Bab 17.

"Sakit Mas, ampun!" igau Safia merintih pilu.

"Aku mohon, biarkan aku pergi dari hidup Mas. Tolong lepasin aku, kita bercerai saja!"

Safia terus saja meracau dengan kepala bergerak ke kiri dan ke kanan. Netranya masih terpejam namun butir-butir kristal nampak berjatuhan di sudut matanya. Keringat jagung ikut mengalir di pelipis dahinya.

Wajah putih Safia seketika memucat dirundung ketakutan yang mendalam. Mimpi itu terasa sangat nyata seperti yang dilakukan Salman di malam pertama mereka.

Alangkah hancur hati Salman melihat raut ketakutan di wajah istrinya itu. Segitu kejamkah dia sehingga membuat Safia seakan trauma padanya.

Bahkan di dalam mimpi pun Safia masih berharap bisa lepas darinya. Suami macam apa dia karena sudah sangat tega menorehkan luka yang begitu dalam di hati istrinya.

"Safia, bangun!" ucap Salman menyadarkan istrinya, dia menepuk-nepuk pipi Safia pelan.

Safia yang merasa aneh langsung tersentak dan terduduk dengan spontan. Dia berteriak, matanya seketika melebar dengan dada kembang kempis menahan sesak.

Safia menatap bingung pada Salman sembari berusaha keras mengumpulkan nyawa. Seketika tatapannya menggelap mematut Salman yang sudah duduk di sebelahnya.

"Kamu?" Safia tercengang melihat Salman dan bergegas menjauhkan diri. "Apa yang kamu lakukan di sini?" imbuhnya menanyakan tujuan kedatangan suaminya itu.

Sekujur tubuh Safia mendadak gemetaran, dia lekas turun dari ranjang dan berlari kecil menuju pintu.

Sayang langkahnya harus terhenti karena gagal membuka pintu. Safia berbalik dan menyandarkan punggung di daun pintu, dia benar-benar takut melihat muka Salman yang menyeramkan. Dia pikir pria itu akan menyakitinya lagi.

"Safia..." Salman mencoba mendekat.

Safia yang melihat itu langsung mengacungkan lima jarinya ke arah Salman. "Diam di situ!" sorak Safia, sekujur tubuhnya mulai basah bermandikan keringat.

"Safia, dengar Mas dulu!" bujuk Salman yang hanya berjarak beberapa meter saja dari Safia.

"Tidak," geleng Safia dengan bibir mencebik. Tangisannya pecah hingga tubuh ringkihnya merosot di lantai.

Salman nampak frustasi melihat reaksi Safia yang berlebihan. Sedalam itukah luka yang sudah dia torehkan di hati istrinya itu.

"Maafkan Mas, Safia. Mas benar-benar menyesal." kembali Salman melangkahkan kaki perlahan, berusaha agar bisa duduk di samping istrinya itu.

Lalu Salman berjongkok di hadapan Safia dan berkata. "Lihat, Mas!" Salman menangkup tangan di pipi istrinya itu dan menatapnya dengan sendu. "Mas mengaku salah, Mas tau sikap Mas terlalu jahat sama kamu. Tolong dengar penjelasan Mas dulu, kita harus bicara!"

"Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, hubungan ini sudah berakhir. Aku ingin berpisah, tolong ceraikan aku sekarang juga! Biarkan aku pergi sejauh mungkin, aku tidak ingin hidup lagi." lirih Safia berderai air mata.

"Tidak Safia, kamu tidak boleh pergi. Kamu masih istri Mas, tempatmu di sisi Mas." tegas Salman.

"Terlambat, aku sudah memberimu kesempatan tapi apa yang kamu lakukan padaku? Kamu menyakiti hatiku, kamu melukai fisikku, kamu juga menghancurkan kepercayaan yang sudah aku berikan padamu. Sebenarnya apa tujuanmu menikahiku? Apa kesalahan yang sudah aku perbuat padamu? Kenapa membuatku menderita saat bersamamu?"

"Tidak Safia, kamu tidak salah. Semua ini murni kesalahan Mas." sanggah Salman yang berbalik menyalahkan dirinya sendiri. "Sebaiknya kita pulang dulu, banyak yang ingin Mas katakan padamu." bujuk Salman sembari mengelus pipi Safia dan menyapu jejak air mata yang masih berjatuhan di wajah istrinya.

"Tidak mau," geleng Safia memeluk lututnya dengan erat. "Aku ini hanya wanita bodoh, aku sebatang kara, aku sendirian, aku kesepian. Aku tidak punya rumah, kemana aku harus pulang? Bahkan satu-satunya orang yang aku percaya begitu tega menancapkan duri di hatiku, siapa lagi yang bisa aku percaya?" isak Safia.

Mendengar keluhan yang keluar dari mulut istrinya, Salman seketika bergeming dengan pandangan berkabut. Air matanya ikut berjatuhan menyaksikan kesakitan yang ditanggung Safia ulah perbuatannya.

