Bab 18.

Setelah mendudukkan Salman di sofa, Safia pun meninggalkannya terburu-buru. Dia memasuki dapur dan lekas menyiapkan makanan lalu mencari obat magh di dalam lemari.

"Ini, isi perutmu terlebih dahulu lalu minumlah obat Magh itu." Safia menaruh sebuah nampan di atas meja. Di sana ada nasi dan lauk seadanya, segelas air putih dan obat magh berbentuk pil.

"Terima kasih," ucap Salman menatap lekat pada Safia.

Seberapa keras Safia berusaha menolak, tetap saja dia tidak bisa membohongi perasaannya. Salman bisa melihat cinta yang sangat besar di mata Safia untuknya. Safia sangat mencintainya, buktinya Safia sangat panik melihat kondisinya tadi. Safia juga menyiapkan makanan ini untuknya.

"Ayo, makanlah bersamaku!" ajak Salman seraya meraih tangan Safia.

"Tidak perlu," Safia menepis tangan Salman dengan kasar. "Kamu makan saja sendiri, aku mau ke belakang mengemasi barangku." Safia lekas berbalik dan berjalan meninggalkan Salman yang masih menatapnya dengan sendu.

Apakah ini akhir dari segalanya? Salman sudah berusaha mengalah agar Safia mengerti dan mau memaafkannya, tapi sepertinya usaha Salman sama sekali tidak membuahkan hasil.

Salman urung memakan makanannya dan memilih menyusul Safia ke kamar pelayan yang sempat ditempati istrinya.

Seketika air mata Salman berjatuhan melihat tubuh Safia yang meringkuk di lantai kamar. Safia terisak sesenggukan, bahunya berguncang menangisi perpisahan yang akan terjadi diantara mereka berdua.

Tidak pernah terbersit di pikiran Safia akan berpisah dengan cara seperti ini, pernikahan yang menjadi impian terbesar di dalam hidupnya hanya berjalan sesingkat ini. Entah kemana Safia akan membawa luka ini?

Salman melangkah pelan menghampiri Safia dan berjongkok di hadapannya. "Tolong jangan menangis, maafkan aku, aku akan memperbaiki semua kesalahan yang sudah aku lakukan, beri aku satu kesempatan untuk membuktikannya!" lirih Salman, dia pun menarik Safia ke pelukannya.

Bukannya berhenti menangis, Safia justru semakin terisak memeluk Salman dengan erat. "Semua sudah terjadi, aku tidak pernah menyalahkanmu. Akulah yang bersalah karena terlalu berharap atas pernikahan ini. Aku sudah lelah, cintaku kalah, berpisah adalah jalan terbaik untuk kita."

Safia melepaskan pelukannya dan langsung menjauhkan diri. Dia meraih gagang koper yang sudah dia siapkan dan menyeretnya meninggalkan kamar itu.

"Safia..." sorak Salman lalu berhamburan mengejar istrinya.

Sesampainya di teras rumah, Salman merampas koper Safia dengan kasar dan membuangnya. Dia terpaksa menggotong tubuh ringkih Safia seperti karung beras dan membawanya ke kamar.

"Lepasin aku, tolong biarkan aku pergi!" Safia meronta-ronta sembari memukul punggung Salman sekuat tenaga, namun pria itu tidak mempedulikannya sama sekali. Dia tidak ingin kehilangan Safia, wanita itu tidak boleh pergi dari hidupnya.

"Mas Salman, tolong lepaskan aku!" imbuh Safia menangis sesenggukan, lagi-lagi Salman tidak peduli meski Safia membunuhnya sekalipun. Dia tidak akan membiarkan Safia menderita sendirian. Ini salahnya, mereka harus menderita bersama-sama.

Sesampainya di ambang pintu, Salman mendorongnya dengan kasar. Setelah masuk dia bergegas menguncinya dan membawa Safia ke ranjang.

Salman membaringkannya dengan hati-hati dan mengukung Safia di bawah kendalinya. Dia mematut Safia dengan intim, air matanya berjatuhan tepat mengenai pipi Safia.

Safia menutup mata perlahan, mencoba mengendalikan tangisan yang sudah tak bisa lagi dia tahan. "Lepasin aku, aku hanya ingin pergi dari sini." desis Safia dengan suara yang nyaris tak terdengar.

"Safia, tolong jangan keras kepala! Kamu itu sedang sakit, aku tidak mungkin membiarkanmu luntang lantung di luar sana. Aku akan membawamu berobat, kamu harus sembuh." ucap Salman mengelus pipi Safia lembut.

"Biarkan saja, aku lebih baik mati dari pada tinggal di rumah ini. Ada Tuhan yang masih menyayangiku, Dia sengaja memberiku penyakit ini agar aku lupa bagaimana rasanya disakiti, Tuhan ingin aku melupakan semua penderitaan ini. Aku berharap bisa melupakanmu selamanya, aku tidak ingin mengingat kamu lagi. Aku tidak ingin sembuh," Safia yang sudah terlanjur terbawa emosi seketika memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. "Awh..." rintihnya.

