"Ma, ayah nyakin kalau Zahra bakal kembali. Hilangkan ketakutan itu!"
"Kalau nggak kembali?"
"Aku nyakin Zahra kembali bagaimana pun ia anak kita mah, nggak mungkin seorang anak melupakan orang tuanya."
Bukannya mereda tangisan istrinya, malah semakin meledak sangat kuat saat ia mendengar seorang anak tidak mungkin melupakan orang tuanya. Tangisan Ani di dalam pelukan Bram semakin keras sekali. Bram hanya bisa diam dan beberapa kali menghela nafas panjang. Ia yakin kalau kata katanya ada yang salah sampai sang istri menangis nya semakin keras
Sedangkan Zahra yang sudah sampai di desa yang ia inginkan hanya diam saja ia tidak mengatakan apa apa, apalagi semenjak kedua temannya meninggalkan dirinya di desa itu. Ya ia yang menghendakinya kerena Dio dan Rey malah bertengkar gara gara dirinya berada di desa itu.
Zahra hanya meminta kedua temannya untuk pergi kerena di desa itu hanya ia saja yang tinggal sedangkan keduanya kemarin pagi kembali ke kota. Pandangan Zahra menatap lurus ke sebuah buku buku yang masih terlihat tidak karuan sama sekali.
"Nak Zahra, apa nggak salah nak Zahra meminta sebuah rumah kost di pinggiran kaki miliknya Bu Ayu?" tanya pak Arya menatap Zahra.
Ya pak Arya memanggil Zahra dengan panggilan Nak itu juga atas izin gadis itu. Pak Arya sangat heran sekali mendengar kalau Zahra ingin kost di rumah seorang janda bernama Ayu yang telah lama di tinggal meninggal oleh suaminya.
Ibu Ayu hanya tinggal dengan mbok Inem, dan anaknya bernama Ana. Pak Arya awalnya terheran heran menatap tidak berkedip pada Zahra yang hanya tersenyum penuh arti dan makna.
"Nggak salah pak, saya ingin sekali tinggal disana apalagi katanya disana ada seorang gadis bisa dijadikan teman ngobrol," alasan Zahra.
Pak Arya hanya mengangguk angguk kepalanya tanpa menerima alasan dari Zahra, memang apa yang dikatakan oleh gadis itu benar sekali. Zahra bisa bermain dengan Ana anak dari ibu Ayu yang masih belia, pak Arya hanya mengiyakan keinginan Zahra.
🦋
Ibu Ayu adalah salah satu warga desa X yang tinggal bersama warga lainnya, ia seorang janda satu anak bernama Ana. Tapi menurut orang yang mengetahui kalau ibu Ayu memliki anak dua perempuan semuanya, sejak suaminya pak Hamdi meninggal dunia, sejak itu pula anak pertama pak Hamdi dan ibu Ayu juga hilang tanpa bekas sama sekali. Entah apa yang terjadi pada gadis 6 tahun itu, semuanya jadi misteri yang belum terungkap.
Menurut pengakuan kalau anak pertama.ibu Ayu itu juga ikut meninggal dunia, tapi kalau memang kalau ia meninggal pasti jasad bocah itu ada ditempat, ada pula kalau jasad bocah itu dicincang dan diberikan pada binatang buas. Tapi ibu Ayu keukeuh kalau anaknya masih hidup dan bakal kembali.
Sedangkan Ana sekarang umur 19 tahun hanya bisa diam saja, ia tidak tahu apa ayang pernah terjadi. Hanya telinganya sempat mendengar dari mbok inem kalau kakaknya bakal datang dan menyeret pembunuhnya sampai sang pembunuh itu mendekap di penjara, tapi sampai ia umur 19 tahun kakaknya tidak kembali saja, sebenarnya ia ingin menangkap pembunuh ayahnya tapi ia sama sekali tidak punya bukti bukti yang kuat, jadi ia hanya diam saja tidak bisa bertindak sama sekali.
Dan hari itu ibu Ayu terkejut melihat kedatangan Zahra yang tiba tiba datang dan minta izin untuk menempati kamar depan, ibu Ayu kaget sekali dan tidak menerima nya.
"Anakku bakal balik, kamu nggak usah kost di rumah ini. Kalau anakku balik dia bakal tidur dimana?" ketus ibu Ayu.
