Dua Tamu Asing Tak Dikenal

*Dua Tamu Asing Tak Dikenal*

Pak Erwin yang sudah melihat kondisi Disma yang semakin membaik itupun turut merasa senang dan karena niat-nya mendatangi rumah Disma itu hanya untuk memastikan kondisi Disma itupun berkata:

“Ya udah kalau gitu… bapak pamit dulu ya.” Ujar pak Erwin berpamitan kepada Disma.

“Loh kok sebentar pak.? Bapak gak mau masuk dulu.” Ujar Disma menawarkan.

“Oh gak usah Disma, kebetulan… tadi bapak ada perlu dengan warga disini. Ya udah bapak Sekalian ajah mampir sebentar untuk lihat keadaan kamu.” Ucap pak Erwin menjelaskan maksud tujuannya datang ke-rumah Disma itu.

“Owh gitu ya pak.” Ujar Disma.

“Iya Dis.. hem ya udah kalau gitu bapak pamit dulu ya.” Ujar pak Erwin lagi berpamitan kepada Disma.

“Oh ya udah deh pak kalau gitu.” Ujar Disma.

“Assalamualaikum.” Ucap pak Erwin pamit kepada Disma.

“Walaikumsalam… hati-hati pak.” Ucap Disma menjawab.

(Seminggu Kemudian)

Hari itu, tepat setelah seminggu semenjak Disma mengalami cidera dan kini kondisinya pun semakin membaik dan sudah bisa kembali beraktivitas lagi seperti sedia-kala. Dan pada hari itu Disma yang baru saja pulang dari sekolah itupun seperti biasanya menyapa sang ibu serta menyalimi ibunya.

“Assalamualaikum bu.” Ucapnya.

“Walaikumsalam… eh kamu udah pulang Dis.” Ujar ibu Siti menjawab salam Disma itu.

“Iya bu, loh… kak Ratih gak sekolah bu.?” Ujar Disma lalu menanyakan kepada sang ibu karena melihat Ratih yang berada dirumah saat itu.

“Oh… kakak kamu itu lagi gak enak badan Dis.” Jawab ibu Siti menjelaskan mengenai kondisi sang kakak.

Setelah perbincangan dengan sang ibu itu Disma pun bergegas untuk masuk ke-kamar dan jelang beberapa menit kemudian. Terdengar suara dari luar yang sepertinya ingin datang bertamu ke rumah ibu Siti.

“ Assalamualaikum.. pemisi.”

“Tok tok tok.” Suara ketokan pintu yang dibarengi dengan ucapan salam.

“Disma… coba kamu keluar dulu, itu ada tamu kayaknya.” Teriak ibu Siti yang sedang sibuk di dapur sehingga menyuruh Disma untuk menghampiri tamu tersebut.

Dan segera Disma pun keluar untuk menemui tamu tersebut, dan ternyata yang datang itu ternyata adalah gurunya lagi yaitu, pak Erwin. Namun, kali ini pak Erwin tidaklah datang sendirian melainkan dengan 2 orang asing yang tidak Disma kenal maupun melihatnya sama sekali.

“Ehh pak Erwin.” Ucap Disma ketika mengetahui jika yang datang itu adalah gurunya.

“Hay Disma.” Sahut pak Erwin.

“Halo Disma… apa kabar.?” Tanya orang asing itu sembari menyodorkan tangannya untuk bersaliman kepada Disma.

“Iya Alhamdulillah baik.” Jawab Disma.

“Oh iya pak… kalau boleh tau, ada apa ya pak.? Kok tumben-tumbenan datang siang-siang gini.?” Lanjut Disma dan bertanya Disma kepada pak Erwin.

“Oh gak apa-apa Disma… bapak cuman ingin silaturahmi ajah sekalian ada yang pengen bapak omongin ke kamu dan ibu kamu.” Ujar pak Erwin.

“Oh kalau gitu silahkan masuk dulu pak.” Ujar Disma mempersilahkan pak Erwin dan 2 orang asing itu untuk masuk ke rumahnya.

“Silahkan pak duduk dulu. Biar saya panggilin ibu saya dulu.” Ujarnya mempersilahkan pak Erwin dan kedua orang asing itu untuk duduk.

“Iya Dis.”

Disma tentunya masih bingung tentang apa yang ingin pak Erwin bicarakan dengan ia dan ibunya. Apalagi, kedatangan 2 orang asing itu yang bersama dengan pak Erwin semakin membuat Disma penasaran dan segera iapun memanggil sang ibu untuk menemui gurunya dan kedua orang asing tersebut.

