THE GREAT ARCHITECTURE AND CREATOR

Mereka berjalan berjejer dengan excited bersama puluhan orang lainnya, ada beberapa diantaranya merupakan rombongan sekolah macam Ernest dan Aisya.

Saking excitednya langkah mereka terkesan digusur terburu-buru untuk masuk ke dalam planetarium room, Ernest tak sedetik pun melepaskan tautan kelingkingnya dari kelingking Aisya, "jangan sampai lepas." Pesannya jelas, padat dan begitu jernih di pendengaran Ai.

Aisya hanya menurut layaknya anak itik mengekori induknya, hingga mereka memasuki ruangan dengan kursi melingkar dan kubah setengah lingkaran di atas kepala sebagai layar eksekusi sebuah petualangan luar angkasa yang akan mereka lakukan.

"Disini aja," tunjuk Aisya menggoyangkan tautan kelingking mereka demi memberikan isyarat pada Ernest.

"Oke," awalnya Ernest sudah melihat dimana teman-temannya dan guru pembimbing berada, namun Aisya mengajaknya untuk duduk di bangku yang sudah ada di dekat keduanya agar segera menempatkan pan tatnya disana sebelum di serobot orang lain. Tak apa berjauhan, bagi Ernest yang penting tetap bersama Aisya.

Seorang pemandu laki-laki berseragam wahana wisata meminta para pengunjung untuk menonaktifkan ponsel sepanjang pertunjukkan.

Aisya merogoh ponselnya lalu menekan tombol power demi mematikan daya begitupun Ernest dan yang lain. Dan tepat beberapa menit berikutnya sebuah element of surprise berlangsung, cahaya lampu yang ada di ruangan ini mulai dipadamkan memancing seruan terkejut dan rasa takjub saat kubah setengah lingkaran tadi menjelma menjadi langit malam dengan hamparan triliunan bintang seolah bergerak tepat di atas kepala. Oke Ernest! Petualangan menjelajahi galaksi kali ini mungkin akan lebih spesial karena dilakukan bersama seseorang yang spesial pula.

Ernest menoleh ke samping berniat melihat kondisi Aisya karena sejujurnya ia sudah merasa ber-euforia sekarang, pemuda ini kemudian melebarkan senyuman bahagia tatkala mendapati gadis cantik itu menatap mendongak dengan mata berbinar penuh kekaguman. Perlahan namun pasti kelingking yang bertaut itu merambah menjadi satu tangan penuh. Ernest menggenggam tangan Aisya dengan penuh luapan suka cita dan kembali menatap ke arah yang sama dengan pandangan Aisya.

Bersama suara renyah nan empuk dari operator ruangan memandu mereka untuk mengenali galaksi jutaan tahun silam, menjelaskan semua yang kini terpampang nyata seolah mereka sedang dipandu menjelajahi tata surya sebelum bima sakti terjamah oleh cemaran polutan.

Mereka (bintang, planet) bergerak dan berpendar dengan spektrum warna menakjubkan tertata secara teratur dalam orbitnya masing-masing di dalam gugusan galaksi yang selama ini mungkin hanya terbenam di dalam ruang imajinasi, memicu reaksi membuncah nan bahagia dalam diri hingga tumpah dan meluap menjadi seruan takjub dari para pengunjung.

"Masya Allah," gumam Aisya tak henti-hentinya takjub dengan menggumamkan seruan pada Tuhannya.

Aisya refleks menoleh ke arah Ernest yang ternyata ikut menoleh ke arahnya, "tadi kamu tanya aku, apa aku percaya Tuhanku?"

"Iya," jawab Ernest mengerjap.

"Dan ini jawabanku---aku percaya, sangat-sangat percaya sepenuh jiwa. Semua yang sedang kamu saksikan ini adalah buktinya," jelas Aisya menatap kembali langit malam yang begitu indah dan kini sedang menampilkan beberapa gugusan galaksi nan elok termasuk milky way (bima sakti) salah satunya.

"Maksudnya?" Kini kening Ernest berkerut.

"Alam semesta, Ernest. Alam semesta beserta seluruh isinya adalah bukti kebesaran Tuhanku, Allah. Coba kamu pikir, apakah manusia mampu menciptakan ini semua?" tanya Aisya. Seolah suara mc dan pertunjukan yang diputar tak lebih membuat Ernest penasaran, ia justru lebih fokus memperhatikan Aisya.

"Kemampuan manusia itu ada batasnya. Mereka hanya mampu mempelajari, tapi tak mampu menciptakan. Apakah ada dalam sejarah, kamu menemukan kalimat jikalau seorang manusia menciptakan planet? Bumi? Matahari? Jawabannya tidak, mereka hanya menemukan dan mempelajari." Aisya menjeda penjelasannya demi meraup nafas dan berusaha menikmati pertunjukan namun dengan mulut yang masih komat-kamit pada Ernest, seolah ia memiliki caranya sendiri untuk menjelaskan bukti nyata kebesaran Tuhannya pada Ernest. Jika di ruangan sana, operator tengah berbicara dengan teori ilmiah maka Aisya memiliki penjelasan dari sisi lain tentang dunia.

