chapter 13

Darman langsung meninggalkan tempat itu! Hatinya bergetar saat mendengar suara lirih mbok inem memanggil nama Anin lada gadis itu! Gadis yang bernama Zahra, ia takut apa yang bicarakan sama orang orang terbukti.

Ya banyak orang cerita kalau Anin masih hidup dsn mencari siapa dalang pembunuh ayahnya. Otomatis Darman bergemetar sekali kalau mendengar kata kata orang yang ia temui. Kalau misal itu sampai terjadi, ia tidak bakal lama hidup di dunia ini ya ia masih ingat banyak mengatakan itu lada dirinya.

Segaja atau tidak sengaja orang orang itu seperti tahu kalau ia adalah dalang semuanya. Darman yang merinding langsung meninggalkan tempat itu, sedangkan Zahra menatap kepergiannya tanpa bicara apa pun juga.

Zahra langsung membawa mbok Inem ke rumahnya yang tidak jauh dari perpustakaan. Zahra merasa kasihan sekali pada wanita tua itu, kerena membela dirinya, mbok inem mah jadi sasaran kekerasan dari Darman..

"Kamu jahat kamu jahat! teriak wanita itu histeris.

mbok inem langsung menangis kerena perilaku Darman pada dirinya tidak berubah sama sekali membuat hatinya sakit dan iangin sekali membalas apa yang dilakukan oleh Farman lada Hamdi tapi ia sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan nya untuk membalas kejahatan Darman.

"Anin lah yang bakal melakukan sesuatu keadilan!" teriak Mbok inem menatap wajah Zahra.

Zahra hanya diam sja kerana ia juga tidak tahu siapa Anin, hanya nama Anin yang disebut oleh wanita tua itu. Uwa Iyan yang mendengar kalau istrinya ditindas oleh Darman langsung berlari menuju rumahnya, sebenarnya ia sedang memetik daun singkong buat masak istrinya sore hari, istrinya juga akan menyusul ke sawah tapi ditunggu tidak datang.

"Mbok yang tenang ya, jangan banyak pikiran." ujar Zahra merendam amarah mbok Inem.

"Kamu jangan ajari aku tenang. Aku nggak bakal tenang kalau Anin belum muncul dan menyeret laki laki itu!" teriak mbok inem dengan wajah melotot kearah Zahra.

Zahra mengkeret melihat mata mbok inem melotot kearahnya. Ia nyakin kalau ia salah bicara pada wanita tua itu, jadi akhirnya ia hanya diam saja kerena takut ada kesalahan lagi.

Zahra memijit kaki mbok inem. wanita itu menatap wajah Zahra seperti menaksir naksir, tapi mulutnya diam saja melihat apa yang dilakukan oleh Zahra. Hatinya berontak sebenarnya kerena kelakuan Zahra mengingatkan lada bocah itu, bocah yang telah menemani hari hatinya bersama. Ya kerana kejadian itulah yang memisahkan dirinya dengan bocah 6 tahun itu.

"Zahra, kalau saja Anin masih ada kalian sebenarnya sebaya. Kalian bisa bertemu disini, Anin gadis kecil yang baik banget!" ujar mbok Inem menerawang.

"Kamu mau kan tinggal lebih lagi disini, mbok bakal mengenalkan kalian kalau kalian bertemu pasti kalian bakal jadi teman yang baik," lanjut mbok inem sendu.

Ya wanita itu membanyangkan kalau misal Anin masih hidup atau tidak pernah terjadi peristiwa itu, mungkin Anin bakal ketemu Zahra dsn mereka jadi teman yang baik, itu hanya imajinasi dari wanita tua itu. Sedangkan Zahra tersenyum.kecut mendengarkan apa yang keluar dari bibir mbok Inem. Ia hanya diam saja mendengarkan celoteh wanita itu.

Dan kabar itu sampai ke telinganya, kalau istrinya ditindas akhirnya ia pulang ke rumah untuk memastikan keadaan istrinya. Sampai di rumah ia melihat istrinya begitu miring sekali disampingnya Zahra duduk. melihat uwa Iyan datang Zahra langsung beranjak dari tempat duduk dan pindah ke tempat lainnya.

🦋

"Zahra kenapa nggak main ke rumah?" tanya ibu Ayu menatap wajah Ana.

Ia sejujurnya kehilangan Zahra kerja sudah lam sekali gadis itu tidak.lernah datang lagi ke rumahnya. Ia juga tidak pernah mengantar makan buat Zahra mungkin sejak Zahra tidak ke rumahnya.

