Pertemuan

"Pertemuan ku dan dia adalah takdir, sedangkan kisah ini adalah ujiannya."

*****************#####*****************

Kondisi pasar cukup ramai, ada banyak sekali bangsawan yang berlalu lalang dengan tumpukan kantong belanjaan yang tentunya dibawa oleh bawahan mereka. Tidak hanya para bangsawan bahkan rakyat biasa pun turut meramaikan tempat itu.

"Nona kita sudah sampai."

Bulan segera turun dari kereta kudanya, ia kemudian bergegas masuk menuju kafe Bintang yang merupakan kafe yang paling sering di kunjungi oleh para bangsawan kelas atas lainnya.

Pertama kali Bulan memasuki area kafe, ia sudah disambut oleh cibiran kasar dari sekumpulan wanita bangsawan. Mereka membicarakan hal yang terjadi padanya akhir-akhir ini.

"Gosip itu sungguh kejam tak ada bedanya disini maupun disana,"

Tanpa memikirkan apa yang dikatakan wanita bangsawan itu, Bulan dengan tenang menuju ke salah satu meja yang terletak di sudut ruangan.

"Kalian duduk lah disini, aku ada urusan penting,"

Amel yang mendengarnya perintah nona mudanya itu merasa ada yang aneh. Baru kalau ini nona nya pergi sendirian, biasanya ia sangat takut dan terkadang butuh pendamping hanya untuk sekedar ke toilet saja.

" Non..., Nona Senja kau mau pergi kemana? Biarkan aku ikut dengan mu."

Bulan yang baru saja melangkahkan kakinya berbalik dan menatap Amel dengan pandangan mencibir. "Ini urusanku. Sebaiknya kau jaga batasan mu, Amel."

Bulan terlihat kesal dengan cara berbicara Amel yang merendahkannya. "Buk..., bukan begitu Nona, saya hanya takut Nona tersesat saat berjalan...."

Seketika tubuh Amel bergetar, ia bahkan tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Aura dominan yang dipancarkan Bulan membuat Amel takut dan matanya terus memandang ke bawah, hal yang sama juga terjadi pada pengunjung lainnya yang ada di tempat itu.

"Akan apa maksudmu? Kau meragukan tuan mu begitu, hah?" Melihat Amel yang gemetar ketakutan, Bulan sedikit puas.

"Meskipun ingatan ku hilang, aku tidak akan mudah tersesat begitu saja." Lanjut Bulan, sontak seisi ruangan yang sedari tadi mencibirnya kini berhenti seketika.

Mereka kini merasakan aura intimidasi yang begitu kuat dari Bulan bahkan beberapa diantara mereka bergetar dengan hebatnya. Tatapan jengkel Bulan kini beralih pada sekumpulan wanita bangsawan yang sedari tadi mengejeknya.

Bulan menatap mereka dari ujung matanya yang sedang memancarkan aura anggun yang dominan dibarengi dengan aura intimidasi yang kuat membuat Bulan terlihat seperti bangsawan sejati.

Semua orang yang ada ditempat itu bahkan tak bisa mengangkat wajahnya. Mereka terlalu takut, baru kali ini mereka merasakan aura dominan yang begitu kuat dari seorang gadis yang dijuluki wanita jahat.

Auranya berbeda sekali dari waktu sebelum kabar bunuh dirinya tersebar, ditambah lagi dengan wajah Bulan yang datar dan dingin, membuat penampilannya lebih sempurna.

"Berikan pelayan ku makanan dan minuman terbaik di kafe ini, buat mereka puas," Seru Bulan sebelum ia meninggalkan kafe tersebut.

Bulan melangkahkan kakinya ke dalam sebuah butik sederhana, ia sengaja masuk ke dalam butik tersebut untuk berganti pakaian. Bulan lalu mengambil beberapa setelan baju sederhana dan memakainya. Sebelum pergi Bulan sengaja menyuruh pelayan toko untuk tidak menyentuh ruangan miliknya.

"Jangan masuk ke ruangan ku sampai aku yang memanggil kalian," seru Bulan acuh kepada pelayan yang tengah melayaninya itu.

Bulan keluar dari butik dengan melompati jendela yang ada di ruangan tersebut. Ia pun segera mendekati sebuah bar dimana rakyat kalangan bawah berkumpul. Bar kecil itu terlihat biasa saja sama seperti bar - bar lainnya.

"Aku hanya perlu mendengar beberapa gosip lalu pergi,"

Meskipun ia tahu bahwa terdapat pasar gelap di kota ini, namun ia sama sekali tidak tahu letak pasti dari tempat tersebut, sehingga Bulan membutuhkan informasi lebih untuk bisa masuk kesana.

