15. Memberi Kejutan Pada Mertua

Ammar dan Tari merasa berencana menengok orangtuanya Tari yang ada di Jakarta bersama putra dan Salma yang juga kangen dengan kampung halamannya. Salma juga ingin ikut bekerja lagi pada Tari ke Kairo.

Tari menyambut gembira dengan permintaan Salma karena ia sudah sangat nyaman dengan Salma yang merawat putranya sangat telaten.

Karena Ammar membawa jet pribadinya membuat Tari dan Salma membawa oleh-oleh sebanyak yang mereka mau. Ammar sepertinya tidak ingin jauh dari istrinya Tari. Asal Tari baru menghilang sebentar ia langsung mencari gadis itu. Ammar juga tidak memperbolehkan Tari melakukan apapun kecuali menggendong putranya Ariel. Salma begitu kagum dengan sosok Ammar yang sangat mencintai istri.

"Ada nggak ya laki-laki yang seperti tuan Ammar?" Ucap Salma sambil merapikan barang bawaan mereka nanti ke Indonesia.

"Kamu ngomong apa Salma?" Tanya Tari yang ikut nimbrung bersama Salma.

"Eh, non Tari. Nggak non..! Hanya lagi mikir jodoh Salma nanti, siapa ya?" Tanya Salma.

"Mau tipikal seperti suamiku?" Goda Tari.

"Eh, non! Terlalu tinggi itu mah, non."

"Jangan pesimis seperti itu. Allah punya rencana sendiri untuk hambaNya. Kita selalu berprasangka baik kepada Allah. Asalkan kita bertakwa, Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan." Ucap Tari bijak.

"Tariiii ..!" Panggil Ammar membuat Tari harus melepaskan kerjaannya membantu Salma berkemas.

"Sudah non Tari. Biar Salma yang ngerjain semuanya. Tuan masih kangen sama non. Temanin saja Tuan Ammar. Kasihan sudah di tinggal sembilan bulan, pasti masih haus aja tuh, non!" Goda Salma.

"Maaf ya Salma! Kamu jadi ngerjain sendirian deh."

"Nggak apa non. Pakai pesawat pribadi jadi tidak usah takut telat boarding." Ucap Salma sambil cekikikan.

Tari kembali ke kamarnya melihat sang suami yang sudah menidurkan putra baby Ariel." Aduh kenapa baby Ariel cepat tidurnya ya. Pasti minta jatah lagi deh. Ini rambut belum juga kering." Keluh Tari dengan bahasa Indonesia membuat Ammar mengerutkan dahinya.

"Ada apa sayang?" Tanya Ammar melihat Tari bergumam sendiri.

"Oh, lagi mikirin apa lagi yang harus aku bawa untuk Abi dan ummi serta kakak Anisa dan keponakanku Abidzar." Bohong Tari.

"Apakah masih belum cukup sayang? Bukankah kamu bisa beli untuk mereka di Indonesia?" Ujar Ammar.

"Oh iya, aku lupa. Di Jakarta juga banyak." Sahut Tari.

"Tolong jangan jauh-jauh dariku Tari!" Ammar yang menarik pinggang Tari langsung masuk dalam pangkuannya.

Bibir Tari kembali dipagutnya dengan tangan yang sudah mengembara untuk mencari benda kenyal dan tempat basah lainnya." Sayang...! Nanti kita mengunjungi kota Bali ya." Pinta Tari.

"Terserah kamu mau minta ke mana saja, aku akan menurutinya sayang, asal tempatnya bagus dan gampang cari makanan halalnya." Jelas Ammar.

"Begitu kah? Baiklah. Aku mau kita ke Dubai, Turki, Umroh ,....-"

"Aku mau ke tubuhmu sekarang, hmm!" Serak Ammar yang sudah di kuasai naf$u.

Pergulatan itu kembali terjadi hingga menjelang keberangkatan mereka ke Jakarta.

Ammar dan Tari sudah berada di dalam pesawat bersama Salma dan putranya Ariel. Perjalanan menuju Jakarta yang tidak terlalu lama membuat Tari dan Ammar hanya bercerita apa saja selama mereka berjauhan.

Sementara Salma asyik membaca novel online di ponselnya yang sudah ia download. Ariel seperti biasa mudah ngantuk dan sudah tidur.

...----------------...

Setibanya di Jakarta, Tari agak takut masuk ke rumah orangtuanya. Ammar berusaha membujuk istrinya untuk bertanggungjawab atas apa yang ia lakukan. Beruntunglah Salma sudah langsung menuju kampungnya di daerah Cianjur dengan menumpang taksi online, jadi tidak akan tahu permasalahan bos-nya itu.

"Sayang ...! Aku adalah penjamin mu. Tenang saja! Abi dan ummi tidak akan memarahi mu karena kamu adalah istri ku. Mereka tidak punya hak lagi untuk memarahi mu. Semua dosa dan kesalahanmu aku yang menanggungnya. Tanggungjawab ku padamu bukan hanya di dunia ini tapi juga di akhirat nanti." Bujuk Ammar.

