Kembalinya Menantu Yang Disisihkan
"Jo cepat!" Teriak Gibson. Mendengar teriakkan yang menggelegar, Jojo berlari dengan tergopoh-gopoh, menghampiri ayah mertuanya yang akan berangkat bekerja.
Jonathan Wiston, adalah menantu di keluarga Gibson Wiguna. Namun sayangnya Jojo tak pernah di anggap sebagai menantu dalam keluarga Gibson. Keberadaannya di dalam rumah Gibson hanya semata-mata sebagai seorang sopir.
Jojo bertahan menjadi menantu keluarga Gibson, semata-mata hanya karena sang istri yaitu Zizi yang selalu menghormati dirinya sebagai suaminya, hanya saja Zizi tak berdaya untuk karena seluruh keluarga Gibson tak menganggap Jojo sebagai seorang menantu.
Namun hal tersebut tak memudarkan cinta Jojo pada Zizi, Jojo rela melakukan apa saja bahkan dirinya di hina pun Jojo tak pernah melawan.
"Ma-maaf pa. Aku ke toilet sebentar tadi. Perutku terlalu mulas, tidak bisa di tahan lagi," ucap Jojo sambil memegang perutnya.
"Selalu saja beralasan. Cepat buka pintunya dan antar ke kantor!" titah Gibson dan Jojo pun bergegas membukakan pintu mobil dan mempersilahkan ayah mertuanya untuk masuk.
"Bagaimana bisa putriku bisa cinta mati dengan pria lamban seperti kamu. Cepat antar ke kantor dan jangan biarkan klien menunggu." Titah Gibson sambil masuk ke dalam mobil.
"Baik pa."
Seperti biasa, setiap pagi Jojo akan mengantarkan ayah mertuanya ke kantor setelah itu ia akan kembali ke rumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan akan kembali menjemput Ayah mertuanya saat jam kerja selesai.
Gibson sengaja tidak membawa mobil sendiri, karena dia ingin memberikan pekerjaan pada Jojo dengan antar dan jemput dirinya setiap hari.
Sejak menjadi menantu terakhir di keluarga Gibson, dan setelah mempersunting Zizi anak terakhir dari keluarga Gibson Wiguna. Kehidupan Jojo semakin tidak karuan, di perlakukan seperti seorang pelayan yang harus melayani seluruh keluarga mertuanya, jika tidak maka Jojo diancam harus keluar dari rumah tanpa istrinya.
Jojo berjanji, selama kehidupan keluarganya tidak di ganggu maka Jojo bersedia menjadi pelayan di rumah keluarga mertuanya itu.
Setelah mengantar Gibson ke kantor, Jojo segera menuju supermarket untuk membeli kebutuhan dapur sesuai dengan daftar yang di berikan ibu mertuanya pada Jojo sebelumnya.
"Ayam, daging, telur, brokoli, sawi, rempah -rempah sepertinya sudah semua," gumam Jojo saat memeriksa belanjaannya menyesuaikan daftar belanja. Jojo segera mengantri di kasir untuk membayar. Semua mata memandang laki-laki tampan dan juga gagah itu sedang membawa barang belanjaan, namun Jojo nampak cuek tak perduli orang mengatakan apa tentang dirinya.
Sesampainya di rumah, bukannya di sambut, Zizi langsung marah-marah padanya karena Jojo yang tak pernah mau mendengarkan ucapannya.
"Mas, kenapa mas masih melakukan ini. Mas menantu di rumah ini bukan seorang pelayan. Sudah cukup mas mengorbankan harga diri mas demi diriku. Aku tidak mau mereka terus menerus merendahkan dan menginjak-injak harga diri Mas Jojo. Sakit hatiku mas, melihat mas diperlakukan begini,"ucap Zizi dengan sedih, melihat suami yang ia cintai di perlakukan tidak seperti babu oleh keluarganya hanya karena statusnya yang tidak jelas dan tidak bekerja.
Jojo langsung memeluk Zizi dan mencoba menenangkan.
"Aku tidak papa sayang, Aku rela melakukan ini semua asalkan aku bisa selalu melihatmu tersenyum, jangan kuatir aku tidak keberatan mereka memperlakukan aku seperti ini selama satu tahun belakangan ini dan sudah membuatku menjadi terbiasa." jawab Jojo sambil mengusap pucuk rambut istrinya.
"Tapi tidak seharusnya mereka memperlakukan mu seperti ini mas.... Di rumah ada pelayan yang bisa belanja tidak harus kamu." Zizi semakin mempererat pelukannya, karena merasa kasihan dengan nasib suaminya.
