudah berhasil ditangkap dan besok akan ku bawa pulang ke ibu kota. Aku ingin kalian berpura-pura menjadi salah satu penyusup."

"Pangeran ingin menjebak mereka menggunakan kami?" Chu Yao mengambil kesimpulan.

Ye Zuan menganggukkan kepala dan mendekat kearah Chu Yao, "bunuh mereka hingga habis tak tersisa. Tidak boleh menyisakan satu orangpun! Jika kau ingin identitasmu aman dari jangkauan putra mahkota atau permaisuri."

"Saya mengerti."

Chu Yao tetap tenang ketika meneguk arak di gelasnya. Ia menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan permintaan nya.

"Kalau begitu saya akan langsung mengatakan apa yang saya inginkan. Pertama, saya minta jaminan keselamatan untuk saya dan Mo Yan dalam penyamaran kali ini. Kedua, jika sampai identitas saya terungkap, mohon pangeran berjanji untuk menyelamatkan keluarga saya jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Ketiga, saya pribadi meminta bantuan pangeran untuk mencari tau hubungan antara permaisuri dan peristiwa bunuh diri ibu saya tujuh tahun yang lalu."

" Yao Yao bukankah permintaan mu sedikit berlebihan?" Ye Zuan terdengar keberatan atas persyaratan yang Chu Yao berikan.

" Terserah pangeran setuju atau tidak. Saya rasa permintaan itu sepadan dengan konsekuensi yang akan kami dapatkan jika kami membantu pangeran."

Kening Ye Zuan berkerut. Tangannya mengetuk-ngetuk meja dengan ujung kipas. Terlihat ia menimbang untung rugi dari kesepakatan yang mereka lakukan.

Chu Yao tak ambil pusing. Ia yakin pangeran itu akan menyetujui apa yang ia minta. Dan benar adanya. Pria narsis itu menyetujui nya.

"Baik, aku setuju! Aku akan meminta Yun Yi menuliskan perjanjian yang sudah kita sepakati dan mengesahkannya dengan stempel resmi kediaman pangeran kedelapan."

Ye Zuan memanggil Yun Yi dan memerintahkan nya melakukan sesuai yang ia perintahkan. Sang pengawal itu membungkuk hormat dan segera pergi menyelesaikan tugasnya. Begitu Yun Yi menghilang, posisi pengawal itu seketika digantikan dengan sosok Lu Jin yang muncul dari arah yang berlawanan.

"Aku sudah memerintahkan Lu Jin menyiapkan kamar yang cukup besar untuk kalian. Malam ini kalian bisa menginap disini." Ucap Ye Zuan ketika melihat Chu Yao bangkit dan menuju keluar ruangan.

Chu Yao berbalik menatap wajah pria itu. Ia cukup terkesan dengan tindakan Ye Zuan yang telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.

Bahkan pangeran kedelapan itu bisa memahami jika dirinya dan Mo Yan akan berdiskusi sepanjang malam dan membutuhkan kamar yang cukup besar.

"Terima kasih, yang mulia. " Ucap Chu Yao dengan sopan.

Gadis itu berjalan anggun meninggalkan Sang pangeran. Ia mengikuti langkah kaki Lu Jin yang tengah membimbing nya melewati beberapa koridor menuju tempat peristirahatan yang telah disiapkan.

Begitu sampai didepan pintu, Lu Jin pun undur diri dengan hormat. Chu Yao masuk kedalam kamar dan menutup pintu dengan satu hentakan.

"Mo Yan. " Panggil Chu Yao dan seketika pengawal itu muncul saat namanya dipanggil sang majikan.

"Kau sudah mendengar pembicaraanku dan pangeran, bukan?" Ucap Chu Yao sambil melepas pakaian luarnya dan duduk santai di meja baca yang lumayan panjang.

Mo Yan mengangguk. Ia memang sejak awal berdiri di luar pintu saat sang majikan berbicara dengan pangeran ke delapan.

"Apa pendapat mu?" Tanya Chu Yao dengan posisi tubuh bersandar di salah satu tangannya.

"Tidak ada. Langkah yang nona ambil sudah tepat." Jawab Mo Yan singkat. Mo Yan memang harus mengakui kecerdasan sang majikan dalam memanfaatkan situasi.

Chu Yao mengatupkan kedua tangannya. Alisnya berkerut dan tanpa sadar sedikit mengigit bibir bawahnya. Mo Yan menyadari perubahan raut wajah gadis itu.

