Bab 15.

"Mas..." Mika memekik memanggil Salman, namun pria itu sama sekali tidak merespon.

Sementara Alex sendiri mendadak canggung tinggal berdua dengan wanita itu. Bagaimanapun mereka pernah dekat meski pada akhirnya Mika lebih memilih Salman yang jelas-jelas memiliki masa depan yang cerah.

Ya, dari awal Salman sudah terlahir dari keluarga yang berada, berbeda dengan Alex yang berasal dari keluarga sederhana. Dia harus berjuang keras hingga sampai di titik ini.

"Untuk apa kamu ke sini?" tanya Alex berusaha santai. Dia tidak menyangka bahwa Mika akan datang menemuinya.

Tadi Alex pikir Salman akan marah tapi ternyata tidak sama sekali. Hal itu membuat Alex bertanya-tanya dalam hati. Apa sebenarnya yang terjadi diantara Salman, Safia dan Mika? Alex benar-benar bingung dibuatnya.

"Apa kamu juga akan mengusirku?" bukannya menjawab, Mika justru balik bertanya dan mematut Alex dengan tatapan sendu.

"Tidak, bukan begitu." ucap Alex merasa tidak enak hati.

Mika yang tadinya hendak duduk tiba-tiba berubah pikiran dan melangkah menuju pintu. Alex yang terkejut dengan cepat meraih pergelangan tangannya dan menariknya ke sofa. "Duduk dulu!" titahnya.

"Tidak usah, aku pergi saja." tolak Mika, dia menarik tangannya dari genggaman Alex.

Sesaat setelah tangan keduanya terlepas, Mika kembali berjalan menuju pintu.

"Berani kamu meninggalkan tempat ini, maka selamanya anggap saja kita berdua tidak pernah saling mengenal!" ancam Alex yang membuat langkah Mika terhenti di ambang pintu.

Dia berbalik badan dan menitikkan air mata seketika itu juga. "Kenapa kalian berdua begitu jahat padaku? Apa kesalahan yang sudah aku lakukan pada kalian?" lirih Mika berderai air mata, tubuhnya sontak merosot di lantai dan tersandar di daun pintu.

Alex yang merasa bersalah atas ucapannya lantas mendekat dan berjongkok di hadapan Mika. "Maaf, maksudku bukan begitu." dia pun menangkup tangan di pipi Mika.

Mika menengadah mematut wajah Alex yang masih sama saja seperti dulu. Salah atau tidak, pria itu tidak pernah sungkan meminta maaf terlebih dahulu. Hal itulah yang tidak pernah dia dapatkan dari Salman.

Ya, disitulah letak perbedaan keduanya. Alex lebih penyabar dan lembut terhadap wanita, berbeda dengan Salman yang lebih cuek dan selalu bersikap dingin.

"Hiks..." Mika tanpa ragu melemparkan tubuhnya ke dekapan Alex dan memeluknya dengan erat. Tangisannya pecah di telinga pria itu.

Alex yang terkejut sontak mematung dengan tangan membeku di punggung Mika. Dia tidak berani menyentuh wanita itu mengingat statusnya yang masih jelas kekasih Salman.

Alex tidak ingin hal ini menimbulkan kesalahpahaman diantara dia dan Salman, cukup masalah Safia saja yang membuat mereka nyaris saja bersitegang.

"Aku tidak sanggup lagi, aku rasanya ingin mati setelah mengetahui apa yang terjadi." isak Mika sesenggukan.

"Hust... Ngomong apa kamu?" ketus Alex yang tidak suka mendengar kata-kata itu. Dia pun memberanikan diri menyentuh punggung Mika dan mengusapnya pelan.

"Lalu aku harus bagaimana? Mas Salman membohongiku, dia sudah menikah dengan wanita lain." lirih Mika.

Alex yang mendengar itu tiba-tiba terperanjat dan membulatkan mata dengan sempurna. Benarkah Mika sudah mengetahui tentang pernikahan Salman? Dari mana dia tau? Siapa yang memberitahunya? Tidak mungkin Salman kan?

Alex tertegun dalam pemikiran yang tengah menjalar memenuhi otaknya. Makin kesini dia semakin bingung memikirkan masalah yang terjadi.

"Aku ingin mati saja, aku tidak ingin hidup lagi. Hidupku sudah hancur," Mika mendorong Alex dengan cepat, dia lekas berdiri dan berlari menuju jendela.