Wanita muda itu hanya menghela nafas panjang, seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Ibu Ayu duduk di teras pandangan matanya menatap kosong, sedangkan putrinya masih asik melukis di kamarnya. Ibu Ayu yang melihat itu langsung meninggalakan anaknya menuju depan rumahnya, sambil duduk seperti menunggu seseorang yang akan ke rumahnya. Tapi orang yang ditunggu nya tidak datang kembali, otomatis hatinya begitu takut kehilangan.

Ia telah kehilangan Anin, dan ia bisa sabar menunggu kedatangan Anin sampai sekarang juga. Tapi menunggu Zahra yang baru tiga hari tidak datang bagaikan setahun saja.

Ana yang melukis hanya diam saja, ia begitu fokus dengan lukisan yang ia lukis sendiri. Ia sebenarnya mendengar apanyang ibunya omongkan tapi ia ingin menyelesaikan dulu lukisannya. Lumayan ia memiliki bakat melukis dari kecil jadi waktu luangnya ia gunakan dengan melukis.

Dari hasil lukisan nya itu Ana mendapatkan hasil dari melukis, ya ia bersyukur sekali mendapat uang dari bakatnya. Jadi ia tidak memikirkan uang untuk kebutuhan dirinya dan juga seorang ibu.

Setelah menyelesaikan lukisannya, Ana langsung ke teras menghampiri ibunya yang masih duduk di di kursi dengan pandangan entah kemana.

"Mungkin kak Zahra sibuk, jadi ia nggak kesini," ujar Ana duduk disamping ibunya.

Ya Ana tahu kalau ibunya sekarang nggak berubah sekali sejak kedatangan Zahra, ada secuil keceriaan diwajah ibunya saat menyambut Zahra yang sering berkunjung ke rumahnya. Tapi saat Zahra tidak ke rumahnya, wajah ibu seperti mendung yang menggelayut. Ana menyentuh tangan ibunya dengan lembut, supaya ibunya tidak memikirkan Zahra.

"Mungkin kak Zahra sibuk."

Ibu Ayu mengangguk."Na, ibu seperti melihat bayangan dari kakakmu saat ibu.mentap wajah Zahra."

"Ini hanya berharap lebih, kalau kak Zahra itu kak Anin, jangan berpikir seperti itu Bu, kak Zahra dan kak Anin berbeda," ujar Ana.

Sebenarnya Ana takut kalau misal Zahra kembali lagi ke kota, bagaiamana hat ibunya pasti hancur. Kerena secara diam ia tahu ibunya sayang sama Zahra. Ana hanya menghela nafas panjang mengingat kalau Zahra bakal kembali ke keluarganya meninggalkan ia dsn ibunya.

Ya masih untung kalau Zahra mau menetap di desa itu, tapi kalau dipikir itu tidak mungkin terjadi kerena pasti orang tua dari Zahra tidak bakal mengizinkan anaknya tinggal di desa itu. Ana hanya bisa menghela nafas panjang, ia hanya bisa mengusap pugung tangan ibunya.

Ana takut kalau ibunya mengharapkan.lebih dari kedatangan Anin. Ya tapi ia sadar kalau Zahra bukan siapa siapa mereka, kenapa ibunya harus takut kehilangan seorang Zahra? Sedangkan ibunya pernah kehilangan dua orang yang dicintainya, yaitu ayah dan kakak nya jadi tidak mungkin kalau ibunya harus terpuruk kembali kehilangan seorang Zahra.

Ya Ana hanya bisa menguatkan hatinya saja. Tapi dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Ana percaya pada ibunya yang akan mampu menahan luka yang telah terjadi dalam hatinya. Luka yang pernah ibunya alami.

Ana langsung memeluk tubuh ibunya hanya memberikan dukungan dsn motivasi, kalau saja ia saksi dari ayahnya mungkin ia bakal melakukan apa yang dilakukan. Tapi ia hanya bisa mendengar tanpa ada bukti yang tepat, jadi dalam masalah ini ia sama sekali tidak berani bertindak gegabah.*

Terpopuler

Comments

Anindya K Setiawan

Anindya K Setiawan

bunga buat kakak🌹

2023-05-31

1

TK

TK

bunga untuk Thor 🌷

2023-03-27

1

lihat semua
Episodes
1 chapter 1
2 chapter 2
3 chapter 3
4 chapter 4
5 chapter 5
6 chapter 6
7 chapter 7
8 chapter 8
9 chapter 9
10 chapter 10
11 chapter 11
12 chapter 12
13 chapter 13
14 chapter 14
15 chapter 15
16 chapter 16
17 Chapter 17
18 chapter 18
19 chapter 19
20 chapter 20
21 chapter 21
22 chapter 22
23 chapter 23
24 chapter 24
25 chapter 25
26 chapter 26
27 chapter 27
28 chapter 28
29 chapter 29
30 chapter 30
31 chapter 31
32 chapter 32
33 chapter 33
34 chapter 33
35 chapter 35
36 chapter 36
37 chapter 37
38 chapter 38
39 chapter 39
40 chapter 40
41 chapter 41
42 chapter 42
43 chapter 43
44 chapter 44
45 chapter 45
46 chapter 46
47 chapter 47
48 chapter 48
49 chapter 49
50 chapter 50
51 chapter 51
52 chapter 52
53 chapter 53
54 chapter 54
55 chapter 55
56 chapter 56
57 chapter 57
58 chapter 58
59 chapter 59
60 chapter 60
61 chapter 61
62 chapter 62
63 chapter 63
64 chapter 64
65 chapter 65
66 chapter 66
67 chapter 67
68 chapter 68
69 chapter 69
70 chapter 70
71 chapter 71
72 chapter 72
73 chapter 73
74 chapter 74
75 chapter 75
76 chapter 76
77 chapter 77
78 chapter 78
79 chapter 79
80 chapter 80
81 chapter 81
82 chapter 82
83 chapter 83
84 chapter 84
85 chapter 85
86 chapter 86
87 chapter 87
88 chapter 88
89 chapter 89
90 chapter 90
91 chapter 91
92 chapter 92
93 chapter 93
94 chapter 94
95 chapter 95
96 chapter 96
97 chapter 97
98 chapter 98
99 chapter 99
100 chapter 100
101 chapter 101
102 chapter 102
103 chapter 103
104 chapter 104
105 chapter 105
106 chapter 106
107 chapter 107
108 chapter108
109 chapter 109
110 chapter 110
111 chapter 111
112 chapter 112
113 chapter 113
114 chapter 114
115 chapter 115
116 chapter 116
117 chapter 117
118 chapter118
119 chapter 119
120 chapter 120
121 chapter 121
122 chapter 122
123 chaptee 123
124 chapter 124
125 chapter 125
126 chaptee 126
127 chaptee 127
128 chapter 128
129 chaptee 129
130 chaptee 130
131 chapter 131
132 chapter 132
133 chapter 133
134 chapter 134
135 chapter 135
136 chapter 136
137 chaptee 137
138 chapter 138
139 chapter 139
140 chapter 140
141 chapter 141
142 chapter 142
143 chapter 143
144 chapter 144
145 chapter 145
146 chapter 146
147 chapter 147
148 chaptee148
149 choater 149
150 chapter 150
151 chapter 151;
152 chapter 152
153 chapter 153
154 chapter 154
155 chapter 155
156 chapter 156
157 chapter 157
158 chapter 158
159 chapter 159
160 chapter 160
161 chapter 161
162 chapter 162
163 chapter 163
164 chapter 164
165 chapter 165
166 chapter 166
167 chapter 167
168 chapter 168
169 chapter 169
170 chapter 170
171 chapter 171
172 chapter 172
173 chapter 173
174 chapter 174
175 chapter 175
176 chapter 176
177 chapter 177
178 chapter 178
179 chapter 179
180 chapter 180
181 chapter 181
182 chapter 182
183 chapter 183
184 chapter 184
185 chapter 185
186 chapter 186
187 chapter 187
188 chapter 188
189 chapter 189
190 chapter 190
191 chapter 191
192 chapter 192
193 chapter 192
194 chapter 193
195 chapter 195
196 chapter 196
197 chapter 197
198 chapter 198
199 chapter 199
200 chapter 200
201 chapter 201
202 chapter 202
203 chapter 203
204 chapter 204
205 chapter 205
206 chapter 206
207 chapter 207
208 chapter 208
209 chapter 209
210 chapter 210
211 chapter 211
212 chapter 212
213 chapter 213
214 chapter 214
215 chapter 215
216 chapter 216
217 chapter 217
218 chapter 218
219 chapter 219
220 chapter 220
221 chapter 221
222 chapter 222
223 chapter 223
224 chapter 224
225 chapter 225 Selesai
Episodes

Updated 225 Episodes

1
chapter 1
2
chapter 2
3
chapter 3
4
chapter 4
5
chapter 5
6
chapter 6
7
chapter 7
8
chapter 8
9
chapter 9
10
chapter 10
11
chapter 11
12
chapter 12
13
chapter 13
14
chapter 14
15
chapter 15
16
chapter 16
17
Chapter 17
18
chapter 18
19
chapter 19
20
chapter 20
21
chapter 21
22
chapter 22
23
chapter 23
24
chapter 24
25
chapter 25
26
chapter 26
27
chapter 27
28
chapter 28
29
chapter 29
30
chapter 30
31
chapter 31
32
chapter 32
33
chapter 33
34
chapter 33
35
chapter 35
36
chapter 36
37
chapter 37
38
chapter 38
39
chapter 39
40
chapter 40
41
chapter 41
42
chapter 42
43
chapter 43
44
chapter 44
45
chapter 45
46
chapter 46
47
chapter 47
48
chapter 48
49
chapter 49
50
chapter 50
51
chapter 51
52
chapter 52
53
chapter 53
54
chapter 54
55
chapter 55
56
chapter 56
57
chapter 57
58
chapter 58
59
chapter 59
60
chapter 60
61
chapter 61
62
chapter 62
63
chapter 63
64
chapter 64
65
chapter 65
66
chapter 66
67
chapter 67
68
chapter 68
69
chapter 69
70
chapter 70
71
chapter 71
72
chapter 72
73
chapter 73
74
chapter 74
75
chapter 75
76
chapter 76
77
chapter 77
78
chapter 78
79
chapter 79
80
chapter 80
81
chapter 81
82
chapter 82
83
chapter 83
84
chapter 84
85
chapter 85
86
chapter 86
87
chapter 87
88
chapter 88
89
chapter 89
90
chapter 90
91
chapter 91
92
chapter 92
93
chapter 93
94
chapter 94
95
chapter 95
96
chapter 96
97
chapter 97
98
chapter 98
99
chapter 99
100
chapter 100
101
chapter 101
102
chapter 102
103
chapter 103
104
chapter 104
105
chapter 105
106
chapter 106
107
chapter 107
108
chapter108
109
chapter 109
110
chapter 110
111
chapter 111
112
chapter 112
113
chapter 113
114
chapter 114
115
chapter 115
116
chapter 116
117
chapter 117
118
chapter118
119
chapter 119
120
chapter 120
121
chapter 121
122
chapter 122
123
chaptee 123
124
chapter 124
125
chapter 125
126
chaptee 126
127
chaptee 127
128
chapter 128
129
chaptee 129
130
chaptee 130
131
chapter 131
132
chapter 132
133
chapter 133
134
chapter 134
135
chapter 135
136
chapter 136
137
chaptee 137
138
chapter 138
139
chapter 139
140
chapter 140
141
chapter 141
142
chapter 142
143
chapter 143
144
chapter 144
145
chapter 145
146
chapter 146
147
chapter 147
148
chaptee148
149
choater 149
150
chapter 150
151
chapter 151;
152
chapter 152
153
chapter 153
154
chapter 154
155
chapter 155
156
chapter 156
157
chapter 157
158
chapter 158
159
chapter 159
160
chapter 160
161
chapter 161
162
chapter 162
163
chapter 163
164
chapter 164
165
chapter 165
166
chapter 166
167
chapter 167
168
chapter 168
169
chapter 169
170
chapter 170
171
chapter 171
172
chapter 172
173
chapter 173
174
chapter 174
175
chapter 175
176
chapter 176
177
chapter 177
178
chapter 178
179
chapter 179
180
chapter 180
181
chapter 181
182
chapter 182
183
chapter 183
184
chapter 184
185
chapter 185
186
chapter 186
187
chapter 187
188
chapter 188
189
chapter 189
190
chapter 190
191
chapter 191
192
chapter 192
193
chapter 192
194
chapter 193
195
chapter 195
196
chapter 196
197
chapter 197
198
chapter 198
199
chapter 199
200
chapter 200
201
chapter 201
202
chapter 202
203
chapter 203
204
chapter 204
205
chapter 205
206
chapter 206
207
chapter 207
208
chapter 208
209
chapter 209
210
chapter 210
211
chapter 211
212
chapter 212
213
chapter 213
214
chapter 214
215
chapter 215
216
chapter 216
217
chapter 217
218
chapter 218
219
chapter 219
220
chapter 220
221
chapter 221
222
chapter 222
223
chapter 223
224
chapter 224
225
chapter 225 Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!