Chapter 17

"Nggak kamu nggak bisa balas dendam kamu sudah mampus! kamu sudah mampus!" teriak Darman histeris.

"Aku bakal cincang kamu kalau sampai ketemu dengan kamu, bangsat anak nggak tahu untung! Kamu sudah mampus,ha ha ha haha,"

Darman seperti orang gila saja. Ia berlarian kesan kemari sambil mulutnya berbicara tidak karuan. Warga xxxx seketika juga heboh melihat Darman seperti kerasukan arwah. Bagi orang orang dulu mungkin teriakan Darman bisa diartikan sebagai sesuatu yang pernah terjadi, tapi bagi Ana kata kata Darman membuat pusing tujuh keliling, ia sama sekali tidak bisa mencerna apa yang diucapkan oleh uwa nya.

Bukan hanya Ana yang melihat kejadian itu tapi Zahra juga melihat. Ada senyuman puas di bibir dan hati Zahra melihat Darman seperti itu, tapi juga kasihan juga. Tapi Zahara tidak peduli apa yang dilihat oleh mata dan kepalanya.

"Mungkin dia diteror oleh arwahnya Anin." celetuk ibu ibu yang ada disamping Zahra dan Ana.

Zahra melirik Ana, begitu juga dengan Ana. Kejadian itu memang baru kali ini terjadi pada Darman.

"Bunuh kamu, aku bunuh kamu! teriak Darman sambil membabi buta, segala barang yang ada di rumahnya dikeluarkan begitu saja. Nyai Entin menangis melihat suami Seperi itu.

"Kang sudah kang! malu, ceritakan apa yang terjadi!" raung Entin melihat suamianya seperti itu.

"Jangan mendekat! Kalau kau ingin hidup jangan mendekat!" teriak Darman memandang wajah wajah orang yang melihatnya.

Laki laki itu seperti kesurupan selalu memanggil nama Anin. Semua orang tegang kerena nama Anin tidak ada di kerumunan sedangkan Darman dengan beringasnya memandang orang orang disana seperti melihat sosok Anin yang berdiri.

Pak Arya selaku kepala desa xxxx datang menghampiri Darman yang sedang berkicau tidak karuan, kadang berlari, duduk, bersila dan menarik rambutnya dengan keras.

"Istigfar pak, Istigfar!" ujar pak Arya mendekati Darman.

"Istigfar istighfar ngapain Istigfar! kamu sebagai kepal desa tolol nggak bisa menangkap Anin. Cari Anin, cari dia sampai ketemu!' terikat Darman berdiri dan langsung menarik tangan pak Arya dengan keras supaya mencari Anin.

Pak Arya kebingungan harus mencari Anin kemana? Ia juga tidak tahu keberadaan Anin, dan kabar Anin juga sampai sekarang tidak tahu sudah mati atau belum?

Disaat warna heboh! Zahra hanya tersenyum.puas melihat Darman seperti itu, ia hanya menarik tangan Ana untuk menjauhi tempat itu.

"Aku nggak tega lihat uwa kaya gitu." celetuk Ana kasihan..

"Kamu kasihan pada pria yang telah membuat keluarga kamu seperti ini?" tanya Zahra menatap Ana.

"Iya, kalau saja kak Anin masih hidup kenapa dia nggak melawan uwa saja, kenapa Seperi ini!' teriak Ana pedih.

Sebenarnya yang diinginkan Ana, kalau memang Anin masih hidup seharusnya ia ceritakan apa yang terjadi jangan seperti ini. Memang kasus belum terungkap, tapi kalau seperti ini kan malah membuat semua orang penasaran saja.

Zahara hanya diam saja mendengar celotehan Ana.

"Mungkin ada maksud lain, Na kenapa Anin Seperi itu."

"Cara apa lagi kak? Kalau aku jadi kak Anin aku bakal melakukan apa yang aku.lakukan. Jangan membuat uwa seperti itu?" ungkap Ana kesal.

"Ana juga nggak suka lada kak Anin pengecut!" teriak Ana.

Zahra sebenarnya ingin sekali menjelaskan kenapa Anin seperti itu tapi ia hanya diam saja.

"Mungkin ada tugas yang belum diselesaikan."

"Kak, tugas apa lagi kak Anin? Kenapa sih kakak bela kak Anin? jangan jangan kakak temannya kak Anin." desak Ana menatap tajam wajah Zahra.

Zahra menghela nafas panjang mendengar apa yang keluar dari mulut Ana.

"Kakak bukan temannya Anin," kilah Zahra.

