Sakit

Jackson mengacak-ngacak rambutnya kesal, dia sangat aneh dengan dirinya sendiri. Kenapa dia bisa seperti ini? mengingat bagaimana indahnya lekuk tubuh Valerie bahkan saat dirinya terdiam, dia melihat bayangan Valerie yang tengah menggodanya dengan sentuhan-sentuhan lembut di tubuhnya.

Hal tersebut membuat sesuatu dalam dirinya meminta untuk di puaskan, dan itu hanya ingin pada Valerie yang jelas-jelas tidak tahu menahu mengenai hal tersebut.

"Sepertinya aku memang sudah gila!" Gumam Jackson dengan menghisap rokoknya, ekspresinya benar-benar buruk.

Untuk Valerie sendiri dia tidak ambil pusing, toh dia tidak melakukan apapun dan lagi untuk masalah tadi siang, Jackson tidak memarahinya.

"Hah, aku benar-benar lelah hari ini....." Keluh Valerie dengan membaringkan tubuhnya di atas ranjang, beberapa waktu yang lalu dia baru saja tiba di apartemen.

"Ngomong-ngomong, apakah itu gejala yang di alami oleh Jakson ya? raut wajah yang merah padam dan tubuh yang berkeringat? bukankah seharusnya dia muntah? apakah gejalanya semakin parah? oh astaga......" Panik Valerie dengan menggigit ujung jarinya.

"Apakah aku harus menelpon Ayah untuk meminta pendapatnya? ahh lupakan saja, karena Ayah baru saja membuat postingan bahwa dirinya sedang berkumpul dengan teman-temannya." Ucap Valerie pada dirinya sendiri.

"Tapi jika diingat, jari-jari tangan Jackson sangat indah. Ahh aku ingin menyentuhnya....." Ucap Valerie dengan mengingat kembali urat-urat tangan Jackson.

••••

Sudah hampir satu Minggu Valerie tidak melihat Jackson, dan sudah hampir satu Minggu pula dia tidak bertemu dengan Sophia. Banyak desas-desus yang mengatakan bahwa mereka pergi berdua dengan alasan adanya urusan bisnis, tapi aslinya mereka berdua tengah berlibur.

Namun, untuk Valerie sendiri dia tidak peduli akan hal itu dan lagi sekertaris Roger sudah memberitahu nya bahwa Jackson memang sedang pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis, tapi tidak dengan Sophia.

Seperti halnya sekarang, seisi kantor di sibukan dengan kedatangan Sophia yang terlihat memakai pakaian yang mewah dan perhiasan yang mencolok, tidak hanya itu, Sophia juga nampak menyombongkan dirinya bahwa dia sudah pergi berlibur dengan Jackson di New York.

"Apa kau lihat-lihat! kau iri denganku?" Tanya Sophia pada Valerie yang nampak acuh tak acuh.

"Sudahlah, lebih baik kau ceritakan hari-hari mu dengan tuan Jackson di sana. Ayo ..." Ajak seorang wanita dengan begitu antusias.

"Hmm..." Sophia nampak sombong dan begitu sangat angkuh, Valerie yang melihat itu ingin sekali menggeplak kepalanya.

"Sepertinya nona Sophia sangat bangga dengan statusnya yang sebagai tunangan dari tuan Jackson." Gumam Anna dengan menyeruput kopi nya.

"Kau percaya?" Tanya Valerie dengan ekspresi yang ingin sekali tertawa.

"Maksud mu?" Heran Anna.

"Maksudku, kau percaya jika dia benar-benar tunangan tuan Jackson?" Tanya nya lagi.

"Ehh itu, bukankah itu benar?" Heran Anna.

"Apakah kalian pernah melihat foto mereka berdua?" Tanya Valerie dengan santai.

"Untuk foto, belum pernah. Namun untuk berlibur dan segala hal yang menyangkut tuan Jackson, kami tahu." Ucap Anna lagi.

"Kau tidak percaya bahwa nona Sophia itu tunangan tuan Jackson?" Ucap Julian dengan menatap Valerie yang memilih untuk diam tak menanggapi.

"Sebentar lagi, hari ulang tahun perusahaan. Aku dengar, tuan Jackson ingin mempublish tunangannya ke media." Ucap seseorang yang sedang makan di meja samping Valerie.

"Ukhukk Ukhukk Ukhukk...." Valerie yang mendengar itu langsung terkejut, apa-apaan itu? kenapa dia tidak tahu menahu?

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Ian dengan memberikan minum pada Valerie yang langsung meneguknya dengan cepat.

