chapter 14

"Anin!"

ibu Ayu tiba tiba teriak dengan keras memanggil nama Anin. Ia mengejar satu sosok tubuh yang sedang melihat dirinya, keadaan yang gelap dan tidak jelas tapi ibu Ayu malah Seperi melihat Anin sedang berdiri di depan rumahnya. Saat itu ia sedang membuka pintu kerena angin malam itu terasa dinginnya, apalagi disertai rintik hujan yang turun di malam itu.

Gadis yang menatap rumah ibu Ayu berdiri agak jauh dari rumahnya, saat wanita itu melihat ke depan, matanya melihat seorang gadis berdiri dengan mengunakan baju kaos putih dan celana hitam pendek selutut.

Tapi waktu ibu Ayu akan.mengejarnya, gadis itu telah pergi melarikan diri. Akhirnya dengan tergesa gesa ibu Ayu langsung berteriak memanggil gadis itu. Tapi terlambat gadis itu malah berlari menjauhi rumah, melihat itu ibu Ayu mengejarnya dan meraung memanggil nama Anin.

Ayu yang berada di kamar langsung menuju depan rumah, saat mendengar teriakan ibunya yang memanggil Anin. Ana menghampiri ibunya yang meraung sambil memukul tanah tempat gadis yang disangka Anin.

Ana berusaha untuk mengajak ibunya ke rumah, tapi wanita itu tidak mau sama sekali, hanya bibirnya yang memanggil manggil nama Anin. Ana yang melihat itu hatinya terasa perih sekali, ibunya seperti ini. Sering banget malah, Ana tidak bisa apa apa kerena ia sendiri juga masih belum mengerti lada gadis yang di lihat oleh ibunya.

Ya menurutnya kalau memang itu Anin kenapa Anin tidak menemui ibunya? kenapa Anin seperti tidak mau bertemu dengan ibunya secara terang terangan bukan sembunyi sembunyi seperti ini..

Sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin Ana lontarkan pada Anin tapi ia bertanya lada siapa? Apa benar gadis yang dilihat oleh ibunya Anin? Ana mengangkat tubuh ibunya menuju dalam rumah, ibu Ayu langsung mengikuti apa yang diperintahkan Ana.

Ana langsung menutup pintu, sedangkan mereka berdua berada di ruang tamu yang menyatu dengan ruang keluarga.

"Ibu nyakin kalau itu Anin, tapi kenapa ya kakakmu nggak mau menemui ibu?" keluh Ibu Ayu memelas.

"Ibu, apa ibu nggak salah lihat kalau itu kak Anin, Ana malah sangsi Bu mungkin dia bukan kak Anin." komentar Ana heran dengan pandangan mata Ibunya.

"Na, ibu nyakin kalau gadis itu kakak kamu Anin," jelas ibu Ayu..

"Bu, kalau.memamg itu kak Anin kenapa ia tidak masuk rumah, mungkin bukan kakak," sela Ana mulai goyah atas pengakuan dari ibunya..

Mendengar apa yang Ana bicarakan wanita itu langsung beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan Ana di ruangan itu, Ana mengangkat kedua bahunya tidak mengerti atas pa yang dilakukan ibunya.

Akhirnya Ana Oun masuk ke kamar dengan perasaan yang tidak karuan sama sekali.

'Kak Sebanrnya kakak dimana? Apa masih hidup atau sudah bersama Tuhan?' bisik hati Ana menatap dinding yang terbuat dari GRC yang dicat dengan warna putih. Memang ia sangat suka warna putih," warna kesukaan kakak dan ayahmu," kata ibunya.

Saat ibu Ayu menyatakan warna kesukaan Ana. Gadia itu membanyangkan kalau misal kakaknya meninggal sejak kecil ia tidak bisa membanyangkan bagaimana hancurnya hati ibunya, tapi kejadian itu sebenarnya lama sekali. Masa ibunya harus terpuruk untuk kedua kalinya.

'Kak kalau kakak sudah meninggal lalu dimana kuburan kakak, terus siapa gadis yang menampakan pada ibu?' tanya Ana.

Pertanyaan demi pertanyaan tidak bisa ia jawab sendiri kerena memang ia harus mencari jawaban yang sebenarnya tapi sama siapa?

🦋

Zahra hanya diam saja mendengarkan apa yang Ana ceritakan tentang hadis yang tadi malam dilihat oleh ibu Ayu. Ia tidak mengatakan apa apa pada Ana. Ya memang tadi malam ia terlelap tidur jadi tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Kalau tahu kemungkinan ia bakal menemani ibu Ayu.