Wanita itu langsung meninggalkan ruangan itu dengan perasaan yang tidak bisa dilukiskan oleh kata katanya, Ana yang melihat ibunya pergi hanya bisa mengelangkan kepala saja.
"Dek, benar kalau kalau punya kakak?" tanya Zahra menatap Ana.
"Nggak kok kak, kata siapa aku punya kakak?" kilah Ana.
Itu ibu mu yang mengatakannya?" desak Zahra.
Hatinya bertanya tanya tentang kakaknya Ana, dsn sampai sekarang ia belum pernah bertemu dengan kakaknya Ana, ia berpikir kalau kakaknya Ana kerja di kota sebagai IRT atau sebagai apa.
"Dulu memang aku punya kakak, tapi sekarang kakak nggak pernah kembali. Entah kembali atau tidaknya." ujar Ana sendu.
Zahra heran mendapatkan jawaban Ana seperti itu, Ana hanya tersenyum saja dsn secara rinci ia menceritakan tentang kakaknya.
Memang ia waktu kecil pernah melihat anak kecil di rumahnya tapi saat ia menginjak dewasa anak kecil itu tidak ada sama sekali. Ya mungkin anak kecil itu kakaknya, hanya namanya saja yang ia masih ada dalam hati nya. Anin.
Setelah bincang bincang dengan Ana, Zahra kembali.lagi kepala desa, Zahra menyakinkan kalau ia bakal kost di rumah Ana biarpun ada anak yang lain juga. Ibu Ayu yang mendengar nya hanya diam, ia tidak mengatakan apa apa pada Zahra. Sampai Zahra balik lagi ke rumah kepala desa juga, Ana langsung menghampiri ibunya yang termenung di teras belakang.
"Bu, jangan begitu dong! O, ya aku diajak untuk bantu bantu di perpustakaan, oleh kak Zahra."
"Bilang ke dia, ibu nggak suka cara dirinya datang kesini, terlalu tergesa gesa banget tanpa melihat rumah ini dulu layak atau tidaknya ya. Sudah ibu tolak tapi dia kekeh untuk diam disini, memangnya kenapa sih dia mau tinggal disini?" ketus ibu Ayu.
"Bu, kata kak Zahra tempat ini mengingatkan ia pada seseorang." kata Ana mengulang kata kata Zahra.
"Mengingatkan sama siapa?" tatap wajah Ibu ayu pada anak keduanya.
"Entahlah!"
Ibu Ayu menatap Ana dengan tatapan penuh pertanyaan tapi ia hanya diam seribu bahasa. Ingin rasanya ia menanyakan sesuatu pada anaknya tapi ibu Ayu tidak mengutarakan nya. Ia beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Ana sendirian di teras belakang, gadis itu hanya menghela nafas panjang melihat ibunya seperti itu.
Tapi ibu Ayu balik lagi dan duduk di samping Ana.
"Sebenarnya ibu kembali ke desa ini hanya ingin ketemu kakakmu, ibu nggak ikhlas kalau ibu meninggal belum sempat bertemu dengan kakakmu, ibu kangen kakakmu Ana, ibu sering bermimpi kalau Anin kembali." ujar Ibu Ayu sendu.
Ana hanya terdiam mendengar kan apa yang ibunya katakan. Ya ia masih ingat waktu ia dan ibunya pergi dari desa ini kerena kesalahan yang tidak pernah ia duga sama sekali, hanya satu tahun mereka meninggalkan desa itu. Akhirnya mereka kembali lagi ke desa itu hanya untuk menemukan Anin yang menghilang tidak tahu rimba nya.
Tapi kata warga desa X kalau Anin meninggal kerena melihat kejadian itu, tapi ada juga yang mengatakan Anin kabur, ada yang mengatakan kalau Anin diterkam oleh binatang buas. Tapi bagi ibu Ayu, Anin tidak meninggal ia nyakin kalau anak pertamanya yang melihat kejadian itu! Kejadian yang seharusnya tidak pernah terjadi di hadapannya. Tapi ibu Ayu juga tidak tahu persis kejadian itu!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Anindya K Setiawan
Ketus banget sih itu ibu Ayu, seharusnya bilang baik baik pada Zahra maupun Ana jangan marah marah maha gitu.
2023-04-18
0
👑Ria_rr🍁
betul, apalagi dikala kesusahan ataupun memiliki bnyak rejeki pasti anak langsung ingat ibunya
2023-04-04
0
TK
🌷🌷
2023-03-14
1