Bab 3

Seperti biasa Jojo akan mengantarkan Gibson pergi ke kantor. Sepanjang perjalanan Jojo tak banyak bicara, ia sangat malas jika harus berurusan dengan kata perceraian. Namun dalam keheningan tiba-tiba Gibson membuka pembicaraan, yang tak seperti biasanya.

"Apa kamu serius ingin membantu papa mengatasi krisis perusahaan GB?" tanya Gibson. Entah apa yang ada dipikiran ayah mertua Jojo saat itu. Jojo yang mendengar langsung menganggukkan kepada.

"Iya pa. Kalau papa mengizinkan aku ingin membantu. Beri waktu aku satu Minggu aku akan mencari dananya?" Jawab Jojo tanpa ekspresi.

"Satu Minggu? Apa kamu yakin? kamu pikir masalah perusahaan ku itu hanya lelucon. Dengarkan aku Jo, papa punya satu pilihan untukmu jika kamu ingin membantu. Datanglah ke perusahaan WLS untuk perjanjian kontrak penyaluran bahan baku. Jika kamu berhasil dan perusahaan WLS mau menandatangani kontrak. Maka papa akan membiarkan kamu tetap tinggal di rumah. Tapi jika tetap gagal, maka kamu harus bercerai dengan Zizi saat itu juga. Waktumu hanya tiga hari, pikirkan saja caranya agar kamu bisa mendapatkan tanda tangan kontrak itu."Jelas Gibson sepanjang perjalanan.

Jojo hanya terdiam, memikirkan cara untuk mendapatkan tanda tangan tersebut. Tiga hari adalah waktu yang sangat singkat dan kemungkinan gagal hampir delapan puluh persen, kecuali jika Jojo mengambil tawaran yang pernah di berikan padanya.

Akhirnya mereka pun sampai di perusahaan GB. Gibson menahan Jo untuk tidak pulang lebih dulu dan meminta Jo mengikutinya ke ruangannya.

Sesampainya di ruangan, Gibson segera mengambil berkas dari dalam laci dan melemparkannya di atas meja.

"Itu adalah berkas yang perlu di ajukan ke perusahaan WLS. Ini adalah kontrak besar, jika kamu bisa meyakinkan Manager perusahaan untuk menandatangani ini, Maka perusahaan GB akan selamat, tapi perlu kamu ingat tidak cuma perusahaan ini yang sedang mengajukan tender, tapi ada beberapa perusahaan lain yang mengelola bahan baku yang sama dengan perusahaan GB, sedang berusaha untuk memenangkan tender tersebut." Jelas Gibson.

"Iya aku paham, Pa." jawab Jo.

Bukan tanpa sebab, Gibson meminta Jo untuk melakukannya, karena Gibson sudah memiliki rencana yang matang sebelumnya.

"Sekarang pergilah! manfaatkan waktu yang kamu miliki sebaik mungkin, jika kamu tidak ingin berpisah dengan Zizi."

Saat Jo hendak pergi, tiba-tiba Sandi saudara ipar Jo tiba-tiba muncul dengan rasa kecewa kerena menyerahkan tender penting pada Jo sedangkan Sandi yang sudah berusaha dan menunggu tender ini merasa tak di hargai dan ia tidak terima.

"Apa yang papa pikirkan? Kenapa papa serahkan tender penting ini pada Jo yang jelas-jelas bukan karyawan perusahaan ini dan tidak punya kemampuan apa-apa. Kenapa papa begitu Percaya padanya. Seharusnya aku yang mendapatkan kesempatan itu bukan dia." ungkap Sandi dengan kesal.

"Kak, aku hanya-"

"Diam kamu, laki-laki miskin dan bodoh seperti kamu mana bisa berurusan dengan orang penting perusahaan, yang ada kamu hanya akan mempermalukan perusahaan. Lebih baik berikan berkas itu padaku biar aku yang melakukannya dan kamu lebih baik selesaikan pekerjaanmu jadi tukang kebun sana." Usir Sandi dan merampas berkas yang ada di tangan Jo.

Tak ada pencegahan dari Gibson membuat Jo berfikir jika papa mertuanya itu hanya ingin mempermalukan dirinya saja. Jo pun pergi meninggalkan perusahaan Gibson dengan kesal.

Setelah meninggalkan perusahaan Gibson, Jo pergi ke perusahaan WLS, perusahaan yang bergerak di beberapa bidang industri skala internasional dan saat ini perusahaan sedang mengembangkan produk baru dan membutuhkan pemasok bahan baku. Ada beberapa perusahaan yang sudah mengajukan, namun Perusahaan WSL masih mempertimbangkan sebelum memutuskan untuk memilih salah satu perusahaan untuk menjalin kerja sama dan memasok bahan baku terus menerus selama masa kontrak.

Di depan gerbang perusahaan yang berdiri dengan sepuluh tingkat. Jo memfokuskan tatapannya pada papan nama perusahaan yang berlogo WSL.

"Akhirnya dengan terpaksa aku harus menginjakan kaki di perusahaan ini. Aku sudah menjilat air liurku sendiri. Hah, ternyata Aku dibalikan oleh kata-kataku sendiri. Dulu aku bilang tak akan pernah menginjak kaki di perusahaan WLS tapi detik ini aku sudah menginjakkan kedua kakiku di halaman ini." Gumam Jo sambil mengacak pinggang.

Saat hendak masuk, dua orang lelaki yang berbadan kekar tiba-tiba menghadang langkah Jo. Mereka adalah penjaga keamanan perusahaan.

"Maaf Perusahaan ini tidak menerima tamu orang miskin seperti anda." ucap salah satu security.

"Miskin?!" Jo menyernyitkan keningnya, lalu segera memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah di depan kaca yang memantulkan bayangan dirinya. Jo baru menyadari jika dirinya berpenampilan sangat buruk bahkan hanya menggunakan alas kaki sandal jepit. Hal tersebutlah yang membuat kedua penjaga keamanan mengira dirinya adalah gembel.

"Tidak bisakah Kalian mengizinkan aku masuk sebentar? aku hanya ingin bertemu dengan manager kalian sebentar saja. Izinkan aku bertemu dengannya, atau bisakah kalian panggilkan manajer kalian untuk menemui aku," ucap Jo.

"Memangnya kamu siap? Gembel seperti kamu berani memerintah kami. Manager perusahaan tidak akan mau bertemu dengan orang miskin seperti kamu. Lebih baik kamu pergi saja, percuma kamu memohon kami tidak akan mengizinkan kamu masuk." Tegas penjaga sambil mendorong Jo menjauh.

Disaat bersamaan Sandi yang mewakili perusahaan GB dan Dafa yang mewakili perusahaan LN tiba di halaman perusahaan WLS dan mereka langsung mencibir Jo yang berani datang ke perusahaan untuk mengemis.

"Eh... ada si miskin, kenapa dia ada di sini?" ucap Sandi mengejek.

"Hai kalian, kenapa kalian membiarkan gembel seperti dia datang ke perusahaan ini. Apa kalian ingin membuat citra perusahaan ini jadi buruk. Lebih baik usir dia, bahkan kalau perlu seret sekalian."

"Izinkan saya masuk, saya ada janji meeting dengan manager perusahaan." imbuh Sandi

" Saya juga ada janji meeting dengan manager." saut Safa.

" Baiklah kalian bisa tunggu sebentar, saya akan konfirmasi dengan dalam yang bersangkutan ." Ucap salah satu penjaga keamanan yang terlihat jangkung dan yang satunya lagi masih menahan Jo dan tidak membiarkan Jo bisa masuk.

Jo yang tak bisa berbuat apa-apa memilih menghubungi seseorang untuk membantunya agar bisa masuk perusahaan. Segera saja Jo merogoh ponselnya di saku celana.

Jo segera mencari nama seseorang yang dia simpan di layar pipih yang kini ada di tangannya. Setelah scroll ke bawah akhirnya Jo menemukan namanya dan segera menekan panggilan telepon.

Setelah menunggu beberapa kali dering, seseorang pun akhirnya mengangkat panggilan dari Jo.

"Halo..."

"Aku sedang berada di perusahaan WLS, ingin bertemu dengan manager umum. Tapi mereka menahan ku bahkan mengusirku. Bisakah bantu aku agar bisa masuk ke dalam?" ucap Jo saat panggilan teleponnya di angkat.

"Tolong di tunggu, Saya akan segera datang untuk menjemput." ucap Tio dan segera mematikan panggilan Jo dan bergegas keluar untuk menemuinya.

"Sial, Apa yang sudah mereka lakukan." Gerutu Tio.

Sandi dan Dafa sudah dipersilahkan menunggu di lobby sedangkan Jo masih saja di tahan di luar.

"Apa yang kamu tunggu lagi disini? sudah aku katakan, perusahaan ini tidak menerima gembel seperti kamu menginjakkan kaki di gedung perusahaan. Lebih baik segera tinggalkan perusahaan ini selagi aku mengusir mu baik-baik, atau kamu ingin di seret keluar dengan paksa?"

"Perusahaan macam apa ini, merekrut penjaga keamanan yang tidak punya attitude baik seperti kalian. Aku rasa hari ini adalah hari terakhir kalian bekerja, mungkin besok kalian sudah menjadi pengangguran," ucap Jo membuat mereka panas dan dengan paksa menyeret paksa Jo keluar gerbang.

Di dalam lobby Sandi memperhatikan bagaimana kedua petugas keamanan itu memerlukan Jo dengan tidak baik.

"Rasain kamu Jo, salah siapa kamu berani mau mengambil tender ini dariku. Akan aku buktikan padamu kalau aku yang layak mendapatkannya bukan kamu." gumam Sandi sambil menyeringai melihat pemandangan di luar yang membuatnya puas.

Sesampainya di gerbang perusahaan, Jo di dorong hingga tersungkur ke tanah.

"Ini yang kamu inginkan bukan, di usir paksa. lebih baik kamu pergi dari sini sekarang."

"Aku tidak akan pergi dari sini, sebelum aku bisa bertemu dengan manager Kalian."

"Sial, dasar keras kepala. Silahkan tunggu sampai tahun depan pun, pak Robert tidak akan pernah menemuimu." Mereka pun meninggalkan Jo di luar gerbang dan kembali bekerja untuk menjaga keamanan.

To be continued ☺️☺️☺️

Terpopuler

Comments

Tobbii 78

Tobbii 78

blum pernah liat satpam menghina seperti itu di indonesia🤭😁

2024-12-19

0

Anita Aidah

Anita Aidah

lanjut kk athur semangat

2023-03-17

0

Victor Ndoen

Victor Ndoen

lanjutkan........

2023-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!