Bab 15

Keesokan harinya, Lei Zuan sudah berdiri di depan penginapan. Ia menyunggingkan senyum lebar ketika melihat dua orang yang baru dikenalnya tadi malam keluar dari penginapan.

Tak ada sikap formal seperti sebelumnya. Lambaian tangannya seakan menegaskan perasaan akrab tanpa batasan. Pemuda itu bahkan berteriak memanggil nama mereka tanpa rasa malu.

Chu Yao dan Mo Yan saling bertukar pandang.

"Ternyata kita tidak sendirian." Gumam Chu Yao dengan senyum terpaksa.

Chu Yao menggenggam tangan Mo Yan dengan penuh kelembutan. Seperti misi awal, sandiwara itu masih harus mereka perankan dengan maksimal. Selain memang harus bertemu dengan Ah Zheng, mereka pun harus mencari tau maksud dan tujuan Lei Zuan.

Siapa identitas asli pria bermata bulat itu. Mengapa sifatnya seketika berubah dalam semalam. Hubungan mereka tidaklah dekat hingga dengan leluasa memanggil dengan nama panggilan seperti yang dilakukannya barusan.

Pria nyentrik dengan kipas ditangannya itu menyapa mereka dengan akrab, "Akhirnya kalian keluar juga. Aku kira aku akan menunggu dengan cukup lama."

Chu Yao tersenyum, "mengapa tuan muda Lei menunggu kami? Kalau diingat-ingat, kita tidak memiliki janji."

"Aahhh... Panggil aku A-Zuan saja..." Balasnya dengan tawa renyah, "Kita kan satu arah, alangkah baiknya kita pergi bersama-sama. Selain bisa meminimalisir gangguan yang tidak diinginkan, aku rasa suasana perjalanan akan semakin semarak jika bersama banyak orang."

"Tapi.. " Chu Yao ingin menolak dengan halus namun justru di cegat Lei Zuan dengan tangannya.

"Tidak perlu sungkan. Aku sudah menyiapkan kuda baru untuk kalian. Seperti nya kuda kita yang lama sudah hilang dicuri para perampok tadi malam."

Nampak dua orang rekannya dari kejauhan membawa dua pasang kuda yang cukup besar. Chu Yao kembali bertukar pandang dengan Mo Yan.

Sepertinya mereka tidak bisa menolak lagi. Tak ada alasan yang pas untuk membantahnya.

Dengan luwes Chu Yao mendarat tepat di atas kuda. Disusul gerakan ringan Mo Yan dibelakangnya. Mereka menaiki satu kuda bersama-sama.

Setelah mereka dan ketiga orang itu menaiki kuda mereka masing-masing, Lei Zuan memberi isyarat dan melesat pergi meninggalkan tempat itu.

***

Ditempat lain...

Seorang prajurit bayangan memasuki tenda dengan gerakan kilat. Ia membungkuk hormat dan melaporkan beberapa informasi penting kepada seseorang dibalik tirai tipis.

"Tuan, kami sudah berhasil membunuh nona Rong. Tapi..."

Perkataan prajurit bayangan itu terhenti, ada sedikit keraguan untuk tidak mengatakan berita selanjutnya.

"Katakan!" Perintah orang tersebut. Suara bariton nya telah menegaskan status yang dimilikinya. Intonasinya datar namun terdengar mengintimidasi.

"Nona pertama Chu seperti nya menyadari sesuatu. Orang-orangnya telah menyelamatkan Ah Zheng. Dan kami kehilangan jejak mereka. " Jelas prajurit bayangan dengan gerakan hormat.

"Hmm.." Dengan suara tenang, sosok itu bangkit dan menghampiri sangat prajurit bayangan. Pria itu nampak berwibawa. Ia mengambil sebuah pesan tertulis yang dibawa sang prajurit bayangan dan membaca tanpa bersuara.

"Biarkan sebagaimana rencana awal. Tetap pantau gerakan mereka. Segera laporkan jika ada yang mencurigakan." Ucapnya setelah membakar pesan tersebut.

"Baik." Sang prajurit bayangan menerima perintah dan segera undur diri. Ia menghilang dalam sekali gerakan.

Tak berapa lama seorang pemuda masuk kedalam tenda. Ia disambut dengan hangat oleh pria tua tersebut. Mereka saling rangkul dan duduk bersama menikmati segelas teh.

"Haruskah ayah menempuh jalur terjal seperti ini?" Pemuda itu memulai pembicaraan. Ada berbagai bentuk perasaan yang terlukis di wajahnya. Perasaan campur aduk itu bergolak hebat hingga membuat rahangnya mengeras.

Pria tua yang dipanggil 'ayah' itu menyeruput teh dengan penuh ketenangan. Ia menghela napas panjang dan memandang anak laki-laki nya dengan kelembutan dan juga kepasrahan.

"Apa ada pilihan lain yang mereka berikan untuk kita?" Tanya pria tua itu kepada pemuda itu.

Mereka saling diam menelan semua spekulasi yang terkumpul bak awan hitam di kepala mereka. Mereka tau tak ada jalan untuk mundur.

"Haruskah salah satu menjadi korban? Bahkan sekarang 'dia' sudah mulai mencari tau kebenarannya. Aku yakin bukan hanya kita yang tidak aman, 'dia' pun akan menjadi sasaran empuk selanjutnya."

"Aku mengerti kekhawatiranmu. Maka dari itu ayah harus segera mengakhiri semua cerita panjang ini." Sang ayah memejamkan mata dan melanjutkan, "apapun yang terjadi kelak, jangan pernah menoleh kebelakang! Kau harus melanjutkan semuanya. Demi ibu, adik, dan dirimu sendiri. "

"Lalu ayah?" Sela Sang anak, "... Dan Yao'er? Apakah dia akan menerima semua kebenaran tanpa menyisakan trauma sedikitpun? Bagaimanapun kalian adalah keluargaku. Haruskah kita hancur seperti ini karena orang-orang seperti mereka?"

Pertanyaan itu akhirnya dijawab dengan keheningan. Tak ada yang melanjutkan percakapan. Semua tenggelam dengan pikiran mereka masing-masing.

***

Sudah seharian Chu Yao dan rombongan melanjutkan perjalanan. Sesekali mereka berhenti untuk mengisi air dan menyantap makanan sebagai pengganjal sementara.

Langit mulai tampak gelap. Mereka yang tidak menemukan desa atau tempat menginap yang layak dan terpaksa beristirahat dibawah naungan bulan.

Kedua rekan Lei Zuan bernama Yun Yi dan Lu Jin. Mereka begitu cekatan mencari kayu bakar dan berburu hewan di tengah hutan. Mo Yan tak tinggal diam, ia mencari beberapa ikan di sungai.

Lei Zuan yang sejak tadi hanya duduk mengamati, perlahan mendekati Chu Yao. Mode waspada langsung Chu Yao aktifkan ketika melihat gelagat pria itu.

"Mau apa?" Sentil Chu Yao ketika Lei Zuan duduk disebelahnya. Wajahnya saat ini cukup menggambarkan rasa kesal yang teramat sangat kepada pria itu.

Bagaimana tidak, Sepanjang perjalanan ia cukup dibuat pusing oleh kelakuan Lei Zuan. Meski baru sehari bersama namun sifat narsisnya sudah membuat mereka geleng-geleng kepala.

Pria itu memanyunkan bibir, "sungguh perempuan yang sangat dingin. Aku ini termasuk salah satu pria tampan di ibu kota. Kau seharusnya bangga bisa duduk berdampingan denganku."

"Terserah mu." Balas Chu Yao dengan rasa malas.

" Yao yao... Kau benar-benar sudah menikah dengan dia?" Tanya Lei Zuan sedikit berbisik sambil menunjuk pria yang tengah memanggang ikan di depannya.

Chu Yao menaikkan sebelah alis, "menurutmu?"

Lei Zuan mengibaskan rambutnya dan mengipas dengan penuh keanggunan, "tidak, hanya saja menurutku hubungan kalian seperti pelayan dan majikan."

Chu Yao tetap diam, meski percakapan ini terdengar ringan namun dia tau tujuan Lei Zuan sebenarnya ingin mengorek informasi darinya.

" Apa maksudmu? Bukankah seorang suami memang semestinya begitu?" Chu Yao membalas dengan acuh.

Lei Zuan berdecak. Ia menggelengkan kepala dengan kipas ditangannya, "hanya kalian pasangan yang paling aneh yang pernah aku temui. Mana ada seorang istri membiarkan suaminya melakukan semua hal seorang diri."

"Memang! Kan kami bukan pasangan yang sebenarnya. Ini cuma akting. Dasar idiot!" Chu Yao membatin. Ia tak menggubris perkataan Lei Zuan dan tetap melihat aktifitas Mo Yan yang membakar ikan tak jauh darinya.

"Ngomong-ngomong, besok kita sudah sampai di kota Nian. Kau dan Mo Yan akan tinggal di mana?" Tanya Lei Zuan dengan santai sembari merapatkan diri didekat api unggun yang sudah dibuat oleh Yun Yi.

Chu Yao diam sesaat dan menjawab sealakadarnya, "kami cuma berbulan madu, dimanapun bukan menjadi masalah."

Lei Zuan menutup kipasnya dan merubah nada bicaranya. Ia nampak serius dalam beberapa saat, "sebaiknya kalian tidak berkeliaran jika tidak ada kepentingan, situasi kota Nian sekarang sedang dalam pengawasan prajurit Kekaisaran. Jika tindakan kalian mencurigakan, kalian akan ditangkap tanpa hormat. Meski kau memiliki latarbelakang terpandang sekalipun."

"... "

Lei Zuan menyeringai dan mendekatkan tubuhnya, "kau terkejut jika kukatakan kalau aku sudah mengetahui jati dirimu?"

Chu Yao acuh. Fokusnya tetap pada benda yang tergantung di pedang pria itu. Ia tersenyum dingin. Matanya menatap tajam kearah Lei Zuan. Dengan suara kecil namun penuh penekanan ia berkata, "saya hanya orang biasa, untuk apa terkejut. Jika saya dan Mo Yan orang yang berbahaya, tak mungkin tuan muda dengan berani memberi nasehat atau lebih tepatnya peringatan..."

"Kau begitu cerdas untuk seorang warga sipil biasa." Tawa Lei Zuan pecah. Ia bahkan mengulang kata 'warga sipil biasa' dengan sedikit ejekan.

" Saya anggap ini sebuah pujian.. " Chu Yao tetap tenang, "... Mungkin ucapan terima kasih tidaklah cukup. Apakah ada yang tuan muda atau lebih tepatnya 'pangeran' inginkan sehingga harus memprovokasi saya lebih dulu?"

Raut wajah Lei Zuan seketika berubah. Tangannya tiba-tiba mengepal kipas dengan erat. Sorot matanya tak lagi menampakkan keramahan. Seketika posisinya berganti ke mode waspada. Yun yi dan Lu Jin yang menyadari perubahan atmosfer maju dengan posisi menyerang dan melindungi Lei Zuan dibelakang mereka.

Tak kalah gesit, Mo Yan bergerak secepat kilat menarik Chu Yao di pelukannya. Mereka melompat mundur, menjaga jarak dari tiga orang didepan mereka.

"Sejak kapan kau tau jika aku seorang pangeran?!" Selidik Lei Zuan tanpa mengubah nada dingin pada suaranya.

Chu Yao tak gentar, ia bahkan membalas dengan tatapan tajam, "hanya menebak."

Lei Zuan mengikuti sorot mata Chu Yao yang mengarah pada sebuah benda. Giok putih dengan ukiran naga yang memeluk bola tengah menjadi fokus gadis cantik itu.

"Pangeran Long Ye Zuan." Chu Yao mengeja dengan hati-hati.

Long Ye Zuan adalah Pangeran ke delapan yang jarang menampakkan diri dimuka umum. Dikehidupan Chu Yao sebelumnya, meski ia tidak pernah bertemu langsung dengan sang pangeran, namun namanya telah beberapa kali terdengar ketika ia tak sengaja menguping pembicaraan ayahnya.

Ye Zuan inilah yang membantu kakak tirinya meraih posisi aman diantara pejabat Kekaisaran.

Jika skenario tidak mengalami perubahan, Chu Zhan kelak akan menikah dengan putri Chang Le, kakak kandung Ye Zuan.

Tawa Ye Zuan kali ini benar-benar pecah dan renyah, "gadis cerdas! Benar-benar cerdas!"

"Hanya dengan sebuah giok, kau bisa menebak dengan benar. Aku terlalu meremehkan dirimu."

"Penilaian yang mulia terlalu berlebihan. Saya tak sanggup menerimanya."

"Benar-benar licin lidah." Ye Zuan mengibaskan kipasnya dengan santai dan duduk dengan nyaman meski kedua rekan yang merupakan pengawalnya tidak demikian.

Ia pun melanjutkan," Asal kau tau, apa yang ku sampaikan tadi benar adanya. Beberapa orang terlatih dari Alorra telah menyusup ke beberapa kota termasuk di kota Nian.. "

"Pangeran!" Lu Jin memotong pembicaraan.

Ye Zuan mengangkat tangan nya seakan memberi kode untuk tidak menginterupsi pembicaraan. Sang pengawal kembali menunduk dan berdiri di tempat sebelumnya tanpa banyak membantah.

Alorra, negeri yang pernah berperang melawan Airland kurang lebih dua puluh tahun yang lalu. Meski durasi peperangan hanya terjadi selama dua tahun berturut-turut, namun telah memberi konsekuensi yang besar.

Tewasnya beberapa pangeran dan orang-orang penting di Alorra menyebabkan rapuhnya sistem pemerintahan hingga terjadi pemberontakan. Meski perang berakhir dengan perdamaian namun perjuangan untuk membangun kembali sebuah negara tidaklah mudah.

Perlu waktu hampir belasan tahun bagi Alorra untuk bangkit dan menjadi salah satu negara berbasis militer kuat pada saat ini.

"Mengapa penyusup Alorra bisa masuk ke Airland?" Tanya Chu Yao yang sudah mulai tertarik dengan obrolan yang ada.

Ye Zuan melirik. Sudut bibir nya sedikit terangkat dengan wajah penasaran yang ada didepannya, "Sepertinya mereka mencari keberadaan pangeran bungsu yang hilang. "

Terpopuler

Comments

Ijir

Ijir

jng" mo yan pangeran bungsunya yg dcari

2024-03-28

0

Ayano

Ayano

Aku mencium aroma masalah 😥😥

2023-07-26

1

Ayano

Ayano

Aku ngeliat ini kek adegan di drama yang dia lompat pakai teknik buat berdiri atau duduk langsung di atas kuda

2023-07-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!