"Paman, satu wine dengan daun mint segar diatasnya." Pesan Bulan sambil duduk di kursi depan meja bar dan melihat sekeliling.

"Apa dia tidak kedinginan?" tanya Bulan setelah merasakan suhu dingin disekitar bar tersebut.

"Dia mungkin merasa kedinginan sama seperti kita namun apa yang bisa ia buat jika itu untuk mendapatkan makanan," jelas pelayan bar tersebut. Bulan sedikit kaget namun sedetik kemudian ia kembali seperti biasa.

" Apa kau butuh hal lain Nona?" tanya pelayan itu sambil menatap ringan pada Bulan. Hal ini sangat menguntungkan baginya tanpa membuang waktu Bulan lalu bertanya mengenai pasar gelap.

"Bisakah mereka memberikan sesuatu seperti informasi misalnya?" tanya Bulan ragu, pelayan bar itu melihat Bulan lalu menghela napasnya.

"Jika kau butuh sesuatu mereka adalah yang paling bisa kau andalkan asalkan bayarannya sesuai," tutur pelayan itu lalu pergi meninggalkannya.

"Baiklah, terima kasih," Bulan lalu bergegas pergi menuju ke salah satu wanita tersebut.

"Hai Nona, ingin bermain?" tanya Bulan asal, wanita itu hanya melihatnya sekilas dan berkata.

"Nona, aku sedang melayani tuan ini jika kau mau, kau bisa pergi ke sana." Wanita malam itu menunjukkan ruangan yang terletak di lantai dua.

"Baiklah." Bulan lalu naik ke lantai dua menuju ruangan tersebut. Di dalam ruangan terdapat seorang wanita yang tengah duduk santai sambil meminum segelas arak.

"Ada perlu apa Nona datang pada ku?" tanya wanita itu sambil melirik nakal pada Bulan.

"Aku dengar kau bisa berikan apapun yang ku inginkan," jawab Bulan datar dan acuh.

"Itu tergantung seberapa banyak uang di kantong mu." wanita itu melirik ke saku baju Bulan sambil tersenyum.

"Tenang saja, ini cukup untuk kau hidup sebulan." Wanita itu jadi bersemangat mendengarnya, ia lalu berdiri dan mempersilahkan Bulan duduk.

"Mau minum apa Nona muda?" tanya wanita itu penuh semangat.

"Tidak perlu, aku datang kesini untuk menanyakan sesuatu hal penting denganmu."

Bulan menatap baju wanita itu lalu melihat wajahnya.

"Aku ingin pergi ke pasar gelap, beri tahu aku dimana lokasinya." Lanjut Bulan, wanita itu menatap Bulan lalu tersenyum.

"Kau datang ke tempat yang tepat Nona, tapi sebelum itu berikan dulu aku 3 perak," wanita itu membuka salah satu tangannya, masih tetap dengan senyum nakal.

Bulan terlihat kesal dengan wajah tenangnya itu. Lantas ia merogoh kantongnya dan melemparkan 3 perak ke atas meja, senyum wanita itu pun semakin lebar.

"Pergilah ke sebuah jalan di samping bar ini. Kau akan menemukan tembok dengan coretan bunga anggrek di tengahnya, lalu katakanlah ' malam adalah miliknya dan aku untuknya ' ,segera tembok itu akan terbuka dan kau bisa masuk ke dalam pasar gelap."

Wanita itu lalu menjelaskan keseluruhan apa yang ada di pasar gelap, hal itu sangat membantu bagi Bulan.

"Ambillah ini." Bulan kemudian menyerahkan sekantong emas kepada wanita itu.

"Belilah baju yang layak, lain kali jika aku menemui mu pakailah sesuatu yang nyaman."

Bulan lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

"Tung..., tunggu Nona. Siapa nama mu ? Aku, aku Bina." Wanita itu menuruni tangga sambil berlari, napasnya terengah-engah.

"Panggil aku Bulan." Wanita itu pun mengangguk sopan.

"Terima kasih, jika kau butuh sesuatu datanglah kesini. Aku selalu ada di ruangan itu." Wanita itu tersenyum ramah sambil melihat Bulan yang melangkah pergi.

"Baiklah." Bulan pun bergegas menuju lorong di samping bar.

***

Di ujung jalan tampak sebuah tembok besar berwana coklat dengan ukiran bunga anggrek di tengahnya, tanpa ragu Bulan pun mendekati tembok tersebut sambil melihat ke sekeliling sekali lagi untuk memastikan bahwa hanya dirinyalah yang ada di lorong itu.

"Malam adalah miliknya dan aku untuknya."