"Kalau begitu kamu boleh membalas Mas sesuka hati, Mas siap menanggung konsekuensi atas apa yang sudah Mas lakukan sebelumnya. Bahkan Mas rela mati asal mendapatkan maaf darimu." ucap Salman.

"Tidak ada gunanya balas membalas, aku tidak sejahat yang kamu pikirkan. Aku hanya ingin bercerai, itu saja." jawab Safia sesenggukan.

"Apa kamu yakin ingin mengakhiri pernikahan ini?" tanya Salman memastikan.

"Iya," angguk Safia penuh keyakinan.

"Baiklah jika itu yang kamu inginkan, tapi ikut Mas pulang dulu ya. Kita harus menyelesaikan masalah ini di rumah, tidak enak jika Bu Lia mendengar pertengkaran kita ini." bujuk Salman.

"Hmm... Aku pegang kata-katamu itu," angguk Safia yang terpaksa menurut. Dia juga tidak enak hati bertengkar di rumah orang seperti ini. Dia tidak ingin Salman ditatap sebelah mata meski sudah menyakitinya berulang kali. Safia hanya ingin menjaga marwah suaminya sebelum benar-benar resmi berpisah.

Setelah tangisan Safia mereda, Salman menyeka pipi istrinya itu dan merapikan rambutnya agar tidak berantakan. Kemudian membantu Safia berdiri dan lekas membuka pintu.

Sebelum meninggalkan rumah, keduanya berpamitan pada Lia. Salman mengucapkan terima kasih yang tak terhingga karena wanita paruh baya itu sudah mengizinkan Safia menumpang di rumahnya.

Sebenarnya Lia merasa berat melepaskan Safia, tapi dia tidak memiliki wewenang untuk mencegahnya. Bagaimanapun Safia masih berstatus istri orang, apapun masalahnya, Lia tau bahwa dia tidak boleh ikut campur terlalu dalam.

Setelah saling berjabat tangan, Salman membantu Safia duduk di bangku depan lalu dengan cepat menyusul masuk. Seketika mobil mewah itu melesat pergi meninggalkan kediaman orang tua Alex.

Sepanjang perjalanan pulang, Safia tidak bersuara sepatah katapun. Manik matanya menatap lurus ke arah depan tanpa peduli pada Salman yang sesekali mencuri-curi pandang ke arahnya.

Meski Salman berusaha keras bersikap baik terhadapnya, tetap saja hati Safia tidak bisa diluluhkan. Dia sudah terlanjur kecewa dan jijik melihat suaminya itu.

Dalam kurun waktu beberapa hari saja, sudah dua wanita yang dibawa Salman ke hadapannya. Mengumbar kemesraan yang membuat jantung Safia hangus dibakar api cemburu, hati yang tadinya berbunga-bunga kini menjadi layu dan mengering.

Safia tidak percaya lagi dengan yang namanya cinta. Cukup sekali saja dia terjebak dalam kebodohan yang hakiki, kini dia hanya ingin bebas menikmati kesendirian. Dia ingin terbang mengarungi angkasa raya untuk melepaskan beban di hatinya.

"Ayo, turun!" ajak Salman setelah mobil yang dikendarainya memasuki gerbang rumah. Salman turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk Safia.

"Terima kasih, aku menunggu di luar saja, tolong keluarkan koperku dari kamar belakang!" ucap Safia menolak untuk masuk. Dia kemudian berjalan menjauhi Salman dan memilih menunggu di bangku taman.

Salman terpaku di tempatnya berdiri. Dia bingung bagaimana cara membujuk Safia agar mau ikut masuk bersamanya ke dalam rumah.

"Awh..." Salman merintih kesakitan sambil meremas perutnya dengan kuat, seketika bokongnya terhenyak di tanah.

Safia yang baru saja duduk sontak berdiri dan berhamburan menghampiri Salman. "Kamu kenapa?" tanyanya panik.

"Tolong bantu Mas masuk ke dalam. Magh Mas kambuh, Mas belum sempat makan dari tadi." kata Salman lirih.

Ya, tidak ada pilihan lain lagi. Mau tidak mau Safia pun terpaksa membantu Salman berdiri lalu memapahnya memasuki rumah.

Terpopuler

Comments

SaYu

SaYu

haaaah....masih nanya dia seberapa kejam dia....

2023-09-16

0

MIKU CHANNEL

MIKU CHANNEL

kamu nanya sedalam apa Luka yang kamu torehkan kepada Safia, coba kau tempatkan dirimu jadi Safia m lihat suami membawa perempuan lain kerumah dengan gilanya kamu bercinta dan bermesraan belum lagi kamu menyiksa fisiknya, apakah kamu akan sekuat Safia dan Rela hidup disiksa dan disia-siakan oleh suami sendiri,

2023-03-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!