11. Sakit

Tari mengajak baby sitter dan putranya ikut menginap bersamanya di hotel karena Tari ada pertemuan dengan beberapa relasi perusahaan tempat ia bekerja yang membuat ia tidak bisa pulang ke apartemennya.

Tari yang sudah lebih dulu booking hotel karena dirinya adalah sekertaris yang akan mengcover meeting tersebut agar berjalan dengan lancar. Karena meeting itu akan berlangsung besok pagi sekitar jam sembilan pagi, sore itu Tari sudah cek-in terlebih dahulu sambil menunggu tamu lain yang sudah berdatangan dari beberapa negara dan termasuk Ammar sendiri.

"Salma yang sedang mengerjakan tugasnya di ganggu oleh putranya yang terus menerus merengek pada Tari untuk di gendong. Tari bermain sebentar dengan putranya dengan menonton film kartun bersama.

Melihat putranya mulai tenang, Tari kembali lagi mengerjakan tugasnya tapi baby Ariel tidak rela ibunya meninggalkannya.

"Mami sini! Main sama Ariel!" Pinta Aril dengan suara cadelnya.

"Sayang! Mami lagi banyak pekerjaan. Baby Aril main dengan Tante Salma dulu ya!" Rayu Tari agar putranya mengerti.

Ariel menggelengkan kepalanya sambil menangis. Tari sedikit mulai kesal dengan putranya yang tiba-tiba kolokan padanya." Aneh banget deh. Biasanya Aril tidak rewel seperti ini." Lirih Tari.

"Kita beli es krim saja yuk!" Ajak Salma karena ia tahu Ariel suka dengan es krim.

"Ah iya! Ini uangnya tolong ajak Ariel ke restoran makan es krim! Tari memberikan beberapa lembar uang ke Salma untuk membawa putranya keluar sebentar agar ia bisa menyelesaikan tugasnya.

Salma membawa Ariel menuju restoran. Di dalam lift Salma bertemu dengan Ammar walaupun dia belum tahu kalau saat ini ia sedang berhadapan dengan suami bos-nya.

Baby Ariel menatap wajah tampan Ammar yang juga menatapnya. Seakan punya rasa pada Ammar, baby Ariel tersenyum pada Ammar hingga memperlihatkan gusinya yang masih baru memiliki dua gigi seri.

Ammar terhipnotis dengan senyum Ariel padanya dan menanyakan nama baby Ariel dengan menggunakan bahasa Inggris dengan aksen kental arabnya.

Salma yang pernah bekerja di Saudi Arabia, mencoba menjawabnya dengan bahasa Arab dan itu memudahkan Ammar bisa berkomunikasi dengan Salma.

"Namanya Ariel Tuan! Usianya hampir sepuluh bulan dan aku baby sitter nya. Ibunya saat ini sedang bekerja di kamarnya. Kami mau makan es krim di restoran." Ucap Salma sekaligus tanpa tunggu di tanya Ammar.

"Bayi yang tampan. Aku juga mau ke restoran. Ayo kita sama-sama ke sana!" Ajak Ammar pada Salma dan Ariel.

"Terimakasih Tuan! Kami bisa melakukannya sendiri." Ucap Salma.

"Tidak apa. Aku senang ada yang bisa bicara denganku dengan bahasa Arab. Jujur aku tidak bisa bahasa Melayu dan bahasa Inggris ku cukup payah. Aku tidak mengajak asistenku yang mengusai bahasa Inggris." Ucap Ammar lalu meminta pada Salma agar ia bisa menggendong baby Ariel yang sedari tadi terus menatapnya.

Ketiganya akhirnya duduk satu meja. Ammar memesan es krim untuk baby Ariel dan Salma memesan cemilan lainnya untuk menemani baby Ariel yang terlihat akrab dengan Ammar.

Putra sambungnya ini seakan tidak mau turun dari pangkuan Ammar hingga membuat Salma tidak enak hati.

"Baby ..! Ayo sama Tante Salma ya!"

Ariel menggelengkan kepalanya dan itu membuat Ammar sangat suka pada Ariel yang lebih memilih dipangku olehnya.

"Tidak mau! Mau sama Daddy!" Ucap Ariel membuat Ammar mengerutkan keningnya.

