"Anin! Jangan pergi! Jangan pergi!" teriak ibu Ayu terisak menangis.
Tapi gadis yang dipanggil Anin hanya menatap wanita yang memangil namanya, ia hanya bisa tersenyum menatap wajah ibunya. Disampingnya kedua orang tua angkatnya berusaha untuk mencegah Anin untuk memeluk ibu Ayu.
Ibu Ayu ingin sekali meraih tangan putrinya dsn.meeluk tubuh Anin tapi wanita yang ada di samping Anin sepertinya tidak ingin kalau gadis itu memeluk tubuh ibu Ayu. Tapi ia berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendekati putri nya, Tao ia sang putri hanya bisa melambaikan tangannya ke ibu Ayu seakan akan gadis itu mengucapkan perpisahan pada ibunya.
"Bu! Maafkan Anin, Anin janji bakal pulang dan berkumpul kembali dengan ibu dan ade." tangis Anin.
Gadis itu melangkahkan kaki menuju mobil yang tidak jauh darinya, mobil milik mama nya, melihat itu ibu Ayu berteriak histeris melihat anaknya meninggalakan dirinya kembali.
"Nin, jangan jangan pergi! Anin!" Raung ibu Ayu saat melihat ibu angkatnya meraih tangan Anin untuk meninggalkan dirinya.
Gadis berambut panjang itu tidak berbuat apa apa, ia sebenarnya ingin memeluk wanita yang menyebut namanya tapi wanita yang didekat nya berusaha untuk menjauhi dirinya dengan wanita itu.
Anin melihat wanita yang memanggilnya, sebelum mobil berjalan ia melihat ke arah belakang, Anin melihat Ibu Ayu berlari menghampiri Anin dan kedua orang tua angkatnya. Tapi wanita yang memengang tangan Anin menghalangi ibu Ayu yang akan memeluk tubuh Anin.
"Bu, Anin juga bahagia tinggal dengan mama dan papa disana. Anin janji bakal kembali ke ibu dan mengungkapkan siapa pembunuh ayah yang sebenarnya." Anin mengatakan itu dengan tersendat.
Tapi gadis yang dipanggil Anin oleh ibu Ayu berusaha menahan perasaannya yang hampir keluar, bukannya ia tidak ingin memeluk ini Ayu tapi ia juga harus menjaga perasaan wanita yang ada disampingnya.
"Mereka lah yang menolong Anin sampai sekarang, mereka nggak jahat mereka nggak ingin kalau Anin mengalami apa yang dialami oleh ayah."lanjut Anin mengusap pipi ibu Ayu dengan lembut.
Anin mengatakan itu supaya ibu Ayu tidak perlu khawatir pada wanita yang ada disampingnya. Anin yakin kalau wanita yang ada disampingnya hanya ingin melindunginya, wajar kalau wanita yang disampingnya itu menyanyangi nya kerena ia sejak kecil telah diasuhnya.
Wanita yang disampingnya Anin lalu menghampiri ibu Ayu, wanita itu tersenyum manis dan meraih tangan ibu Ayu dengan lembutnya.
"Maaf ya de, Anin saya bawa dulu. Saya dan suami saya janji bakal memberikan Anin pada ade, bagaimana pun ade adalah ibunya Anin. Kami hanya ingin Anin selamat dan bahagia," kata wanita yang telah menganggap Anin anaknya.
Mendengar kata kata wanita itu, ibu Anin hanya tertunduk. Ia mencucurkan air mata, ada rasa haru yang menyelinap dihatinya kerena ada juga yang menyanyangi diri Anin selain dirinya dan suaminya. Dengan berat hati ia menganggukkan kepalanya, ia pasrah saja. Ia menangis mendengar apa yang wanita itu katanya. Wanita dan laki laki itu akhirnya akan meninggalkan tempat itu.
"Anin, boleh kah ibu tahu siapa pembunuh ayahmu bilang sama ibu, ini janji bakal mengungkapkannya demi kamu," panggil Ibu Ayu.
Gadis itu hanya mengelengkan kepala saja, ia hanya menyentuh tangan ibunya saja tanpa memeluk. Anin dan kedua orang tua angkatnya langsung meninggalkan ibu Ayu ditempat itu, melihat itu wanita itu langsung meraung seketika juga. Melihat mobil telah meluncur dengan kecepatan sedang. Rasanya ia ingin sekali mengikuti Anin, tapi wanita yang ada di samping Anin tidak pernah memperbolehkan dirinya untuk ikut bersama, kalau saja wanita itu memberikan izin ingin rasanya ia ikut serta.
Ibu Ayu hanya bisa meraung.
"Anin!"
"Anin!"
