13. Kembali Bersatu

Ammar masih tidak percaya ia bisa menemukan Tari di negeri Jiran Malaysia tersebut. Ia menyembunyikan kebahagiaannya tersebut dan membawa Tari ke kamarnya tentunya lebih Lux daripada kamar milik Tari.

Tari masih terlihat gugup juga takut pada Ammar. Ia merasa belum yakin pada perasaannya jika Ammar belum menyatakan perasaan cinta padanya. Ammar yang sudah tidak bisa lagi menahan rindunya yang sudah membeludak selama ini yang ia pendam dalam kesepiannya setiap kali sudah berada di dalam kamarnya.

Melihat Tari yang masih gugup di depannya membuat Ammar merenggangkan pelukannya." Ada apa Tari? Apakah kamu tidak merindukan aku, baby?" Tanya Ammar menangkup dagu Tari untuk menatapnya.

"A.... aku..! Kita..kita...! Bukankah pernikahan kita hanya sementara karena keadaan? Kenapa kamu tidak mencari gadis lain yang masih perawan untuk menjadi istrimu?"

"Hei ...! Apa yang kamu bicarakan, sayang? Apakah cinta itu tumbuh karena sebuah status? antara perawan atau tidak? Apakah Rosulullah menikahi ibunda Hadijah yang saat itu sudah janda? Apakah Rosulullah mempermasalahkannya? Rosulullah menikahi ibunda Hadijah karena kelembutan dan keikhlasan seorang Khadijah. Dan itulah yang membuat Rosulullah sangat mencintainya.

"Tapi aku kotor Ammar! Aku tidak layak untukmu?" Ujar Tari.

"Pernikahan itu adalah ibadah seumur hidup. Pasti selama perjalanan kita akan mengalami pasang surutnya cinta dengan berbagai ujian. Tapi Allah titipkan ujian itu agar kita lebih dekat denganNya. Kita akan terus-menerus berusaha memperbaiki diri dengan membangun hubungan dengan Allah dan manusia untuk mendapatkan KeridhaanNya." Tutur Ammar untuk mencerahkan pikiran Tari yang sudah dikuasai setan.

"Tapi kamu menikahi aku saat itu karena iba, bukan karena...-" Tari sulit meneruskan perkataannya.

"Kamu kira selama ini aku tidak mencintaimu, Tari? astaghfirullah Tari? Apakah perhatianku padamu tidak cukup mewakili perasaanku padamu, sayang? Apakah ingin aku harus menyatakan perasaanku padamu, hmm?" Tanya Ammar lalu mengecup bibir Tari lembut.

Ammar tidak kuat lagi untuk menyentuh istrinya. Ia segera membuka jilbab Tari lalu menatapnya sesaat." Masya Allah, sayang. Kamu makin cantik Tari." Puji Ammar lalu memagut bibir istrinya.

Tangannya merambah membuka blazer Tari dengan cepat lalu membuka lagi baju bagian dalam Tari. Rasanya Tari terlalu banyak memakai baju hingga menyulitkan Ammar untuk mencopot baju Tari. Ammar mulai tidak sabaran. Ingin rasanya ia merobek saja kain yang melekat ditubuh Tari.

Tubuh Tari terlihat kurus. Mungkin karena terlalu lelah bekerja sambil mengurus bayinya. Ammar terlihat sedih melihat tubuh istrinya. Pantas Tari pakai baju hingga tiga lapis hanya karena ingin terlihat lebih berisi.

Walaupun begitu wajah Tari tetap terlihat cantik malah makin cantik. Walaupun begitu karena sangat merindukan istrinya, tubuh kurus Tari tidak menyurutkan Ammar untuk menggauli isterinya.

Kini tubuh keduanya sudah nampak polos. Tari yang juga merindukan belaian suaminya nampak menyambut permainan panas yang sudah membakar gairahnya. Lenguhan dan de$ahan terdengar menggema di kamar itu. Ammar benar-benar terbuai karena ingin merasakan area sensitif istrinya yang selama ini belum terjamah oleh pusaka kokohnya.

Tanpa terlalu lama melakukan pemanasan, Ammar memasuki liang sempit dan sudah basah itu dengan mendorong senjata laras panjang lebih dalam membuat Tari sempat mendorong tubuh Ammar karena milik Ammar yang melebihi kapasitas untuk masuk tempat keramatnya itu.

"Ammar...! Ini sakit sayang...!" Rengek Tari yang tidak bisa menerima barang baru itu." Sayang...! Kamu akan terbiasa dengannya. Tahanlah sedikit, hmm?" Rayu Ammar sambil memagut lagi bibir Tari.

