14. Mengulanginya Lagi

Puas melepaskan rindu mereka, Tari baru mengingat putranya yang saat ini masih berada di rumah sakit. " Ammar..! Kita harus segera ke rumah sakit karena baby Ariel saat ini sedang di rawat di rumah sakit." Ucap Tari beringsut turun dari tempat tidur membuat Ammar menahan tubuhnya.

"Sayang ..! Biar aku yang menggendongmu." Ucap Ammar.

"Apaan sih kamu Ammar? Aku bisa ko jalan sendiri." Tari terlihat malu pada suaminya yang terlalu berlebihan padanya.

"Jangan jalan sendiri sayang! Produk milik lebih dari standar internasional. Kamu..._" Tari mendorong tubuh suaminya untuk menjauhinya karena ingin buru-buru ke kamar mandi.

Saat baru melangkah, Tari spontan memeluk tubuh Ammar sambil meringis kesakitan." Auhhghtt...! Amar milikku sangat sakit sayang...!" Runtuh Tari yang merasa sangat perih.

"Apa ku bilang. Milikku itu seperti makan sambal pedas. Enak saat makannya, tapi kalau sudah kelar makan meninggalkan lidah yang sangat panas." Ucap Ammar lalu menggendong tubuh Tari memasuki bathroom.

Tari terkekeh sambil meringis mendengar ucapan suaminya yang terdengar kocak." Kau ini, ada-ada saja perkataanmu, Ammar." Ucap Tari.

Ammar benar-benar memanjakan istrinya dengan memandikan Tari di bawah shower. Kalau tidak ingat saat ini putra sambungnya itu sakit, mungkin dia ingin bercinta lagi dengan Tari. Tapi, ia harus menekan egonya karena ia juga ingin bertemu dengan putra sambungnya itu. Ammar harus mengambil koper istrinya di kamar Tari karena Tari harus memakai baju baru untuk berkunjung ke rumah sakit.

Tiba di rumah sakit, Ammar dan Tari sudah tidak sabar menemui putranya yang saat ini sedang di gendong Salma karena si kecil demam lagi. Saat pintu itu di buka, baik Ammar maupun Salma sama-sama kaget.

"Tuan....kau?" Salma bergumam lirih sambil menatap Ammar dan Tari bergantian.

"Kau ...! Bukankah kita pernah bertemu di restoran dan bayi itu ..? Astaga ini tidak mungkin." Ammar menepuk jidatnya membuat Tari jadi bingung melihat Ammar dan Salma yang sudah saling kenal.

"Ada apa dengan kalian? Kalian sudah saling kenal?" Tanya Tari pada keduanya.

"Kamu saja yang menjelaskan! Apakah itu putraku?" Tanya Ammar lalu mengambil baby Ariel dari gendongan Salma secara perlahan karena infus di tangannya baby Ariel tidak mudah putus.

Ariel bergumam sambil menggeliat berusaha membuka matanya secara perlahan karena merasakan pelukan hangat itu lebih beda. Saat membuka matanya Ariel memperhatikan wajah Ammar dan langsung memanggil Ammar dengan sebutan Daddy.

"Daddy...! Daddy....!" Ariel mengucek matanya seakan tidak percaya bahwa yang menggendongnya saat ini adalah lelaki yang sama yang pernah menggendongnya kemarin sore.

Sementara itu Salma menceritakan bagaimana ia dan Ammar bisa saling kenal karena baby Ariel sudah jatuh cinta pada Ammar saat bertemu di lift dan Ammar mengajak makan es krim di meja yang sama. Sekarang Tari baru mengerti mengapa putranya ingin ia membawakan Daddy.

Dan Alhamdulillahnya Daddy yang diinginkan oleh putranya adalah Ammar sendiri. Tari merasakan anugerah Allah yang datang menghampirinya secara misteri. Kini mereka bisa berkumpul lagi bersama. Tari meminta Salma untuk istirahat di hotel karena gadis itu juga saat ini terlihat kelelahan juga menjaga putranya.

"Salma....! Sekarang kamu harus istirahat. Biar saya dan Ammar menjaga baby Ariel." Ucap Tari.

"Tapi, tunggu dulu non Tari. Aku ingin tahu bagaimana anda mengenal tuan itu dan bersikap mesra padanya?" Salma terlihat masih penasaran.

"Karena dua adalah suamiku, Salma." Ucap Tari membuat Salma tersentak.

"What....???" Pekik Salma tidak percaya.

"Iya Salma. Ammar adalah suamiku dan kami bertemu secara tidak sengaja dan ternyata Ammar juga salah satu relasi bos-ku yang berengsek itu." Jelas Tari lebih terperinci dengan menggunakan bahasa Indonesia membuat Ammar tidak peduli dengan Tari dan Salma karena ia lebih sibuk bermain dengan putra sambungnya, baby Ariel.

Salma terlihat sangat terharu mendengar pertemuan dua sejoli itu." Oh.... endingnya so sweet banget, non Tari. Jadi pingin nikah...! Seru Salma manja.

"Nah, sekarang kamu pulang dan makan, lalu tidur biar kamu segar lagi nantinya. Ini uangnya. Makan yang banyak ya." Ucap Tari seraya menyerahkan beberapa lembar uang pada Salma agar gadis ini makan siang terlebih dahulu sebelum balik ke kamar hotel.

Sementara itu, baby Ariel seakan sudah menemukan obat jiwanya karena saati ini, suhu tubuh Ariel langsung menurun. Ammar dan Tari bermain dengan baby Ariel membuat putra Tari merasa sudah menemukan dunianya yang sempurna. Ia tidak hanya memiliki seorang mami tapi juga daddy yang selalu ada untuknya.

Ammar nampak bahagia bertemu dengan baby Ariel yang sempat membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama saat mereka bertemu di dalam lift. Ditambah lagi, baby Ariel adalah putra sambungnya sendiri dan Ammar tidak mempersoalkan itu.

Saat memastikan baby Ariel kembali terlelap usai makan siang dan minum obat, Ammar keluar mencari makan siang untuk ia dan istrinya yang ada di kantin rumah sakit. Tidak berapa lama, Ammar datang membawa makan siang untuk mereka.

Seperti pengantin baru, Ammar menyuapi istrinya dan Tari mengerti Ammar sedang memanjakan dirinya saat ini dan itu membawa kebahagiaan untuk Tari yang lebih merasakan ketulusan cinta Ammar padanya dan juga putranya.

Dua hari kemudian, Baby Ariel sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Ammar yang masih ingin berbulan madu bersama istrinya tidak ingin cek out buru-buru dari hotel itu. Apalagi baby Ariel sudah sehat saat ini.

Mumpung ada Salma yang menemani Baby Ariel membuat pasangan yang lagi kasmaran ini mengulangi lagi percintaan panas mereka. Karena dua malam berada di rumah sakit mereka hanya bisa saling berciuman saja tidak lebih.

Ammar yang tidak sabar lagi ingin menikmati milik istrinya yang sudah menjadi candunya. Malam ini mereka sepakat untuk begadang demi memenuhi kebutuhan hasrat mereka.

Permainan Ammar yang terlihat lebih romantis kali ini dengan berbagai posisi percintaan yang membuat Tari seakan sedang di ajak mengitari indahnya kenikmatan surga dunia. Kelembutan Ammar memperlakukan miliknya membuat Tari harus menjerit berkali-kali dan itu sangat membuat Ammar semangat untuk lebih memperdalam permainan lidahnya menjamah liang sempit itu.

Jika Ammar bisa memuaskan istrinya dengan awal permainan yang begitu manis dan sangat dalam rasanya, begitu pula dengan Tari yang tidak kalah serunya memanjakan milik suaminya membuat Ammar ingin menghentikan waktu agar tidak bertemu pagi. Yah, percintaan panas yang dilakukan malam hari lebih memiliki energi tersendiri daripada melakukan pada siang hari.

Puas memanjakan milik mereka dengan mulut, kini siap menyatukan kedua tubuh mereka yang sudah berharap sejak tadi untuk bertemu. Keduanya saling memacu untuk mendaki lebih tinggi hanya ingin mereguk indahnya kenikmatan surgawi dunia. Ibadah yang mengugurkan dosa salah satunya bercinta jika memiliki ikatan yang sah menurut agama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!