Setelah mendapatkan perintah dari atasannya, Tio segera mencari informasi tentang siapa gadis yang menabrak mobil bosnya itu. Tidak perlu menunggu lama akhirnya semua informasi yang dibutuhkan pun sudah di dapatkan.
Ternyata Bianca adalah Putri dari seorang pengusaha berlian yang bernama tuan Raharjo dan putrinya itu baru kembali dari studinya beberapa minggu yang lalu.
*
*
*
Di rumah, Jo masih enggan bicara dengan istrinya. Jo ingin ingin berbaikan, tapi dia bingung memulainya dari mana. Jo merasa dirinya tidak melakukan kesalahan-kesalahan. Semua yang di katakan memang benar-benar dari hatinya yang memang belum bisa memaafkan kedua mertuanya itu.
Zizi yang tak betah didiamkan akhirnya mengalah dan memutuskan untuk bicara lebih dulu dengan suaminya.
" Mas, apa aku boleh bicara sebentar?" tanya Zizi di ambang pintu ruang kerja Jo.
" Masuklah."
Zizi melangkahkan kakinya dan menghampiri Jo. Dia langsung duduk di pangkuan Jo dan menarik kedua tangan suaminya lalu ia letakkan di kedua pipi Zizi.
"Mas tatap mataku!"
" Apa mas bisa melihat, sembab di mataku? sudah seharian aku menangis, apa mas tidak kasian dan tetap mengabaikan aku? Maafkan aku mas, kalau sikapku membuatmu menjadi kesal. Aku hanya kecewa saja. Aku pikir mas sudah memaafkan mereka, tapi ternyata belum. Tapi setelah aku merenung. Wajar mas bersikap seperti itu. Satu tahun bukanlah hal yang mudah bagi mas untuk menerima hinaan dari mereka, dan aku mengerti sekarang betapa rasa sakit itu mas pendam sendirian.
"Apa kamu tau? hal yang paling menyakitkan bagi seorang laki-laki itu tidak bisa melampiaskan amarahnya dalam tangisan. Hanya bisa diam atau menghindar sebagai jalan terbaik. Kalau laki-laki bisa menangis, mungkin aku akan menangis setiap hari untuk melampiaskan semua amarah dan juga benci. Jadi mulai sekarang, jika kamu melihat aku diam atau sering menghindar, bisa dipastikan aku sedang marah." jelas Jo sambil memeluk istrinya yang tengah berada di dalam pangkuannya.
Jo akhirnya merasa lega, akhirnya masalah kecil di keluarganya sudah teratasi. Namun baru saja saling memaafkan. Ponsel Jo menerima beberapa foto Bianca dari Tio, hal itu membuat Zizi salah paham.
"Ini siapa mas? Kenapa mas mencari informasi tentang dia? apa mas diam-diam menyukainya dan ingin tau semua informasi tentangnya?" Tanya Zizi bertubi-tubi, tak memberi kesempatan Jo untuk menjelaskan.
"Dengarkan aku sayang, aku hanya-"
"Hanya apa mas, hanya penasaran?" Pokoknya aku gak mau tau, mas gak boleh dekat-dekat dengan dia lagi. Aku akan sangat-sangat marah kalau sampai aku memergoki mas dengan wanita lain. Tidak cukupkah kesetiaanku padamu mas? Benar apa kata mama, Kalau laki-laki itu mudah tergoda dengan wanita lain."
"Zizi... dengarkan aku. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya. Aku mencari informasi tentang dia, karena dia habis menabrak ku tadi." Jelas Jo.
"Apa mas? Mas di tabrak!" Zizi yang tadinya menjauh, kembali mendekat dan memeriksa kondisi suaminya.
"Kamu tidak papa mas? Apa ada yang terluka? Maafkan aku, pasti semua ini terjadi karena mas terlalu memikirkan aku. Maafkan aku ya mas." ucap Zizi dengan cemas.
"Aku tidak papa."
Setelah Jo membiarkan istrinya istirahat lebih awal, Jo kembali duduk di kursi kerjanya dan membuka semua informasi yang diberikan Tio.
"Putri dari tuan Raharjo. Cukup menarik. Pantas saja dia takut jika dilaporkan polisi. Pasti dia takut kalau sampai nama orang tuanya tercemar gara-gara kelakuan dia. Baiklah, aku ingin melihat sampai mana rasa tanggung jawabnya.
Jo pun mengirimkan pesan singkat kepada Bianca dan memintanya menghubungi kembali.