Seketika terbukalah sebuah jalan dari tembok itu, Bulan lalu masuk ke dalamnya dan tembok itupun tertutup secara tiba - tiba. Di dalam tembok begitu gelap, hanya ada beberapa obor yang bergantung dindingnya.

Lama Bulan berjalan sampai akhirnya ia melihat sebuah pintu besi. Bulan lalu mengetok pintu itu sambil berkata.

"Matahari itu terang tapi bulan adalah ratunya." Itu adalah kalimat yang diberikan oleh Bina agar Bulan bisa masuk dengan mudah ke dalam pasar gelap.

Terlihat seorang pria bertubuh besar yang tingginya 2 kali lipat dari Bulan membuka pintu besi tersebut. Pria itu menatap Bulan dari ujung rambut hingga ujung kakinya lalu berkata.

"Jika kau ingin hidup pergilah sekarang tapi jika kau ingin mati silahkan masuk." Bulan dengan gugup menelan saliva nya dan masuk ke dalam pasar gelap.

Pasar gelap ini tidak jauh berbeda dari pasar pada umumnya. Walau ia berada di area bawah tanah, namun tempat ini cukup luas. Sepanjang jalan Bulan mendengar tentang pertandingan yang akan terjadi sebentar lagi.

Dari penjelasan Bina pertarungan itu dibuat untuk memilih siapa saja yang akan menjadi prajurit di kekaisaran atau rumah bangsawan lainnya.

Hal ini dikarenakan mereka yang tidak memiliki status tidak bisa masuk ke dalam akademik dan hanya bisa menjadi kesatria bayaran saja. Jika beruntung mereka akan dikontrak oleh para bangsawan dan hidup dengan nyaman, dengan kata lain pertarungan ini hanya untuk menaikkan derajat mereka saja.

Sebelum acara utama dimainkan Bulan terlebih dahulu pergi ke salah satu butik yang menjual baju dari negara tetangga. Baju di butik itu cukup cantik walau terlihat sederhana dan itu sangat cocok sekali dengan Bulan yang tidak suka hal - hal rumit.

Bulan membeli setelan baju dengan celana sebanyak 6 buah dan sisanya adalah gaun, jadi total baju yang ia beli adalah 10 buah.

"Nona, kami punya baju yang lebih ringan dan simpel namun tetap elegan. Apakah Nona ingin melihatnya?"

Pelayan itu bertanya sebelum melihat Bulan yang sedari tadi hanya memilih pakaian yang sederhana namun elegan.

"Baiklah, tunjukan padaku." Bulan lalu melihat pakaian tersebut. Cukup cantik, ornamennya sederhana tapi hiasan itu sesuai dengan warna dari gaunnya.

"Aku mau ini," tutur Bulan, pelayan itu pun membungkusnya.

"Jika kalian memiliki pakaian seperti ini lagi simpanlah karna nanti sebulan sekali aku akan datang untuk mengambilnya."

"Baiklah, Nona."

Setelah semuanya terbungkus rapi Bulan pun hendak pergi keluar untuk mencari hiasan di kepalanya.

"Nona jika kau ingin mencari hiasan rambut pergilah ke toko perhiasan Amural, toko itu ada disudut jalan lorong ini." Pelayan itu menunjukkan sebuah lorong sambil tersenyum ramah padanya.

" Apa kau yakin dengan itu?" tanya Bulan ragu. Pelayan itu hanya tersenyum dan menjawab Bulan. Ia lalu menjelaskan semua hal yang ada di dalam toko tersebut.

"Baiklah, terima kasih rekomendasinya." Bulan kemudian pergi ke toko perhiasan Amural tersebut. Di jalan Bulan melihat sebuah toko pengrajin besi.

Bulan pun memutuskan untuk masuk ke dalam toko tersebut. Di dalam toko itu ada begitu banyak pedang dengan ukuran yang berbeda-beda dan busur juga anak panah yang dipajang begitu elok dan cantik.

Di sekeliling ruangan itu juga terdapat perisai dengan berbagai ukuran. Bulan melihat sebuah pedang yang dipajang di sudut toko. Pedang itu terlihat begitu mewah dan cantik dan terdapat ornamen naga yang mengelilingi pedang tersebut. Disampingnya juga ada sebuah perisai yang terdapat lambang naga dan juga bunga Lily di sekitarnya.

"Berapa harga pedang ini?" Bulan menyentuh pedang itu, dan mulai terpesona.

"Begitu ringan," Bulan mengangkat pedang tersebut dan terlihat jelas ukiran naga di sekitarnya.

"Pedang itu tidak dijual Nona."