"Oh...Tari! Milikmu sangat nikmat sayang..!" Suara berat Ammar sedikit menggeram merasakan miliknya yang sudah terbenam sempurna.

Mungkin nikmat buat Ammar, tapi tidak untuk Tari. Ibu satu anak ini merasa sangat tersiksa. Namun demi menyenangkan hati suaminya, ia berusaha menerima tiap hujaman yang dilancarkan oleh Ammar membuat ia harus membekap mulutnya.

"Tari...! Aku sangat mencintaimu sayang...!" Ucap Ammar dengan terus memacu tubuhnya Tari dengan keras.

Ammar terus memacu lebih gila lagi membuat Tari menahan air matanya agar tidak terlihat oleh Ammar. Hingga akhirnya Ammar bisa melepaskan amunisinya membuat ia menggeram nikmat lalu mencium leher Tari dan meninggalkan banyak kissmark di sana.

Buat Ammar, Tari seperti perawan lagi karena terlalu sempit milik Tari yang sulit ia masuki. Ammar tahu kalau istrinya tidak menikmatinya, namun ia juga tidak bisa lagi menahan dirinya untuk mencoba milik istrinya untuk pertama kalinya ia melepaskan masa lajangnya.

"Apakah milikmu sangat sakit sayang...?" Tanya Ammar setelah puas menjajah tubuh istrinya.

"Sedikit." Ujar Tari tidak ingin membuat suaminya merasa bersalah.

"Kamu tidak kapok kan, bercinta denganku?" Tanya Ammar.

Tari tersenyum lalu memeluk tubuh kekar suaminya. Tari mencium dada bidang itu dengan merasakan kotak tersusun indah di perut sixpack milik Ammar yang membuatnya sangat kagum dan juga rindu.

Ammar kembali terangsang saat Tari mencium dada dan perutnya dan kini beralih pada benda pusaka nya yang di mainkan Tari dengan mulut gadis itu membuat Ammar mendesis. Ammar mengakui jika Tari sangat lihai memanjakan miliknya. Itulah sebabnya Ammar sangat merindukan sentuhan istrinya yang tidak terkalahkan.

Permainan itu lebih lembut dan sangat nikmat. Kini Tari berusaha menguasai suaminya dengan berada di atas tubuh Ammar. Di serang dari atas, Tari mengurung milik Ammar pada sarangnya membuat Ammar tidak bisa menahan nikmatnya hingga ia menjerit keras.

"Tariiiii....! Akkkkhhhh...!" Tubuh Ammar bergetar hebat saat Tari sudah mengaduk pinggulnya. Milik Ammar seakan sedang mencengkram kuat dengan dinding rahim yang berdenyut lembut seakan sedang memijit pusaka perkasa Ammar membuat Ammar makin histeris.

"Ahhhhh....! Tari...! Gila kamu sayang...! Rasanya Ammar tidak ingin mengakhiri ini. Ini benar-benar merupakan kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Tari yang sudah melahirkan anak pertamanya, masih saja sempit seperti ini bagaimana kalau ia mendapatkan perawannya Tari. Itu yang ada di pikiran Ammar saat ini.

Setelah cukup lama bisa meraih puncak kenikmatannya sambil tersenyum pada Ammar yang menatap kecantikan dari bawah tubuh gadis ini." Tari...! Aku sangat mencintaimu sayang dan aku makin mencintaimu. Tolong jangan tinggalkan aku lagi sayang setelah aku tahu bagaimana nikmatnya milikmu, baby!" Ucap Ammar membuat Tari menggempur suaminya tanpa ampun membuat Ammar tersentak namun ia menikmatinya hingga akhirnya melakukan pelepasan bersamaan dengan teriakan Tari.

"Ammar....! Aku sampai sayang..! Aku sudah terbiasa dengannya." Puji Tari dengan suara terdengar serak dan Ammar percaya dengan perkataan istrinya saat bisa merasakan milik Tari seakan menyedot miliknya dan itu sangat nikmat tiada terkira.

Tari akhirnya menjatuhkan tubuhnya diatas dada suaminya yang langsung dipeluk Ammar." Aku mencintaimu Ammar...! Aku sangat mencintaimu suamiku. Aku hamil anakmu." Ujar Tari membuat hati Ammar menghangat.

"Terimakasih Tari! Sudah hadir dalam hidupku. Kau adalah hal yang terindah dalam hidupku yang tidak bisa ku temukan lagi wanita seperti dirimu." Lirih Ammar membuat Tari tersenyum bahagia.

Terpopuler

Comments

Lovely_88

Lovely_88

ih menih haredang + hot ini mah mrk wkwkwkwk 😎😍😍😍😁😁

2023-03-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!