Setelah selesai menemani dan merubah penampilan Revan secara drastis, dari seorang gembel berubah menjadi pria yang tampan.
Revan sangat bersyukur, bisa bertemu dengan orang yang mengerti arti balas budi. Dulu Revan membantu Jo dan sekarang Jo membalas semua kebaikan yang pernah diberikan Revan.
Seperti pepatah yang mengatakan kebaikan yang di tanam suatu hari nanti akan menuai kebaikan itu juga.
"Penampilan mu sekarang sudah lebih baik. Tio sudah mencarikan apartemen untuk kamu tinggali, kamu bisa ikut bersama Tio untuk melihat tempat tinggal mu. Untuk masalah pekerjaan kita bicarakan besok. Karena malam ini aku masih ada acara makan malam dengan istriku." Jo pun menepuk pundak Revan sebelum membiarkannya pergi.
"Terimakasih banyak Jo, atas waktu satu hari ini. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu. Dari sekian orang yang pernah aku bantu, hanya kamu satu-satunya orang yang mau mengulurkan tangan untuk membantuku disaat aku terpuruk." Revan pun memeluk Jo dengan erat.
Mereka pun berpisah karena berbeda arah. Karena hari sudah malam, Jo langsung pulang dan dia hampir lupa kalau istrinya mengundang orang tuanya untuk datang ke rumah untuk makan malam.
Sesampainya di rumah, ternyata mobil Gibson sudah ada di sana. Jo melirik arloji di tangannya ternyata sudah pukul delapan, itu artinya dia sudah melewatkan satu jam dari waktu yang di tentukan.
Diambang pintu terlihat Zizi berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada dan wajah cemberut.
"Mas kemana saja? Aku sudah berusaha menghubungi mas tapi gak satupun panggilan di angkat. Apa mas sengaja? Kalau mas tidak mau mereka datang kenapa mas memintaku untuk mengundang mereka makan malam?" Zizi mengutarakan semua kekesalannya pada sang suami.
"Aku lupa." Dengan singkat Jo menjawab.
"Apa mas? Lupa! Masalah ini belum selesai, setelah orang tuaku pulang kita akan bahas lagi."
"Baiklah."
Jo pun melingkarkan tangannya di pinggang Zizi dan Zizi pun menghela nafas dan pura-pura tidak ada masalah.
" Ma, Pa, maaf mas Jo tadi ada rapat mendadak ternyata, jadi Ponselnya tidak di aktifkan. Tapi gak masalah, sekarang kan sudah datang, Ayo kita mulai makan malamnya!" Jelas Zizi.
Mereka pun makan malam bersama dalam keheningan, hanya alat makan yang saling beradu. Dulu saat Jo menjadi menantu tak dianggap, jangankan makan bersama, menunggunya saja tidak ada yang mau dan sekarang semuanya sudah berbalik. Gibson dan Ana harus menunggu sampai Jo kembali baru bisa makan malam.
"Jo, Papa minta maaf atas semua perlakuan papa dan mama selama ini. Papa benar-benar menyesal," ucap Gibson.
"Kenapa tidak dari dulu kalian katakan itu. Apa karena sekarang kalian tau kalau menantu yang tinggal di rumah kalian ternyata konglomerat? Kalian sudah memperlakukan aku selayaknya menantu sampah dan kalian ingin aku memaafkan begitu saja. Maaf aku bukan robot yang tidak punya hati atau perasaan. Aku masih belum bisa memaafkan kalian begitu saja." Tolak Jo.
"Tidakkah bisa memberi kami satu kali kesempatan? Kamu tau, kami melakukan itu karena kami ingin melihat putri kami bahagia," ucap Ana.
"Bahagia? kalian mengukur kebahagiaan putri kalian dengan harta. Kalian benar-benar orang tua yang egois, yang gila harta. Aku dulu diam karena aku tinggal di rumah kalian. Tapi sekarang aku berdiri di atas rumahku sendiri. Kalian mau terima atau tidak itu terserah kalian. Dan aku tekankan, bersyukurlah karena aku masih menganggap kalian sebagai mertuaku walaupun kalian sudah terlalu sering menghinaku. Jika kalian sudah selesai, kalian boleh tinggalkan rumah ini." Jo pun meninggalkan meja makan begitu saja. Tak perduli beberapa kali Zizi memanggilnya. Jo masih benar-benar belum bisa memaafkan mertuanya itu.
Gibson dan Ana saling menatap, dia tidak bisa menyela kata-kata Jo lagi. Saat ini apa yang keluar dari mulut Jo adalah perintah.
"Zizi, sepertinya kami harus pulang. Suamimu sudah mengusir kami." Pamit Ana.
"Maafkan sikap mas Jo ma, pa, dia bicara begitu mungkin karena terlalu lelah saja. Aku tau sifat mas Jo bagaimana yang sebenarnya." Jelas Zizi merasa bersalah.
"Jangan salahkan dirimu dan jangan jadikan kejadian ini sebagai pertengkaran. Ikat erat-erat Jo dan jangan pernah lepaskan harta Karun yang kamu dapat. Kami pergi sekarang, jaga diri baik-baik kalau kamu rindu datanglah berkunjung ke rumah kami." Pamit Gibson lalu memeluk putrinya sebelum pergi.
Zizi mengantarkan Kedua orang tuanya sampai ambang pintu. Setelah keduanya pergi, Zizi hanya bisa menghela nafas, tak bisa menyela atau membela keduanya.
Setelah orang tuanya pergi, Zizi kembali ke kamar untuk menenangkan suaminya yang masih diliputi kemarahan.
"Mas, apa kamu sudah tidur?" tanya Zizi dan duduk di samping Wilson yang tidur dengan posisi miring.
Tak ada jawaban dari Jo, membuat Zizi berfikir Jo benar-benar sudah tidur. Ia pun membiarkan suaminya istirahat sedangkan dirinya membersihkan diri sebelum pergi tidur.
Saat Zizi pergi, Jo membuka matanya. Dia tau jika dia menjawab panggilan Zizi pertengkaran mungkin akan terjadi. Untuk menghindari hal itu Wilson memilih untuk diam, karena itu cara terbaik agar tidak ada pertengkaran dan Jo berencana bicara dengan kepala dingin nantinya.
To be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments