GKP 19

Ternyata perjuangan lelaki itu tidak hanya sampai di sana saja. Ia masih harus berjuang untuk bisa berenang ke pinggir sungai. Dengan sekuat tenaganya ia mencoba membawa dirinya serta tubuh Lea yang sudah lemas karena terlalu banyak terminum air sungai.

Beberapa kali ia mencoba meraih ranting-ranting pohon yang menjuntai ke sungai demi untuk menyelamatkan diri, namun gagal. Hingga usaha terakhirnya membuahkan hasil yang sepadan. Ia berhasil menyeret tubuhnya bersama Lea ke pinggir sungai dengan bantuan ranting pohon tersebut.

Dengan sisa-sisa tenaganya yang masih tersisa, lelaki itu membopong tubuh Lea hingga ke tepian sungai dan merebahkannya di sana. Ia lalu duduk sembari menetralkan napasnya yang masih terengah-engah.

"Uhuk-uhuk!" Lea terbatuk-batuk dan mengeluarkan air sungai yang sempat terminum olehnya.

"Di mana aku? Apakah aku sudah mati?" gumam Lea dengan mata yang masih terpejam.

"Dasar wanita bodoh! Kamu itu belum mati," gerutu lelaki itu sambil menyeret matanya ke arah Lea yang masih lemas di sampingnya. Ia begitu terkejut melihat kondisi kaki Lea yang ternyata hanya sisa satu.

"Di-di mana kakimu!" pekiknya dengan mata melotot. Ia memperhatikan sekeliling, mencoba mencari kaki Lea yang satunya.

"Kenapa kamu menolongku, wahai lelaki aneh? Kenapa tidak kau biarkan saja aku mati agar aku tidak perlu lagi mengulanginya?" celetuk Lea.

"Masih pake bertanya lagi! Sekarang jawab, di mana kakimu yang satunya, ha!" lanjut lelaki itu dengan setengah kesal. Ia kembali mencoba mencari kaki Lea yang ia pikir hilang akibat kejadian barusan.

Lea membuka matanya dengan perlahan lalu menatap lelaki itu sambil tersenyum miring. "Kaki yang mana, yang kamu maksud? Kaki palsuku? Kalau benar, benda itu sudah aku buang," jawab Lea.

"Kaki palsu?" Lelaki itu sangat terkejut setelah mengetahui bahwa Lea memang seorang gadis cantik yang cacat.

"Sekarang, apakah kamu masih ingin menyebutku sebagai wanita cantik setelah mengetahui kondisiku yang sebenarnya, ha?"

Lea mencoba bangkit dari posisinya, tetapi ia tidak mampu menggerakkan tubuhnya. Ia kembali terjatuh dan akhirnya memilih diam dengan posisi semula. Berbaring menghadap langit dengan beralaskan tanah berpasir.

"Menurutku kamu tetap cantik," jawabnya lirih.

"Jangan mencoba menghiburku karena aku tidak akan mempercayai hal itu. Buktinya, mantan tunanganku saja meninggalkan aku hanya karena aku cacat dan tidak semenarik dulu."

Lelaki itu menghembuskan napas berat kemudian mengulurkan tangannya ke hadapan Lea.

"Kenalkan, namaku Gail."

Lea melirik kemudian menatap tangannya yang terulur untuk beberapa saat lalu berpaling lagi dan kembali menatap langit.

"Lea," jawabnya tanpa menyambut uluran tangan lelaki itu.

Gail menarik tangannya kembali kemudian memperhatikan sekeliling tempat itu.

"Kita berada di tempat yang entah apa namanya. Aku akan menghubungi orangku dan meminta mereka menjemput kita di sini," ucapnya.

Ia meraih ponselnya lalu mencoba menghubungi salah satu orang kepercayaannya dan bicara lewat benda pipih tersebut.

Beberapa kali Lea melirik lelaki yang bernama Gail itu dengan tatapan penuh kesal. Ia tidak percaya bahwa rencana bunuh dirinya harus gagal karena ulah lelaki itu. Yang sok-sokan menjadi pahlawan kemudian menyelamatkan dirinya.

"Setelah beberapa saat. "Sudah. Kita tunggu mereka beberapa saat lagi untuk menjemput kita di sini," ucap Gail lagi sembari menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celananya yang basah kuyup.

Lea mencoba bangkit untuk sekali lagi dan akhirnya ia berhasil melakukannya. Ia duduk di tepian sungai sambil memeluk kedua lututnya.

"Aku tidak pernah memintamu untuk menyelamatkan aku, Tuan Gail."

"Apa?!" pekik Gail dengan wajah kesal.

"Di saat seperti ini, bukannya bilang terima kasih, kamu masih berkata seperti itu! Kalau begitu, terjunlah lagi! Tidak perlu jauh-jauh, cukup di sini saja, aku jamin kamu pasti akan mati. Karena apa? Karena kamu tidak bisa berenang," lanjutnya dengan geram.

Lea masih membuang muka dan tak ingin menatap lelaki itu.

