Episode 13.

Senja tengah melayani pelanggan, setelah meletakkan sebotol minuman keras dan dua buah gelas kosong, dia bergegas meninggalkan pelanggan itu. Dengan santai Senja berjalan menuju meja bar, tempat Keysha sedang duduk sembari ditemani segelas cooktail.

Menyadari kemunculan Senja, Keysha sontak menoleh dan memandangi gadis mungil itu dengan tatapan sinis.

Senja sempat tercenung melihat Keysha, dia ingat wanita itu yang tadi menegur Langit dan dirinya di parkiran, tapi dia berusaha mengabaikan Keysha dan bersikap cuek.

"Antar ke meja yang itu!" Diman memerintah Senja sembari menunjuk meja tak jauh dari mereka.

"Oke." Senja mengangguk lalu mengangkat nampan yang berisikan sebotol wine dan satu gelas kosong kemudian melenggang pergi.

Keysha masih terus memandangi Senja meskipun gadis itu mengabaikannya, setelah bertanya pada Bastian tadi, kini dia sudah tahu siapa Senja dan apa masalah gadis itu dengan sang mantan kekasih.

Tak lama kemudian Langit muncul, pemuda itu celingukan mencari sosok Senja yang ingin dia labrak. Saat menemukan keberadaan gadis itu, dia langsung menghampirinya.

"Ikut aku!" Langit langsung mencengkeram lengan Senja dan menarik gadis tersebut.

"Ada apa lagi?" tanya Senja yang bingung bercampur kesal karena Langit lagi-lagi mengganggunya.

Langit tak menjawab, dia hanya menyeret Senja menuju ruang VIP.

Keysha yang melihat kejadian itu langsung beranjak dan buru-buru membuntuti mereka.

Begitu tiba di depan ruang VIP yang sepi, Langit langsung mendorong Senja dan memepetkan nya ke dinding, membuat jarak keduanya sangat dekat dan Senja tak bisa bergerak.

"Kau mau apa? Bukankah urusan kita sudah selesai?" cecar Senja bingung.

"Di mana Cakra?" tanya Langit tanpa basa-basi.

Keysha yang membuntuti mereka bersembunyi di balik tembok dan menguping pembicaraan dua insan itu.

"Kan sudah aku katakan kalau aku enggak tahu di mana kakak! Kenapa kau masih bertanya juga?"

"Bohong! Kau pasti tahu di mana si keparat itu! Dia pasti sudah menghubungi mu, kan?" tuduh Langit, dia menatap Senja dengan tajam.

"Iya, semalam dia mengirim pesan padaku, tapi saat aku hubungi, enggak dijawab. Dia bahkan enggak membalas pesan ku sama sekali," sahut Senja dengan nada mengeluh.

"Apa katanya?"

"Dia cuma minta agar aku enggak bicara apa pun pada orang-orang terutama wartawan, dia enggak mau aku terkena masalah."

"Terus dia bilang apa lagi?"

"Hanya itu."

"Kau pasti berbohong!"

"Aku bersumpah demi mendiang Ayah dan Ibuku, aku mengatakan yang sebenarnya. Aku enggak bohong. Kalau kau enggak percaya, aku bisa tunjukkan pesan dari kakak!" sungut Senja kesal.

"Mana?"

"Lepaskan aku dulu! Biar aku ambil ponselku," pinta Senja.

Langit pun melepaskan gadis itu dan mundur selangkah. Dengan tergesa-gesa, Senja mengeluarkan telepon genggamnya lalu membuka pesan dari nomor Cakra semalam dan menunjukkannya pada Langit.

"Nih, kau lihat sendiri!"

Langit membaca pesan itu, ternyata benar apa yang dikatakan Senja, gadis itu tak berbohong.

"Sekarang kau sudah percaya, kan?" tanya Senja memastikan.

Langit tak menjawab pertanyaan Senja itu, namun dia teringat dengan foto yang katanya sempat gadis itu abadikan dengan ponselnya. Dia langsung membuka galery foto di benda pipih tersebut.

"Sini, kembalikan ponselku!"

"Sebentar, aku mau memastikan kau sudah menghapus foto itu apa belum," sahut Langit, dia mencari-cari foto yang dimaksud, tapi tidak ada.

"Aku sudah menghapusnya," ucap Senja bohong.

