Trouble Maker

"Pada akhirnya mereka akan tetap menilai ku, jadi terserah." --Min Yoongi.

+++

Sumpah demi apapun, Ji-eun rasanya ingin kabur dari rumahnya sendiri. Ia baru saja kembali dari apartemen Bongsoon namun sudah di kejutkan oleh seseorang yang sama sekali tak ingin dia temui.

Awalnya Ji-eun melangkah dengan biasa saja, namun saat hendak membuka pintu ia melihat seorang pria tak jauh dari tempatnya berdiri. Dengan segera Ji-eun berlari masuk dan menutup pintu namun gerakannya kalah cepat.

Hingga dengan terpaksa Ji-eun mengajak masuk tamunya yang tak diundang.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Ji-eun malas.

"Sepertinya kau tidak suka aku datang ke tempat mu." Ucap Jihyun.

"Kalau sudah tahu kenapa masih bertanya, dasar aneh." Umpat Ji-eun lirih.

Jihyun bangkit dari duduknya, menghampiri Ji-eun yang masih berdiri. Sepertinya memang Ji-eun sama sekali tidak ingin menyambut tamunya. Biarlah dia dikatakan apa karena mengabaikan tamu, tidak tahu saja jika tamunya adalah orang yang sangat sangat mengerikan.

"Kau tidak merindukanku?" Tanya Jihyun.

"Tidak."

Jihyun tertawa, gadis cantik itu memang sangat sulit di taklukan. Bahkan dulu dirinya menggunakan cara yang terbilang cukup ekstrim untuk mendapatkan sang gadis. Dan kali ini pun dia yakin akan kembali mendapatkan Ji-eun.

Ji-eun mengucap syukur dalam hati ketika Jong-hoon kembali, tadinya ia berpikir hidupnya akan tamat saat berada di unitnya hanya berdua dengan Jihyun.

Sulung keluarga Lee itu juga tampak tak suka dengan kehadiran Jihyun, maka dari itu dia langsung mengusir Jihyun dengan halus. Halus bagi Jihyun, berarti kasar untuk orang lain.

Beruntung Jong-hoon tidak sampai menyeretnya keluar atau bahkan memukuli wajahnya.

"Kau masih berhubungan dengan pria itu?" Tanya Jong-hoon sengit.

"Kau gila, itu sama saja mencari mati. Kau ingat apa yang terakhir kali menimpaku saat masih berkencan dengannya?"

"Tentu saja ingat, itu sebabnya aku tak suka dengan pria itu."

Ji-eun mencebik, bisa-bisanya kakak nya itu menuduh dirinya masih berhubungan dengan pria gila itu. Jelas Ji-eun masih ingat bagaimana perlakuan Jihyun padanya.

Dimana saat masih berkencan, dirinya sering kali di paksa untuk mengikuti perintah pria bermarga Park itu. Setuju atau tidak setuju Ji-eun tetap harus melakukannya bahkan jika gadis itu tidak menyukainya sekalipun.

Dan puncaknya adalah, ketika Jihyun memaksa Ji-eun untuk pesta alkohol bersama temannya. Di sana Ji-eun terus dipaksa meminum alkohol hingga tak sadarkan diri.

Jika saja Jong-hoon terlambat datang maka sudah bisa di pastikan Ji-eun akan menjadi piala bergilir untuk pria itu dan sekawanan temannya.

Dari kejadian itu, gadis bermarga Lee itu hampir saja merenggut nyawa. Toleransi alkoholnya yang rendah membuatnya overdosis, dan berakhir dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan.

Sayangnya, Jong-hoon tak bisa memenjarakan Jihyun yang saat itu memang bersalah. Semua karena sang adik yang melarang pria itu untuk berurusan dengan hukum. Karena yang akan menjadi masalah adalah karirnya dan Ji-eun tidak mau ambil resiko.

Dengan terpaksa mereka membiarkan Jihyun berkeliaran bebas, dan sejak saat itu Jong-hoon memutuskan untuk menjadi manager Ji-eun yang sekaligus akan menjaga gadis itu ketika di luar rumah.

•••

"Darimana saja kau?" Suara seseorang menghentikan langkah Jihyun yang hendak menaiki tangga.

"Sejak kapan kau peduli padaku?"

"Aku bertanya dan seharusnya kau menjawab, bukan kembali bertanya."

"Bukan urusanmu."

Jihyun kembali melanjutkan langkahnya menaiki tangga, menuju lantai atas dan masuk kedalam kamarnya. Sementara Jimin terus meneriaki adiknya yang terlewat bajingan itu.

"Dasar anak tidak tahu diri. Dia pikir dia bisa hidup tanpa ku? Benar-benar menjengkelkan." Gerutu Jimin.

Yoongi kembali menghela nafas kasar saat kedatangan tamu, seseorang yang menyebalkan sama seperti Seokjin.

Park Jimin, pria yang katanya tengah berada di Busan itu justru kini ada di rumahnya. Bukan untuk memberikan buah tangan atau apapun itu melainkan membawa masalah.

Ya, apalagi jika bukan tentang adiknya; Park Jihyun. Karena terlalu kesal, Park Jimin memutuskan untuk keluar dari rumah. Tadinya dirinya akan mengunjungi rumah Jungkook saja, meski berbeda usia setidaknya Jungkook mampu menghibur nya dengan candaan recehnya.

Namun si bayi besar itu tengah mengadakan acara di rumahnya, entah acara apa Jimin sendiri tidak tahu. Hingga pilihan terakhir jatuh kepada Yoongi.

Sebenarnya Jimin sedikit terpaksa datang ke rumah Yoongi, namun mau bagaimana lagi. Otaknya sangat pusing dan tidak ada yang bisa ia sambangi kecuali pria dingin dengan sejuta kalimat sialannya.

"A-"

Park Jimin mengangkat telunjuknya sebelum Yoongi berbicara, dia tahu jika pemuda itu terganggu dengan kehadirannya. "Tidak usah berbicara jika kau hanya ingin mengusir ku. Biarkan aku di sini, aku benar-benar sedang kesal."

"Padahal aku ingin menawari minuman, tapi jika kau tidak mau itu lebih baik." Ucap Yoongi.

"Kalau begitu ambilkan saja."

"Hanya satu kali penawaran dan kau menolaknya."

"Sialan, kau bahkan belum menawarkan."

"Bukan masalah ku."

Park Jimin mendecak, salah jika dirinya datang ke rumah Yoongi. Bukannya mendapat ketenangan justru yang ada malah makan hati.

Ah dia baru ingat jika teman-teman nya memang gila semua, bagaimana akan mendapatkan ketenangan.

"Kau mau Soju?" Tawar Yoongi.

"Ya."

Yoongi sendiri tidak benar-benar mengabaikan Park Jimin, ia bisa melihat betapa kusutnya raut wajah Jimin dan sebagai sahabat yang baik pasti ia akan mencoba menghibur. Meski dia sendiri tidak tahu masalah apa yang tengah pria itu hadapi.

"Aku akan keluar sebentar membeli daging, tetap di sini sampai aku kembali."

Tanpa menunggu jawaban Jimin, Yoongi langsung menyambar kunci mobil dan keluar. Mengendarai mobilnya menuju minimarket terdekat. Tidak ada rencana jika dirinya akan berbelanja, hanya saja karena kedatangan Park Jimin ke rumah jadi dirinya berinisiatif membuatkan makanan untuk pria itu.

Sudah dibilang bukan bahwa Yoongi tidak benar-benar mengabaikan temannya, apapun keadaannya, di balik sifat dingin dan cueknya disitu ada rasa kepedulian yang besar.

Kedatangan pria berkulit putih yang mengenakan celana training dan kaos polos membuat seluruh pengunjung minimarket tertegun. Banyak dari mereka yang masih remaja mengagumi ketampanan seorang Yoongi, bahkan kasir yang menghitung belanjaan pria itu turut tersita perhatiannya.

Dengan tangan yang menahan gemetar, gadis kasir itu menghitung belanjaan Yoongi yang hanya beberapa. Karena memang dia hanya perlu membeli daging dan beberapa minuman saja.

Meski banyak sekali bisikan yang membicarakannya, Yoongi tetap acuh. Ia tak peduli pada mereka, yang terpenting orang-orang itu tidak merebut oksigennya.

Setelah berbelanja, Yoongi langsung tancap gas kembali ke rumah. Benar dugaannya jika Park Jimin masih berada di rumahnya. Sekarang pria itu terlihat tengah bermain dengan anjing peliharaannya.

"Kau tidak minum?" Tanya Yoongi yang melihat botol Soju masih dalam keadaan tersegel.

"Nanti saja, tidak akan seru jika minum sendirian." Jawab pemuda Park.

Yoongi langsung berkutat di dapur, membuat steak untuk dirinya dan juga Jimin. Kebetulan sekali dirinya memang belum makan malam jadi sekalian saja meski masih ada beberapa jam menuju waktu makan malam.

Tak menunggu lama, sang tuan rumah menghidangkan dua porsi steak daging, ramen, dan juga kimchi. Ada juga sandwich dan beberapa buah-buahan.

Pemandangan yang sangat langka menurut Park Jimin sebab ketika dirinya berkunjung ke rumah seorang Min Yoongi pasti tidak akan di suguhkan apapun.

Tapi hari ini benar-benar durian runtuh baginya.

Jimin ingin bertanya mengapa Yoongi bersikap sangat baik, tapi belajar dari pengalaman yang lalu bahwa Yoongi ini sulit di tebak. Lebih baik dia diam saja dan memakan hidangan yang sudah di sajikan. Jika dirinya banyak bertanya maka sudah dipastikan jika makanan ini akan kembali ke ruang penyimpanan.

Atau tempat sampah, atau mungkin kembali lagi ke minimarket.

"Ada masalah?" Tanya Yoongi.

"Hanya perihal Jihyun saja." Jawab Jimin.

"Adikmu?" Tanya Yoongi lagi dan Jimin mengangguk.

Yoongi hanya menganggukkan kepalanya, dia tak tahu bagaimana rupa adik Jimin yang bernama Jihyun itu. Usianya hanya berbeda dua tahun saja, yang artinya adik Jimin sebaya dengan Jungkook.

Selama ini dia memang hanya mendengar namanya beberapa kali, dan ini juga bukan kali pertamanya Jimin mendatanginya untuk mengadu perihal sang adik. Namun sekali lagi bahwa Yoongi tidak peduli dengan masalah orang lain.

Lebih tepatnya tidak ingin ikut campur dan mengurusi orang lain. Tapi dia akan tetap meladeni ketika sahabatnya ini membutuhkan teman untuk bercerita.

"Bersenang-senang lah, kau bisa menginap di sini." Ujar Yoongi.

"Terimakasih. Aku kira kau akan mengusirku."

"Tentu, setelah kau terlihat baik maka aku akan mengusir mu."

"Sialan."

Sia-sia Jimin mengucapkan kata terima kasih, dia baru sadar jika Yoongi tetaplah Yoongi bagaimana pun keadaannya.