"Jangan jangan itu kakak kamu?"

"Kak, kalau memang itu kak Anin kenapa kak Anin tidak menemui ibu saja. Mengatakan apa yang terjadi lada dirinya bukan main kabur saja." Ana merasa geram.

Geram banget sama sosok Anin yang melakukan tidak bertangungjawab pads keadaan ibunya. Sebenarnya yang Ana ingin kan itu Anin datang menceritakan apa yang pernah ia alami dsn kalau memang ingin dirahasiakan keberadaannya mungkin ibu bisa bantu.

Zahra hanya diam saja mendengarkan saja rasa geram Ana pada sosok Anin. Zahra tidak ingin banyak bicara kerena kalau ia banyak bicara takut salah di depan Ana, jadi ia hanya mendengarkan keluh kesah dari Ana terhadap kakaknya. Kalau Zahra jadi Ana mungkin ia juga bakal melakukan sama dengan gadis itu.

"Na, mungkin Anin punya alsan yang tidak perlu kamu dan ibu mu ketahui, kata kamu. Kamu tahu kalau penjahat yang membunuh ayah mu masih ada dsn bebas. Jadi kakakmu waspada pada bahaya." ujar Zahra memberikan Ana berpikir untuk Anin.

"Tapi jangan menemui ibu." protes Ana.

"Anin mungkin rindu dsms ibunya, apalagi ia tidak bertemu bertahun tahun sedangkan kamu?"

Ana lanhsungbterdiam mendengarkan apa yang Zahra ucapakan, ia sama sekali tidak berpikir kearah sana.

"Na, kalau kamu di posisi Anin bagaiamana? Misal kamu tahu pembunuh ayahmu, dsn si pembunuh itu ingin membunuh kamu kerena kamu saksi kematian ayahmu?"

Ana tidak langsung menjawab pertanyaan dari Zahra, apa yang dibicarakan oleh Zahra mengenai hatinya, Ana hanya mengangguk membenarkan apa yang diucapkan Zahra.

"Mungkin Anin hanya ingin menyelamatkan kalian dari orang jahat."

"Kamu jangan pesimis, kalau Anin masih hidup ia bakal kembali kepangkuan kalian, kamu sabar dsn berdoa kalau Anin selamat dari incaran pembunuhan itu," lanjut Zahra tersenyum.

Ana tidak melihat senyuman penuh arti dari bibir Zahra. Sebenarnya dalam lubuk hatinya yang paling dalam Zahra ingin sekali mengakui kalau sebenarnya dirinya tahu pembunuh pak Hamdi tapi perasaan itu ia tekan dengan sekuat tenanga supaya tidak menceritakan apa yang pernah terjadi.

Zahra hanya mengelus tangan Ana dengan lembut sekali. Ya bukan hanya ibu ayu dan Ana saja yang menunggu, tapi ada gadis lain yang berjuang untuk berusaha menemui Ana dsn ibu Ayu hanya waktu dan situasinya belum mendukung.

Tiba tiba Zahra memeluk tubuh ana dengan erat sekali.

"Kalian yang terpenting jaga kesehatan, dan sabar suatu waktu nanti Anin datang ke rumahmu." bisik Zahra ditelinga Ana..

"Kakak nyakin kalau kak Anin bakal kembali?" tanya Ana heran.

Gadis itu menatap wajah Zahra dengan tajam kerena mendengar kalau Anin bakal kembali. Zahra mengangguk dsn tersenyum.

"Kakak tahu dari mana?" tanya Ana polos?"

"Ana! kakak hanya menebak saja, kamu percaya sama kakak nya," goda Zahra sambil mengucek rambut Ana dengan lembutnya.

Ana yang mendapatkan perilaku seperti itu, seperti punya kakak. Memang ia punya kakak tapi kakaknya entah dimana keberadaannya tidak diketahui.