"Masalahnya aku telah durhaka kepadamu. Aku kabur darimu. Itu yang akan membuat Abi dan ummi pasti murka padaku." Jelas Tari.

"Kamu sudah menyadari kesalahanmu, sekarang saatnya mengklarifikasi kepada abi dan ummi setelah itu minta maaf. Hati kedua orangtua itu mudah luluh. Percayalah padaku." Ucap Ammar.

"Baiklah. Kalau begitu aku....-"

Baru saja mereka mau mengucapkan salam, ustadz Najmi sudah membukakan pintu utama membuat Tari langsung berlindung di balik punggung suaminya.

"Ammar...!" Tegur Abi sambil memiringkan kepalanya melihat putrinya yang ketakutan melihat dirinya.

"Assalamu'alaikum Abi!" Ucap Ammar yang saat ini sedang menggendong baby Ariel.

"Waalaikumuslam, Ammar..!" Abi mengambil Ariel dari gendongan Ammar.

Sementara Ammar memeluk pinggang istrinya lebih rapat kepadanya. Tari sudah ketakutan setengah mati saat ini.

"Siapa yang datang Abi?" Teriak Ummi Fida dari dalam rumah.

"Masuklah kalian berdua!" Titah ustadz Najmi.

Ammar dan Tari masuk ke dalam rumah itu dan Ummi langsung histeris saat melihat putri bungsunya itu." Alhamdulillah Tariiiii....! Akhirnya kamu pulang nak, ya Allah..ke mana saja kamu selama ini?" Pekik umi Fida membuat Tari langsung bersimpuh pada kaki kedua orangtuanya.

"Maafkan Tari Abi, Ummi. Tari sudah salah. Tari membuat Abi dan ummi malu dan kecewa pada Tari." Ucap Tari sambil menangis.

"Jangan pikirkan Abi dan Ummi! Tapi pikirkan suamimu yang selama ini telah menjagamu dan mencintaimu sepenuh hatinya. Ummi sangat malu pada nak Ammar." Ucap ummi yang menggunakan bahasa Arab agar Ammar juga mengerti apa yang mereka bicarakan.

Yah, hampir semua keluarga ustad Najmi mengusai bahasa Arab karena ustadz Najmi pernah menjadi duta besar RI di kedutaan Riyad Arab Saudi.

"Apakah selama ini Abi tidak mendidik mu dengan benar hingga kamu durhaka pada suami mu yang jelas-jelas surgamu itu ada padanya." Ucap ustadz Najmi terlihat geram.

"Itu karena Tari tidak bisa...-"

Ammar menghentikan ucapan istrinya yang seakan ingin mengaku dosanya pada kedua orangtuanya tentang putranya Ariel.

"Maaf Abi. Saya membawa istri saya ke sini untuk mengunjungi Abi dan ummi sesuai dengan janji Ammar pada Abi, jika Ammar menemukan Tari, Ammar akan berkunjung ke Indonesia." Jelas Ammar.

"Tapi dia sudah durhaka padamu Ammar." Ucap ustadz Najmi.

"Biar aku sendiri yang akan mendidik istriku Abi. Ammar tidak ingin Abi dan ummi memarahi istrinya Ammar. Ammar sangat mencintai Tari, Abi." Ucap Ammar tulus.

"MasyaAllah Tari! Suami sudah sebaik ini, kamu bisa dapat di mana lagi, nak?" Jerit Ummi Fida membuat Tari merasa menyesali perbuatannya karena Ammar masih membelanya dihadapan keluarganya.

"Ajaklah suamimu ke kamarnya ini sudah larut malam. Kenapa datangnya malam-malam kalau bawa anak kecil seperti ini?" Kesal ustadz Najmi yang langsung membawa cucunya ke kamar mereka.

Ammar menarik nafas lega. Akhirnya drama keluarga itu berakhir dengan damai. Ammar memeluk istrinya. Tari mengajak suaminya ke kamar gadisnya.

Tidak ada yang berubah di kamar Tari. Setiap hari ummi nya selalu membersihkan kamar putrinya walaupun tidak ada putrinya dan sebulan sekali menggantikan seprei dan gorden di kamar Tari agar tidak di tiduri debu. Tari mengganti lagi seprei yang bersih agar mereka bisa tidur.

Ammar memperhatikan foto-foto Tari dari usia bayi hingga dewasa. Tari kecil sudah sangat cantik." Ternyata istriku kece sejak lahir." Gumam Ammar bangga.

Tari menggantikan baju gadisnya yang masih ada di lemarinya karena tubuhnya masih belum berubah. Ammar tidak mengijinkan istrinya mengenakan baju dulu." Beri aku obat tidur dulu sayang..!" Ucap Ammar yang langsung menggendong istrinya di tempat tidur untuk bercinta.

Terpopuler

Comments

Ririn Endang S

Ririn Endang S

Walaaaah kok gk ada capeknya, main terus....🤭

2023-07-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!