Seorang pria tampan dengan wajah oval dan mata merah mendekati Bulan. Wajah datar pria itu mampu membuat Bulan menggigil namun Bulan berusaha untuk menahannya. Ia tidak ingin terlihat lemah oleh lawan jenisnya ini.

"Siapa kamu?" tanya Bulan sambil memperhatikan pakaian si pria.

"Apakah kamu pemilik tempat ini?" lanjutnya acuh masih tetap dengan wajah datarnya.

"Berani juga gadis ini, begitu menarik,"

"Aku bukan pemilik tempat ini, tapi aku pemilik pedang itu." Pria itu pun menarik pedang yang ada di genggam Bulan dan mengambil perisai yang ada di sampingnya.

"Kau.., dasar huh." Bulan merasa kesal dengan sikap kasar pria itu. Pemilik toko yang melihat hal ini menjadi panik. Ia takut ada keributan di dalam tokonya.

"Nona, itu memang miliknya dan jika Nona mau saya bisa menunjukkan yang lain." Pemilik toko tampak gemetaran dengan aura dominan yang dipancarkan pria tersebut.

"Tidak perlu," lirih Bulan masih kesal, ia lalu pergi mendekati si pemilik toko.

"Aku ingin sebuah pedang yang mirip dengan tombak, di ujung masing-masing tombak terdapat dua buah mata pisau yang apabila ditarik akan keluar, seperti ini." Bulan mengambil sebuah tombak dan memutar bagian tengahnya.

"Di dalam tombak pada area tengah berikan rantai tipis namun kuat dan selipkan juga mata pisau di antara keduanya, lalu buatlah sebuah perisai tipis namun kuat untuk menyeimbangi pedang tersebut," jelas Bulan kepada sang pemilik toko.

Bulan sengaja memberi jeda agar pemilik toko dapat mencernanya. "Perisai itu masukan di ujung lapisan luar pedang sehingga dapat dengan mudah untuk digunakan. Aku tidak menyukai hal yang ribet jadi satukan saja semuanya dan juga setiap material dari tombak itu harus ringan agar mudah untuk ku membawanya. Ukuran dari pedang yang mirip dengan tombak itu sesuaikan saja dengan pedang si pria tadi. Aku ingin satu benda dapat memiliki berbagai fungsi, apa kau mengerti?"

Setelah menjelaskan semua konsep pedang yang Bulan inginkan ia melirik ke arah pria tadi namun pria itu sudah tidak ada di tempat, entah sejak kapan ia meninggalkan toko pengrajin itu.

Sang pemilik toko pun mencoba untuk mencerna setiap kata yang diucapkan oleh Bulan, ia lalu mulai mengambil sketsa dan menggambar desainnya.

"Nona, apakah seperti ini yang kamu mau?" tanya pemilik toko tersebut, Bulan pun tersenyum dan mengangguk.

"Iya, seperti itu," jawab Bulan senang.

"Ukiran seperti apa yang Nona inginkan pada pedang ini?" tanya pemilik toko setelah melihat senyum puas pelanggannya.

"Sepertinya aku bisa menaruh lambang keluargaku di sana,"

"Pak aku ingin ada lambang Bulan di tombak itu dan juga bunga Lily seperti pedang pria tadi. Ah iya, berikan juga lambang burung elang di ujung tombak dengan warna emas sedangkan untuk ukiran lainnya sesuaikan saja dengan warna dasarnya yaitu biru muda," jawab Bulan menjelaskan.

"Baiklah Nona, pedang ini akan siap dalam enam hari lagi," jelas pemilik toko.

"Bisakah kau siapkan ini dalam waktu 4 hari?

Aku akan memakainya pada saat ujian."

Pemilik toko itu sedikit menimbang dan akhirnya mengangguk tanda ia setuju. Setelah keluar dari toko pengrajin, Bulan segera pergi ke tempat pertarungan karena waktunya sudah tiba.

Ia berencana untuk datang ke toko perhiasan Amural setelah pertandingan selesai nanti. Bulan sampai di dalam arena pertarungan 15 menit setelah itu dimulai.

pertarungan itu cukup hebat dan sengit, mereka bahkan tidak segan - segan menghancurkan kepala lawannya begitu saja.

Satu persatu dari pertarungan memiliki pemenangnya.

Mereka semua sudah dibeli dengan harga tinggi oleh para bangsawan. Bulan tidak terlalu suka dengan pertarungan sehingga ia hanya menonton dari kejauhan saja. Tujuan utamanya datang ke tempat ini adalah untuk mencari pelayan setia bukan petarung yang gila dengan uang.

Setelah pertarungan selesai, Bulan segera menuju ke sebuah tempat yang ada di belakang panggung. Ia menemui pembawa acara pertarungan tadi.

