Aku nggak ikhlas kau masih berkeliaran di desa ini, sebelum kau merasakan apa yang dirasakan oleh ayahku. Kau hanya sampah masyarakat yang hanya ingin dipandang baik oleh warga, sedangkan kau sendiri bukan orang yang baik.
Mata Darman terbelalak membaca tulisan itu yang ada di depan rumahnya. Kepalanya langsung melirik kesana kemari mencari orang yang melakukannya. Tapi tidak ada orang yang terlihat di jalan itu, sepi. Wajahnya menyiratkan kegundahan hatinya yang sangat besar.
"Bangsat! Siapa yang melakukannya!" teriak Darman marah.
"Pasti anak itu!" dengus nya.
Darman langsung merapihkan kertas yang diisi oleh tinta biru, ia tidak langsung membuang kertas itu kerena takut kalau ada orang yang membacanya. Pria itu langsung berjalan menuju rumah ibu Ayu, ya Darman menyangka kalau Ana yang melakukannya kerena hanya Ana putri dari Hamdi dsn Ayu yang masih ada. Darman tidak berpikir kalau putri Hamdi yang lain nya.
PLAK
Tanpa menunggu waktu lagi tangan laki laki usia 70 tahun itu melayang ke pipi nya Ana, saat itu Ana sedang menyiram bunga di depan rumahnya. Ana yang tidak menduga langsung berteriak keras kerena merasakan sakit di pipinya. Sampai ember yang dipegang gadis itu jatuh dan airnya tumpah kemana mana.
"Uwa apa apa?" teriak Ana saat melihat uwa nya berdiri di depannya.
"Apa apaan kamu bilang. Kamu apa apa? meneror uwa," balas Darman menatap wajah Ana.
"Meneror? Maksud uwa?" tanya Ana tidak mengerti.
"Alah jangan pura pura? Kamu kan yang bikin ini!" sembur Darman mengacungkan kertas di depan matanya Ana.
"Kertas! Demi Tuhan uwa Ana nggak pernah melakukan itu," kata Ana membela diri.
"Jangan berbelit, saya tahu kamu yang melakukannya! Kalau nggak lalu siapa?" tanya garang Darman.
"Ana, ada apa?" tanya Zahra yang tiba tiba datang.
Darman mendelik kearah Ana. Ana hanya mengangkat bahu mendengar pertanyaan dari Zahra. Zahra menyapa Darman dengan tajamnya.
"Kamus ngapain pagi pagi kesini?" tanya Darman pada Zahra.
"Saya kesini hanya ingin menjemput Ana buat bantuin saya di perpustakaan." jawab Zahra sopan.
Sebenarnya bukan itu yang ada di dalam hatinya, Zahra hanya menertawakan tingkah laku Darman, ya ia menyangka kalau Darman datang ke rumah Ana kerena ada sesuatu yang pastinya menyangkut sebuah rahasia yang berhubungan dengan keluarga Ana. Tapi Zahra tidak berkomentar apa apa, kerena bagaiamana pun ia hanya orang luar saja.
"Alasan saja!" Dengus Darman.
Sebenarnya ia melihat Zahra datang ke desa ini membuat dirinya tudak suka. Ia hanya takut kalau anak dari Hamdi muncul dengan tiba tiba dsn bisa membuat ia masuk penjara. Jadi wajar kalau Darman selalu curiga dengan orang yang baru datang ke kampung ini. Tapi selama ini Zahra memang tidak melakukan tindakan yang mencurigakan buat Darman, lambat lain ia mulai tenang.
Awalnya ia ingin sekali meneror Zahra, apalagi darman pernah mendengar kalau Zahra ingin menempati salah satu kamar dari rumah ibu Ayu. Tapi rencana itu digagalkan oleh pak Arya selaku pak kades desa itu. Ya bagaimana pun pak kades berusaha melindungi Zahra apalagi Zahra orang baru di desa itu.
Menurut pak Arya tidak mungkin kalau Anin mengubah indentitas menjadi Zahra, sedangkan orang tua Zahra sebenarnya orang terkenal atas kebaikan kebaikan kebaikannya, jadi mustahil kalau Zahra itu Anin.
Tapi Darman kekeh ingin menyelidiki siapa Zahra, untuk apa ia datang ke desa itu? Tapi menyelidikan Darman hanya debu semata tidak ada apa apa nya sama sekali. Ya orang tua Zahra adalah orang terpandang dan tidak mungkin orang sesukses orang tua Zahra mengangkat anak dari desa itu. Kerena jarak dan waktu yang harus di kejar.