"Tapi kenapa kakak kalau bicara seperti itu? Seperti kakak seolah oleh tahu tentang kak Anin. Terus apa tugas kak Anin sekarang!" desak Ana kesal.

"Mungkin Anin mencari bukti kejahatan, mungkin saja ada dua atau tiga pembunuh yang membunuh ayahnya, jadi ia tidak ingin pembunuh ayahnya lolos begitu."

"Terus kenapa kak Anin menghilang, seharusnya sekarang dia tahu kan pembunuhnya?" tanya Ana..

"Tahu tapi ia nggak mau gegabah bertindak."

"Dengan membuat uwa Darmin Seperi itu? kalau kak Anin tahu uwa Darmin bersalah kenapa nggak cari jawaban dari uwa Darmin?"

"Na, kamus nggak bakal mengerti. Anin tahu semuanya."

Ibu Ayu yang mendengarkan kata kata Ana dan Zahra hanya diam saja. Ya Zahra dsn Ana kini berada di rumahnya ibu Ayu. Wanita itu mendengar tentang Darman tapi ia hanya diam dsn tidak ikut campur dsn banyak warga menyangkut pautkan Darman dengan kehilangan Anin dsn kematian Hamdi, tapi wanita itu hanya tersenyum saja mendengarkan apa yang di ceritakan warga.

Zahra yang tahu kalau ibu Ayu ada di sampingnya hanya tersipu, ia takut kalau apa yang dikatakan pada Ana menyingung kata kata wanita itu, tapi dilihat lagi kalau ibu Ayu hanya diam saja.

"Kakak sok tahu!" cemberut Ana.

Ibu Ayu menghampiri Ana dsn zahra..

"Kalian ributkan soal apa sih!"

"Itu soal pak Darman. Kenapa ya pak Darman seperti itu?" Tanya Zahra seperti bertanya pada diri sendiri.

"Karma itu pasti ada biarpun kita tidak melakukannya. Mungkin saja kesalahannya sudah mulai di perlihatkan sekarang." kata ibu Ayu menerawang.

Zahra terpekur, Ana diam seketika.

"Dulu ya dulu ibu juga begitu saat kehilangan Anin dsn ayah anak anak. Tapi nggak semua orang yang simpati, atas keadaan ibu." jelas ibu Ayu sedih kalau ingat semuanya.

"Ibu, apa ini tahu pak Darman itu sebenarnya membunuh atau nggak? Apa benar kaku pak Darman?"Zahra mengantungkan kata katanya.

"Entah lah, ibu juga tidak tahu apa apa masalah itu." hindar ibu Ayu.

Zahra hanya mengangguk ia tidak ingin meneruskan kata kata nya, seperti ibu ayu tidak ingin menceritakan lebih jauh lagi.

Zahra hanya menghela nafas panjang saja. Ia bisa saja mengorek keterangan dari ibunya Ana tapi Zahra tahu kalau ibunya Ana tidak mungkin menceritakan apa yang terjadi, apalagi mengungkit kejadian yang telah lampau ya kerena pastinya akan membuat luka hatinya yang kembali sembuh bakal terbuka kembali.

Ketiganya sedang asyik ngobrol tanpa di duga dalam sekali oleh ketiganya tiba tiba seseorang menubruk tubuh ibu Ayu yang sedang duduk. Ketiganya terkejut melihat Entin yang tiba tiba datang dan menubruk kaki ibu Ayu dan merangkulnya.

"De, maafkan akang Darman de, maafkan akang Darman!" tangis Entin dengan histeris.

"Dek, ada apa?" tanya ibu Ayu terkejut.

Entin langsung mengeluarkan beberapa kertas yang ia temukan di bawah kasur. Ibu Ayu menerima kertas itu dsn matanya terbelalak kaget, tulisan tangan itu mirip dengan tulisan tangan Hamdi. Tapi di bawah tulisan tertulis dengan nama Anin, tangan wanita itu bergetar dengan hebatnya melihat nama itu nama anaknya.

"Nggak nggak mungkin." gumam wanita itu.

Aan langsung melihat isi dari kertas itu! Dsn nama yang tercantum di bawah nya..

"Kak Anin masih hidup? Apa mungkin?" tanya Ana shock.

Ana blank. ' jadi selama ini tentang Anin adalah benar' bisik Ana.

