Dear, My'Hawa
Dear my'Hawa,
Gimana kabarmu sekarang, setelah 5 tahun tak bertemu?
Seorang pemuda tersenyum lebar diatas kursi penumpang salah satu pesawat komersil rute Mesir-Jakarta dengan membawa tiket lain di tangannya.
...MUKADIMAH Tour...
...Haji dan Umroh...
Ia tak hentinya membuka lembaran brosur yang menampakkan Ka'bah, dan tempat yang sangat ingin ia datangi dengan sang pujaan hati Jabal Rahmah....
Jakunnya naik turun demi menelan saliva, "perjalanan masih lama," ia memutuskan untuk memejamkan mata dan tidur saja. Hingga kenangan 6 tahun yang lalu kembali menjadi bunga tidurnya, sekali lagi Tuhannya mengingatkan ia pada kejadian itu, saat pertama perjuangannya dimulai....
🌟 6 TAHUN YANG LALU
"Ai..Ai...! Buruan sini!" gadis berjilbab putih dengan ciri khas seragam putih abu SMA negri 156 ini terpaksa mempercepat langkahnya mengikuti tarikan teman sebangkunya, Retno. Sampai ia tak memiliki waktu untuk sekedar melirik langkahnya sendiri.
"Apa sih Ret?"
Mata bola pingpongnya membulat sempurna saat menemukan seorang pemuda, sesama siswa disana yang tengah berdiri di atas tembok pembatas lantai 2 gedung sekolahnya seraya berbicara lantang dengan pengeras suara yang ia pinjam dari ruangan OSIS. Tembok pembatas itu bahkan memiliki retakan di beberapa bagiannya meski terlihat masih kokoh.
"Aisya! ! Aisya Nurul Huda, XI MIPA! Aku Ernest Pradiawan dengan ini mau bilang suka sama kamu Ai! Kamu mau terima aku jadi pacar kamu kan?!"
Seketika wajahnya memerah, rona di pipinya tak perlu lagi ditambahi oleh blush on agar terlihat seperti abis ditonjok, karena kini si chubby itu terlihat begitu merah padam. Ia menunduk malu karena saat ini semua mata malah tersorot padanya, sampe tukang kebon sekolah saja dibikin bengong oleh kelakuan cowok bernama Ernest itu. Bukan karena so sweet atau jiwa mudanya kembali berkobar, namun pengen gebukin tuh anak, kalo sampe kepeleset auto pindah alam, dasar bocah! Ngga mikir emak bapak di rumah, kalo sampe dia mati konyol cuma karena gaya-gayaan cinta mon yet, biar dikata mirip pujangga dan don juan.
"Bo doh! Konyol," gumam Aisya.
Ernest menyunggingkan senyuman miringnya melihat gadis yang sejak tadi ia gaungkan namanya sudah datang dan melihatnya yang bak arjuna tak bersayap dan berdodot diatas sini.
Tapi moment arjuna wiwaha itu harus digagalkan oleh wali kelas Ernest, "aduhhh siah! *Turun maneh teh Ernest! Hayang labuh, auto pindah alam maneh*!" bu Windi datang membawa penggaris kayu dan mengacung-acungkannya pada Ernest. Dengan omelan khas ibu-ibu guru cerewet dan sepaket bibir merah yang sampe mo nyonk-mo nyonk ia memarahi Ernest dari ujung lorong hingga hampir menghampiri Ernest, membubarkan teman-teman Ernest yang berjaga melindungi sang pujangga cinta kalo-kalo nanti ia terjatuh. Ernest tidak bo doh, begitu saja melakukan hal ekstrem tanpa plan B dan perlindungan.
"Apa atuh bu? Yang penting saya ngga ganggu jam sekolah, kan belum masuk. Saya kaya gini biar Aisya tau saya suka sama dia, suka banget malah!"
"Bo do ih!" Retno dan beberapa teman-teman sekolahnya yang menonton moment absurd ini tertawa karena Ernest masih bicara dengan toa. Ernest memang dikenal sebagai siswa tampan, pintar tapi kelemahannya adalah ia makhluk konyol.
"Kamu teh apa-apaan, Ernest?! Udah ngga sayang nyawa?! So so'an mau keren, padahal mah engga! Engga keren sama sekali, tuh! Si Aisya'nya juga malah malu, ilfeel liat kamu kaya gini! Turunn!" tunjuk bu Windi ke arah Aisya yang sudah menunduk dalam di bawah sana dengan tatapan nyalang dari para penghuni sekolah.
"Udah turun! Turun! Kamu teh pinter sampe bisa masuk tim OSN, club sains, tapi mendadak turun image pinter kamu kalo kaya gini! Sini ibu bantu!" tawar bu Windi.
Namun sayang niat baik tak selalu berjalan mulus, karena sejujurnya saat bu Windi tak sengaja melongokkan kepalanya ke arah bawah, mendadak ia tremor dan merasakan pusing, lututnya tiba-tiba lemas tak berdaya karena ketinggian.
"Aduh!"
Bu Windi mencari sesuatu untuknya berpegangan, "aduh Ernest, ini teh meni ngeri geningan!"