Sebelum Zahra menjawab, Darman langsung pergi meninggalkan kedua gadis itu. Ana hanya terduduk saja saat uwa nya pergi sedangkan Zahra mengelengkan kepala saja.
Tidak lama kemudian ibu Ayu datang. Wanita itu menyongsong keduanya, Zahra yang melihat itu hanya terdiam saja, tiba tiba hatinya menyeruak kerinduan yang tiba tiba datang dalam kalbunya. Tapi ia berusaha menahan gejolak hatinya yang hampir saja tumpah.
"Kalian kenapa diam disini ayo masuk!" ajak ibu Ayu tersenyum.
Ana yang duduk langsung beranjak dan berdiri mengikuti Zahra dsn ibunya ke rumah. Zahra hanya tersenyum samar saat tanganya di genggam oleh ibu Ayu. Ada rintik dihatinya.
"Uwa Darman gila!" sembur Ana..
"Uwa Darman mana?" tanya ibu ayu celingukan.
"Gila kenapa?' tanya ibu Ayu lagi.
"Dia tadi menunjukan kertas, aku.nggsk tahu isinya apa, tapi dari sorot matanya dih kayanya uwa Darman marah." cerita Ana..
"Marah marah kenapa?"
"Entah!
Ana mengelengkan kepala.
Zahra hanya mendengarkan cerita dari Ana dsn ibu Ayu yang membahas tentang Darman, ya tanpa Ana tahu sebenarnya ia sudah tahu kenapa darman marah marah kerena isi surat itu tentang pengungkapan saksi kematian ayah Ana.
Zahra tidak ingin ikut campur, ia hanya ingin tahu apa yang mereka bicarakan tentang tingkah laku darman orang yang harus bertangungjawab atas kematian ayahnya Ayu.
🦋
Darman gelisah sekali, apalagi saat ia membaca ulang surat yangbtidak tahu siapa yang mengirimnya. Ketiak ia ketemu doangna Zahra, ia tidak menemukan apa apa dari sorot mata Zahra. Tadianya Darman menyangka kalau Zahara adalah Anin tapi kenyataannya ketika mereka berhadapan Zahra seperti bisa saja..
Darman benar benar gelisah sekali kalau memang Anin mesin hidup dimana keberadaan nya, Darman harus mencari tahu keberadaan Anin dsn ia harus membunuh Anin supaya tidak melakukan tindakan yang merugikan dirinya sendiri. Tapi ia agak bigung harus melakukan tindakan mana lagi untuk mencari keberadaan Anin.
"Kang, kenapa diam saja ayo angkut padi sawah!" suara istrinya Darman nyi Entin menghampiri sang suaminya..
"Berisik banget sih! kalau mau angkut padi ya angkut jangan nyuruh nyuruh dong!" teriak Darman nggak suka kalau istrinya menyuruh.
"Seharusnya akang, kang. Kenapa akang harus marah marah!" sela nyi Entin sewot mendengar suamianya seperti itu.
BRAK!
Darman langsung memukul meja yang ada di hadapannya, suara meja terdengar keras sekali dihampar oleh tangan pria itu. Wajahnya menyiratkan hatinya yang penuh dengan amarah pada istrinya. Entin hanya mengelus dada melihat suaminya seperti itu, apalagi melihat sang suami langsung meninggalkan dirinya begitu saja.
Darman sebenarnya bukan marah sama istrinya ia hanya marah pada orang yang memberikan surat itu, tapi untuk menceritakan pada istrinya ia tudks berani. Apalagi wanita yang sekarang status istri baru dua tahun dinikahi dan baru hamil 6 bulan.
Sebelum dengan Entin Darman pernah menikah dengan wanita lain yaitu Maya, tapi Maya meninggal dunia ketika terjadi pembunuhan Hamdi, ya sudah berapa tahun ia tidak menikah. Hanya mengurus anak dari Maya. Dan kini ia punya istri lagi Entin lagi hamil.
Mau cerita masalah Anin, ia nyakin Entin bakal banyak bertanya Apalagi Entin tidak tahu siapa Anin itu! jadi daripada ia harus emosi lebih baik Darman pergi meninggalakan Entin di rumah, sedangkan ia pergi ke belakang rumah untuk mencari ide supaya ia menemukan Anin.*
Sedangkan orang yang dipikirkan Darman hanya diam saja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments