chapter 16

Aku nggak ikhlas kau masih berkeliaran di desa ini, sebelum kau merasakan apa yang dirasakan oleh ayahku. Kau hanya sampah masyarakat yang hanya ingin dipandang baik oleh warga, sedangkan kau sendiri bukan orang yang baik.

Mata Darman terbelalak membaca tulisan itu yang ada di depan rumahnya. Kepalanya langsung melirik kesana kemari mencari orang yang melakukannya. Tapi tidak ada orang yang terlihat di jalan itu, sepi. Wajahnya menyiratkan kegundahan hatinya yang sangat besar.

"Bangsat! Siapa yang melakukannya!" teriak Darman marah.

"Pasti anak itu!" dengus nya.

Darman langsung merapihkan kertas yang diisi oleh tinta biru, ia tidak langsung membuang kertas itu kerena takut kalau ada orang yang membacanya. Pria itu langsung berjalan menuju rumah ibu Ayu, ya Darman menyangka kalau Ana yang melakukannya kerena hanya Ana putri dari Hamdi dsn Ayu yang masih ada. Darman tidak berpikir kalau putri Hamdi yang lain nya.

PLAK

Tanpa menunggu waktu lagi tangan laki laki usia 70 tahun itu melayang ke pipi nya Ana, saat itu Ana sedang menyiram bunga di depan rumahnya. Ana yang tidak menduga langsung berteriak keras kerena merasakan sakit di pipinya. Sampai ember yang dipegang gadis itu jatuh dan airnya tumpah kemana mana.

"Uwa apa apa?" teriak Ana saat melihat uwa nya berdiri di depannya.

"Apa apaan kamu bilang. Kamu apa apa? meneror uwa," balas Darman menatap wajah Ana.

"Meneror? Maksud uwa?" tanya Ana tidak mengerti.

"Alah jangan pura pura? Kamu kan yang bikin ini!" sembur Darman mengacungkan kertas di depan matanya Ana.

"Kertas! Demi Tuhan uwa Ana nggak pernah melakukan itu," kata Ana membela diri.

"Jangan berbelit, saya tahu kamu yang melakukannya! Kalau nggak lalu siapa?" tanya garang Darman.

"Ana, ada apa?" tanya Zahra yang tiba tiba datang.

Darman mendelik kearah Ana. Ana hanya mengangkat bahu mendengar pertanyaan dari Zahra. Zahra menyapa Darman dengan tajamnya.

"Kamus ngapain pagi pagi kesini?" tanya Darman pada Zahra.

"Saya kesini hanya ingin menjemput Ana buat bantuin saya di perpustakaan." jawab Zahra sopan.

Sebenarnya bukan itu yang ada di dalam hatinya, Zahra hanya menertawakan tingkah laku Darman, ya ia menyangka kalau Darman datang ke rumah Ana kerena ada sesuatu yang pastinya menyangkut sebuah rahasia yang berhubungan dengan keluarga Ana. Tapi Zahra tidak berkomentar apa apa, kerena bagaiamana pun ia hanya orang luar saja.

"Alasan saja!" Dengus Darman.

Sebenarnya ia melihat Zahra datang ke desa ini membuat dirinya tudak suka. Ia hanya takut kalau anak dari Hamdi muncul dengan tiba tiba dsn bisa membuat ia masuk penjara. Jadi wajar kalau Darman selalu curiga dengan orang yang baru datang ke kampung ini. Tapi selama ini Zahra memang tidak melakukan tindakan yang mencurigakan buat Darman, lambat lain ia mulai tenang.

Awalnya ia ingin sekali meneror Zahra, apalagi darman pernah mendengar kalau Zahra ingin menempati salah satu kamar dari rumah ibu Ayu. Tapi rencana itu digagalkan oleh pak Arya selaku pak kades desa itu. Ya bagaimana pun pak kades berusaha melindungi Zahra apalagi Zahra orang baru di desa itu.

Menurut pak Arya tidak mungkin kalau Anin mengubah indentitas menjadi Zahra, sedangkan orang tua Zahra sebenarnya orang terkenal atas kebaikan kebaikan kebaikannya, jadi mustahil kalau Zahra itu Anin.

Tapi Darman kekeh ingin menyelidiki siapa Zahra, untuk apa ia datang ke desa itu? Tapi menyelidikan Darman hanya debu semata tidak ada apa apa nya sama sekali. Ya orang tua Zahra adalah orang terpandang dan tidak mungkin orang sesukses orang tua Zahra mengangkat anak dari desa itu. Kerena jarak dan waktu yang harus di kejar.