“Bu… bu.” Ujar Disma memanggil ibunya.

“Iya… kenapa nak.?” Sahut ibunya ketika mendengar panggilan sang anak.

“Siapa yang datang Dis.” Lanjut sang ibu menanyakan.

“Oh… itu pak Erwin bu.” Jawab Disma.

“Guru kamu itu…?” Lanjut ibu Siti menanyakan lagi.

“Iya bu… pak Erwin guru olahraga Disma.” Jawab Disma kembali.

“Tapi… dia bersama 2 orang temannya bu.” Lanjutnya.

“Hem mau ngapain dia kesini.” Ujar ibu Siti.

“Gak tau bu, katanya ada yang ingin di omongin dengan ibu bareng Disma.” Ujar Disma.

Tentunya dengan hal itupun membuat ibu Siti kembali curiga dengan kedatangan guru Disma itu. Ia mencurigai jika kedatangan pak Erwin ini ada kaitannya dengan sepakbola lagi.

“Ayo bu kita temui pak Erwin.?” Ujar Disma lagi.

Pada saat ibu Siti sudah dihadapan pak Erwin dan kedua orang asing itu. Pak Erwin pun memulai perbincangan nya dengan basa-basi dan tidak langsung to the point tentang maksud tujuannya tersebut.

“Gimana kabarnya bu Siti.” Tanya pak Erwin dengan basa-basinya sambil melemparkan senyum.

“Alhamdulillah seperti yang bapak lihat sekarang… saya masih diberikan kesehatan.” Jawab ibu Siti yang sedikit memperlihatkan wajah kurang enak kepada pak Erwin.

“Alhamdulillah kalau begitu… oh iya dis, tadi bapak lihat kamu masuk sekolah ya, apa kondisi kaki kamu sudah baikan.?” Ujar pak Erwin lagi berbalik tanya kepada Disma.

“Iya pak Alhamdulillah… saya sudah bisa masuk sekolah.” Jawab Disma.

“Oh iya bu… maksud kedatangan saya kemari itu untuk mengantarkan kedua orang ini bertemu ibu dan Disma.” Ujar pak Erwin memberitahukan maksud tujuannya itu.

“Jadi… kedua orang ini itu dari sekolah akademi bola, dan ada sesuatu hal yang ingin mereka sampaikan kepada ibu dan Disma.” Lanjutnya menjelaskan tentang kedua orang asing tersebut.

Berdasarkan penjelasan pak Erwin, kedua orang asing itu merupakan tim pencari bakat dari sekolah akademi yang berada di ibukota. Dan ternyata, kedua orang itu sudah lama memperhatikan Disma atau mengintai Disma, mulai saat pertandingan pertama yang di lagakan oleh Disma dalam ajang turnamen sepakbola antar sekolah dan sampai pada akhir laga. Sehingga, berdasarkan pengintaian yang mereka lakukan kepada Disma. Disma kerap-sekali mencuri perhatian mereka dan membuat mereka terkesan dengan penampilannya yang apik dan kehebatannya ketika membawa bola di dalam lapangan hijau, dan itu tentunya membuat mereka memutuskan untuk mengajak Disma bergabung dalam sekolah akademi mereka, dan tentunya Disma akan disiapkan untuk menjadi bibit-bibit mudah mereka dan akan dipersiapkan untuk membela tim nasioanl nantinya ketika kesiapan Disma sudah matang di akademi tersebut.

“Mohon izin sebelumnya bu. Saya Darwin dari tim pencari bakat, dan ini Desi asisten saya.” Ucap orang asing itu memperkenalkan diri.

“Apa yang di katakan oleh bapak Erwin tadi itu memang benar… kami memang dari akademi sepakbola yang saat ini sedang mencari bibit-bibit mudah yang dimiliki oleh tanah air kita. Dan berdasarkan analisa yang kami lakukan dilapangan, kami melihat anak ibu ini memiliki talenta yang luar biasa.. dan tentunya, dengan talenta yang dimiliki oleh Disma itulah yang membuat kami tertarik untuk membantu Disma dalam mengembangkan bakat dan talenta yang ia miliki bu.” Ucap orang itu menjelaskan panjang lebar.