Setelah memastikan foto yang dia cari tak ada, Langit pun mengembalikan ponsel Senja.

"Sekarang kau sudah puas?" ledek Senja.

Langit menghela napas lalu memalingkan wajahnya, namun matanya menangkap bayangan Keysha yang sedang mengintip di pintu VIP yang terbuat dari kaca. Rasa kesal Langit semakin bertambah, rupanya mantan kekasihnya itu masih saja ingin mengusik hidupnya.

"Kalau begitu tolong jangan ganggu aku lagi, biarkan aku bekerja dengan tenang!" kecam Senja kemudian hendak pergi, tapi Langit kembali menahannya.

"Kau mau apa lagi?"

Tanpa diduga, Langit maju lalu mencondongkan tubuhnya, sehingga jarak antara wajahnya dan wajah Senja sangat dekat.

"Diam dan jangan bergerak!" bisik Langit.

Tentu saja Senja sendiri pun terkejut dengan aksi Langit itu, dia mematung dengan mata melotot ketika jarak wajah mereka hanya tinggal beberapa centimeter saja, dia bahkan bisa merasakan hembusan napas Langit yang hangat.

Keysha yang melihat itu juga kaget, dia merasa terluka sebab mengira Langit tengah mencium Senja. Karena posisi keduanya seolah-olah sedang berciuman.

Karena tak tahan melihatnya, Keysha pun bergegas pergi dengan perasaan hancur, dia cemburu dan sakit hati. Dia benar-benar tak menyangka akan melihat mantan kekasih yang masih dia cintai itu mencium gadis lain.

Langit melirik pintu kaca itu, saat bayangan Keysha tak lagi terlihat, dia pun menjauhkan diri dari Senja yang terdiam gugup. Jantung gadis itu berdebar kencang dan wajahnya merah.

Rupanya Langit memperhatikan wajah Senja yang merona, "Kenapa wajahmu merah begitu? Kau jangan berpikiran macam-macam! Aku sengaja melakukan itu karena tadi mantanku sedang mengintip kita, aku ingin dia berhenti mengganggu ku. Jadi jangan baper!"

"Siapa yang baper dan berpikiran macam-macam? Aku biasa saja, kok!" bantah Senja canggung.

"Itu buktinya wajah mu merah!" Langit menunjuk wajah cantik Senja yang masih merona.

"Aku cuma lagi kepanasan saja, kok," kelik Senja gugup.

Langit mengernyit, "Kepanasan? Jelas-jelas semua AC menyala, masa kau kepanasan? Jangan bohong!"

"Ya sudah kalau kau enggak percaya." Senja melengos dan hendak pergi, namun Langit kembali menarik lengannya.

"Tunggu dulu!"

Senja memberontak dan menatap Langit dengan dongkol, "Apa lagi, sih?"

"Masih ada yang ingin aku tanyakan."

"Apa?"

"Kau kan yang merobek-robek foto Mama dan meletakkannya di atas meja?"

Senja seketika naik darah karena lagi-lagi Langit menuduhnya sesuka hati, "Kenapa kau selalu saja berpikiran buruk padaku dan menuduhku yang enggak-enggak? Seolah apa pun yang terjadi itu semua adalah ulahku. Asal kau tahu, aku enggak seburuk yang kau pikirkan, lagian buat apa aku merobek foto mamamu? Aku enggak ada alasan untuk melakukannya!"

Senja mendorong dada Langit kemudian buru-buru pergi dari hadapan pemuda itu.

"Kalau bukan kau, lalu siapa?" teriak Langit.

"Kau tanya aja sama dukun!" jawab Senja seenaknya dan berlari meninggalkan pemuda yang selalu saja berseteru dengannya itu.

Langit mengembuskan napas memandangi punggung mungil Senja yang semakin menjauh, hatinya penasaran siapa orang yang merobek foto sang mama. Mungkinkah mamanya sendiri atau ada orang lain? Langit benar-benar pusing.

Di dalam mobil, Keysha menangis sejadi-jadinya. Dia sedih dan enggak rela mantan kekasihnya itu mencium gadis lain, apalagi gadis itu hanya seorang waiters dan tak sepadan dengan dirinya.

"Aku enggak rela kamu mencintai gadis lain, apalagi menciumnya di depanku!" Keysha berbicara sambil terisak-isak.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!