"Jojo, mana belanjaannya...." Panggil ibu mertuanya.
"Tunggu sebentar ma!" saut Jojo.
"Kamu dengar sayang, mama memanggilku. Pergilah bekerja, aku di rumah baik-baik saja."
Setelah Jojo melepaskan pelukan sang istri, ia pun bergegas membawa barang belanjaannya ke dapur dan menyerahkannya ke ibu mertuanya.
"Semuanya sesuai daftar belanja ma." jelas Jojo
"Letakkan semuanya di atas meja dan sekarang cuci semua baju yang ada!" perintah Ana sang ibu mertua.
"Tapi ma..."
"Tapi apa ? Apa kamu tidak mau mengerjakannya? Ingat Jo kamu di rumah ini hanyalah menantu tidak berguna, tidak ada yang menyukai keberadaan mu di rumah ini. Jika kamu masih ingin tinggal disini maka kerjakan apa yang di perintahkan. Kalau sudah tidak mau melakukannya, silahkan angkat kaki dari rumah ini dan jangan berharap kamu bisa membawa Zizi keluar dari rumah ini. Kamu keluar dari rumah, maka Zizi akan menjadi milik laki-laki lain." Ancam Ana.
"Baiklah ma, aku kan akan mencucinya." jawab Jojo yang tak bisa membantah.
"Bagus. Cepat pergi sana dan selesaikan pekerjaan mu."
Jojo pun segera mencuci pakaian. Sebenarnya Jojo sudah sering melakukannya, namun hari ini Jojo merasa sangat malas untuk melakukan pekerjaan, namun ancaman dari ibu mertuanya itu membuat Jojo terpaksa harus menurut
*
*
*
Di kantor, Gibson di hadapkan dengan masalah perusahaan yang mengalami krisis dana yang mengancam perusahaan bisa bangkrut. Gibson membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulihkan kembali perusahaannya.
"Pak, pak Leo dari direktur perusahaan LB datang dan ingin bertemu dengan bapak," ucap sekertaris Gibson.
"Suruh dia masuk."
Tak lama kemudian, seorang pria muda masuk ke dalam ruangan Gibson.
" Apa kabar paman Gibson?" Tanya Leo, membuat Gibson terkejut, pasalnya Leo tidak membuat janji sebelumnya untuk bertemu.
Gibson segera menyambutnya, tak perduli Leo lebih muda, tapi perusahaannya berada di atas perusahaan GB.
"Aku dengar perusahaan paman sedang membutuhkan dana cukup besar untuk mengatasi krisis perusahaan. Aku datang untuk membantu paman mengatasi krisis yang paman alami dan aku janji akan menyokong dana sampai perusahaan ini kembali stabil." jelas Leo.
"Apa kamu sungguh-sungguh? Perusahaan ini membutuhkan biaya besar dan aku sedang bingung mencari sumber dana. Jika kamu bisa membantu aku akan sangat berterimakasih padamu dan di kesempatan mendatang aku pasti akan membalas semua kebaikanmu,"ucap Gibson sedikit sumringah setelah mendengar Leo mau bantu.
"Etttss, Paman jangan senang dulu. Semua tidak ada yang gratis."
"Maksudmu?"
"Maksudku, aku akan menyokong dana untuk perusahaan paman tapi dengan satu syarat, yaitu berikan putri bungsu paman padaku. Aku jatuh cinta padanya saat pertama kali bertemu dan aku ingin memilikinya paman." Jelas Leo membuat Gibson tercengang.
"Apa?! Tapi Zizi sudah punya suami."
"Semua keputusan ada di tangan paman, Mau perusahaan GB pulih dangan memberikan Zizi padaku Atau mempertahankan pernikahan mereka dan perusahaan paman akan Hancur. Aku akan memberi paman waktu tiga hari untuk berfikir, jika paman tidak bisa membayar maka siap-siap paman akan jadi miskin." Setelah mengutarakan niatnya, Leo pun segera meninggalkan ruangan Gibson.
Di balik uluran tangan Leo ada niatan terselubung. Leo memanfaatkan kesulitan yang di alami Gibson untuk mendapatkan apa yang di inginkan.
Disisi lain, Tawaran Leo membuat Gibson semakin pusing ia harus mengambil keputusan antara perusahaan yang ia bangun selama ini atau kebahagiaan putrinya. Pilihan yang sulit bagi Gibson dan waktu tiga hari tidaklah mungkin bisa membuatnya mengambil keputusan sesulit itu.
Keputusan apa yang akan di ambil oleh Gibson?
To be continued ☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Raka wijaya official
ya ya
2023-04-23
0