Bab 11

Wilson membawa Zizi kembali ke istana miliknya yang lama dia tinggalkan demi bersama wanita yang ia cintai dan kini wanita itu sudah ia bebaskan dari belenggu keluarganya yang hanya menginginkan Zizi nikah dengan laki-laki kaya tanpa memikirkan kebahagiaan putri bungsunya.

"I- ini rumahmu mas?" tanya Zizi yang benar-benar terkejut saat tau jika laki-laki yang ia nikahi dan pertahankan adalah seorang milyarder yang menyembunyikan identitasnya.

"Iya, ini adalah istana kecil milikku yang aku bangun dengan hasil keringatku sendiri. Sudah lama aku ingin membawamu pulang tapi apalah daya, ternyata tak mudah melepaskan rantai penghalang." Jawab Jo.

"Maafkan aku dan keluargaku mas. Tidak seharusnya mereka memperlakukan kamu seperti sampah keluarga. Aku merasa bersalah tidak bisa berbuat apa-apa untuk melindungi kamu dari keluargaku sendiri." Mata Zizi berkaca-kaca bahagia karena mampu mempertahankan pria berhati emas yang kini ada di depannya.

" Jangan pernah menangisi penyesalan, tidak ada gunanya. Mulai sekarang aku akan memperlakukan kamu sebagai ratu di istana ku."

Jo pun membawa Zizi keluar dari dalam mobil dan membawanya masuk ke dalam istana. Semua pelayan sudah menyiapkan semuanya untuk menyambut Nyonya Wiston

"Kamu ingin makan malam dulu atau ingin istirahat?"

"Aku ingin istirahat saja dulu mas."

"Pelayan, Antarkan nyonya ke kamar!" perintah Jo.

"Lho mas, gak ikut istirahat juga?" tanya Zizi heran.

"Sejak kapan aku pernah masuk ke kamar sebelum jam sembilan malam. Nanti aku menyusul, pergilah istirahat dan mimpi yang indah." Jo pun mencium kening Zizi sebelum membiarkannya mengikuti pelayan yang mengantarkannya ke kamarnya.

Jo kembali meninggalkan mansion untuk pergi ke rumah keluarga besar kakeknya yang sudah menunggu kedatangannya.

Langkah kaki Jo terdengar jelas di sela keheningan suasana.

Jonathan memang keluarga termuda untuk saat ini tapi kejayaan sekaligus warisan yang di tinggalkan orang tuanya membuat Jo pemilik aset terbesar.

"Maaf kek, aku datang terlambat," ucap Jo sambil membungkuk memberi hormat.

Lalu ia melakukan hal yang sama untuk menghormati keluarga yang lebih tua.

"Kamu itu kebanggaan ayah, tapi kenapa kamu selalu mengabaikan perintah ayah, ulai dari hal kecil seperti ini, nanti hal besarpun bisa kamu abaikan. Bersikaplah lebih disiplin lagi." Tegur paman Gio yang merupakan anak kedua kakek Morgan.

" Maafkan aku paman, aku tidak akan mengulanginya lagi." Jo pun ikut bergabung di meja makan untuk menikmati makan malam bersama keluarga besar.

"Jo, Kami semua sudah tau kalau kamu sudah mengambil alih WLS menggantikan papamu. Itu artinya Saat ini perusahaan kamu mengandalkan kamu untuk menyokong dana perusahaan, Seperti saat papa kamu yang memegang kekuasaan. Saat ini Paman sedang butuh dana untuk membangun anak cabang perusahaan dan paman butuh seratus milyar dana." Jelas Paman Ran yang merupakan anak bungsu sang kakek.

Mendengar kata-kata Paman Ran, Jo langsung tidak berselera untuk melanjutkan makan.

"Paman, mungkin sebelumnya paman dan papa merupakan saudara, dan papa tidak bisa menolak permintaan paman karena merasa tidak nyaman. Tapi sekarang tidak lagi paman. Jika paman butuh dana, paman bisa mengajukan sesuai prosedur, dan aku akan meninjau lebih dulu. Permintaan paman layak disetujui atau tidak. Maaf paman, sekarang WLS adalah milikku dan aku punya aturan sendiri, tidak perduli itu keluarga atau bukan aku akan memperlakukan sama." Jelas Jo secara tidak langsung menolak permintaan paman Ran.

"Lihatlah Ayah, Baru saja menjadi presiden WLS dia sudah sombong begitu. Bahkan tidak memikirkan keluarganya. Lebih baik tarik kembali jabatannya ayah. Ayah berhak melakukan itu karena ayah merupakan pendiriannya," ucap Paman Kan mengadu.

Brakkkk...

"Ran, apa yang dikatakan keponakan mu itu benar, kamu sudah memiliki perusahaan sendiri, seharusnya gunakan keuntungan dari uang perusahaan untuk membangun anak perusahaan, bukan mengandalkan WLS. Ayah Setuju dengan keputusan Jo. Dan kakek sudah tidak ikut campur perusahaan WLS paham" Saut Kakek Morgan membuat Ran benar-benar marah dan langsung meninggalkan meja makan begitu saja.

"Jangan pedulikan pamanmu, keputusanmu sudah benar. Keluarga jika di rumah, kalau di luar sana seperti orang lain. Oya, satu hal lagi. Apakah kamu sudah membawa istrimu? kalau sudah, jika ada waktu kenalkan dengan kakek."

"Sudah kek, Kalau ada waktu pasti akan aku kenalkan. Aku harus pergi sekarang. Maaf kalau mengacaukan acara makan malam ini. " Jo pun segera meninggalkan kediaman kakek Morgan, sebagai tetua keluarga.

Sepanjang perjalanan, pesan sang ayah pun kembali muncul di memori ingatan.

Ingat nak, menjadi seorang penguasa bukanlah hal yang mudah. Akan banyak halang rintang yang mencoba merobohkan saat kamu berada di puncak. Jangan percaya pada siapapun selain pada diri sendiri. Bahkan orang terdekat pun bisa menjadi musuh dalam selimut.

Percayalah dengan kekuatan yang kamu miliki, dan jangan terlalu berambisi jika kamu merasa tidak mampu. Tapi ayah percaya, kamu adalah pria terhebat yang ayah miliki. Kamu pasti bisa mewujudkan semua impian yang ada dalam genggaman.

"Aku sudah memutuskan ayah. Setelah aku kembali, aku akan mengendalikan kekuasaan dalam tanganku. Aku tidak akan mengecewakan mu ayah, yang sudah membanggakan aku sebagai putramu," ucap Jo seorang diri dengan penuh keyakinan.

Jo pun segera kembali ke mansion, ia sudah merindukan istrinya yang saat ini sudah berada dalam genggaman tangannya.

Perlahan, Jo membuka pintu kamar, agar tidak membangunkan Zizi, jika ia sudah tidur. Benar saja, Zizi sudah tertidur lelap.

Jo menghampiri dan mengecup keningnya, namun hal itu malah membuat Zizi terbangun dari tidurnya.

"Mas Jo darimana?" Tanya Zizi dengan suara serak.

"Aku dari rumah kakek. Apa kamu akan betah tinggal di sini?"

"Iya mas, sepertinya aku kan betah. Aku tadi sulit tidur, karena belum terbiasa. Tapi lama kelamaan akhirnya aku tertidur juga Kerena kantukku yang menyerang." jelas Zizi.

"Kalau begitu, lanjutkan tidurmu. Kita bicara besok saja. Aku ke kamar mandi dulu." Jo mengacak rambut Zizi pelan dan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Zizi ingin melanjutkan tidurnya, namun matanya malah enggan untuk di pejamkan.

Sambil menunggu Jo keluar, Zizi mengambil ponselnya dan melihat beberapa email masuk dan juga beberapa orderan dari butiknya.

"Belum tidur? tegur Jo saat keluar dan mendapati Zizi masih menyandarkan punggungnya di headboard .

Jo pun langsung naik ke atas ranjang dan merebahkan kepalanya di paha Zizi sambil tengkurap.

"Apa kamu merindukan aku?" tanya Jo.

" Tentu saja mas, sepuluh bulan bukan waktu yang sebentar. Setiap hari aku selalu menunggu dan berharap mas pulang. Setiap dalam kesendirian aku selalu mengingat awal pertemuan kita yang tak terduga itu." Jelas Zizi sambil memainkan rambut Jo.

Jo membalikkan badannya dan menatap wajah cantik Zizi, ia pun mengusap lembut pipi mulus Zizi yang selalu dirawatnya.

"Mulai sekarang, aku tidak akan pernah meninggalkan kamu lagi. Tidak akan ada yang bisa memisahkan kita. Aku akan menebus semua waktuku yang banyak aku lewatkan dan tak pernah membahagiakan kamu walau hanya sekali saja. Izinkan aku menebusnya dan jangan pernah menolak."

Zizi hanya bisa mengangguk bahagia.

' Aku tidak berharap itu mas, Tetap berada di sampingmu saja itu adalah kebahagiaanku' gumam Zizi sambil tersenyum.

To Be continued ☺️☺️☺️

Terpopuler

Comments

dhani satria

dhani satria

ora wik wok?

2023-06-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!