Sebelum Zahra menjawab, Darman langsung pergi meninggalkan kedua gadis itu. Ana hanya terduduk saja saat uwa nya pergi sedangkan Zahra mengelengkan kepala saja.

Tidak lama kemudian ibu Ayu datang. Wanita itu menyongsong keduanya, Zahra yang melihat itu hanya terdiam saja, tiba tiba hatinya menyeruak kerinduan yang tiba tiba datang dalam kalbunya. Tapi ia berusaha menahan gejolak hatinya yang hampir saja tumpah.

"Kalian kenapa diam disini ayo masuk!" ajak ibu Ayu tersenyum.

Ana yang duduk langsung beranjak dan berdiri mengikuti Zahra dsn ibunya ke rumah. Zahra hanya tersenyum samar saat tanganya di genggam oleh ibu Ayu. Ada rintik dihatinya.

"Uwa Darman gila!" sembur Ana..

"Uwa Darman mana?" tanya ibu ayu celingukan.

"Gila kenapa?' tanya ibu Ayu lagi.

"Dia tadi menunjukan kertas, aku.nggsk tahu isinya apa, tapi dari sorot matanya dih kayanya uwa Darman marah." cerita Ana..

"Marah marah kenapa?"

"Entah!

Ana mengelengkan kepala.

Zahra hanya mendengarkan cerita dari Ana dsn ibu Ayu yang membahas tentang Darman, ya tanpa Ana tahu sebenarnya ia sudah tahu kenapa darman marah marah kerena isi surat itu tentang pengungkapan saksi kematian ayah Ana.

Zahra tidak ingin ikut campur, ia hanya ingin tahu apa yang mereka bicarakan tentang tingkah laku darman orang yang harus bertangungjawab atas kematian ayahnya Ayu.

🦋

Darman gelisah sekali, apalagi saat ia membaca ulang surat yangbtidak tahu siapa yang mengirimnya. Ketiak ia ketemu doangna Zahra, ia tidak menemukan apa apa dari sorot mata Zahra. Tadianya Darman menyangka kalau Zahara adalah Anin tapi kenyataannya ketika mereka berhadapan Zahra seperti bisa saja..

Darman benar benar gelisah sekali kalau memang Anin mesin hidup dimana keberadaan nya, Darman harus mencari tahu keberadaan Anin dsn ia harus membunuh Anin supaya tidak melakukan tindakan yang merugikan dirinya sendiri. Tapi ia agak bigung harus melakukan tindakan mana lagi untuk mencari keberadaan Anin.

"Kang, kenapa diam saja ayo angkut padi sawah!" suara istrinya Darman nyi Entin menghampiri sang suaminya..

"Berisik banget sih! kalau mau angkut padi ya angkut jangan nyuruh nyuruh dong!" teriak Darman nggak suka kalau istrinya menyuruh.

"Seharusnya akang, kang. Kenapa akang harus marah marah!" sela nyi Entin sewot mendengar suamianya seperti itu.

BRAK!

Darman langsung memukul meja yang ada di hadapannya, suara meja terdengar keras sekali dihampar oleh tangan pria itu. Wajahnya menyiratkan hatinya yang penuh dengan amarah pada istrinya. Entin hanya mengelus dada melihat suaminya seperti itu, apalagi melihat sang suami langsung meninggalkan dirinya begitu saja.

Darman sebenarnya bukan marah sama istrinya ia hanya marah pada orang yang memberikan surat itu, tapi untuk menceritakan pada istrinya ia tudks berani. Apalagi wanita yang sekarang status istri baru dua tahun dinikahi dan baru hamil 6 bulan.

Sebelum dengan Entin Darman pernah menikah dengan wanita lain yaitu Maya, tapi Maya meninggal dunia ketika terjadi pembunuhan Hamdi, ya sudah berapa tahun ia tidak menikah. Hanya mengurus anak dari Maya. Dan kini ia punya istri lagi Entin lagi hamil.

Mau cerita masalah Anin, ia nyakin Entin bakal banyak bertanya Apalagi Entin tidak tahu siapa Anin itu! jadi daripada ia harus emosi lebih baik Darman pergi meninggalakan Entin di rumah, sedangkan ia pergi ke belakang rumah untuk mencari ide supaya ia menemukan Anin.*

Sedangkan orang yang dipikirkan Darman hanya diam saja

Episodes
1 chapter 1
2 chapter 2
3 chapter 3
4 chapter 4
5 chapter 5
6 chapter 6
7 chapter 7
8 chapter 8
9 chapter 9
10 chapter 10
11 chapter 11
12 chapter 12
13 chapter 13
14 chapter 14
15 chapter 15
16 chapter 16
17 Chapter 17
18 chapter 18
19 chapter 19
20 chapter 20
21 chapter 21
22 chapter 22
23 chapter 23
24 chapter 24
25 chapter 25
26 chapter 26
27 chapter 27
28 chapter 28
29 chapter 29
30 chapter 30
31 chapter 31
32 chapter 32
33 chapter 33
34 chapter 33
35 chapter 35
36 chapter 36
37 chapter 37
38 chapter 38
39 chapter 39
40 chapter 40
41 chapter 41
42 chapter 42
43 chapter 43
44 chapter 44
45 chapter 45
46 chapter 46
47 chapter 47
48 chapter 48
49 chapter 49
50 chapter 50
51 chapter 51
52 chapter 52
53 chapter 53
54 chapter 54
55 chapter 55
56 chapter 56
57 chapter 57
58 chapter 58
59 chapter 59
60 chapter 60
61 chapter 61
62 chapter 62
63 chapter 63
64 chapter 64
65 chapter 65
66 chapter 66
67 chapter 67
68 chapter 68
69 chapter 69
70 chapter 70
71 chapter 71
72 chapter 72
73 chapter 73
74 chapter 74
75 chapter 75
76 chapter 76
77 chapter 77
78 chapter 78
79 chapter 79
80 chapter 80
81 chapter 81
82 chapter 82
83 chapter 83
84 chapter 84
85 chapter 85
86 chapter 86
87 chapter 87
88 chapter 88
89 chapter 89
90 chapter 90
91 chapter 91
92 chapter 92
93 chapter 93
94 chapter 94
95 chapter 95
96 chapter 96
97 chapter 97
98 chapter 98
99 chapter 99
100 chapter 100
101 chapter 101
102 chapter 102
103 chapter 103
104 chapter 104
105 chapter 105
106 chapter 106
107 chapter 107
108 chapter108
109 chapter 109
110 chapter 110
111 chapter 111
112 chapter 112
113 chapter 113
114 chapter 114
115 chapter 115
116 chapter 116
117 chapter 117
118 chapter118
119 chapter 119
120 chapter 120
121 chapter 121
122 chapter 122
123 chaptee 123
124 chapter 124
125 chapter 125
126 chaptee 126
127 chaptee 127
128 chapter 128
129 chaptee 129
130 chaptee 130
131 chapter 131
132 chapter 132
133 chapter 133
134 chapter 134
135 chapter 135
136 chapter 136
137 chaptee 137
138 chapter 138
139 chapter 139
140 chapter 140
141 chapter 141
142 chapter 142
143 chapter 143
144 chapter 144
145 chapter 145
146 chapter 146
147 chapter 147
148 chaptee148
149 choater 149
150 chapter 150
151 chapter 151;
152 chapter 152
153 chapter 153
154 chapter 154
155 chapter 155
156 chapter 156
157 chapter 157
158 chapter 158
159 chapter 159
160 chapter 160
161 chapter 161
162 chapter 162
163 chapter 163
164 chapter 164
165 chapter 165
166 chapter 166
167 chapter 167
168 chapter 168
169 chapter 169
170 chapter 170
171 chapter 171
172 chapter 172
173 chapter 173
174 chapter 174
175 chapter 175
176 chapter 176
177 chapter 177
178 chapter 178
179 chapter 179
180 chapter 180
181 chapter 181
182 chapter 182
183 chapter 183
184 chapter 184
185 chapter 185
186 chapter 186
187 chapter 187
188 chapter 188
189 chapter 189
190 chapter 190
191 chapter 191
192 chapter 192
193 chapter 192
194 chapter 193
195 chapter 195
196 chapter 196
197 chapter 197
198 chapter 198
199 chapter 199
200 chapter 200
201 chapter 201
202 chapter 202
203 chapter 203
204 chapter 204
205 chapter 205
206 chapter 206
207 chapter 207
208 chapter 208
209 chapter 209
210 chapter 210
211 chapter 211
212 chapter 212
213 chapter 213
214 chapter 214
215 chapter 215
216 chapter 216
217 chapter 217
218 chapter 218
219 chapter 219
220 chapter 220
221 chapter 221
222 chapter 222
223 chapter 223
224 chapter 224
225 chapter 225 Selesai
Episodes

Updated 225 Episodes

1
chapter 1
2
chapter 2
3
chapter 3
4
chapter 4
5
chapter 5
6
chapter 6
7
chapter 7
8
chapter 8
9
chapter 9
10
chapter 10
11
chapter 11
12
chapter 12
13
chapter 13
14
chapter 14
15
chapter 15
16
chapter 16
17
Chapter 17
18
chapter 18
19
chapter 19
20
chapter 20
21
chapter 21
22
chapter 22
23
chapter 23
24
chapter 24
25
chapter 25
26
chapter 26
27
chapter 27
28
chapter 28
29
chapter 29
30
chapter 30
31
chapter 31
32
chapter 32
33
chapter 33
34
chapter 33
35
chapter 35
36
chapter 36
37
chapter 37
38
chapter 38
39
chapter 39
40
chapter 40
41
chapter 41
42
chapter 42
43
chapter 43
44
chapter 44
45
chapter 45
46
chapter 46
47
chapter 47
48
chapter 48
49
chapter 49
50
chapter 50
51
chapter 51
52
chapter 52
53
chapter 53
54
chapter 54
55
chapter 55
56
chapter 56
57
chapter 57
58
chapter 58
59
chapter 59
60
chapter 60
61
chapter 61
62
chapter 62
63
chapter 63
64
chapter 64
65
chapter 65
66
chapter 66
67
chapter 67
68
chapter 68
69
chapter 69
70
chapter 70
71
chapter 71
72
chapter 72
73
chapter 73
74
chapter 74
75
chapter 75
76
chapter 76
77
chapter 77
78
chapter 78
79
chapter 79
80
chapter 80
81
chapter 81
82
chapter 82
83
chapter 83
84
chapter 84
85
chapter 85
86
chapter 86
87
chapter 87
88
chapter 88
89
chapter 89
90
chapter 90
91
chapter 91
92
chapter 92
93
chapter 93
94
chapter 94
95
chapter 95
96
chapter 96
97
chapter 97
98
chapter 98
99
chapter 99
100
chapter 100
101
chapter 101
102
chapter 102
103
chapter 103
104
chapter 104
105
chapter 105
106
chapter 106
107
chapter 107
108
chapter108
109
chapter 109
110
chapter 110
111
chapter 111
112
chapter 112
113
chapter 113
114
chapter 114
115
chapter 115
116
chapter 116
117
chapter 117
118
chapter118
119
chapter 119
120
chapter 120
121
chapter 121
122
chapter 122
123
chaptee 123
124
chapter 124
125
chapter 125
126
chaptee 126
127
chaptee 127
128
chapter 128
129
chaptee 129
130
chaptee 130
131
chapter 131
132
chapter 132
133
chapter 133
134
chapter 134
135
chapter 135
136
chapter 136
137
chaptee 137
138
chapter 138
139
chapter 139
140
chapter 140
141
chapter 141
142
chapter 142
143
chapter 143
144
chapter 144
145
chapter 145
146
chapter 146
147
chapter 147
148
chaptee148
149
choater 149
150
chapter 150
151
chapter 151;
152
chapter 152
153
chapter 153
154
chapter 154
155
chapter 155
156
chapter 156
157
chapter 157
158
chapter 158
159
chapter 159
160
chapter 160
161
chapter 161
162
chapter 162
163
chapter 163
164
chapter 164
165
chapter 165
166
chapter 166
167
chapter 167
168
chapter 168
169
chapter 169
170
chapter 170
171
chapter 171
172
chapter 172
173
chapter 173
174
chapter 174
175
chapter 175
176
chapter 176
177
chapter 177
178
chapter 178
179
chapter 179
180
chapter 180
181
chapter 181
182
chapter 182
183
chapter 183
184
chapter 184
185
chapter 185
186
chapter 186
187
chapter 187
188
chapter 188
189
chapter 189
190
chapter 190
191
chapter 191
192
chapter 192
193
chapter 192
194
chapter 193
195
chapter 195
196
chapter 196
197
chapter 197
198
chapter 198
199
chapter 199
200
chapter 200
201
chapter 201
202
chapter 202
203
chapter 203
204
chapter 204
205
chapter 205
206
chapter 206
207
chapter 207
208
chapter 208
209
chapter 209
210
chapter 210
211
chapter 211
212
chapter 212
213
chapter 213
214
chapter 214
215
chapter 215
216
chapter 216
217
chapter 217
218
chapter 218
219
chapter 219
220
chapter 220
221
chapter 221
222
chapter 222
223
chapter 223
224
chapter 224
225
chapter 225 Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!