"Eh...eh bu!"
Srottt!
Haa?!
Mata mereka membulat sempurna termasuk Aisya,
"Bu," Ernest langsung menarik celananya yang melorot karena cengkraman bu Windi yang begitu kuat di celananya.
"Ha-ha-ha!"
Witwiiii!
"Ernest seksiiihhhh!"
"Bo xer tengkorak brooo!"
"Astagfirullahaladzim," Aisya buru-buru memalingkan wajahnya dan bergegas pergi dari sana menuju kelasnya.
Ernest melihat kepergian gadis cantik berjilbab putih itu, "Ai! Ai! Yahhh, ibu sih gagal keren ah!" Ia melompat kembali ke arah koridor lantai 2 itu dengan bu Windi yang berpegangan pada tembok. Ernest membetulkan celananya.
"Aduh maaf, maaf! Ibu ngga sengaja!"
"Ah, ibu. Malah malu-maluin Ernest bu. Sekarang Aisya malah ilfeel jadinya, tapi ibu ngga apa-apa kan?"
"Cok! Pegangin nih bu Windi. Gue mau nyusul bidadari gue dulu!" teriaknya pada sang teman.
Coki yang masih tertawa dengan moment ambyar tadi mengangguk, "siap bos!"
Ernest memang pemuda yang tak memiliki rasa malu sepertinya... plus tak pantang menyerah, ia berlari menuruni tangga menuju lantai satu, lalu tergerak mengikuti kata hati dan pikiran menyusuri koridor menuju kelas XI MIPA 1 dimana Aisya berada.
"Cirrrenggggg! Witwiww, Ernest laki banget ih, tengkorak, seksihhh bulu-bulunya Nest bikin pengen jambak!" genit teman-teman perempuannya. Selain tadi yang sudah disebutkan.. Ernest termasuk anak yang circle pertemanannya luas disini, berkawan baik dengan siapa saja dan mungkin memiliki penggemar rahasia juga maupun yang terang-terangan.
Ia berlari tak peduli dengan pujian atau cibiran teman-temannya. Yang ia kejar hanya gadis cantik berpipi merona itu, gadis pendiam nan jutek, satu-satunya gadis yang tak mau didekati olehnya di club sains dan tim OSN.
"Aisya!"
Semua penghuni kelas MIPA 1 langsung berpaling padanya, definisi mengalihkan duniaku dalam 10 detik.
"Eh Nest, gimana celana aman?!" kelakar Aji.
"Aman bro," Ernest memberikan jempolnya.
Gadis itu tak pernah menatapnya lebih dari 5 detik, mata Ernest sedikit menyipit menandakan ia menarik senyuman, semakin gemas dibuatnya.
"Hay Aisya..." senyumnya nyengir bak kuda yang abis gosok gigi.
Tatapan risih dan tak suka dilemparkan Aisya, "konyol!" desisnya.
Ernest menarik kursi yang nganggur disana dengan posisi membungkuk hingga membuat sesuatu yang tergantung di lehernya keluar menjutai bergerak pelan dari kanan ke kiri, sesuatu berkilau pemberian grandpa di hari raya kemarin, katanya sebagai juru selamat untuk Ernest, kemanapun ia pergi, kemanapun hatinya berlabuh akan senantiasa diberikan kedamaian....
.
.
Noted:
\*Maneh : kamu
\*Hayang labuh : mau jatuh
.
.
.
Assalamu'alaikum, salam semuanya! Awalnya mau kasih kejutan, tapi berhubung ada beberapa pencerahan dari luar karena pintu rumahku kubuka selebar dunia 😂 akhirnya karya semi religi demi menyambut ramadhan versiku kutayangkan juga.
Ada beberapa masukan untuk genrenya entah itu genre pesantren dsb, tapi akhirnya aku menjatuhkan pilihan hatiku pada genre teen semi religi, karena sejujurnya hampir kebanyakan penulis menulis karya dengan genre pesantren jadi bosen😅 pesantren mendadak penuh sama anak bandel aku cuma kesian sama pak kyai'nya.
Aku sadar menulis novel itu harus banyak referensi dan ilmu yang kuat apalagi menyangkut keyakinan, biar ngga kontroversi. Aku tidak mau banyak menggurui dan mengambil tema dengan konflik dan alur yang berat sampe bikin otak berceceran karena ngga kuat nopang beban pembelajaran, ditambah aku hanya penulis yang tidak memiliki banyak ilmu, masih jauh dari kata soleha dan berilmu. Disini kita have fun aja sesuai porsinya guys😉
Mana suaranya yang menyukai karya teen versinya aku???!!! Kuyyy ikuttt di rombongan Ernest sama Aisya menyelami keromantisan keyakinan Aisya juga dunia remaja mereka, jangan sampe nyesel ketinggalan karena ini novel versi pendek.
Happy reading all ❤❤
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Lia Bagus
astaga udah keren ² nembak cewek eh ujung ²nya 🤣🤣🤣🤣🤣
2024-08-24
1
Lia Bagus
🤣🤣🤣🤣
2024-08-24
0
Happyy
😘😘😘
2023-11-04
1