"Bu, maafkan Anin. Anin nggak bisa menemui ibu, bukan kerena Anin benci ibu..Anin takut, takut pembunuh ayah masih berkeliaran," tangis gadis itu.
Ya di sebuah jalan yang tidak jauh dari rumah ibu Ayu terlihat seorang gadis menatap rumah itu dengan perasaan hancur sekali, ia tidak bisa melupakan kejadian yang telah 20 tahun yang lalu. Membuat keluarganya yang bahagia hancur berantakan, dan paling menyakitkan pembunuh ayah sampai sekarang masih berkeliaran..
Jujur kalau mau berkata kata ia tidak ikhlas melihat semuanya, dan ia juga harus pergi meninggalkan ibu dan adiknya yang masih kecil dsn tidak tahu apa apa. Ia nyakin adiknya tidak akan tahu siapa pembunuh ayahnya. Kerena waktu itu adiknya masih kecil mungkin 2 tahun. Jadi untuk mengingat kejadian itu adiknya tidak mungkin, kerena.waktu kejadian adiknya sakit dan tidak ada di rumah.
Ia benar apa kali mengusut cairan bening yang mengalir membasahi pipinya, ada mata, benci terhadap orang itu! Orang yang tidak punya hati yang telah menjadikan dirinya seorang yatim. Jujur kalau mau mengatakan ia rindu pelukan ayah, ayah yang selalu ada di samping dirinya kini harus meninggal oleh tangan kakak angkat nya sendiri!
Ya ia datang ke desa itu hanya ingin mencari bukti bukti yang akurat tentang kematian ayahnya. Ia bakal menuntut balas apa yang dilakukan orang itu lada keluarganya. Dan ia datang bukan hanya rindu pada ibu dan adiknya tapi ingin membalas apa yang dilakukan laki laki yang tidak bertangungjawab.
Gadis itu dengan gontai meninggalakan rumah ibunya dengan perasaan yang tidak bisa dilukiskan, ya ia sekarang dekat dengan ibunya tapi tidak bisa seperti Ana yang sellau dekat dan bercanda. Kedatanganya tidak sepenuhnya diterima oleh ibunya, tapi ia bakal berusaha untuk dekat dan meluluhkan hati ibunya.
Ia berjalan menuju sebuah pekuburan yang tidak jauh dari sana. Di kuburan itu ia berjongkok dan menangis.
"Ayah, Anin janji bakal menuntut balas kematian ayah. Ayah, Anin bahagia melihat ibu dan adik bahagia sekali." tangis gadis itu di sebuah kuburan yang sepi sekali..
Ya biarpun siang kuburan tidak ada orang yang berani mengunjungi perkuburan yang memang agak jauh dari perkampungan. Jadi ia begitu aman kerena tidak mungkin ada orang yang mengetahui keberadaannya.
Jadi ia sementara tinggal di desa itu aman dan tidak ada yang curiga atas kedatanganya apalagi ia mengunakan identitas orang lain. Orang lain yang dianggap ada tapi orang itu sebenarnya sudah meninggal. Ya orang lain yang hampir sama dengan namanya telah meninggal dunia diusia 6 tahun akibat kecelakaan yang merenggut nyawanya.
"Ayah, Anin bakal kesini lagi menemui ayah lagi, Anin pergi dulu ya ayah. Anin bakal menemukan bukti bukti itu!" ujar gadis itu sambil meninggalakan pekuburan.
Ya dari sejak kecil ia hanya tahu kalau tempat itu sebuah kuburan yang telah lama digunakan, seblum.kematian ayahnya. Jadi wajar kalau ia tahu tentang kuburan itu ya biarpun orang desa itu menganggap dirinya adalah orang baru tapi dalam nya ia masih tetap orang asli sini.
Gadis itu meninggalakan pekuburan yang benar benar sepi sekali hanya suara burung yang masih berkicau biarpun hari sudah siang. Ia mempercepat langkahnya untuk menghilangkan jejak keberadaannya. Gadis itu takut kalau ada orang yang tanpa sadar harus melihat keberadaannya.
🦋
POV Author
Anindya Ara Wulandari. Nama bocah yang viral kerena menemukan pembunuh ayahnya di sebuah perkebunan yang tidak jauh dari sawah milik ayah kandungnya. Bocah 6 tahun itu ketahuan saat ia melihat dengan jelas orang yang menganiaya ayahnya dengan kejam, sampai ia ketahuan dan kabur untuk menyelamatkan dirinya. Tapi naas ia diketahui, gadis kecil itu berlari menerobos sawah.