"Safia..." Salman tampak panik dan mengusap kepala Safia dengan pelan. "Tolong kendalikan dirimu, jangan berpikir aneh-aneh!"

"Kalau begitu biarkan aku pergi," pinta Safia yang masih bersikukuh dengan pendiriannya.

"Tidak Safia, aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi. Ini tempatmu, ini rumahmu." tegas Salman.

"Harus berapa kali aku katakan padamu, aku tidak punya tempat tinggal. Aku ini yatim piatu, tidak ada yang menyayangiku termasuk suamiku sendiri."

"Kamu salah Safia, aku menyayangimu." ungkap Salman.

"Bohong," sanggah Safia.

"Tidak Safia, aku tidak bohong." terang Salman.

Salman kemudian menjauhkan diri dari Safia, dia berjalan menuju lemari dan membukanya lalu mengeluarkan album lama yang sempat dia ambil dari kamar sang ayah.

Setelah mengambil album itu, Salman menutup pintu lemari dan kembali menghampiri Safia. "Lihat ini!" pinta Salman sembari membuka album itu dan membaliknya satu persatu.

"Aku tidak ingin melihatnya," tolak Safia membuang muka.

"Harus Safia, kamu harus tau siapa kamu sebenarnya." bujuk Salman.

"Aku bukan siapa-siapa, aku hanya wanita bodoh yang gampang tertipu karena mulut manismu itu." Safia memilih turun dari ranjang.

"Safia..." Salman menggertakkan gigi, dia mulai geram melihat sikap Safia yang sangat keras kepala.

Salman bergegas mengejarnya dan menggendong istrinya itu dengan paksa.

"Kamu ini benar-benar psikopat, cepat turunkan aku!" bentak Safia yang semakin tersulut emosi.

"Hmm... Aku memang psikopat, apa perlu aku memaksamu lagi untuk melayaniku?" gertak Salman menatap tajam pada Safia.

Safia yang mendengar itu lantas bergidik ngeri, dia tidak mau melayani Salman seperti malam itu, rasanya terlalu menyakitkan, dia belum bisa melupakan potret kelam yang menjijikkan itu. "Berani kamu menyentuhku, aku pastikan kamu tidak akan pernah melihatku lagi!"

"Makanya menurut, suami sudah baik-baik masih saja dijutekin." geram Salman mengulum senyum. Safia yang ketakutan terpaksa diam dan menurut.

Lalu Salman membawa Safia duduk di tepi ranjang, Salman memangku Safia dan memeluk pinggang mungil istrinya dengan sebelah tangan. Sedangkan tangan lainnya kembali mengambil album yang tadi dia letakkan di atas nakas.

"Lihatlah, ini foto siapa?" ucap Salman menyandingkan foto yang dia curi dari kamar belakang dengan foto yang tersusun rapi di album itu.

"Ini?" Safia menautkan alis bingung. "Ini fotoku, darimana kamu mendapatkannya?" tanya Safia penasaran.

"Aku menemukannya di kamar belakang. Maaf karena aku sudah mengambilnya diam-diam." terang Salman.

"Dasar pencuri!" umpat Safia mengerucutkan bibir.

"Terserah kamu saja, coba lihat lagi foto lainnya!" suruh Salman.

"Ini fotoku semua, kenapa foto ini bisa ada di rumahmu? Siapa kamu sebenarnya?" cerca Safia mencari tau.

"Hehe... Pengen tau saja atau pengen tau banget?" Salman seketika terkekeh dan mengecup pundak Safia lembut.

"Jangan cium-cium!" ketus Safia menggerakkan bahu. Dia tidak suka bersentuhan dengan suami bajingannya itu.

"Ya sudah kalau tidak boleh, aku juga tidak akan mengatakan apa-apa." Salman melepaskan pinggang Safia, dia berlagak seolah-olah tidak peduli dan membiarkan Safia beranjak dari pangkuannya.

"Ya sudah, aku juga tidak ingin mengetahui apa-apa." tukas Safia yang memilih berjalan menuju pintu.

"Buka saja kalau kamu bisa, dasar pembangkang!" gumam Salman mengeratkan rahang lalu memilih berbaring memunggungi Safia.

"Dasar bajingan!" umpat Safia yang kesulitan membuka pintu, dia pun meraih benda apa saja yang tertangkap oleh netranya lalu melemparkannya ke arah Salman. Salman yang merasakan sakit hanya diam sembari tersenyum puas.

Terpopuler

Comments

Rizky Sandy

Rizky Sandy

ktnya dokter ap dia g punya apa2,,,,,

2023-08-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!