Episodes
1 Introduction
2 Incident
3 Boys with Fun
4 Meeting Again
5 Masa Lalu
6 Yoongi, Merry Me!
7 Life Goes On
8 Thanks and Sorry
9 The Big Baby
10 Uri Sunshine
11 Message from the Past
12 Trouble Maker
13 Smooth like butter
14 Jeju Island
15 The Real Baby Bunny
16 Jungmun Beach
17 Periha Trauma
18 Weekend with Holly
19 Penawaran Kedua
20 Kesepakatan
21 Tinggal Bersama
22 She's My Girl
23 Poor Jungkook
24 Kau...
25 Penghubung Masa Lalu
26 Apa Ada Alasan?
27 Dua Orang Polisi
28 Cintai Dia
29 Bantu Aku
30 Permission to Love
31 Savage Love
32 Lost
33 I Caught You
34 Let's Party !
35 Mission
36 Perfect Execution
37 Dejavu
38 Alternatif Minum Obat
39 Pertengkaran Dua Bayi
40 Back to Seoul
41 Tidur Bersama
42 Diusir?
43 Pelan-pelan
44 Ada Apa Dengan Jungkook?
45 Jimin Angelic Voice
46 Aroma Buah-buahan
47 Second Chance
48 Kesepakatan Berakhir
49 Kabar Buruk
50 Gadis Kuat
51 Semakin Buruk
52 Artikel
53 Rindu
54 Menjemput Yoonji
55 Insiden Kecil
56 Pria Pemaksa
57 Menjadi Babysitter
58 Kakak Cantik dan Paman Tampan
59 Kawan Lama
60 Kekhawatiran Yang Terjadi
61 Investigasi
62 Benar-benar Hadir
63 Kekecewaan Jungkook
64 Restoran
65 Biar Aku Saja
66 Pulang ke Daegu
67 Persiapan Pesta
68 Pesta (1)
69 Pesta (2)
70 Sikap Aneh Jungkook
71 Keputusan
72 Lamaran Tidak Terduga
73 Pernikahan Dadakan
74 Penjelasan
75 Tidak Bisa Tidur
76 Basket
77 Perdebatan
78 Pulang
79 Apa Salahku?
80 Jungkook and Her Prestige
81 Spring Day
82 Perkara Strawberry
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Introduction
2
Incident
3
Boys with Fun
4
Meeting Again
5
Masa Lalu
6
Yoongi, Merry Me!
7
Life Goes On
8
Thanks and Sorry
9
The Big Baby
10
Uri Sunshine
11
Message from the Past
12
Trouble Maker
13
Smooth like butter
14
Jeju Island
15
The Real Baby Bunny
16
Jungmun Beach
17
Periha Trauma
18
Weekend with Holly
19
Penawaran Kedua
20
Kesepakatan
21
Tinggal Bersama
22
She's My Girl
23
Poor Jungkook
24
Kau...
25
Penghubung Masa Lalu
26
Apa Ada Alasan?
27
Dua Orang Polisi
28
Cintai Dia
29
Bantu Aku
30
Permission to Love
31
Savage Love
32
Lost
33
I Caught You
34
Let's Party !
35
Mission
36
Perfect Execution
37
Dejavu
38
Alternatif Minum Obat
39
Pertengkaran Dua Bayi
40
Back to Seoul
41
Tidur Bersama
42
Diusir?
43
Pelan-pelan
44
Ada Apa Dengan Jungkook?
45
Jimin Angelic Voice
46
Aroma Buah-buahan
47
Second Chance
48
Kesepakatan Berakhir
49
Kabar Buruk
50
Gadis Kuat
51
Semakin Buruk
52
Artikel
53
Rindu
54
Menjemput Yoonji
55
Insiden Kecil
56
Pria Pemaksa
57
Menjadi Babysitter
58
Kakak Cantik dan Paman Tampan
59
Kawan Lama
60
Kekhawatiran Yang Terjadi
61
Investigasi
62
Benar-benar Hadir
63
Kekecewaan Jungkook
64
Restoran
65
Biar Aku Saja
66
Pulang ke Daegu
67
Persiapan Pesta
68
Pesta (1)
69
Pesta (2)
70
Sikap Aneh Jungkook
71
Keputusan
72
Lamaran Tidak Terduga
73
Pernikahan Dadakan
74
Penjelasan
75
Tidak Bisa Tidur
76
Basket
77
Perdebatan
78
Pulang
79
Apa Salahku?
80
Jungkook and Her Prestige
81
Spring Day
82
Perkara Strawberry

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!