"Bu, Bu, bangun bangun!" teriak Ana sambil menggoyangkan tangan ibunya yang masih terpejam matanya.
Ana berusaha membangunkan ibunya dari mimpi, mulut wanita itu memanggil manggil nama Anin begitu nyaring dan jelas sekali. sampai Ana yang tidur di kamar satunya mendengar teriakan ibunya yang melengking!
"Ibu mimpi lagi?" tanya Ana menatap wajah ibunya.
Wanita setengah baya hanya diam saja. Mimpi itu seperti nyata sekali, tapi wajah kedua orang tua yang membawa putrinya tidak begitu jelas sekali.
"Ya, Anin pasti kembali ibu nyakin," ujar ibu Ayu.
Ana hanya diam saja, ya seperti itu mimpi ibu nya, mimpi tentang anak pertamanya yang katanya akan kembali tapi sampai sekarang belum kembali saja, tapi Ana tidak bisa membantah apa yang ibunya katakan. Sejujurnya ia juga ingin melihat kakak nya seperti apa, kalau saja ia bisa menemui kakaknya ia bakal menanyakan siapa pembunuh ayahnya.
Tapi itu tidak mungkin kerena ia sama sekali tidak tahu keberadaan kakaknya, dsn ia juga lupa lagi wajah kakak nya. Jadi kemungkina. besar ia kalau ketemu juga tidak bakal bisa mengenali kakaknya.
🦋
"Nggak saya tidak akan mengizinkan kamu menempati kamar Anin!" teriak ibu Ayu ketika melihat Zahra datang sambil membawa baju ganti.
"Bu, cukup! Kak Anin nggak akan kembali ke rumah ini, mana kak Anin sampai sekarang nggak pernah muncul!" sembur Ana pada ibunya.
Ia sebenarnya sudah bosan sama kata kata ibunya yang begitu kekeh kalau Anin masih hidup, kalau hidup dalam mimpi mungkin saja kerena hanya ibu nya saja yang sering bermimpi kedatangan kak Anin.
PLAK!
Mendengar kata kata Ana seperti itu, ibu Ayu dengan geramnya langsung melayangkan tanganya kearah pipi Ana dengan keras sekali, Ana yang tidak menduga hanya terpekik kesakitan saat tangan ibunya menyentuh pipinya.
Zahra yang melihat itu sangat terkejut sekali, ia tidak menyangka kalau ibu dan anak itu bertengkar gara gara kedatangan dirinya ke rumah itu. Ia merasa bersalah melihat kejadian itu tapi hatinya masih tetap ingin menempati kamar yang akan ditempati oleh Anin.
Ia masih belum beranjak dari tempat duduknya. Sedangkan Ana merasa kalau ibunya tetap mengingat Anin yang entah keberadaannya sama sekali tidak pernah terdengar. Ibu nya tetap saja kalau Anin bakal kembali. Zahra terenyuh melihat keadaan ibu Ayu, ia sama sekali tidak bisa mengatakan apa apa pad saat wanita itu.
Melihat tatapan mata ibu Ayu yang merindukan anaknya, Zahra hanya bisa menunduk kepalanya apalagi nama yang diucapkan oleh wanita itu masuk kedalam relung hatinya yang paling dalam. Anin. Nama itu seperti terpatri dalam hatinya, nama yang selalu ia sembunyikan selama ini.
"Bu, saya mohon saya ingin sekali disini, apalagi dekat dengan ibu," ujar Zahra sambil menangkupkan tanganya.
"Kamu dengar nggak saya tidak menerima kamu, kamu sebenarnya mau apa kost di rumah ini?" tanya Ibu ayu bertubi tubi.
"Saya akan menunggu anak saya, Anin bakal pulang dan kembali ke rumah ini!" lanjut Ibu Ayu ketus.
Zahra hanya diam saja. Ana begitu juga.
"Bu, ibu harus sadar kalau kak Anin sudah meninggal bersama ayah." akhirnya Ana mengatakan itu.
Zahra langsung menatap wajah Ana dengan tajam. Mendengar pengakuan Ana kalau Anin kakaknya telah meninggal membuat ia merinding, kalau benar itu terjadi kasihan juga Bu Ayu yang akan terus mengatakan kalau anaknya masih hidup.*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Anindya K Setiawan
kekeh juga nih ibu Ayu nggak ngizinkan Zahra kost di rumahnya. nyesel nantinya Bu.
2023-04-18
0
Anindya K Setiawan
yaelah sampe kebawa mimpi juga tuh Anin🤦🤦
2023-04-18
0
TDT Angreni
Ceritanya bagus.... tetap semangat untuk Up terus 👍👍👍👍
2023-04-08
0