Hanya satu wanita tua yang mendengar kalau di desa itu ada seorang pustakawan yang akan mengabdi, wanita itu mbok inem. Hanya wanita itu yang diam saja tidak terpengaruh oleh kabar yang menceritakan keberadaan Zahra di desa itu! Apalagi saat mbok Inem mendengar kalau Zahra gadis kota itu ingin sekali kost di rumah ibu Ayu.
Mbok Inem hanya bisa tersenyum saat mendengar kabar itu! Kabar yang membuat dirinya tersenyum dan begitu riang diwajahnya. Ya kalau dibandingkan dengan ibu Ayu sendiri, mbok inem sangat menyetujui kedatangan Zahra.
Wanita itu hanya bisa melihat gadis bernama Zahra dari kejauhan seperti tidak ingin menganggu aktifitas Zahra yang sedang melakukan kegiatan membaca di perpustakaan desa. Memang kegiatan yang Zahra lakukan sebenarnya dekat dengan rumahnya, jadi sadar tidak sadar ia selalu mengikuti Zahra secara diam diam.
Ya seperti sekarang ia melihat Zahra sedang membaca buku di teras perpustakaan, ia berada di rumahnya saja. Kerena rumahnya memang tidak jauh dengan perpustakaan tempat dimana Zahra sekarang duduk, ia sering mencuri pandang. Biarpun agak jauh sih dari tempat Zahra tapi dengan melihatnya mbok Inem merasa senang sekali.
Mbok inem sebenarnya kemarin kemarin tinggal di rumah Bu Ayu, kerena ia sering bantu bantu Bu Ayu, ya bagaimana pun ia adalah salah satu pengasuh pak Hamdi ayah dari Anin dan Ana, wajar kalau ia begitu dekat dengan keluarga Ana sampai sekarang juga.
Ia mengasuh Hamdi kecil, sampai Hamdi menikah dan punya anak. Kalau diceritakan memang kehidupannya pahit sekali, ia sama sekali tidak punya anak. Kerena ia tidak punya anak ia menganggap Hamdi anaknya, jadi disinilah ada satu kesalahan yang fatal sekali. Mungkin disini lah cerita berawal, peristiwa dimana Hamdi harus meninggal.
mbok Inem hanya menyesali diri sendiri ya biarpun ia sama sekali tidak terlibat dalam.kematian Hamdi, tapi ia tetap merasa bersalah. Keluarga Hamdi mengangkat anak dari panti asuhan itu awal tragedi. Kalau diomongkan keluarga Hamdi memang berasal dari keluarga berada, mengangkat anak bernama Darman yang dinyatakan sebagai anak yatim piatu oleh pihak panti asuhan membuat ibu Hamdi terenyuh dsn membawa Darman ke rumahnya untuk diangkat anak.
Darman yang merasa kalau semua kekayaan orang tua Hamdi menjadi miliknya apalagi Hamdi selalu berada disampingnya membuat dirinya angkuh dan sombong. Darman tidak menyadari kalau ayah Hamdi telah mempunyai anak yaitu Hamdi, tapi nasi telah menjadi bubur. Darman sejak remajanya ingin menguasai kekayaan Hamdi, apalagi Hamdi adalah anak tunggal jadi Darman merasa tersisihkan oleh keberadaan Hamdi yang notabene pemilik hak waris orang tuanya.
Mbok Inem hanya bisa menghela nafas panjang saja kalau mengingat semuanya, dsn imbasnya Darman mengusir Hamdi di rumah orang tuanya ketika orang tua meninggal dunia. Apalagi saat tahu kalau wanita yang dicintai oleh dirinya malah memilih Hamdi yang telah miskin membuat hati Darman benar benar panas dan rasa dendam nya berlebih dihatinya.
Mbok Inem beberapa Kalai menghela nafas panjang kalau mengingat semuanya, sekarang Hamdi telah pergi perda Anin yang tidak tahu dimana keberadaannya. Tapi bagi mbok Inem Anin masih hidup di hatinya, ya biarpun Anin bukan cuci asli tapi Anin sellau tidur dipangkuan nya. Itu yang membuat wanita itu begitu rapuh di bandingkan dengan ibu kandungnya Ibu Ayu.
Pagi itu mbok Inem masih tetap melihat sosok Zahra, hatinya mengetuk untuk mendekati gadis yang begitu anteng dengan bukunya. Tanpa ia sadari ia malah bernajak dari tempat duduk nya hendak menuju gadis itu. Tapi anehnya Seperi ada orang yang menghalangi langkahnya, saat ia melihat siap orang itu ia tidak tahunya uwa Iyan suaminya.