Perasaan takut, sedih, kecewa bercampur dihatinya. Tangisan tidak bisa dibendung, cairan bening itu terus mengalir begitu deras membasahi pipinya yang putih semburat merah, ia seperti mimpi melihat tubuh ayahnya merenggang nyawa dihadapannya.
Anin gadis itu dipanggilnya berlari terus menerobos semak dsn belukar, baju yang ia kenakan juga sudah tidak karuan lagi kerena memang ia berlari tidak melihat jalan kerena jalan yang dilalui nya gelap dan gulita. Ia langsung sembunyi disebuah gubug tanpa penghuni sama sekali..
Semalaman ia tidak tidur kerena masih mengingat semua peristiwa kemarin. Ia merasa ngeri saat sebuah pisau mengiris tubuh ayahnya. Kejadian itu berlangsung didepan matanya wajar kalau ia sangat ketakutan melihat semuanya yang berlangsung beberapa menit.
"Kak kenapa melamun?" tanya Ana yang langsung menghampiri Zahra yang duduk di teras perpustakaan.
Ana menghampiri Zahra yang sedang duduk termenung, Ana yang tidak pernah melihat Zahra seperti itu langsung mendekati Zahra sambil menyentuh bahu Zahra. Zahra yang merasa ada orang yang menghampiri dirinya, hanya bisa tersenyum melihat Ana yang mendekati dsn duduk di sampingnya.
"Kenapa?" tanya Ana kembali.
Tanpa menunggu Zahra untuk bicara.
"Na, boleh kakak peluk kamu?" tanya Zahra minta izin.
Ana menatap heran kearah Zahra, permintaan yang aneh dsn unik menurutnya. Ana hanya mengangguk saja, melihat anggukan dari Ana. Zahra langsung memeluk tubuh Ana dengan erat, ia merasakan sebuah kenyamanan saat ia memeluk tubuh gadis itu. Ana membalas pelukan zahra biarpun hatinya agak heran Zahra seperti itu.
Tapi bagi Zahra pelukan dari Ana meredakan sebuah kerinduan yang meletup dihatinya yang paling dalam, ingin rasanya ia mengatakan jujur siapa dirinya tapi perasaannya ia tahan. Hampir saja ia mengakui nya tapi Zahra sadar bahwa tugasnya belum selesai kalau ia mengatakan siapa dirinya pada Ana berati ia tidak bakal mengungkapkan kematian ayahnya sendiri kerena ia bakal ketahuan oleh semua orang itu yang ia tidak inginkan.
"Kakak sebenarnya jangan ibu kakak." ujarnya tanpa melepaskan pelukan Ana.
"Kak, kakak bisa telpon orang tua kakak, bisa Vidio call dengan mereka, sedangkan Ana?' kata Ana sendu.
Mendengar kata Ana, Zahra mempererat pelukannya, ia seperti tidak ingin kalau Ana meneruskan kata katanya nya. Tapi gadis itu tidak mengerti situasi keadaan hati zahra yang sebenarnya. Ia malah menceritakan tentang Anin, dsn itu membuat Zahra perih sekali. Anin, nama gadis yang selalu Ana sebut tiap detik dsn menit.
Bukan ia iri pada Anin bukan tapi itu semua membuat ia terluka yang harus ia tutupi dengan waktu yang lama sekali.
"Kalau saja kak Anin masih hidup dsn aku tahu nomor hpnya mungkin aku ingin sekali mendatangi nya kak, untuk bicara tentang apa yang pernah terjadi pada dirinya.
"Na, jangan bicara apa apa ya, kamu hanya diam saja mendengarkan kakak cerita saja tanpa kau cerita tentang Anin." ujar Zahra lembut sekali.
Ana yang tadi ingin melanjutkan kata kata hanya terdiam seketika juga, gadis itu seperti mengerti apa yang dihadapi oleh Zahra, Ana langsung mempererat pelukan Seperti memberikan kenyamanan buat Zahra.*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
👑Arsy Al'Fazza🌿
surat cinta mengudara ✨
masih sibuk real life tapi sebisa mungkin menyempatkan nangkring di lapak author kesayangan ☺
alur ceritanya keren 😍 isinya full favorite ❤
2023-03-15
2