Zahra dengan lembutnya mencubit tangan Ana, gadis itu tersipu malu pada Zahra, ya Zahra merasakan kalau Ana malu pada dirinya tapi ia tidak memperdulikannya.*

Episodes
1 chapter 1
2 chapter 2
3 chapter 3
4 chapter 4
5 chapter 5
6 chapter 6
7 chapter 7
8 chapter 8
9 chapter 9
10 chapter 10
11 chapter 11
12 chapter 12
13 chapter 13
14 chapter 14
15 chapter 15
16 chapter 16
17 Chapter 17
18 chapter 18
19 chapter 19
20 chapter 20
21 chapter 21
22 chapter 22
23 chapter 23
24 chapter 24
25 chapter 25
26 chapter 26
27 chapter 27
28 chapter 28
29 chapter 29
30 chapter 30
31 chapter 31
32 chapter 32
33 chapter 33
34 chapter 33
35 chapter 35
36 chapter 36
37 chapter 37
38 chapter 38
39 chapter 39
40 chapter 40
41 chapter 41
42 chapter 42
43 chapter 43
44 chapter 44
45 chapter 45
46 chapter 46
47 chapter 47
48 chapter 48
49 chapter 49
50 chapter 50
51 chapter 51
52 chapter 52
53 chapter 53
54 chapter 54
55 chapter 55
56 chapter 56
57 chapter 57
58 chapter 58
59 chapter 59
60 chapter 60
61 chapter 61
62 chapter 62
63 chapter 63
64 chapter 64
65 chapter 65
66 chapter 66
67 chapter 67
68 chapter 68
69 chapter 69
70 chapter 70
71 chapter 71
72 chapter 72
73 chapter 73
74 chapter 74
75 chapter 75
76 chapter 76
77 chapter 77
78 chapter 78
79 chapter 79
80 chapter 80
81 chapter 81
82 chapter 82
83 chapter 83
84 chapter 84
85 chapter 85
86 chapter 86
87 chapter 87
88 chapter 88
89 chapter 89
90 chapter 90
91 chapter 91
92 chapter 92
93 chapter 93
94 chapter 94
95 chapter 95
96 chapter 96
97 chapter 97
98 chapter 98
99 chapter 99
100 chapter 100
101 chapter 101
102 chapter 102
103 chapter 103
104 chapter 104
105 chapter 105
106 chapter 106
107 chapter 107
108 chapter108
109 chapter 109
110 chapter 110
111 chapter 111
112 chapter 112
113 chapter 113
114 chapter 114
115 chapter 115
116 chapter 116
117 chapter 117
118 chapter118
119 chapter 119
120 chapter 120
121 chapter 121
122 chapter 122
123 chaptee 123
124 chapter 124
125 chapter 125
126 chaptee 126
127 chaptee 127
128 chapter 128
129 chaptee 129
130 chaptee 130
131 chapter 131
132 chapter 132
133 chapter 133
134 chapter 134
135 chapter 135
136 chapter 136
137 chaptee 137
138 chapter 138
139 chapter 139
140 chapter 140
141 chapter 141
142 chapter 142
143 chapter 143
144 chapter 144
145 chapter 145
146 chapter 146
147 chapter 147
148 chaptee148
149 choater 149
150 chapter 150
151 chapter 151;
152 chapter 152
153 chapter 153
154 chapter 154
155 chapter 155
156 chapter 156
157 chapter 157
158 chapter 158
159 chapter 159
160 chapter 160
161 chapter 161
162 chapter 162
163 chapter 163
164 chapter 164
165 chapter 165
166 chapter 166
167 chapter 167
168 chapter 168
169 chapter 169
170 chapter 170
171 chapter 171
172 chapter 172
173 chapter 173
174 chapter 174
175 chapter 175
176 chapter 176
177 chapter 177
178 chapter 178
179 chapter 179
180 chapter 180
181 chapter 181
182 chapter 182
183 chapter 183
184 chapter 184
185 chapter 185
186 chapter 186
187 chapter 187
188 chapter 188
189 chapter 189
190 chapter 190
191 chapter 191
192 chapter 192
193 chapter 192
194 chapter 193
195 chapter 195
196 chapter 196
197 chapter 197
198 chapter 198
199 chapter 199
200 chapter 200
201 chapter 201
202 chapter 202
203 chapter 203
204 chapter 204
205 chapter 205
206 chapter 206
207 chapter 207
208 chapter 208
209 chapter 209
210 chapter 210
211 chapter 211
212 chapter 212
213 chapter 213
214 chapter 214
215 chapter 215
216 chapter 216
217 chapter 217
218 chapter 218
219 chapter 219
220 chapter 220
221 chapter 221
222 chapter 222
223 chapter 223
224 chapter 224
225 chapter 225 Selesai
Episodes