"Kenapa anak ini menyebut aku Daddy? Apakah dia tidak memiliki ayah?"

"Maaf nona! Apakah Ariel tidak mempunyai ayah?"

"Dia hanya punya ibu dan tidak punya ayah. Selebihnya aku tidak tahu." Sahut Salma yang tidak ingin membahas ruang privasi bosnya.

"Oh sorry! Ammar mencari obrolan yang lain agar Salma tidak sungkan padanya. Selebihnya Ammar bermain dengan Baby Ariel dengan ponselnya hingga balita itu tertidur karena kekenyangan makan es krim yang disuapi Ammar.

Salma mengambil Ariel dari gendongan Ammar. Tapi, Ammar ingin mengantar sendiri bayi itu ke kamar Tari karena tubuh baby Ariel lumayan berat juga jika di gendong oleh Salma.

Setibanya di depan pintu kamar Tari, Salma mencegah Ammar agar cukup mengantar mereka sampai di depan kamar saja.

"Tuan! Maafkan saya! Sebaiknya sampai di sini saja karena majikan saya memakai jilbab. Takutnya dia tertidur di dalam sana karena dari semalam sampai sore ini dia terus bekerja karena ada persiapan meeting besok." Ucap Salma.

Ammar menyerahkan baby Ariel yang sudah tidur pada Salma tapi sebelumnya ia mencium pipi gembul baby Ariel." Sampai jumpa lagi, baby!" Ucap Ammar terlihat tidak rela berpisah dengan baby Ariel.

Salma masuk ke kamar itu dan benar saja, Tari sudah tertidur dengan banyak berkas pekerjaannya. Salma menidurkan baby Ariel di kasur sebelahnya. Ia segera membereskan berkas kerjaannya Tari dan di letakkan di atas nakas bersama laptopnya.

Merasa ada suara, Tari segera mengerjapkan matanya dan ia sangat kaget melihat Salma sudah di kamarnya." Astaga...! Jam berapa ini?" Tanya Tari sambil melihat ponsel yang ada di sebelahnya.

"Apakah pekerjaannya sudah selesai nona?" Tanya Salma.

"Baru kelar Salma. Makanya aku bisa memejamkan mataku." Sahut Tari.

"Alhamdulillah baby Ariel akhirnya tertidur karena kekenyangan makan es krim." Ucap Salma tanpa menceritakan lebih lanjut tentang pertemuannya dengan Ammar.

"Terimakasih Salma! Kamu banyak membantuku. Maafkan aku sudah merepotkan mu." Ucap Tari.

"Non, ini uangnya. Tadi saya tidak...-" Kata-kata Salma terpotong.

"Simpan saja untukmu buat jajan."

Ucap Tari yang terlihat bahagia dan lega karena bahan untuk presentasi yang sudah ia siapkan untuk meeting besok akhirnya selesai juga.

"Terimakasih non. Semoga meeting nya besok berjalan dengan lancar." Ucap Salma.

Tari memesan makan malam untuk mereka karena mereka tidak bisa turun ke restoran untuk makan malam karena baby Ariel sedang tidur. Keduanya saling bercerita tentang Ariel dan bosnya Tari yang menyebalkan itu.

Malam makin larut. Keduanya tidur di kasur yang berbeda. Tari tidur berdua dengan putranya dan Salma tidur sendirian. Saat menjelang subuh, Baby Ariel tiba-tiba demam. Tari terbangun mendengar putranya menangis.

"Ya Allah. Kenapa tiba-tiba anakku demam?" Panik Tari.

Tari segera membangunkan Salma yang terlihat masih berat membuka matanya." Salma sebaiknya kita ke rumah sakit. Baby Ariel demam." Panik Tari sambil memakaikan baju hangat pada putranya.

Salma mencuci mukanya dan segera menghubungi taksi untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit. Tari di buat serba salah saat ini karena ia juga harus menyiapkan meeting pagi besok.

Setibanya di rumah sakit, pihak dokter meminta bayinya di rawat membuat Tari makin kebingungan." Ya Allah ujian apa lagi ini?" Keluh Tari.

Usai urusan administrasi rumah sakit selesai saat putranya sudah mendapatkan kamar inap, Tari menemani putranya sebentar sambil menunggu pagi untuk kembali ke hotel.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!