Ditatapnya wajah suaminya dengan tajam. pria itu mengelengkan kepala melihat tatapan istrinya, mbok inem akhirnya diam dsn melangkah duduk kembali.
Mbok Inem menurut pada perintah sang suami, mereka menikah tapi masih setia untuk bersama. Anak bukan alasan buat mereka berpisah tapi kerena mereka sampai sekarang belum di karunia anak, kebersamaan mereka tetap terlihat sebagai pasangan yang romantis dsn jadi teladan buat anak anak muda yang menikah.
"Kamu jangan kesana? Kamu pasti bakal mengacaukan?" ujar uwa Iyan menatap wajah istrinya.
"Aku nggak bisa melupakannya?"
"Sama, aku juga nggak bakal melupakannya sampai kapan pun juga, biarkan ia melakukan apa yang ia bakal lakukan." uwa Iyan memeluk tubuh istrinya dengan erat.
"Pak, apa aku nggak bisa.mwnemui dirinya saja satu kali?" pinta mbok Inem mengiba pada suaminya.
"Jangan sekarang! Aku takut kalau semua orang curiga, aku nyakin kalau ia sedang melakukan apanyang perlu ia lakukan," ujar uwa Iyan melepaskan pelukan istrinya.
Ditatapnya wajah istrinya, biarpun sudah mulai keriput tapi baginya wajah istrinya tetap cantik sekali.
"Yaelah yang pacaran mesra banget nih!" goda Ana yang tiba tiba muncul tidak diketahui dari mana datangnya..
Membuat kedua pasangan itu terkejut dan menatap kearah Ana yang baru tiba, gadis itu langsung duduk dekat mbok Inem. mbok inem mengusap pungung Ana dengan lembut. Ya Ana selalu datang dan mampir ke rumah nya kalau setiap kali lewat.
"Mbok nggak malu ya kalian pacaran?" tanya Ana polos.
"Ngapain malu?"
"Makanya menikah!"
"Ah mbok ini."
"Cari cowok yang ganteng, baik dan bertangungjawab," lanjut mbok inem tertawa renyah melihat Ana merajuk.
Sore itu mereka asyik dengan obrolan ringan ya, tanpa menyadari kalau Zahra yang melihat Ana sedang duduk di salah satu rumah warga langsung menghampiri rumah itu dan gabung bersama mereka.
"Wah boleh gabung nih!" sapa Zahra lembut.
"Boleh, ayo duduk!" seru mbok Inem tersenyum.
Tapi Tatapan matanya kearah suamianya, suaminya hanya menganguk anggukkan kepala nya saja. Tiba tiba wanita tua itu hatinya berdesir sangat kuat sekali saat Zahra duduk di samping Ana.
"Ya sudah mbok siapkan minuman dsn ketela pohon ya.".
Wanita itu langsung beranjak masuk kedalam rumah dsn kembali lagi sambil membawa air teh manis dan beberapa makanan ketela rebus hasil panen di kebunnya.
"Wah! singkong rebus, enak nih pastinya!" seru Zahra langsung mengambil lalu dimasukan ke dalam mulut ya.
Ana memandang heran, melihat tingkah laku Zahra Seperi itu. Tidak heran bagaiamana melihat singkong ia langsung melahapnya, Ana menatap Zahra tanpa berkedip.
"Enak banget!" serunya.
Tapi pandangan mbok inem dsn uwa Iyan hanya diam saja, hatinya bergolak melihat tingkah laku Zahra seperti itu, perasaannya semakin nyakin kalau Zahra adalah orang yang sama, hanya namanya saja yang beda. mbok inem menatap Zahra tanpa kedip, bukan menatap heran seperti Ana tapi menatap dsn menduga kalau gadis yang ada dihadapan nya bukan Zahra.
Tapi uwa Iyan berusaha merendam gejolak hati istrinya, iantidak ingin kalau kedatangan Zahra membuat istrinya mengungkapkan sesuatu yang memang gadis itu berusaha menyimpannya.
"Na, kamu nggak makan singkongnya enak kok!" coleteh nya riang.
"Kamu suka singkong?"
"Suka sekali pak, waktu kecil saya suka singkong tapi?" kata Zahra langsung diam.
"Tapi apa?" kejar mbok Inem menatap Zahra.
"Sekarang nggak pernah lagi, kata pedangnya sekarang singkong mahal." senyum Zahra.
Mbok Inem hanya menghela nafas panjang mendengar alasan Zahra, sebenarnya ia ingin mendengarkan alasan yang masuk akal dari Zahra tapi ia tidak bisa memaksanya.*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Anindya K Setiawan
semangat menulis ya kak😊
2023-04-10
0