Updated 225 Episodes

1
chapter 1
2
chapter 2
3
chapter 3
4
chapter 4
5
chapter 5
6
chapter 6
7
chapter 7
8
chapter 8
9
chapter 9
10
chapter 10
11
chapter 11
12
chapter 12
13
chapter 13
14
chapter 14
15
chapter 15
16
chapter 16
17
Chapter 17
18
chapter 18
19
chapter 19
20
chapter 20
21
chapter 21
22
chapter 22
23
chapter 23
24
chapter 24
25
chapter 25
26
chapter 26
27
chapter 27
28
chapter 28
29
chapter 29
30
chapter 30
31
chapter 31
32
chapter 32
33
chapter 33
34
chapter 33
35
chapter 35
36
chapter 36
37
chapter 37
38
chapter 38
39
chapter 39
40
chapter 40
41
chapter 41
42
chapter 42
43
chapter 43
44
chapter 44
45
chapter 45
46
chapter 46
47
chapter 47
48
chapter 48
49
chapter 49
50
chapter 50
51
chapter 51
52
chapter 52
53
chapter 53
54
chapter 54
55
chapter 55
56
chapter 56
57
chapter 57
58
chapter 58
59
chapter 59
60
chapter 60
61
chapter 61
62
chapter 62
63
chapter 63
64
chapter 64
65
chapter 65
66
chapter 66
67
chapter 67
68
chapter 68
69
chapter 69
70
chapter 70
71
chapter 71
72
chapter 72
73
chapter 73
74
chapter 74
75
chapter 75
76
chapter 76
77
chapter 77
78
chapter 78
79
chapter 79
80
chapter 80
81
chapter 81
82
chapter 82
83
chapter 83
84
chapter 84
85
chapter 85
86
chapter 86
87
chapter 87
88
chapter 88
89
chapter 89
90
chapter 90
91
chapter 91
92
chapter 92
93
chapter 93
94
chapter 94
95
chapter 95
96
chapter 96
97
chapter 97
98
chapter 98
99
chapter 99
100
chapter 100
101
chapter 101
102
chapter 102
103
chapter 103
104
chapter 104
105
chapter 105
106
chapter 106
107
chapter 107
108
chapter108
109
chapter 109
110
chapter 110
111
chapter 111
112
chapter 112
113
chapter 113
114
chapter 114
115
chapter 115
116
chapter 116
117
chapter 117
118
chapter118
119
chapter 119
120
chapter 120
121
chapter 121
122
chapter 122
123
chaptee 123
124
chapter 124
125
chapter 125
126
chaptee 126
127
chaptee 127
128
chapter 128
129
chaptee 129
130
chaptee 130
131
chapter 131
132
chapter 132
133
chapter 133
134
chapter 134
135
chapter 135
136
chapter 136
137
chaptee 137
138
chapter 138
139
chapter 139
140
chapter 140
141
chapter 141
142
chapter 142
143
chapter 143
144
chapter 144
145
chapter 145
146
chapter 146
147
chapter 147
148
chaptee148
149
choater 149
150
chapter 150
151
chapter 151;
152
chapter 152
153
chapter 153
154
chapter 154
155
chapter 155
156
chapter 156
157
chapter 157
158
chapter 158
159
chapter 159
160
chapter 160
161
chapter 161
162
chapter 162
163
chapter 163
164
chapter 164
165
chapter 165
166
chapter 166
167
chapter 167
168
chapter 168
169
chapter 169
170
chapter 170
171
chapter 171
172
chapter 172
173
chapter 173
174
chapter 174
175
chapter 175
176
chapter 176
177
chapter 177
178
chapter 178
179
chapter 179
180
chapter 180
181
chapter 181
182
chapter 182
183
chapter 183
184
chapter 184
185
chapter 185
186
chapter 186
187
chapter 187
188
chapter 188
189
chapter 189
190
chapter 190
191
chapter 191
192
chapter 192
193
chapter 192
194
chapter 193
195
chapter 195
196
chapter 196
197
chapter 197
198
chapter 198
199
chapter 199
200
chapter 200
201
chapter 201
202
chapter 202
203
chapter 203
204
chapter 204
205
chapter 205
206
chapter 206
207
chapter 207
208
chapter 208
209
chapter 209
210
chapter 210
211
chapter 211
212
chapter 212
213
chapter 213
214
chapter 214
215
chapter 215
216
chapter 216
217
chapter 217
218
chapter 218
219
chapter 219
220
chapter 220
221
chapter 221
222
chapter 222
223
chapter 223
224
chapter 224
225
chapter 225 Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!