"Permisi tuan apa kau tau dimana aku bisa menemukan kesatria bayaran disini?" tanya Bulan dengan wajah tegasnya. Auranya cukup dominan sehingga si pembawa acara itu sempat terdiam sejenak sebelum menjawab.

"Ada perlu apa Nona kecil ini dengan kesatria bayaran?" Pembawa acara itu malah bertanya balik dengan mimik wajah penuh ketertarikan.

"Aku membutuhkan seseorang yang kuat namun masih bisa dikendalikan untuk bisa aku jadikan sebagai pelayan,"

Mendengar jawaban Bulan tersebut pembawa acara itu tersenyum lebar, ia sedikut tahu tujuannya Bulan yang sebenarnya saat ini.

"Ikutlah dengan ku." Pembawa acara itu kemudian membawa Bulan pada seorang pria tua yang gendut.

"Count, ada yang membutuhkan bantuan mu saat ini." Pembawa acara itu lalu pergi meninggalkan Bulan berdua saja dengan pria yang ia panggil ' Count ' tersebut.

"Perkenalkan nama ku Count Servan. Ksatria seperti apa yang kau cari? Dan seberapa banyak?" tanya Count Servan dengan senyum yang lebar.

"Aku butuh 6 orang, dua wanita dan 4 pria. Dengan rata - rata usia 12 sampai 17 tahun," seru Bulan yang mendapatkan perhatian penuh dari Count.

"Temui aku dua hari lagi di sini, akan kuberikan mereka padamu nantinya." Bulan pun mengangguk dan pergi dari area pertarungan tersebut.

Ia tidak tahu bahwa seluruh gerak - geriknya sejak tadi diawasi oleh pria yang memakai jubah hitam di sudut kursi arena. Pria itu berbisik kepada pelayannya untuk mengawasi Bulan.

"Pergilah dan kabari aku jika ada hal yang penting." Pelayan itu lalu menghilang seperti bayangan dan mengikuti ke arah manapun Bulan pergi.

Setelah selesai melihat perhiasan rambut di toko Amural, Bulan pun bergegas pergi ke kafe dimana ia meninggalkan Amel dan pelayannya.

Namun sebelum itu, Bulan sempat kembali ke butik dimana ia berganti pakaian dan dengan cepat memakai pakaiannya yang semula.

Amel yang melihat nonanya kembali setelah tiga jam menghilang mulai bangkit dari kursinya. Bulan yang melihat Amel datang menghampirinya langsung menyuruhnya membawa semua barang yang ia beli dari pasar gelap.

Tanpa basa - basi Bulan lalu naik ke dalam gerbong kereta kuda. Bulan mendapatkan perasan aneh setelah keluar dari pasar gelap, ia merasa ada yang mengawasinya. Bulan lalu memutuskan untuk segera kembali ke rumahnya.

Terpopuler

Comments

senja

senja

penasaran dg realnya Bulan

2021-04-22

0

Allisya Hurairah

Allisya Hurairah

i like the story... go spirit..