Disma yang mendengar hal tersebut pun tentunya tak menyangka jika dirinya sampai dilirik oleh akademi sepakbola dan tentunya hal itu membuat ia merasa senang dan bahagia. Karena, ini merupakan kesempatan bagi dia dalam mewujudkan cita-cita yang selama ini ia impi-impikan.

*BERSAMBUNG*

Episodes
1 Awal Kisah Dimulai
2 Ke-Tokoh Pak Taslin
3 Pak Radit Si-Pemilik Rumah
4 Penolakan Ibu Siti
5 Kakak Jagoan Disma
6 Perbincangan Hangat Darma dan Pak Erwin
7 Kemarahan Ikbal
8 Demi Bola Real Berbohong
9 Ke-Curigaan Ibu Siti
10 Permintaan Maaf Dari Ikbal
11 Sang Kapten
12 Tendangan Bebas Disma
13 Perjuangan Disma DKK
14 Perasaan Resah dan Gelisah
15 Cedera Yang Dialami Disma
16 Kegagalan Bukan Akhir Segalanya
17 Omelan Maut Sang Ibu
18 Kondisi Disma Yang Semakin Membaik
19 Dua Tamu Asing Tak Dikenal
20 Mimpi Yang Terkubur
21 Kebingungan Disma
22 Alasan Ibu Siti Melarang Disma Bermain Bola
23 Kepergian Disma
24 Menginjakkan Kaki di Ibukota
25 Disma dan Dita
26 Dita si Baik Hati
27 Menemui 4 Orang Menyeramkan
28 Disma vs Dita
29 Sesampainya di Akademi
30 Harapan Yang Musnah
31 Dita Sang Motivator
32 Menandatangani Kontrak
33 Debut Pertama Disma
34 Keirihan Tara Pada Disma
35 Disma Jadi Sorotan
36 Disma Harapan Tim
37 Mencurigai Tara
38 Tendangan Menakjubkan Oleh Tara
39 Hijrah Ke Tim Senior
40 Kepergian Lerry
41 Memasuki Tahap Seleksi
42 Akhir Musim Membuat Tegang
43 Eksekutor Penendang Bebas
44 Pengumuman Kelulusan Seleksi
45 Mengawali Latihan di Timnas
46 Tidak Untuk Di-Sombongkan
47 Mendisiplinkan Para Pemain
48 Tidak Nyaman
49 Kapten Ke-Sebelasan Timnas
50 Akhir Kisah, Sang Peraih Mimpi
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Awal Kisah Dimulai
2
Ke-Tokoh Pak Taslin
3
Pak Radit Si-Pemilik Rumah
4
Penolakan Ibu Siti
5
Kakak Jagoan Disma
6
Perbincangan Hangat Darma dan Pak Erwin
7
Kemarahan Ikbal
8
Demi Bola Real Berbohong
9
Ke-Curigaan Ibu Siti
10
Permintaan Maaf Dari Ikbal
11
Sang Kapten
12
Tendangan Bebas Disma
13
Perjuangan Disma DKK
14
Perasaan Resah dan Gelisah
15
Cedera Yang Dialami Disma
16
Kegagalan Bukan Akhir Segalanya
17
Omelan Maut Sang Ibu
18
Kondisi Disma Yang Semakin Membaik
19
Dua Tamu Asing Tak Dikenal
20
Mimpi Yang Terkubur
21
Kebingungan Disma
22
Alasan Ibu Siti Melarang Disma Bermain Bola
23
Kepergian Disma
24
Menginjakkan Kaki di Ibukota
25
Disma dan Dita
26
Dita si Baik Hati
27
Menemui 4 Orang Menyeramkan
28
Disma vs Dita
29
Sesampainya di Akademi
30
Harapan Yang Musnah
31
Dita Sang Motivator
32
Menandatangani Kontrak
33
Debut Pertama Disma
34
Keirihan Tara Pada Disma
35
Disma Jadi Sorotan
36
Disma Harapan Tim
37
Mencurigai Tara
38
Tendangan Menakjubkan Oleh Tara
39
Hijrah Ke Tim Senior
40
Kepergian Lerry
41
Memasuki Tahap Seleksi
42
Akhir Musim Membuat Tegang
43
Eksekutor Penendang Bebas
44
Pengumuman Kelulusan Seleksi
45
Mengawali Latihan di Timnas
46
Tidak Untuk Di-Sombongkan
47
Mendisiplinkan Para Pemain
48
Tidak Nyaman
49
Kapten Ke-Sebelasan Timnas
50
Akhir Kisah, Sang Peraih Mimpi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!