Episode 7.

Beberapa hari kemudian, seluruh keluarga besar Aryawiranata sedang makan malam bersama, karena permintaan ayahanda David dan Daniel sebelum meninggal, kedua saudara itu pun sepakat untuk tetap tinggal satu atap meski sudah memiliki keluarga masing-masing.

"Bagaimana perkembangan kasus pembunuhan Tante Rani, Om?" tanya Bastian membuka percakapan.

"Masih belum ada titik terang, polisi masih terus menyelidiki kasus ini," jawab Daniel.

"Keberadaan Cakra juga belum diketahui, Mas?" Daniel pun ikut bertanya.

David menggeleng dengan wajah datar, "Belum."

"Apa di mobilnya enggak ada kamera yang mungkin saja merekam kejadian malam itu?" tanya Daniel lagi.

"Enggak ada, sepertinya si berengsek itu benar-benar ingin menghilangkan jejaknya," sahut David.

"Tapi sebenarnya aneh, kalau dia memang ingin menghilangkan jejaknya, kenapa dia meninggalkan mobilnya di sana? Itu sama saja seperti dia ingin orang-orang menuduhnya." Daniel berusaha menganalisa.

Semua orang tertegun mendengar analisa Daniel itu.

"Aku rasa ini ada yang enggak beres, Mas," lanjut Daniel.

David mengernyit, "Maksud kamu?"

"Setelah aku pikir-pikir, bisa jadi Cakra juga korban. Ada orang lain yang merupakan pembunuh aslinya."

"Kalau dia juga korban, lalu ke mana dia? Kenapa dia enggak ditemukan dan seolah-olah hilang ditelan bumi, Om?" sela Langit.

"Iya, Langit benar, Pa! Aku rasa dia sengaja melakukan ini untuk membuat semua orang bingung. Aku yakin dia pembunuhnya." Bastian menimpali.

Daniel terdiam, sejujurnya dia sendiri pun masih bingung dengan apa yang terjadi. Tapi entah mengapa dia yakin jika Cakra yang sudah sangat dia kenal itu tak bersalah sama sekali.

"Ya sudah, sebaiknya kita serahkan semua ini ke pihak kepolisian. Biar mereka yang mengungkap kasus dan misteri kematian Mama. Aku juga akan cari tahu," ujar Langit.

David sontak menatap putranya itu, "Bagaimana caranya kau cari tahu?"

"Aku akan menggantikan Mama di bar, aku akan pelan-pelan mengumpulkan informasi dari karyawan dan orang-orang yang selama ini berada di dekat Mama, aku berharap salah satu dari mereka bisa memberikan petunjuk," terang Langit.

"Aku akan membantumu," sambung Bastian.

Karina yang sejak tadi diam membisu langsung melirik putranya itu dengan cemas.

Langit pun mengangguk menyetujui tawaran saudara sepupunya tersebut.

"Iya, lakukanlah! Tapi tetap berhati-hati! Papa takut pembunuh itu masih berkeliaran dan menyakitimu," ucap David sedikit cemas.

"Iya, Pa."

***

Senja mengembuskan napas berat sembari menatap nanar dompetnya yang kosong. Uang terakhir yang dia miliki sudah habis untuk membeli makan malam, dia tak punya tabungan atau stok uang lain lagi. Selama ini Senja tak bekerja, seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh Cakra, tapi apesnya kakaknya itu menghilang sebelum memberinya uang bulanan.

Mimi yang sudah beberapa hari ini menginap di rumah Senja hanya bisa memandang iba sahabatnya itu.

"Besok aku makan apa?" keluh Senja dengan wajah sedih.

"Kamu tenang aja, aku yang akan membelikan makanan untukmu," sahut Mimi yang sedang berdandan, karena dia akan pergi kerja.

"Tapi mau sampai kapan, Mi? Kamu juga punya kebutuhan dan harus ngirim uang ke kampung, aku enggak mungkin selamanya menyusahkan kamu," keluh Senja.

"Iya, memang enggak selamanya lah! Aku akan membantu kamu sampai kamu dapat pekerjaan dan punya uang sendiri."

"Pekerjaan?"

"Iya, kamu harus bekerja untuk bisa menyambung hidupmu, Ja," usul Mimi.

Senja menghela napas, "Tapi kerja apa? Aku cuma tamatan SMA dan enggak punya keahlian apa-apa."

"Kerja apa saja, yang penting menghasilkan uang."

Senja bergeming dan berusaha memikirkan pekerjaan apa yang cocok dan pantas untuknya. Sekarang gadis berusia dua puluh satu tahun itu menyesal karena menolak tawaran Cakra untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah.

Tiba-tiba Mimi mendapatkan ide cemerlang, "Bagaimana kalau kamu kerja di bar aja?"

Senja tercengang, "Ha! Bar?"

"Iya, bar tempat aku bekerja."

Senja menggeleng, "Enggak! Kakak melarang aku ke tempat itu, apalagi bekerja di sana. Kakak pasti marah kalau tahu."

"Nah! Itu justru bagus! Siapa tahu dia akan pulang dan memarahi mu kalau tahu kamu kerja di bar."

Senja termangu, ide Mimi tidak begitu buruk dan bisa dikatakan brilian, tapi yang jadi masalahnya, keluarga Rani pasti tidak akan mau menerima dia bekerja di sana.

"Kayaknya enggak bisa, deh!"

Mimi mengernyit, "Enggak bisa kenapa?"

"Mi, kan aku sudah bilang kalau keluarga Tante Rani itu marah dan membenci aku karena mereka berpikir Kak Cakra yang membunuh Tante Rani. Jadi mana mungkin mereka mau menerima aku bekerja di sana."

"Ja, sejak Bu Rani dan Kak Cakra enggak ada, bar dipegang oleh Mas Kevin, keluarga Bu Rani enggak pernah datang ke bar. Jadi mereka enggak akan tahu kalau kamu bekerja di sana.

Senja mengerutkan keningnya, "Mas Kevin? Siapa itu?"

"Mas Kevin itu bar captain alias leader kami, dia yang selama ini mengawasi bar. Dia kan enggak kenal kamu dan pasti mau menerima kamu bekerja di sana."

"Kamu yakin?"

Mimi mengangguk, "Aku yakin! Saat ini bar membutuhkan orang karena ada beberapa karyawan yang mengundurkan diri."

Senja kembali bergeming, dia menimbang-nimbang saran dari sahabatnya itu sebab masih ragu untuk bekerja di tempat yang memiliki kesan buruk di mata sebagian orang.

"Ayolah, Ja. Kalau nanti ada pekerjaan yang lebih baik, kamu bisa resign."

"Ya sudah, deh. Kapan aku bisa mulai bekerja?"

"Malam ini kamu ikut aku ke bar, nanti aku kenalkan ke Mas Kevin. Paling nanti dia interview sedikit tentang kamu, tapi jangan bilang kalau kamu adiknya Kak Cakra."

"Apa aku enggak perlu mengirimkan surat lamaran?"

"Enggak usah, kamu cukup berpenampilan menarik dan seksi aja. Dandan yang cantik."

"Hanya itu?"

Mimi mengangguk, "Iya, di sana yang paling penting itu harus cantik, seksi, dan berpenampilan menarik. Jadi pengalaman dan pengetahuan itu enggak terlalu diutamakan."

"Baiklah, nanti malam kita ke bar," pungkas Senja, dia berharap keputusannya ini tepat. Semoga seperti harapannya, Cakra datang saat tahu dia bekerja di klub malam tersebut.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!