"Manusia itu adalah gudangnya kekeliruan. Tak ada satupun ciptaan manusia yang sempurna, selalu memiliki kelemahan dan kesalahan, tapi tidak dengan ciptaan Rabb'ku. Bahkan tak akan terpikirkan di otak siapapun manusia, apa fungsi daun telinga yang bentuknya harus seperti itu, atau untuk apa jemari manusia harus berjarak, ataukah bagaimana bisa seorang wanita yang notabenenya memiliki lubang sempit jalan lahir namun bisa melahirkan seorang bayi yang ukurannya besar? Hingga akhirnya mereka mempelajarinya. Allah, the great architecture and creator! Dia yang tak nampak, bukan berarti tak ada," Aisya tersenyum mengembang ketika bintang-bintang diatas sana berputar seolah mengajaknya berkejaran.

Dan penjelasan Aisya kali ini membuat Ernest melolong di tempatnya, memancing senyuman penuh makna dari Aisya.

"Coba aku tanya, kamu punya otak? Punya hati, jantung? Kamu bisa melihatnya. Tapi perasaan, apa kamu punya? Apakah perasaan bisa kamu jabarkan bentuknya? Apakah dia nampak oleh mata telan jank? Sampai sekarang tak ada teori yang dapat menjelaskan bagaimana bentuk perasaan."

Rasanya Aisya tak perlu lagi menjawab itu, karena Ernest sendiri tau pasti jawabannya apa.

Aisya mulai melantunkan ayat suci dari mulut manisnya ditengah-tengah para pengunjung yang fokus terpukau dengan aksi diatas mereka.

"Semua yang sedang kamu saksikan sekarang sudah disebutkan dalam Al-Qur'an bahkan jauh sebelum Galileo menemukan sistem tata surya."

Dan kini bintang berkelap-kelip di atas kepala mereka membentuk sebuah pola, Aisya menunjuknya, "Taurus, muncul di langit utara antara Aries dan Gemini...bintang yang paling terang di rasi taurus adalah aldebaran," telunjuknya mengikuti garis yang tergambar di layar atas mereka membentuk seekor banteng.

"Kamu Taureans. So pasti," kekeh Ernest mencibir membuat Aisya mendesis, "kenapa? Nyeruduk ya?"

Ernest menyemburkan tawanya, sontak saja memancing desisan orang sekitarnya, "suttt! Berisik!"

Aisya tertawa dengen bibir yang di ku lum mendengar teguran pengunjung lain pada Ernest.

"Sagitaurus, diantara Ophiuchus dan Kaprikornus," sahut Ernest mengangguk jumawa.

Aisya menoleh dengan membeliak, "kamu?"

"Yap! Centaur pembawa panah, Psyutttt! Jleb!" Ernest membuat gerakan layaknya sedang memanah Aisya tepat di dadha, "kutembakan panah cinta, tepat disitu!"

Kini Aisya yang tertawa dan kembali membuat orang sekitarnya berdecak kesal, mungkin mereka ingin sekali melempar kedua anak ini keluar dari ruangan tertutup ini, karena begitu mengganggu. Aisya segera membekap mulutnya agar tak membuat mereka lebih marah.

Ernest mengeratkan genggamannya di tangan Aisya membuat gadis ini merasa panas dingin menerimanya, "Aisya, janji jangan pernah pergi dariku?" kini Ernest menyodorkan kelingking tangan sebelahnya ke depan Aisya membuat Aisya membeo dilema.

Jantungnya berdegup begitu kencang bukan karena kini penampakan layar di atas mereka mulai seperti berputar dan bergerak bebas, melainkan karena ia pun memiliki rasa yang sama pada Ernest. Terlepas salah ataupun benar yang ia lakukan, Aisya hanyalah seorang manusia, gadis remaja yang tengah masa-masanya mersakan indahnya pertemanan dan cinta.

Tangan Aisya terkepal hebat awalnya, hingga akhirnya dengan ragu ia menyambut hangat tautan kelingking Ernest, "insyaAllah..." Aisya mele nguh panjang dan memejamkan matanya hingga saat kembali menarik tangannya dari Ernest. Kini keduanya kembali fokus pada langit di atas mereka dengan perasaan menggebu masing-masing.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Zuli Lestary

Zuli Lestary

kereeeennnn

2024-10-01

1

Lia Bagus

Lia Bagus

mashaallah nambah pengetahuan

2024-08-25

0

Happyy

Happyy

💖💖💖

2023-11-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!