Lelah

Valerie menghela nafas panjang saat dirinya berhasil duduk di kursi pesawat pribadi milik keluarganya, dia baru saja berpisah dengan Jackson yang nampak tidak rela melepaskannya pergi ke Jepang. Namun, setelah berkali-kali membujuknya, barulah Jackson membebaskannya juga.

"Nona, kita akan menginap di salah satu hotel yang sudah saya siapkan. Jika nona hanya tiga hari disana, kemungkinan malam ini juga nona akan menghadiri acara rapat penting. Saya juga sudah memajukan semua jadwal anda menjadi lebih cepat dari sebelumnya." Jelas Noah dengan melihat-lihat agenda Valerie untuk kedepannya.

"Ya, aku tahu. Jika tidak menuruti perkataannya, kemungkinan besar aku tidak akan pergi kesini." Pasrah Valerie karena dia hanya diizinkan 3 hari saja untuk pergi ke Jepang, padahal dia pergi untuk bekerja bukan untuk bermain. Jackson dalam mode seperti ini memang sangat menyebalkan.

Sedangkan orang yang Valerie bicarakan tadi, kini nampak duduk di kursi rapat dengan ekspresi yang begitu datar nya. Tak ada yang berani menatap kearahnya kurang lebih 3 detik, mereka seakan-akan di intimidasi oleh sosoknya yang seperti tiran itu.

"Bagaimana tuan Jackson? apakah anda menyetujui kerjasama ini?" Tanya seorang laki-laki setengah baya dengan menatap Jackson yang ternyata saat itu justru sedang tertidur dengan kepala yang di pangku oleh tangannya sendiri.

"Ekhemmmm.... Tuan?" Bisik Roger dengan menepuk pundak Jackson yang langsung membuka matanya dengan wajah yang lelah, mereka terdiam dengan terkejut saat tak sengaja melihat tanda di leher Jackson.

"Roger, kau urus kerjasama kali ini. Saya ingin istirahat dulu..." Ucap Jackson dengan pergi dari sana, dia melangkahkan kakinya menuju ruangannya dan segera masuk kedalam kamar rahasia. Di sana, tidak ada yang bisa masuk selain orang-orang yang mendapatkan akses masuk olehnya.

"Ahh maaf, mungkin tuan Jackson sedang tidak enak badan. Mari kita lanjutkan rapat nya..." Ucap Roger yang tengah menahan malu karena tak sengaja melihat para wanita yang ada disana menunduk malu karena sosok Jackson tadi, mungkin mereka sudah membayangkan yang tidak-tidak mengenainya.

Setelah rapat itu berakhir, banyak asumsi yang mengatakan bahwa Jackson dan Valerie sudah melakukan hubungan yang jauh lebih romantis dari yang mereka bayangkan, hal tersebut sampai terdengar ke telinga kedua orang tua Jackson yang langsung datang ke kantor saat itu juga.

Sosoknya yang sudah berumur namun masih nampak cantik dan anggun membuatnya selalu mendapatkan sorotan publik, bukankah itu sudah menjadi hal lumrah bagi mereka yang tercukupi?

••••

Jackson melongo dengan apa yang ada di hadapannya sekarang, berbagai WO kini berjejer di sana. Tidak hanya itu, bahkan desainer ternama dari berbagai negara pun hadir disana, apa yang terjadi?

Beberapa jam yang lalu, ibunya datang ke kantor dan mengatakan bahwa mereka akan segera menikah. Dan itu di laksanakan nya satu minggu lagi, karena satu bulan itu sangatlah lama.

Jackson hendak menolak, karena mungkin Valerie juga akan sama terkejutnya seperti dia. Namun, dia tidak bisa melakukan apapun karena semua persiapannya sudah di urus oleh sang ibu yang nampak antusias memilihkan dekorasi untuk mereka melangsungkan acara pernikahan.

"Kau mau In Door atau Out Door?"

"Gaun yang cantik untuk Valerie yang bagaimana menurutmu?"

"Nampaknya cincin ini sangat pas untuk kalian."

"Ohh astaga, surat undangan ini sangat elegan dan mewah."

"Bagaimana dengan high heels yang ini? tapi semua yang ada disini sangat cocok untuk menantuku yang cantik."

"Wahh indah sekali, mahkota ini akan aku pakaikan langsung pada Valerie. Tolong berikan beberapa berlian lagi..."