Sedangkan Zahra hanya termenung.*

Episodes
1 chapter 1
2 chapter 2
3 chapter 3
4 chapter 4
5 chapter 5
6 chapter 6
7 chapter 7
8 chapter 8
9 chapter 9
10 chapter 10
11 chapter 11
12 chapter 12
13 chapter 13
14 chapter 14
15 chapter 15
16 chapter 16
17 Chapter 17
18 chapter 18
19 chapter 19
20 chapter 20
21 chapter 21
22 chapter 22
23 chapter 23
24 chapter 24
25 chapter 25
26 chapter 26
27 chapter 27
28 chapter 28
29 chapter 29
30 chapter 30
31 chapter 31
32 chapter 32
33 chapter 33
34 chapter 33
35 chapter 35
36 chapter 36
37 chapter 37
38 chapter 38
39 chapter 39
40 chapter 40
41 chapter 41
42 chapter 42
43 chapter 43
44 chapter 44
45 chapter 45
46 chapter 46
47 chapter 47
48 chapter 48
49 chapter 49
50 chapter 50
51 chapter 51
52 chapter 52
53 chapter 53
54 chapter 54
55 chapter 55
56 chapter 56
57 chapter 57
58 chapter 58
59 chapter 59
60 chapter 60
61 chapter 61
62 chapter 62
63 chapter 63
64 chapter 64
65 chapter 65
66 chapter 66
67 chapter 67
68 chapter 68
69 chapter 69
70 chapter 70
71 chapter 71
72 chapter 72
73 chapter 73
74 chapter 74
75 chapter 75
76 chapter 76
77 chapter 77
78 chapter 78
79 chapter 79
80 chapter 80
81 chapter 81
82 chapter 82
83 chapter 83
84 chapter 84
85 chapter 85
86 chapter 86
87 chapter 87
88 chapter 88
89 chapter 89
90 chapter 90
91 chapter 91
92 chapter 92
93 chapter 93
94 chapter 94
95 chapter 95
96 chapter 96
97 chapter 97
98 chapter 98
99 chapter 99
100 chapter 100
101 chapter 101
102 chapter 102
103 chapter 103
104 chapter 104
105 chapter 105
106 chapter 106
107 chapter 107
108 chapter108
109 chapter 109
110 chapter 110
111 chapter 111
112 chapter 112
113 chapter 113
114 chapter 114
115 chapter 115
116 chapter 116
117 chapter 117
118 chapter118
119 chapter 119
120 chapter 120
121 chapter 121
122 chapter 122
123 chaptee 123
124 chapter 124
125 chapter 125
126 chaptee 126
127 chaptee 127
128 chapter 128
129 chaptee 129
130 chaptee 130
131 chapter 131
132 chapter 132
133 chapter 133
134 chapter 134
135 chapter 135
136 chapter 136
137 chaptee 137
138 chapter 138
139 chapter 139
140 chapter 140
141 chapter 141
142 chapter 142
143 chapter 143
144 chapter 144
145 chapter 145
146 chapter 146
147 chapter 147
148 chaptee148
149 choater 149
150 chapter 150
151 chapter 151;
152 chapter 152
153 chapter 153
154 chapter 154
155 chapter 155
156 chapter 156
157 chapter 157
158 chapter 158
159 chapter 159
160 chapter 160
161 chapter 161
162 chapter 162
163 chapter 163
164 chapter 164
165 chapter 165
166 chapter 166
167 chapter 167
168 chapter 168
169 chapter 169
170 chapter 170
171 chapter 171
172 chapter 172
173 chapter 173
174 chapter 174
175 chapter 175
176 chapter 176
177 chapter 177
178 chapter 178
179 chapter 179
180 chapter 180
181 chapter 181
182 chapter 182
183 chapter 183
184 chapter 184
185 chapter 185
186 chapter 186
187 chapter 187
188 chapter 188
189 chapter 189
190 chapter 190
191 chapter 191
192 chapter 192
193 chapter 192
194 chapter 193
195 chapter 195
196 chapter 196
197 chapter 197
198 chapter 198
199 chapter 199
200 chapter 200
201 chapter 201
202 chapter 202
203 chapter 203
204 chapter 204
205 chapter 205
206 chapter 206
207 chapter 207
208 chapter 208
209 chapter 209
210 chapter 210
211 chapter 211
212 chapter 212
213 chapter 213
214 chapter 214
215 chapter 215
216 chapter 216
217 chapter 217
218 chapter 218
219 chapter 219
220 chapter 220
221 chapter 221
222 chapter 222
223 chapter 223
224 chapter 224
225 chapter 225 Selesai
Episodes