"Hmm.." Angguk Valerie dengan melirik para wanita yang sedang membicarakan hal itu.

Valerie terdiam beberapa saat sebelum akhirnya dia bangkit dari duduknya untuk segera menyelesaikan pekerjaannya. Dia ingin cepat cepat pulang, dan menanyakan apa yang di maksud oleh mereka tadi.

Namun nyatanya, di dalam apartemen Valerie tidak menemukan keberadaan Jackson. Hingga akhirnya Valerie memilih untuk membersihkan tubuhnya dan mulai memasak seadanya, karena dia memang sudah lapar.

Dress tidur di atas lutut yang bertali spaghetti membuat kulitnya terlihat jelas, di tambah dress tersebut berwarna hitam sehingga membuatnya terlihat sangat seksi jika di lihat dari belakang.

Jackson yang baru saja tiba dengan ekspresi penuh kelelahan, namun saat melihat sosok Valerie yang sedang memasak membuat rasa lelah tersebut hilang. Jackson ingin sekali memeluk wanita itu untuk mengisi energinya lagi, namun hal itu nampaknya tidak mungkin.

Jackson memilih untuk duduk di kursi dapur dengan terus memperhatikan Valerie yang sesekali menyayangi itu, setelah semuanya selesai barulah Valerie membalikkan badannya.

Betapa terkejutnya dia saat berbalik justru dia melihat Jackson yang sedang tertidur kelelahan di meja dapur, ekspresi wajahnya terlihat benar-benar lelah.

Melihatnya seperti itu membuat Valerie kasihan, dia sangat tahu bagaimana sibuknya mereka karena dia pernah melihat ayahnya yang sering kelelahan setiap saat.

Valerie mendekati Jackson dan menatap wajahnya yang begitu tampan, ada kerutan di keningnya. Itu berarti Jackson merasa tak nyaman dengan tempat tersebut.

Di sentuhnya pundak Jackson oleh Valerie dengan lembut dan pelan, meskipun tidak enak namun Valerie tidak tega melihat laki-laki itu merasa tak nyaman dalam tidurnya.

"Jack, bangun." Panggil Valerie dengan pelan.

"Hmm...." Jackson membuka matanya dan menatap Valerie beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk, dengan langkah yang sedikit oleng, Jackson mencoba untuk tidak terjatuh.

Valerie yang melihat itu segera membantunya untuk berjalan menuju kamar, awalnya Jackson terkejut namun dia tidak memikirkan hal itu lagi karena sentuhan yang di berikan Valerie terasa nyaman di hatinya.

Valerie merebahkan Jackson di atas tempat tidur, setelah itu Valerie juga membantu Jackson untuk melepas sepatu dan juga jas nya. Seperti yang sering ia lakukan pada Ayahnya dulu, itupun karena Ayahnya jatuh sakit.

Sakit?

Dengan cepat Valerie menyentuh kening Jackson yang terasa sangat panas, merasakan hal tersebut Valerie langsung memakaikan selimut pada Jackson dan berlari ke arah dapur untuk mengambil air dan kompresan.

Melihat kepergian Valerie, Jackson menghela nafas berat. Ia pikir Valerie sudah kembali ke kamarnya, padahal Jackson ingin di temani oleh wanitanya.

Namun, beberapa waktu kemudian Jackson melihat Valerie membawa nampan yang berisi kompresan, air, obat, dan bubur.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jackson dengan suara yang parau.

"Diam dan menurut saja!!" Tegas Valerie dengan tegas.

Melihat ekspresi wajah Valerie yang nampak tegas membuat Jackson terdiam, dia menurut saja saat Valerie menyuapinya bubur. Setelah itu, Jackson juga menurut saat Valerie memberikannya obat penurun panas.

Ini pertama kalinya Jackson di rawat oleh wanita selain ibunya, dan lagi ini juga kali pertama dia memakai kompresan. Biasanya, akan ada dokter pribadinya yang datang untuk merawatnya, itupun tidak bersentuhan langsung.

Valerie nampak ngantuk dan lapar, namun panas yang dialami oleh Jackson masih belum menurun sehingga membuat Valerie mau tidak mau harus tetap berada disana.

Tanpa sadar, Valerie tertidur di samping Jackson yang belum sadar juga bahwa mereka tertidur dalam satu ranjang yang sama. Entah apa yang terjadi besok, yang jelas keduanya nampak nyaman satu sama lain.

Terpopuler

Comments

Septi Wariyanti

Septi Wariyanti

manisnya

2023-05-24

0

Manggu Jimbau

Manggu Jimbau

bagus semangat 👍👍

2023-03-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!