"Untuk gaunnya, tolong penuhi dengan berlian. Tapi gaun tersebut harus berkesan anggun dan seksi.."

"Aku akan menghubungi temanku yang tinggal di Belanda, aku akan menyuruh nya untuk membuatkan bunga yang segar."

Jackson memijat pelipisnya yang terasa pusing, dia amat sangat mengantuk sekarang, di tambah dengan ocehan sang ibu yang semakin membuatnya tak tahan.

Semua persiapan pernikahannya sudah di urus oleh sang ibu, dia tidak akan ikut campur karena dia yakin apa yang ibunya lakukan itu adalah yang terbaik untuk mereka.

Apakah Jackson harus memberitahukan hal ini pada Valerie? nampaknya tidak, mungkin dia akan menunggu Valerie kembali terlebih dahulu barulah dia akan menyampaikan hal ini.

Semua pelayan di sibuk Kan oleh pekerjaannya masing-masing yang kini semakin bertambah, mereka ikut senang saat melihat nyonya mereka yang begitu antusias dalam menyiapkan acara pernikahan putra tunggalnya itu.

Valerie sendiri, dia masih sibuk berkutat dengan laptopnya. Di hadapannya banyak investor asing yang sedang menjelaskan rapat malam ini, sesekali Valerie juga mengomentari apa yang mereka presentasikan di depan jika tidak sesuai dengan apa yang tertulis di dokumen nya.

"Aku sungguh lelah...." Jujur Valerie yang langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang, kini sudah pukul 2 dini hari dan besok pagi pukul 7 Valerie harus mengunjungi pesta ulang tahun perusahaan dari salah satu rekan ayah nya.

Dari sore tadi sampai sekarang, Valerie belum membuka ponselnya. Dia bukannya sengaja, tapi karena tidak ada waktu dan sekarang dia sangat kelelahan. Karena itulah dia tidak membukanya.

••••

"Maaf tuan Jackson, nona Valerie nampaknya sudah istirahat. Jadwal dia sangat padat karena anda hanya memberikannya waktu tiga hari disini." Jelas Noah yang sedang membalas telepon Jackson.

"Baiklah, aku mengerti. Terimakasih." Ucap Jackson sambil memutuskan sambungan teleponnya.

"Hhh..." Noah nampak menghela nafas panjang, dia juga sangat kelelahan sama seperti Valerie, bagaimana tidak Jackson hanya memberikan waktu 3 hari? sangat gila bukan.

•••••

"Selamat siang tuan dan nona." Sapa seorang suster yang baru saja masuk kedalam ruangan Anna, di sana ada Julian dan Ian yang baru saja tiba saat jam makan siang berlangsung.

"Siang suster." Balas mereka bertiga dengan menatap sang suster yang datang membawa bingkisan.

"Ini dari nona Valerie Cassilas Sachi, untuk nona Julianna." Ucapnya dengan tersenyum.

"Nona Valerie?" Heran mereka yang nampak saling pandang satu sama lain.

"Benar, ajudannya baru saja mengirimkannya. Dan dia meminta maaf karena tidak bisa menjenguk anda secara langsung karena beliau sedang ada pekerjaan di Jepang." Suster tersebut nampak sangat bergembira karena bisa berinteraksi dengan orang-orang Valerie yang jelas-jelas saat ini sedang hangat-hangatnya di perbincangkan oleh publik.

"Ahh baik, terimakasih sus." Balas Julian dengan mengambil parsel tersebut.

"Kalau begitu saya permisi, tuan dan nona." Suster itu pergi begitu saja setelah mengirimkan nya pada mereka.

"Apakah benar ini dari nona Valerie?" Heran Ian.

"Nampaknya benar, karena kemarin dia pun tersenyum padaku." Ucap Julian yang inget pertemuan kemarin.

"Aku belum pernah berinteraksi dengannya, apakah dia cantik sekali?" Tanya Anna yang sangat penasaran itu.

Ian dan Julian saling pandang kemudian mengangguk dengan cepat, mereka memang pernah melihat Valerie secara langsung.

"Ya, dia sangat cantik. Ahh tidak, bahkan cantikk sekali." Jujur Ian dan Julian secara bersamaan.

Terpopuler

Comments

💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖

💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖

aku suka bngt sm ceritanya Valeria wanita yg tangguh dan hebat tak mudah melow dan cengeng👍👍👍😍😍😍

2023-04-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!