Zizi ingin marah namun di tahan oleh suaminya. Jo tidak mau Zizi melakukan sesuatu yang justru akan membuatnya lebih malu.
Satu persatu tamu undangan Vivi maupun Luis berdatangan dan salah satunya adalah Leo.
"Hai Zizi, Kamu terlihat cantik hari ini." puji Leo di depan Jo.
"Terimakasih." jawab Zizi sambil menunduk malu.
Leo melirik Jo yang sedari tadi menjaga Zizi di belakang dan tetap diam, walaupun beberapa orang menghinanya dan menganggapnya seperti penjaga keamanan yang berdiri di sudut ruangan.
"Hai Luis, apakah kamu berteman dengan sopir itu, Sampai kamu mengundangnya ke pesta?" sindir Leo.
"Aku tidak mengenalnya, tapi aku rasa dia laki-laki yang tidak tau malu, Lihatlah penampilannya saja seperti gembel. Tenang saja, aku sudah memanggil penjaga keamanan untuk mengusir dia keluar." jawab Luis yang juga tak suka dengan keberadaan Jo.
Tak lama kemudian, dua orang berbadan kekar muncul di ruangan.
"Pak, tolong seret gembel ini. Kami tidak ingin pesta kami di kotori dengan gembel seperti dia." titah Luis.
"Apa yang kalian lakukan, kalian tidak boleh mengusirnya sembarangan. Dia bukan gembel seperti yang kalian lihat dari luar dan juga bukan sopir tapi dia-" Zizi berusaha menjelaskan dan tidak terima jika Jo di usir seperti gembel.
"Sepertinya kalian tidak suka dengan kehadiranku? baiklah, aku akan pergi dari sini, tapi aku akan bersama Zizi. Jika kalian tidak ingin Zizi pergi itu artinya aku akan tatap di sini." Jawab Jo yang ingin menjaga istrinya dari tangan laki-laki.
Leo mendekati Jo dan mendorong tubuhnya, "Sebentar lagi kamu akan bercerai dengan Zizi, jadi lebih baik kamu menjauh darinya. Kamu memang tidak pantas untuk Zizi, lihatlah karena kamu dia dipermalukan, karena kamu dia menderita batin, dan karena penampilanmu yang tak bisa menyetarakan diri dengannya. Apa kamu tidak malu menjadi lelaki yang hanya bisa menjadi beban untuk Zizi. Ingat satu hal, setelah kalian bercerai aku akan membuat Zizi melupakan kamu untuk selamanya," ucap Leo membuat Jo benar-benar tak terima dan ia pun mengepalkan tangannya dan segera melayangkan tinjunya di wajah Leo.
Seketika Leo langsung tersungkur dan membuat semua orang yang ada di pesta terkejut.
"Brengsek, berani sekali kamu meninju ku. Aku akan membuat perhitungan denganmu. Lihat saja nanti. Penjaga seret Pria itu keluar, kalau tidak aku akan menuntut restoran ini." teriak Leo dengan kesal sambil mengusap darah yang keluar dari sudut bibir Leo dengan jempolnya.
Kedua penjaga itu segera meraih tangan Jo dan ingin menyeretnya keluar.
"Lepaskan aku. tidak perlu kalian mengusirku. Aku bisa keluar sendiri. Zizi ayo kita pulang." Ajak Jo namun kali ini, Zizi membuat Jo kecewa.
"Maafkan aku mas, aku tidak bisa meninggalkan pesta ini. Aku sudah berjanji dengan Vivi tidak mungkin aku ingkari." Jawab Zizi. Membuat Luis dan Leo menertawakannya.
"Kamu lihat sendiri kan, wanita yang ingin kamu jaga, tidak ingin pergi bersamamu. Lebih baik kamu cepat pergi dari sini daripada kamu di permalukan lebih parah lagi." Saut Luis dan melambaikan tangannya mengusir.
Jo lagi-lagi hanya bisa mengepalkan kedua tangannya dan ingin pergi meninggalkan restoran. Ia benar-benar kecewa dengan keputusan Zizi yang lebih mementingkan janji dengan sahabatnya daripada suaminya.
"Baik, Jika itu keputusanmu. Kamu lebih memilih melanjutkan pesta yang dimana aku di permalukan oleh mereka semua dan kamu tidak memperdulikan perasaanku sama sekali. Baiklah aku akan pergi, dan jangan pernah menyesal jika perlahan sikapku berubah karena kecewa." Jo pun pergi begitu saja.
Kata-kata Jo membuat Zizi menyesal dan ingin mengejar Jo namun sayangnya Vivi mencegahnya dan memaksa Zizi bergabung di pesta.
Di luar Jo segera menghubungi Tio.
"Ada apa tuan?" tanya Tio di seberang telepon.
"Aku ada masalah di restoran MX. Aku ingin Manager restoran untuk mengusir semua orang yang ada di room private secepatnya." Titah Jo dan Tio pun mengiyakan.
Restoran MX adalah milik Kakek Morgan yang saat ini sedang di jalankan oleh salah satu orang kepercayaan kakeknya.
Jo pun segera meninggalkan restoran, tak memperdulikan lagi jika ada Zizi restoran tersebut.
Jo mengendarai mobilnya dengan penuh amarah, hingga laju kendaraan itu cukup cept. Saat di perjalanan pulang tiba-tiba sebuah mobil sengaja melintas di depan mobil Jo dan seketika membuat Jo banting setir dan tidak bisa mengendalikan mobilnya. Akhirnya mobil Jo bisa berhenti saat menabrak pohon.
Akibat kecelakaan itu Jo mengalami luka serius di kepalanya dan membuatnya Jo sekarat.
Beberapa orang keluar dari dalam mobil yang membuntuti Jo dari insiden kecelakaan tersebut hanya untuk memastikan.
"Bagaimana apa dia mati?" tanya seseorang pada yang lain untuk memastikan jika kecelakaan itu membuat Jo kehilangan nyawanya.
"Sepertinya dia sudah mati bos. Sudah tidak ada denyut nadinya. Apa yang harus kita lakukan sekarang bos?"
"Kalau sudah mati, biarkan saja. siram tubuhnya dengan alkohol, agar bukti mengarah jika dia sedang mabuk." titahnya.
Mereka segera menuang wine yang mereka bawa dan menyebarkannya ke tubuh agar aroma menyengat bisa menjadi bukti kalau Jo mabuk.
Mereka bergegas pergi dan membiarkan Jo tak berdaya di lokasi kejadian.
*
*
*
Di private room restoran, semua di kejutkan dengan kedatangan Manager umum yang mengusir Semua untuk meninggalkan restoran tersebut saat itu juga. Semua orang tercengang begitu juga dengan Vivi dan Luis yang ngotot untuk bertahan karena memang sudah melakukan pemesanan sebelumnya.
"Mohon maaf, sebelumnya staf kami melakukan kesalahan dalam mendata. Ruang yang anda pesan ada di nomor kosong sembilan ya itu ruang VIP dan ruangan ini nomor kosong enam yang merupakan ruang VVIP. Tolong segera pindah karena ruangan ini segera di bersihkan dan akan di pakai oleh tamu VVIP.
Pengusiran tersebut membuat pasangan yang tengah mengadakan acara anniversary merasa malu. Satu persatu tamu undangan yang mereka undang memilih untuk pulang ketimbang melanjutkan acaranya begitu juga Zizi.
"Maafkan aku Vi, sepertinya aku juga harus pulang. Aku harus minta maaf pada Jo atas sikapku,"ucap Zizi dengan penuh penyesalan kerena mengabaikan kata-kata Jo sebelumnya dan akhirnya kini ia ikut menanggung malu karena di usir manager restoran.
Beberapa kali Zizi menghubungi nomor Jo namun tidak satupun panggilan yang diangkat.
"Dia tidak akan mengangkat penggilan teleponmu,"ucap Leo yang tiba-tiba muncul.
"Maksudmu?"
"Maksudku, dia pasti sangat kecewa denganmu. Jadi mungkin dia tidak ingin bertemu atau bicara dengan mu karena dia butuh waktu. Lebih baik ikut bersamaku akan aku antarkan kamu pulang." jawab Leo yang tiba-tiba saja muncul.
"Tidak. Aku bisa pulang sendiri." tolak Zizi yang masih dalam perasaan menyesal mengabaikan Jo.
"Ayolah Zi, jangan keras kepala. Kamu dan Jo itu sama sekali tidak cocok. Bagai bumi dengan langit. Kamu itu cocoknya denganku. Lebih baik ceraikan Jo dan menikah denganku. Lagian orang tuamu juga setuju kalau kita menikah. Secara aku memiliki perusahaan besar dan juga harta yang melimpah dan tentunya pasti bisa membahagiakan kamu."
"Jangan mimpi kamu. Aku mencintai suamiku dan aku tidak akan pernah bercerai dengannya."
"Kalau kamu benar-benar mencintai suamimu, seharusnya kamu mendengarkan kata-katanya tadi bukan malah mengabaikannya,"ucap Leo yang membuat Zizi semakin merasa bersalah.
Zizi pun segera menghentikan taksi dan segera pulang, berharap Jo mau memaafkan dirinya.
To Be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Alya Yuni
Wow si Zizi pentingkn shbat dri pda suami jdi prmpuan gk ada prsaan
2023-09-30
0
Noe Aink
ini baru aku suka pemeran utamanya tegas dan tidak lemah,
2023-03-18
0