Episode 20.

Dua hari kemudian, Senja sudah masuk kerja meskipun dia masih sedikit pincang. Langit yang melihat Senja berjalan ke arah toilet bergegas menghampiri gadis mungil itu.

"Kau sudah masuk? Bagaimana kakimu?" tanya Langit.

"Sudah lebih baik," jawab Senja.

"Syukurlah kalau begitu, ternyata kau pulih lebih cepat dari yang aku duga."

"Itu karena aku enggak manja. Luka seperti ini enggak ada apa-apanya, aku bahkan pernah terluka lebih parah dari ini dan aku sembuh dengan cepat," ujar Senja bangga.

"Oh iya? Jadi kau enggak manja, ya?"

Senja menggeleng, "Enggaklah!"

"Terus siapa yang dulu nangis sampai berjam-jam cuma kerena jarinya tertusuk duri bunga mawar?" ledek Langit.

Wajah cantik Senja seketika berubah masam ketika teringat kejadian beberapa tahun lalu. Saat itu dia masih berumur delapan tahun dan keluarganya sedang piknik ke taman bunga bersama Rani dan Langit kecil. Tanpa sengaja dia menyentuh tangkai bunga mawar dan tertusuk duri, dia pun menangis sampai dua jam, hingga akhirnya tertidur karena kelelahan.

Senja tak menyangka Langit masih mengingat kejadian itu meskipun sudah bertahun-tahun berlalu.

"Kau masih mengingatnya?"

"Ingatlah! Saat itu aku kesal banget, rasanya ingin sekali aku menyumpal mulutmu dengan tanah biar kau berhenti menangis," ujar Langit, sejak saat itu dia tidak menyukai Senja dan menganggap gadis itu manja serta berisik.

"Waktu itu kan aku masih kecil, wajarlah kalau aku nangis," kilah Senja.

"Tapi enggak sampai berjam-jam juga nangisnya!"

"Cuma dua jam, kok!"

"Dua jam kau bilang cuma? Aku heran, kenapa stok air matamu enggak habis-habis, ya?"

"Ah, sudah lah! Kenapa kau jadi mengungkit masa lalu dan terus meledekku?" Senja yang kalah malu akhirnya marah.

"Aku cuma mengingatkan saja!"

"Enggak perlu diingatkan! Kau itu memang menyebalkan!" Senja segera berlalu dari hadapan Langit dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Kenapa dia jadi marah?" Langit bingung, tapi kemudian dia teringat sesuatu, "Astaga, aku sampai lupa dengan rencana ku!"

Di dalam kamar mandi, Senja membuka tasnya dan hendak mengambil bedak, namun dia baru sadar jika kemeja hitam milik Langit ada di dalam tasnya.

"Ya Tuhan, aku lupa mengembalikan kemejanya. Ini gara-gara manusia menyebalkan itu!" keluh Senja.

***

Langit masuk ke dalam ruang kerjanya dan duduk di kursi, tadinya dia mendekati Senja karena ingin mengajak gadis itu ke suatu tempat. Iya, dia sudah memutuskan untuk menghancurkan Cakra melalui Senja.

"Aku enggak boleh gagal, aku harus membuat Cakra menyesali semuanya. Dia harus merasakan kehancuran seperti yang keluarga aku rasakan," kecam Langit.

Pintu ruangannya tiba-tiba dibuka, Langit terkejut saat melihat siapa yang datang.

"Keysha? Mau apa lagi kau ke sini?" cecar Langit tak suka.

"Langit, aku mohon maafkan aku! Aku enggak bisa hidup tanpa kamu," ucap Keysha dengan air mata berderai.

"Berapa kalian harus aku bilang, kita sudah selesai dan jangan ganggu aku lagi! Sebaiknya sekarang kau pergi dari sini!"

Keysha menggeleng kemudian melangkah masuk, "Aku enggak mau! Aku enggak akan pergi sebelum kamu mau memaafkan aku."

Langit bangkit lalu berjalan mendekati Keysha, tapi tanpa diduga gadis itu justru memeluknya dengan erat.

"Key, lepaskan aku!" Langit mendorong pinggang Keysha, berusaha melepaskan pelukan mantan kekasihnya itu.

Keysha semakin mengeratkan pelukannya, "Enggak! Aku enggak mau!"

Di saat bersamaan Senja datang bermaksud ingin mengembalikan kemeja milik Langit, dia terkesiap melihat Langit dan seorang wanita berpelukan.

"Ups, sorry! Aku enggak tahu kalau kalian lagi anu ...." Senja mendadak canggung dan salah tingkah sendiri.