"Lagian aku heran, ya! Entah kenapa Tuhan senang sekali mempertemukan aku dengan wanita-wanita bodoh seperti dirimu. Setiap kali ada masalah, selalu saja pikirannya ingin mengakhiri hidup. Memangnya tidak ada pikiran lain ya, selain itu?" celetuknya lagi.

"Itu bukan urusanmu," jawab Lea dingin.

"Ya, kalau begitu lakukan saja lagi! Tapi setelah orangku datang dan menjemputku. Setelah itu lakukanlah apa pun yang kamu ingin lakukan."

Setelah mengucapkan hal itu, Gail memilih untuk diam, begitu pula Lea. Ia pun sudah tidak ingin membuka suaranya dan berdebat dengan lelaki yang baru ia temui itu.

Waktu terus berputar, hingga tak terasa dua jam sudah mereka menunggu di tempat itu. Gail tampak gelisah menunggu kedatangan orang yang akan menjemputnya. Ia sudah tidak tahan berada di tempat itu lebih lama lagi. Selain karena kedinginan, ia pun mulai merasakan bahwa tubuhnya sudah sangat lelah.

Ia memperhatikan Lea yang masih meringkuk dengan wajah memucat. Perlahan ia menghampiri wanita itu lalu melepaskan kemejanya yang sudah dalam kondisi setengah kering.

"Kenakan ini, agar tubuhmu tidak terlalu kedinginan," ucap Gail.

Lea yang memang sudah tidak tahan dengan rasa dingin itu, segera menyambut kemeja tersebut dari tangan Gail. Ia bergegas mengenakan kemeja itu agar tubuhnya menjadi lebih baik.

"Nah, itu mereka!"

Tiba-tiba beberapa orang pria dengan pakaian rapi datang menghampiri Gail. Selain itu, ada juga beberapa orang dari tim medis datang untuk memastikan bahwa kondisi mereka baik-baik saja.

"Mari, Tuan." Seorang lelaki mengajak Gail untuk ikut bersamanya sembari memakaikan sebuah jas ke tubuhnya.

"Kenapa kalian lama sekali, ha?" tanya Gail sembari mengenakan jas tersebut.

"Beberapa kali kami tersesat, Tuan. Maafkan kami," jawabnya.

Sementara Gail sedang sibuk dengan orang-orangnya, Lea tengah diperiksa oleh beberapa orang dari tim medis. Setelah selesai memeriksa kondisi kesehatan Lea dan Gail, para tim medis pun meminta mereka untuk dirawat di rumah sakit.

Gail bersiap untuk pergi dari tempat itu bersama yang lainnya. Sementara Lea masih terdiam dengan tatapan kosong. Bahkan para tim medis yang membujuknya, sama sekali tidak dihiraukan oleh wanita itu.

"Tunggu sebentar! Biar aku bicara dengannya," ucap Gail.

"Baik, Tuan."

Gail berjalan menghampiri Lea dan kini ia berdiri tepat di hadapan wanita itu. "Apa kamu ingin tetap tinggal di sini, Lea?" tanya Gail memastikan, sebelum ia dan orang-orangnya pergi dari tempat itu.

Lea masih terdiam dan menatap lelaki itu dengan lekat.

"Jika kamu masih ingin melakukan hal itu, silakan. Lagi pula kamu tidak perlu takut karena sungai ini dan tempat ini adalah habitatnya binatang-binatang buas. Ada buaya, beruang, singa, macan, anaconda dan lain sebagainya. So, kamu tidak perlu susah-susah mencari cara untuk mengakhiri hidupmu. Cukup diam di sini dan tunggu mereka datang menghampirimu," tutur Gail dengan seringai liciknya.

Lea yang tadinya diam dengan tenang, akhirnya ketakutan setelah mendengar penuturan dari lelaki itu. Ia menelan salivanya dengan susah payah.

"Ka-kamu pasti bohong! Kamu hanya ingin menakut-nakutiku saja, 'kan?" sahut Lea.

"Kenapa aku harus berbohong? Memang apa untungnya hingga aku harus berkata bohong dan menakut-nakutimu?" celetuk Gail.

"Jika kamu masih ingin tinggal di sini, silakan. Aku pergi duluan," ucapnya lagi sembari melenggang, meninggalkan Lea beberapa langkah ke depan.

"Ehmm ... tunggu! Aku ikut," ucap Lea yang akhirnya memutuskan untuk ikut bersama lelaki itu.

Gail tersenyum licik lalu kembali melanjutkan langkahnya.

***

Terpopuler

Comments

Dyah Oktina

Dyah Oktina

eh... kok kedua kakinya sih thor... kan tinggal 1 🤭... typo...typo

2023-08-14

0

JR Rhna

JR Rhna

ponselnya dari mana?kan mereka terjun d sungai

2023-06-05

0

Dien Elvina

Dien Elvina

itu orang yng menabrak Lea sama Haris kan..apa Lea akan tau kalo Abigail yng buat dia cacat..

2023-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!