2021-03-10

0

Caramelatte

Caramelatte

so far so good

2020-12-07

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pertukaran Takdir
3 Buku Diary Senja
4 Perubahan
5 Pertemuan
6 Kesetiaan
7 Hari Pemilihan
8 Sahabat
9 Sadar
10 Black Forest
11 Magis Pet pt 1
12 Magis Pet [ 2 ]
13 Akademik Sihir
14 Siapa Kamu?
15 Perjalanan Ekspedisi
16 Hutan Teratai
17 Hutan Teratai [ Pt 2 ]
18 Kegelisahan
19 Terselubung
20 Pencarian
21 Pulih
22 Pulih pt 2
23 Pulih pt 3
24 RENCANA
25 Jebakan
26 Rahasia Permaisuri Mawar
27 Rahasia Permaisuri Mawar pt 2
28 Investasi
29 Investasi pt2
30 Investasi Pt3
31 Kesepakatan
32 Siasat
33 Persiapan
34 Ujian Akademik
35 Let's Start the Games
36 LSTG Pt 2
37 LSTG Pt 3
38 LSTG Pt 4
39 LSTG Pt 5
40 Finish Games
41 Permulaan Rencana
42 Akhir dari Pengkhianatan
43 Rumah baru
44 Rahasia Gelap
45 Eksekusi
46 Umpan
47 Tertarik
48 Tertarik Pt 2
49 Kerajaan Aruna
50 Party
51 Party Pt 2
52 Party Pt 3
53 Sumpah
54 Sumpah Pt 2
55 Kerajaan Guira
56 Kerajaan Guira Pt 2
57 Kerajaan Guira Pt 3
58 Kerajaan Guira Pt 4
59 Kerajaan Guira Pt 5
60 Perangkap
61 Wilayah Timur
62 Wilayah Timur Pt 2
63 Wilayah Timur Pt 3
64 Wilayah Timur Pt 4
65 Lucas de Green
66 Lucas de Green pt 2
67 Kerajaan El-Aufi
68 Kerajaan El-Aufi Pt 2
69 Penyamaran
70 Persimpangan Jalan
71 Teman Jalan
72 Teman Jalan pt 2
73 Teman Jalan pt 3
74 Teman Jalan pt 4
75 Pertemuan
76 Pertemuan pt 2
77 Pertemuan pt 3
78 Pertemuan pt 4
79 Pertemuan pt 5
80 Pertemuan pt 6
81 Kunjungan Sahabat
82 Kunjungan Sahabat pt 2
83 Perubahan Rencana
84 Takut
85 Panik
86 Panik pt 2
87 Kelinci Percobaan
88 Gelisah
89 Kesalahpahaman
90 Pesta Teh
91 Pesta Teh pt 2
92 Festival Rakyat
93 Festival Rakyat pt 2
94 Festival Rakyat pt 3
95 Festival Rakyat pt 4
96 Festival Rakyat pt 5
97 Festival Rakyat pt 6
98 Danau Sinju
99 Danau Sinju pt 2
100 Danau Sinju pt 3
101 Danau Sinju pt 4
102 Danau Sinju pt 5
103 Memantau
104 Wajah Baru
105 Pukulan Kecil
106 Keputusan
107 Fakta
108 Fakta pt 2
109 Pesta Kedewasaan [End Season 1]
110 [S2E1] Perubahan
111 [S2E2] Pendekatan
112 [S2E3] Pendekatan pt 2
113 [S2E4] Peraturan Baru
114 [S2E5] Sandiwara
115 [S2E6] Sandiwara PT 2
116 [S2E7] Rasa Yang Aneh
117 [S2E8] Luka Ego
118 [S2E9] Luka Ego Pt 2
119 [S2E10] Luka Ego Pt 3
120 [S2E11] Kabur
121 [S2E12] Kabur pt 2
122 [S2E13] Kabur pt 3
123 [S2E14] Kecewa
124 [S2E15] Kecewa Pt 2
125 [S2E16] Kecewa Pt 3
126 [S2E17] Tipuan
127 [S2E18] Padang Rumput
128 [S2E19] Padang Rumput Pt 2
129 [S2E20] Rahasia lain
130 [S2E21] Perubahan
131 [S2E22] Perubahan Pt 2
132 [S2E23] Pesuruh
133 [S2E24] Trik Murahan
134 [S2E25] Kembali
135 [S2E26] Buku sihir
136 [S2E27] Memantau
137 [S2E28] Korp Penjaga
138 [S2E29] Pelatih Baru
139 [S2E30] Pelatih Baru Pt 2
140 [S2E31] Keseimbangan
141 [S2E32] Kumpulan Mana
142 [S2E33] Laporan
143 [S2E34] Monster Lain
144 [S2E35] Monster Lain PT 2
145 [S2E36] Monster Lain PT 3
146 [S2E37] Perubahan Fisik
147 [S2E38] Perubahan Fisik Pt 2
148 [S2E39] Curiga
149 [S2E40] Senjata Makan Tuan
150 [S2E41] Teknik Rahasia
151 [S2E42] Taman Bunga Mawar
152 [S2E43] Mayat Hidup
153 [S2E44] Kembali
154 [S2E45] Siapa Kau
155 [S2E46] Meridian