Langit yang melihat Senja langsung memanggilnya dengan panggilan yang mengejutkan, "Sayang, sini masuk!"

Senja tercengang sembari menunjuk dirinya sendiri, "Aku?"

Langit mengangguk sambil mengedipkan sebelah matanya untuk memberikan kode, sementara Keysha menoleh ke belakang dan perlahan merenggangkan pelukannya.

Senja yang paham maksud Langit perlahan melangkah masuk mendekati dua insan itu. Langit pun mendorong Keysha yang kali ini tak lagi memaksa untuk memeluknya, dan bergegas menghampiri Senja.

Tanpa diduga Langit merangkul Senja, gadis itu pun sontak melirik tangan Langit yang mendekap erat pundaknya.

"Kenalkan ini pacar aku, namanya Senja," ujar Langit, dan Senja langsung menatapnya dengan raut terkejut.

"Lang, kau sudah enggak waras, ya? Dia itu ...."

"Cukup!" potong Langit cepat, "siapa pun dia, aku enggak peduli! Yang penting aku mencintainya, paham kau sekarang?"

Keysha kembali menggeleng, "Enggak, kamu enggak boleh mencintai dia! Aku mohon kembalilah padaku dan kita akan memulai lembaran baru. Aku berjanji akan setia padamu dan menjadi satu-satunya milikmu."

"Kau terlambat! Sejak kau mengkhianati aku, saat itu juga aku bersumpah untuk menghapus kau dari hidupku. Jadi enggak akan ada kesempatan kedua untukmu karena bagiku kau sudah mati!" ujar Langit menohok.

Senja yang mendengar kata-kata Langit merasa iba dan prihatin pada Keysha, dia bisa melihat jika wanita tersebut begitu mencintai Langit dan berharap pada pemuda itu.

"Lang, kamu tega menyakiti aku seperti ini," ucap Keysha dengan berlinang air mata.

"Aku hanya melakukan apa yang pernah kau lakukan padaku dulu, agar kau tahu bagaimana rasanya!" balas Langit.

Keysha menangis sesenggukan, air matanya jatuh berderai. Dia menatap Langit dan Senja dengan terluka.

"Sekarang sudah jelas, kan? Jadi mulai detik ini berhenti mengganggu hidupku lagi!" lanjut Langit.

Keysha yang sudah tak tahan lagi akhirnya memutuskan untuk pergi dari hadapan mantan kekasihnya itu.

Langit mengembuskan napas lega setelah Keysha menghilang dari pandangannya, akhirnya wanita itu pergi juga. Namun tiba-tiba lengannya yang masih melingkar di pundak Senja ditepis oleh gadis itu.

"Drama selesai, jadi jauhkan tanganmu dariku!" kata Senja ketus.

"Kau ini kasar banget, sih!" protes Langit.

"Kenapa kau bilang ke cewek tadi kalau aku ini pacarmu, ha?" tanya Senja.

"Biar dia berhenti mengganggu ku lah," jawab Langit enteng.

"Dia mantan pacarmu yang waktu itu, ya?"

"Hem."

"Dia cantik dan sepertinya masih sangat mencintaimu, kenapa kau enggak mau balikan aja dengan dia? Lupakan masa lalu dan buka lembaran baru."

"Itu bukan urusanmu!"

"Memang bukan, aku hanya memberi saran aja," sahut Senja, dia pun mengeluarkan kemeja hitam milik Langit dari dalam tasnya dan menyodorkannya ke pemuda itu.

"Nih, aku kembalikan kemeja mu. Makasih." Senja hendak pergi, tapi Langit dengan sigap menarik lengannya.

"Tunggu!"

"Ada apa lagi?"

"Pulang nanti ikut aku ke suatu tempat, ada yang mau aku tunjukkan, ini tentang kakakmu."

"Apa itu?" Senja penasaran.

"Nanti saja kalau sudah tiba di tempatnya."

"Tapi Mimi ikut, ya? Soalnya aku pulang bareng dia."

Langit terdiam sejenak, kemudian menggeleng, "Enggak bisa! Ini rahasia kita berdua, aku enggak mau ada orang lain yang tahu."

"Tapi Mimi bisa jaga rahasia, kok."

"Enggak, pokoknya hanya aku dan kau saja, jangan ada orang lain," tolak Langit.

Wajah Senja cemberut, "Ya udah, deh!"

"Kalau begitu sekarang kau kembali bekerja!" pinta Langit.

"Iya-iya!" Senja segera keluar dari ruangan tersebut.

Langit menyeringai memandangi kepergian Senja, "Pembalasan segera dimulai, Cakra!"

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!