"Mika..." seru Alex, dia pun berhamburan menyusul wanita itu.

Saat Mika membuka pintu jendela, Alex dengan sigap meraih tangannya dan menyentaknya dengan kasar. "Jangan gila!" bentak Alex dengan air muka memucat. Dia benar-benar marah melihat kebodohan wanita itu.

"Lepasin aku, biarkan aku mati!" pinta Mika memohon, air matanya terus saja menetes tanpa henti.

"Oh, jadi kamu benar-benar ingin mati? Benar begitu?" berang Alex dengan mata memerah memancarkan percikan api yang menyala. Dia pun menarik Mika menuju pintu dan membawanya ke luar.

Lalu Alex memasuki lift bersama Mika, dia pun menekan tombol menuju rooftop. Jika Mika memang ingin bunuh diri, maka di atas sanalah tempat yang paling cocok untuk melakukannya.

Sesaat setelah keduanya keluar dari lift, Alex menarik Mika dengan kasar dan mendorongnya hingga tersungkur di lantai yang ada di puncak gedung.

"Awh..." pekik Mika kesakitan.

"Lakukanlah, melompat saja agar semua deritamu sirna!" sergah Alex yang sudah kehilangan kesabaran, kelakuan Mika itu membuat emosinya meledak-ledak.

"Dulu, kamu juga melakukan ini untuk mengancam ku. Aku menuruti keinginanmu hanya demi ingin melihatmu bahagia bersama pria yang kamu cintai. Aku memilih mengalah dan melupakan semua yang pernah terjadi diantara kita, aku menutupi rahasia itu dari dunia agar kamu bahagia." lirih Alex menitikkan air mata, tubuhnya seketika merosot di lantai.

Mika yang mendengar itu tiba-tiba terdiam dengan air mata yang terus saja berjatuhan membasahi pipinya.

Ya, beberapa tahun yang lalu Mika juga pernah ingin mengakhiri hidupnya setelah malam kelam yang terjadi diantara dia dan Alex. Keduanya tidak sengaja melakukan hubungan terlarang di belakang Salman. Namun pada akhirnya Alex terpaksa menutup cerita itu demi melihat Mika bahagia bersama pria yang dicintai wanita itu.

"Kenapa Mika? Apa yang salah denganku? Kenapa selalu menjadikanku tempat pelarian sesaatmu? Aku ini hanya manusia biasa, aku juga punya hati dan perasaan." imbuh Alex sambil mengacak rambutnya frustasi.

Dulu dia pikir Mika juga mencintainya, sebab itulah dia berani menyentuhnya. Alex pikir setelah kejadian itu Mika akan beralih memilihnya, akan tetapi Mika tetap saja meninggalkannya.

Alex merasa sangat bersalah karena sudah mengambil kesucian Mika tanpa menikahinya. Dia sempat menghilang untuk menyendiri dan kembali setelah mendapatkan gelar dokter yang kini sudah disematkan di belakang namanya.

Hal itu juga yang membuat Alex menutup diri dari wanita lain sebelum akhirnya bertemu dengan Safia. Hanya wanita itulah yang mampu membuatnya moveon dari Mika.

Tapi sekarang semua seakan meledak seperti bom yang dipasang di dada Alex. Dia pun gagal mendapatkan Safia dan kini Mika malah kembali ke dalam hidupnya.

Rasanya kepala Alex ingin pecah memikirkan situasi ini. Kenapa semua wanita yang pernah dicintainya tidak seorangpun yang mau menatap pada dirinya? Sebenarnya dimana kurangnya dia sebagai seorang pria?

Apakah ini karma karena pengkhianatan yang pernah dia lakukan di belakang sahabatnya sendiri?

"M-maaf, maafkan aku." lirih Mika membuka suara. Dia beringsut dari posisinya dan merangkak menghampiri Alex.

"Maafkan aku, ini semua salahku." isaknya seraya menyentuh tangan Alex.

Alex mendongak dan mematut Mika dengan tatapan pilu kemudian menarik wanita itu ke dalam dekapan dadanya. Alex memeluknya erat seakan tidak ingin melepasnya lagi.

Meski sudah beberapa tahun berlalu, tetap saja perasaan itu tidak bisa hilang dari hatinya. Dia merasa bertanggung jawab atas kesalahan besar yang sudah dia lakukan di masa lalu.

Terpopuler

Comments

Sriutami Utam8

Sriutami Utam8

hubungn yg rumit dan membingungkn

2023-03-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!