156 [S2E47] Istirahat
157 [S2E48] Kota Baru
158 [S2E49] Rahasia Lain
159 [S2E50] Meridian
160 [S2E51] Meridian Pt 2
161 [S2E52] Kekuatan Baru
162 [S2E53] Sahabat
163 [S2E54] Pratikum
164 [S2E55] Casting
165 [S2E56] Teknik Baru
166 [S2E57] Bully
167 [S2E58] Level Up
168 [S2E59] Kendali
169 [S2E60] Informasi Baru
170 [S2E61] Kecurigaan
171 [S2E62] Pelatih Baru
172 [S2E63] Elemental
173 [S2E64] Elementalist
174 [S2E65] Ikatan Baru
175 [S2E66] Rutinitas
176 [S2E67] Rutinitas part 2
177 [S2E68] Teknik Penyembuhan
178 [S2E69] Ujian Tengah Semester
179 [S2E70] Lebih Dekat
180 [S2E71] Halusinasi
181 [S2E72] Penghuni Akademi
182 [S2E73] Metode Ekstrim
183 [S2E74] Target Manipulasi
184 [S2E75] Tenang Sementara
185 [S2E76] Saran
186 [S2E77] Manipulasi Elemen
187 [S2E78] Pecahan Informasi
188 [S2E79] Healing system
189 [S2E80] Mencari
190 [S2E81] Sosok Dibalik Angka 46
191 [S2E82] Kunjungan Sahabat
192 [S2E83] Wilayah Tengah
193 [S2E84] Pancingan dan Relasi
194 [S2E85] Tangkapan
195 [S2E86] Tertangkap
196 [S2E87] Misi Berburu
197 [S2E89] Desa Awda
198 [S2E90] Strategi Misi
199 [S2E91] Monster Tipuan
200 [S2E92] Ciel si Pengembala
201 [S2E93] Salah Paham
202 [S2E94] Sandiwara
203 [S2E95] Kecurigaan
204 [S2E96] Kecurigaan pt2
205 [S2E97] Prasangka
206 [S2E98] Jebakan
207 [S2E99] Jebakan pt 2
208 [S2E100] Rahasia Suara
209 [S2E101] Hipnotis
210 [S2E102] Hipnotis pt 2
211 [S2E103] Eksekusi Rencana
212 [S2E104] Malam Terkutuk
213 [S2E105] Sadar
214 [S2E106] Kembalikan
215 [S2E107] Pengantar Tidur
216 [S2E108] Awal Mula
217 [S2E109] Kebenaran
218 [S2E110] Jebakan
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Prolog
2
Pertukaran Takdir
3
Buku Diary Senja
4
Perubahan
5
Pertemuan
6
Kesetiaan
7
Hari Pemilihan
8
Sahabat
9
Sadar
10
Black Forest
11
Magis Pet pt 1
12
Magis Pet [ 2 ]
13
Akademik Sihir
14
Siapa Kamu?
15
Perjalanan Ekspedisi
16
Hutan Teratai
17
Hutan Teratai [ Pt 2 ]
18
Kegelisahan
19
Terselubung
20
Pencarian
21
Pulih
22
Pulih pt 2
23
Pulih pt 3
24
RENCANA
25
Jebakan
26
Rahasia Permaisuri Mawar
27
Rahasia Permaisuri Mawar pt 2
28
Investasi
29
Investasi pt2
30
Investasi Pt3
31
Kesepakatan
32
Siasat
33
Persiapan
34
Ujian Akademik
35
Let's Start the Games
36
LSTG Pt 2
37
LSTG Pt 3
38
LSTG Pt 4
39
LSTG Pt 5
40
Finish Games
41
Permulaan Rencana
42
Akhir dari Pengkhianatan
43
Rumah baru
44
Rahasia Gelap
45
Eksekusi
46
Umpan
47
Tertarik
48
Tertarik Pt 2
49
Kerajaan Aruna
50
Party
51
Party Pt 2
52
Party Pt 3
53
Sumpah
54
Sumpah Pt 2
55
Kerajaan Guira
56
Kerajaan Guira Pt 2
57
Kerajaan Guira Pt 3
58
Kerajaan Guira Pt 4
59
Kerajaan Guira Pt 5
60
Perangkap
61
Wilayah Timur
62
Wilayah Timur Pt 2
63
Wilayah Timur Pt 3
64
Wilayah Timur Pt 4
65
Lucas de Green
66
Lucas de Green pt 2
67
Kerajaan El-Aufi
68
Kerajaan El-Aufi Pt 2
69
Penyamaran
70
Persimpangan Jalan
71
Teman Jalan
72
Teman Jalan pt 2
73
Teman Jalan pt 3
74
Teman Jalan pt 4
75
Pertemuan
76
Pertemuan pt 2
77
Pertemuan pt 3
78
Pertemuan pt 4
79
Pertemuan pt 5
80
Pertemuan pt 6
81
Kunjungan Sahabat
82
Kunjungan Sahabat pt 2
83
Perubahan Rencana
84
Takut
85
Panik
86
Panik pt 2
87
Kelinci Percobaan
88
Gelisah
89
Kesalahpahaman
90
Pesta Teh