Tak butuh waktu lama, Bianca pun langsung menghubungi. Jo tersenyum pahit melihat keberanian gadis muda itu.
"Halo, apa ini tuan Jo yang mobilnya tidak sengaja aku tabrak?"
"Iya. Aku ingin meminta ganti rugi biaya perbaikan mobilku yang hancur karena ulahmu." jawab Jo.
"Katakan, berapa biaya yang harus aku keluarkan. Aku akan segera mentransfernya sekarang juga." jawab Bianca dengan ketus.
"Tujuh puluh juta."
"Sial, tuan ingin memeras ku? hanya perbaikan saja kenapa menelan biaya begitu banyak."
"Kamu pikir biaya perbaikan murah? Apa kamu tidak lihat seberapa parah merusak mobil akibat ulahmu. kalau kamu tidak mau bayar, maka aku akan laporkan kamu ke penjara, agar orang tua kamu malu mengetahui putrinya masuk penjara.
"Baiklah, aku akan membayarnya besok saat kita bertemu. Kita bertemu di cafe toys besok. " Dengan kesal Bianca pun mematikan Panggilan teleponnya.
Jo menatap layar ponsel dan tersenyum sendiri mendengar suara Bianca yang terlihat sangat marah.
Setelah itu Jo pun memutuskan untuk istirahat, dia merasa masalah hari ini sudah cukup saja beberapa sudah teratasi solusinya.
****
Malam begitu cepat berlalu, dan Jo kembali di hadapkan dengan pekerjaan di kantor dan Zizi bersiap pergi ke butik seperti biasa.
Di perjalan, Zizi pun menyampaikan keinginannya yang ingin segera memiliki momongan. Zizi merasa jika tidak segera hamil, Zizi takut Jo tertarik dengan wanita lain, dan foto-foto yang dia lihat membuat ketakutan Zizi semakin menjadi.
"Mas, kapan kita pergi ke rumah sakit, aku ingin konsultasi masalah program hamil. Aku pengin cepat hamil mas."
"Terserah kapan sayang maunya, asalkan tidak hari ini. Soalnya aku ada janji dengan klien."
"Benarkah? Bagaimana kalau besok. Biar hari ini aku buat janji dengan dokternya."
Jo pun hanya mengangguk dan membiarkan Zizi yang mengurus semuanya. Sesampainya di butik, seperti biasa Jo akan membukakan pintu untuk istrinya. Namun setelah itu Jo memberikan kunci mobil itu pada Zizi.
"Ambillah." Jo memberikan kunci mobil itu pada Zizi.
"Untuk apa mas? Bukannya mas mau berangkat kerja? kenapa tidak mas pakai." tanya Zizi yang bingung.
"Mulai sekarang aku tidak akan berkendara sendiri. Aku akan mencari sopir pribadi. Kecelakaan kemarin membuat traumaku kembali. Aku tidak bisa berkendara sendiri. Aku belum siap jika harus mati lagi dalam kecelakaan." jelas Jo yang sedikit sedih.
"Baiklah mas, aku paham. Bagaimana kalau aku saja yang mengantarkan mas ke kantor."
"Tidak perlu, Tio akan menjemput ku. Bukankah kamu ingin program hamil, tentunya kamu tidak boleh capek. Aku bisa mengatasi masalahku sendiri."
"Ya sudah. Kalau begitu, ayo masuk ke butik sambil menunggu Tio menjemput." Zizi pun menggandeng Jo membawanya masuk ke butik.
"Sayang, tolong nanti beri aku rincian butik ini jika dikembangkan tiga kali lebih besar dari yang ini. Aku rasa butik ini tempatnya cukup strategis dan jika di bangun lebih besar, aku rasa keuntungannya akan jauh lebih besar. Selain itu butik ini akan lebih terkenal. Aku akan membiayai semuanya,"ucap Jo yang merasa butik zizi terlihat begitu kecil dibandingkan kekayaan yang dimilikinya sekarang. Zizi pun dengan senang hati menganggukkan kepalanya. Walaupun Zizi tidak meminta tapi itu juga merupakan keinginan Zizi yang bisa memiliki butik mewah dengan koleksi barang yang lengkap.
To be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Tobbii 78
tinggal TF kenapa repot, pake acara ketemu d cafe segala. wah bisa di tebak alur ceritanya🤭🤕
2024-12-19
0
Caty Wulandari
𝐠𝐚𝐤 𝐣𝐞𝐥𝐚𝐬 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭
2023-05-26
0
Glastor Roy
up
2023-04-26
0