Updated 225 Episodes

1
chapter 1
2
chapter 2
3
chapter 3
4
chapter 4
5
chapter 5
6
chapter 6
7
chapter 7
8
chapter 8
9
chapter 9
10
chapter 10
11
chapter 11
12
chapter 12
13
chapter 13
14
chapter 14
15
chapter 15
16
chapter 16
17
Chapter 17
18
chapter 18
19
chapter 19
20
chapter 20
21
chapter 21
22
chapter 22
23
chapter 23
24
chapter 24
25
chapter 25
26
chapter 26
27
chapter 27
28
chapter 28
29
chapter 29
30
chapter 30
31
chapter 31
32
chapter 32
33
chapter 33
34
chapter 33
35
chapter 35
36
chapter 36
37
chapter 37
38
chapter 38
39
chapter 39
40
chapter 40
41
chapter 41
42
chapter 42
43
chapter 43
44
chapter 44
45
chapter 45
46
chapter 46
47
chapter 47
48
chapter 48
49
chapter 49
50
chapter 50
51
chapter 51
52
chapter 52
53
chapter 53
54
chapter 54
55
chapter 55
56
chapter 56
57
chapter 57
58
chapter 58
59
chapter 59
60
chapter 60
61
chapter 61
62
chapter 62
63
chapter 63
64
chapter 64
65
chapter 65
66
chapter 66
67
chapter 67
68
chapter 68
69
chapter 69
70
chapter 70
71
chapter 71
72
chapter 72
73
chapter 73
74
chapter 74
75
chapter 75
76
chapter 76
77
chapter 77
78
chapter 78
79
chapter 79
80
chapter 80
81
chapter 81
82
chapter 82
83
chapter 83
84
chapter 84
85
chapter 85
86
chapter 86
87
chapter 87
88
chapter 88
89
chapter 89
90
chapter 90
91
chapter 91
92
chapter 92
93
chapter 93
94
chapter 94
95
chapter 95
96
chapter 96
97
chapter 97
98
chapter 98
99
chapter 99
100
chapter 100
101
chapter 101
102
chapter 102
103
chapter 103
104
chapter 104
105
chapter 105
106
chapter 106
107
chapter 107
108
chapter108
109
chapter 109
110
chapter 110
111
chapter 111
112
chapter 112
113
chapter 113
114
chapter 114
115
chapter 115
116
chapter 116
117
chapter 117
118
chapter118
119
chapter 119
120
chapter 120
121
chapter 121
122
chapter 122
123
chaptee 123
124
chapter 124
125
chapter 125
126
chaptee 126
127
chaptee 127
128
chapter 128
129
chaptee 129
130
chaptee 130
131
chapter 131
132
chapter 132
133
chapter 133
134
chapter 134
135
chapter 135
136
chapter 136
137
chaptee 137
138
chapter 138
139
chapter 139
140
chapter 140
141
chapter 141
142
chapter 142
143
chapter 143
144
chapter 144
145
chapter 145
146
chapter 146
147
chapter 147
148
chaptee148
149
choater 149
150
chapter 150
151
chapter 151;
152
chapter 152
153
chapter 153
154
chapter 154
155
chapter 155
156
chapter 156
157
chapter 157
158
chapter 158
159
chapter 159
160
chapter 160
161
chapter 161
162
chapter 162
163
chapter 163
164
chapter 164
165
chapter 165
166
chapter 166
167
chapter 167
168
chapter 168
169
chapter 169
170
chapter 170
171
chapter 171
172
chapter 172
173
chapter 173
174
chapter 174
175
chapter 175
176
chapter 176
177
chapter 177
178
chapter 178
179
chapter 179
180
chapter 180
181
chapter 181
182
chapter 182
183
chapter 183
184
chapter 184
185
chapter 185
186
chapter 186
187
chapter 187
188
chapter 188
189
chapter 189
190
chapter 190
191
chapter 191
192
chapter 192
193
chapter 192
194
chapter 193
195
chapter 195
196
chapter 196
197
chapter 197
198
chapter 198
199
chapter 199
200
chapter 200
201
chapter 201
202
chapter 202
203
chapter 203
204
chapter 204
205
chapter 205
206
chapter 206
207
chapter 207
208
chapter 208
209
chapter 209
210
chapter 210
211
chapter 211
212
chapter 212
213
chapter 213
214
chapter 214
215
chapter 215
216
chapter 216
217
chapter 217
218
chapter 218
219
chapter 219
220
chapter 220
221
chapter 221
222
chapter 222
223
chapter 223
224
chapter 224
225
chapter 225 Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!