"Apa yang nona pikirkan?" Mo Yan memberanikan diri untuk bertanya.

Chu Yao mendongakkan kepala dan menatap manik gelap pria maskulin itu.

"Tidak. Aku hanya berpikir orang-orang yang memperhatikan kita di jalan tadi memiliki sedikit perbedaan dengan orang-orang yang kita lihat saat bersama dengan Ye Zuan. Apa kau pun menyadari nya?"

"Mereka dari kelompok yang berbeda."

Pupil mata Chu Yao melebar, "Bagaimana kau bisa tau?"

"Dari gerak gerik mereka. Cara mereka mematai kita sangat berbeda ketika kita bersama dengan pangeran kedelapan." Jelas Mo Yan dengan wajah datar.

"Apa kau tau siapa mereka?"

"Saya tidak yakin siapa mereka namun orang-orang yang mengintai kita bersama pangeran itu merupakan suruhan putra mahkota."

Chu Yao kembali bungkam. Ia berusaha berpikir dari sisi lain. Apakah Ye Zuan tidak menyadari ada dua kelompok yang berbeda di sekitar mereka. Ataukah memang sengaja tidak mau memberitahu kepadanya?

Chu Yao terkesiap ketika jemari Mo Yan memijat keningnya yang berkerut.

"Apa yang kau lakukan?" Ia menyentuh tangan pria itu dan mendongakkan kepalanya.

"Merilekskan ketegangan yang nona rasakan." Jawab Mo Yan dengan nada suara yang stabil.

Kedataran wajah pria itu mengundang rasa jahil dalam diri Chu Yao. Ia tergelitik untuk menggoda sang pengawal.

"Dari pada memijat ku lebih baik menjadi sandaran tubuhku. "

Chu Yao menarik pergelangan tangan Mo Yan hingga membuat pria itu terduduk kaget di sampingnya. Dengan santai ia merebahkan kepalanya di lengan Mo Yan. Membuat cipratan euforia aneh di hati pemuda itu.

Mendadak Mo Yan duduk dengan kaku. Aroma harum dari tubuh gadis itu telah memberikan efek bius padanya. Jemarinya terkepal meremas kain yang membalut otot-otot kakinya yang kuat.

Chu Yao pura-pura tidak menyadari perubahan sikap sang pengawal. Ia masih ingin menikmati sensasi menggoda seorang pria dingin seperti Mo Yan. Itu merupakan tantangan tersendiri untuknya.

Ia terkekeh pelan dan semakin mengeratkan pelukan di lengan pria kaku itu. Ia makin ingin menguji batas kemampuan pengawal pribadinya sebagai seorang pria.

Meski terdengar besar mulut, Chu Yao sangat tau jika wajahnya tidak jelek-jelek amat. Menilik kecantikan sang ibu bisa dikatakan wajahnya memiliki kecantikan yang sangat tidak biasa.

'Aku mungkin tidak sexy tapi aku cukup cantik untuk menggoda seorang pria sepertimu.' batin Chu Yao. Tapi Mo Yan tetap membatu. Ia tak bergeming dengan wajah dingin nya.

Chu Yao menarik napas panjang dan melepaskan rangkulannya. Ia bergumam pendek, "memang sudah tidak tertolong." Kelambanan Mo Yan sudah diatas rata-rata.

Wajah dongkol Chu Yao membuat senyum Mo Yan mengembang. Ia tanpa sadar mengelus rambut gadis itu. Bibir Chu Yao yang manyun justru terlihat imut.

"Kau mengejekku!" Ucap Chu Yao saat menyadari gerak refleks Mo Yan di kepalanya.

Mo Yan terkesiap. Ia dengan sigap menarik tangannya dan menundukkan pandangan, "saya tidak berani, saya pantas dihukum."

"Kau ini.... Ah sudahlah!" Chu Yao ingin mencubit wajah kaku itu namun urung. Ia justru merebahkan kepalanya di kaki bagian atas sang pengawal dan menutup matanya dengan salah satu tangan Mo Yan.

Meski terlihat dingin tanpa emosi, sebenarnya Mo Yan sedang bertarung hebat dengan egonya sebagai laki-laki. Perlakuan Chu Yao tadi sungguh membuat benteng pertahanan nya hampir amburadul.

Jika bukan karena efek latihan keras yang telah ia terima, mungkin semua emosi yang bergejolak itu akan nampak dengan mudah di wajahnya.

Gadis itu benar-benar membuatnya harus selalu berada diposisi waspada.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!