91
Pesta Teh pt 2
92
Festival Rakyat
93
Festival Rakyat pt 2
94
Festival Rakyat pt 3
95
Festival Rakyat pt 4
96
Festival Rakyat pt 5
97
Festival Rakyat pt 6
98
Danau Sinju
99
Danau Sinju pt 2
100
Danau Sinju pt 3
101
Danau Sinju pt 4
102
Danau Sinju pt 5
103
Memantau
104
Wajah Baru
105
Pukulan Kecil
106
Keputusan
107
Fakta
108
Fakta pt 2
109
Pesta Kedewasaan [End Season 1]
110
[S2E1] Perubahan
111
[S2E2] Pendekatan
112
[S2E3] Pendekatan pt 2
113
[S2E4] Peraturan Baru
114
[S2E5] Sandiwara
115
[S2E6] Sandiwara PT 2
116
[S2E7] Rasa Yang Aneh
117
[S2E8] Luka Ego
118
[S2E9] Luka Ego Pt 2
119
[S2E10] Luka Ego Pt 3
120
[S2E11] Kabur
121
[S2E12] Kabur pt 2
122
[S2E13] Kabur pt 3
123
[S2E14] Kecewa
124
[S2E15] Kecewa Pt 2
125
[S2E16] Kecewa Pt 3
126
[S2E17] Tipuan
127
[S2E18] Padang Rumput
128
[S2E19] Padang Rumput Pt 2
129
[S2E20] Rahasia lain
130
[S2E21] Perubahan
131
[S2E22] Perubahan Pt 2
132
[S2E23] Pesuruh
133
[S2E24] Trik Murahan
134
[S2E25] Kembali
135
[S2E26] Buku sihir
136
[S2E27] Memantau
137
[S2E28] Korp Penjaga
138
[S2E29] Pelatih Baru
139
[S2E30] Pelatih Baru Pt 2
140
[S2E31] Keseimbangan
141
[S2E32] Kumpulan Mana
142
[S2E33] Laporan
143
[S2E34] Monster Lain
144
[S2E35] Monster Lain PT 2
145
[S2E36] Monster Lain PT 3
146
[S2E37] Perubahan Fisik
147
[S2E38] Perubahan Fisik Pt 2
148
[S2E39] Curiga
149
[S2E40] Senjata Makan Tuan
150
[S2E41] Teknik Rahasia
151
[S2E42] Taman Bunga Mawar
152
[S2E43] Mayat Hidup
153
[S2E44] Kembali
154
[S2E45] Siapa Kau
155
[S2E46] Meridian
156
[S2E47] Istirahat
157
[S2E48] Kota Baru
158
[S2E49] Rahasia Lain
159
[S2E50] Meridian
160
[S2E51] Meridian Pt 2
161
[S2E52] Kekuatan Baru
162
[S2E53] Sahabat
163
[S2E54] Pratikum
164
[S2E55] Casting
165
[S2E56] Teknik Baru
166
[S2E57] Bully
167
[S2E58] Level Up
168
[S2E59] Kendali
169
[S2E60] Informasi Baru
170
[S2E61] Kecurigaan
171
[S2E62] Pelatih Baru
172
[S2E63] Elemental
173
[S2E64] Elementalist
174
[S2E65] Ikatan Baru
175
[S2E66] Rutinitas
176
[S2E67] Rutinitas part 2
177
[S2E68] Teknik Penyembuhan
178
[S2E69] Ujian Tengah Semester
179
[S2E70] Lebih Dekat
180
[S2E71] Halusinasi
181
[S2E72] Penghuni Akademi
182
[S2E73] Metode Ekstrim
183
[S2E74] Target Manipulasi
184
[S2E75] Tenang Sementara
185
[S2E76] Saran
186
[S2E77] Manipulasi Elemen
187
[S2E78] Pecahan Informasi
188
[S2E79] Healing system
189
[S2E80] Mencari
190
[S2E81] Sosok Dibalik Angka 46
191
[S2E82] Kunjungan Sahabat
192
[S2E83] Wilayah Tengah
193
[S2E84] Pancingan dan Relasi
194
[S2E85] Tangkapan
195
[S2E86] Tertangkap
196
[S2E87] Misi Berburu
197
[S2E89] Desa Awda
198
[S2E90] Strategi Misi
199
[S2E91] Monster Tipuan
200
[S2E92] Ciel si Pengembala
201
[S2E93] Salah Paham
202
[S2E94] Sandiwara
203
[S2E95] Kecurigaan
204
[S2E96] Kecurigaan pt2
205
[S2E97] Prasangka
206
[S2E98] Jebakan
207
[S2E99] Jebakan pt 2
208
[S2E100] Rahasia Suara
209
[S2E101] Hipnotis
210
[S2E102] Hipnotis pt 2
211
[S2E103] Eksekusi Rencana
212
[S2E104] Malam Terkutuk
213
[S2E105] Sadar
214
[S2E106] Kembalikan
215
[S2E107] Pengantar Tidur
216
[S2E108] Awal Mula
217
[S2E109] Kebenaran
218
[S2E110] Jebakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!