"Tuan, kakek Bimo sudah tidak berada di rumah sakit. Cucunya sudah menjemputnya tadi malam." Jelas yang perawat yang di beri kepercayaan untuk menjaga kakek Bimo.
"Bagaimana bisa kamu membiarkan orang lain menjemputnya? Aku sudah berpesan padamu untuk menjaganya baik-baik dan melarang orang lain untuk datang menemui kakek Bimo. Apakah perintahku tidak cukup jelas kemarin?" Tanya Jo dengan kesal.
"Maafkan aku tuan, aku sudah berusaha menjalankan perintah tuan tapi ini keinginan kakek Bimo sendiri. Sebelum pergi kakek menitipkan ini untuk tuan dan beliau berpesan untuk menggunakannya di saat keadaan darurat." jelasnya sambil memberikan sebuah kotak kecil untuk Jo. Segera saja Jo mengambil kotak itu dan pergi begitu saja.
Jo menatap kotak kecil yang ada di tangannya. Ia berfikir mungkin itu adalah hadiah kecil sebagai ucapan terimakasih kasih. Segera saja Jo memasukkan kotak kecil itu kedalam saku dan menghela nafas karena tanggung jawabnya kepada kakek Bimo selesai. Jo memilih untuk kembali ke kantor karena Tio sudah menghubungi dirinya lebih dari sepuluh kali, tapi sengaja Jo abaikan.
Sesampainya di kantor, Tio buru-buru menghampiri Atasnya itu karena ingin menyampaikan suatu hal yang penting.
"Akhirnya bapak datang juga."
"Ada apa Tio, jika ada masalah perusahaan tau masalah apapun bisakah kamu memberitahu melalui panggilan telepon, tidak harus menungguku datang."
"Ini masalahnya pak yang tidak bisa saya katakan di telepon, seseorang memaksa ingin bertemu bapak. Dia datang dari kemarin sore dan tidak mau pulang sampai sekarang kalau belum bertemu dengan bapak. Saya tanya namanya juga tidak mau menjawab. Dia hanya ingin bertemu bapak baru dia mau bicara." Jelas Tio dengan serius.
"Dimana dia sekarang?"
"Di kunci di gudang. Karena takut dia melakukan sesuatu di perusahaan ini dan untuk mengamankannya saja sampai bapak datang dan nunggu perintah bapak selanjutnya," jawab Tio.
"Antar aku kesana sekarang!"
Perasaan Jo tidak enak saat mendengar penjelasan Tio. Jo merasa pria itu membutuhkan bantuannya.
Petugas keamanan kantor pun membukakan gudang yang ada di belakang bangunan perusahaan, hingga karyawan perusahaan tidak akan tau kalau ada yang di kurung di sana.
Saat pintu gudang terbuka, Jo melihat seorang lelaki yang tengah meringkuk dilantai diantara tumpukan barang.
"Hai, bangunlah! pak Jonathan sudah ada di sini," ucap security itu.
Lelaki itu pun terbangun dan langsung mencari sosok yang dia tunggu. Lelaki itu melihat Jo dari ujung kaki sampai ke ujung kepala dan memastikan jika itu benar-benar Jo.
Lelaki itu segera berlutut dan mencium sepatu Jo , bahkan langsung menangis.
"Tuan, akhirnya aku bisa bertemu denganmu. Aku sudah mencari keberadaan mu cukup lama. Apa kah kamu masih ingat denganku? Kamu janji padaku kalau kamu akan membantuku jika aku butuh bantuan." jelasnya.
Jo langsung membungkuk dan meraih kedua lengan lelaki itu dan membawanya berdiri. Jo menyibak rambutnya yang panjang dan berantakan, benar-benar gembel yang tak pernah merapikan dirinya.
Namun saat Jo memperhatikan wajahnya yang hampir sepenuhnya berubah karena dekil, tapi Jo masih memiliki ingatan kuat tentangnya.
"Revan ... Apa ini kamu?"
Laki-laki yang di panggil Revan pun mengangguk. Tanpa rasa jijik dan takut jasnya kotor, Jo langsung memeluknya dan dengan erat.
"Apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu tidak mencari ku kalau kamu kesusahan?" ucap Jo dan terus memeluknya.
"Aku tidak bisa mencari mu, saat aku butuh bantuan dan akhirnya semuanya hancur. Aku hancur Jo, kehidupanku hancur." Revan pun menangis terisak saat ingat apa yang sudah menimpanya.
Jo melepaskan pelukannya dan segera menghapus air mata Revan yang menangis seperti bayi. "Kita cerita nanti saja, sekarang kamu harus membersihkan diri dan tampil rapi lagi baru kita bicara."
"Tio, antarkan kami untuk membeli pakaian baru dan ke salon!" perintah Jo. Revan tidak menolak apapun yang di katakan Jo, karena hanya dia satu-satunya orang bisa melindunginya dan juga membangkitkan keadaannya setelah perusahaan miliknya dibuat bangkrut oleh penghianat dan menghancurkan keluarganya hingga membuatnya menjadi gembel selama berbulan-bulan.
Jo membawa Revan keluar dari gudang dan segera membawanya ke mobil miliknya.
"Kenapa berhenti?" tanya Jo yang melihat Revan menghentikan langkahnya saat di ajaknya masuk ke dalam mobil.
"Tubuh dan pakaian ku kotor dan bau, aku tidak mau membuat mobilmu bau nantinya," jawab Revan.
"Jangan pikirkan itu. Nanti bisa di bersihkan. Sekarang kamu sudah bertemu denganku dan aku akan membantumu merubah nasib buruk mu." Jo menepuk pundak Revan dan meyakinkannya, kalau Jo akan ada disampingnya.
Karyawan yang melihat adegan di halaman kantor saling berbisik, bukan menghina melainkan menyanjung kebaikan Jo yang tidak memandang status orang lain.
Semenjak Jo menjadi pemilik perusahaan, semua aturan menjadi tertata rapi dan para karyawan menjadi semakin betah dan nyaman.
Jo pun mengajak Revan pergi ke pemandian dan meminta Tio untuk mencarikan baju ganti yang cocok untuk Revan . Tio hanya mengangguk dan segera menjalankan perintah.
Di kolam pemandian air panas, Revan begitu bersemangat untuk membersihkan diri setelah berminggu-minggu tidak merasakan segarnya air untuk mandi.
Jo membiarkan Revan menikmati mandi air panas. Ia tak ingin buru-buru menanyakan apa yang terjadi. Saat ini yang terpenting baginya, membantu orang-orang yang sudah membantunya dulu saat dirinya memilih untuk mencari jati diri di luar.
"Aku benar-benar merindukan hal seperti ini. Andai dulu aku percaya kata-katamu, mungkin saat ini aku masih bisa menikmatinya. Maafkan aku Jo, aku sangat menyesal tidak mendengarkan kata-katamu dari dulu dan aku terkejut saat tau dari koran kalau kamu ternyata pewaris tunggal perusahaan WLS dan saat itu juga aku datang ke perusahaan mu untuk bertemu denganmu. Perjuangan ku pun akhirnya membuahkan hasil. Jo tolong beri aku perkejaan, agar aku bisa bangkit lagi. Aku tidak kan meminta jabatan tinggi. menjadi sopir atau bodyguard mu saja aku tidak papa. Yang penting aku bisa mendapatkan uang untuk menyambung hidup. Hidup menjadi gembel sangat sulit Jo, Aku tidak kuat."
"Kita bicarakan semuanya nanti," jawab Jo.
Setelah berendam air panas, mereka pun melanjutkan untuk pergi ke salon dan merubah penampilan Revan agar kembali tampan.
To be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments