Topan segera mengemudikan mobilnya dengan cepat. Ia sungguh terkejut saat mendengar sang mommy pingsan. Ia sungguh khawatir dengan keadaan wanita yang benar benar seperti ibunya itu.
" Jangan ada apa apa dengan Mommy Sita Ya Allaah. Sungguh aku tidak bisa kalau terjadi apa apa dengan mommy."
Tes
Bulir air mata itu menetes juga. Meskipun ia tidak lahir dari rahim sang mommy tapi sungguh Sita bagi dia lebih lebih dari seorang ibu.
Ckiiiit
Topan memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu rumah. Ia pun segera berlari masuk ke dalam rumah dan menuju kamar sang mommy.
" Mom!"
Tanpa salam, Topan memanggil Sita. Ia begitu terengah engah kesulitan mengatur nafasnya. Di dalam kamar tersebut hanya ada Rama dan Sita. Topan berjalan mendekat, hatinya begitu sakit melihat wajah pucat sang mommy.
" Apakah mommy sakit?"
Topan berjongkok di samping ranjang sambil menggenggam erat tangan Sita. Rama pun berjalan keluar, ia tahu istrinya ingin bicara banyak dengan Topan.
" Mommy tidak apa apa. Bangun, dan duduklah di sini."
Sita menepuk kasur di sampingnya agar Topan duduk di sana. Topan menuruti apa yang mommy nya inginkan. Kini ia duduk di sebelah Sita masih dengan menggenggam tangan milik Sita.
" Nak, kenapa setiap ada masalah, kamu tidak pernah cerita kepada kami? Apa kami bukanlah keluarga mu hmm?"
Topan mengerutkan kedua alisnya mendengar ucapan Sita. Ia tengah mencerna maksud ucapan wanita paruh baya yang sungguh ia sayangi itu. Hingga di detik selanjutnya ia paham. Kini wajah Topan menunduk. Ia tahu mommy nya pingsan pasti gara gara berita yang beredar mengenai apa yang terjadi pada studio nya.
" Maafkan Topan mom, pasti mommy pingsan gara gara Topan kan?"
Tes
Kini air mata Sita tak lagi terbendung. Ia tergugu, sungguh pemuda yang ada di dekatnya ini adalah pemuda yang begitu lembut.
" Mom, maafin Topan ya. Please jangan menangis. Topan nggak bisa lihat mommy nangis gini. Inilah yang membuat Topan nggak mau cerita. Topan takut mommy sedih. Sudah cukup sekali Topan melihat mommy menangis saat Topan masuk rumah sakit dulu. Jadi tolong jangan nangis lagi ya mom."
Sita kemudian menghapus air matanya. Ditatapnya dengan lekat wajah anak itu. Melihat Topan ia seperti melihat dirinya waktu dulu. Seorang yatim piatu, tentunya sebelum ia bertemu dengan sang ayah.
Hal itulah yang membuat Sita begitu menyayangi Topan. Dia tahu bagaimana rasanya tidak memiliki orang tua dan kerabat. Dan, saat Topan oleh Kai dibawa ke rumah ini, Sita sebisa mungkin menjadi orang tua yang baik.
" Apa kamu sungguh tidak apa apa nak?"
" Tentu saja Mom, aku tidak apa apa. Tenang aku punya uang yang lumayan banyak, sangat cukup untuk membenahi studio ku lagi."
Topan bicara dengan percaya diri. Ia bahkan mengedipkan satu matanya ke arah sita dan membuat wanita itu tersenyum pelan.
" Oh astaga, kamu begitu pandai membujuk. Baiklah kalau begitu."
Baik Sita maupun Topan bernafas lega. Sita bernafas lega karena ia bisa melihat Topan memang baik baik saja, sedangkan Topan ia cukup lega karena sang mommy sudah bisa tersenyum kembali. Namun kesempatan ini tidak akan disia sia kan oleh Sita. Ia harus sekalian menanyakan hal yang ia dengar kemarin malam mengenai isi hati Topan.
" Nak?"
" Ya mom?"
" Apa benar Topan menyukai Kak Ana."
Deg
Terkejut, jantung Topan serasa ingin lepas dari tempatnya. Kemarin sang abang, sekarang sang mommy. Sungguh dua orang tersebut tidak bisa ia hindari. Topan merasa tidak bisa menyembunyikan apapun dari ibu dan anak yang sama sama memiliki mata hazel itu.
" Ba-bagaimana mommy tau?"
" Mommy dengar dari mulutmu sendiri."
Glek
Topan menelan salivanya dengan susah payah. Ia mengingat ingat kapan ia mengatakan hal tersebut. Dan plak ... pemuda itu menepuk keningnya sendiri. Ia merutuki kebodohannya yang suka bergumam.
" Maaf mom, mommy jangan marah ya. Itu hanya akan jadi rahasia hati Topan. Jangan katakan pada siapapun. Kak Ana sudah bersama Mas Kama. Biarkan Kak Ana menemukan kebahagiannya."
" Lalu kamu?"
Pertanyaan Sita membuatnya seketika membeku. Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang tidak akan bisa Topan jawab. Ia tidak tahu harus menjawab bagaimana tentang hal tersebut. Pria berusia 24 tahun itu hanya terdiam dengan kepala yang menunduk. Ia sungguh tidak sanggup melihat wajah sang mommy. Bahkan Topan saat ini merasa sebagai orang yang jahat karena jatuh cinta kepada Ana.
Sita yang paham akan apa yang di rasakan Topan langsung memeluk tubuh pemuda tampan itu. Wajah asia yang melekat pada diri Topan sangat kontras dengan wajah anak anak Sita yang lebih ke barat barat an.
Sita mengusap pelan pungguh Topan. Dan, tanpa sadar Topan sudah menangis dipelukan Sita. Ia benar benar menemukan kedamaian di pelukan sang ibu. Hal yang ia rahasiakan selama ini akhirnya terbongkar juga, bahkan langsung di depan mommy nya.
" Hu hu hu, ayah nggak diajak pelukan."
Rama yang dari tadi mendengar percakapan Sita dan Topan ikut menghambur memeluk anak itu. Tentu saja tangisnya nya tidak sebenarnya. Ia hanya ingin menambah momen sedih. Tapi dalam hati terdalam Rama ia sungguh merasa sedih dengan apa yang Topan alami.
Sungguh Topan sangat bersyukur, abang Kai membawa nya di tengah tengah keluarga yang benar benar bisa menyayanginya. Di sini Topan menemukan orang tua dan saudara.
" Baiklah, apakah sudah berpelukan nya?"
Suara baritone yang khas membuat mereka bertiga mengurai pelukan mereka. Seseorang yang mereka sangat tahu pemilik dari suara tersebut tengah bersandar di pintu sambil melipat kedua tangannya. Tatapan matanya begitu tajam. Pria berusia 32 tahun itu kali ini tampak begitu tidak bersahabat.
" Mampus, kalau abang sudah bergerak orang itu bisa habis," gumam Topan yang bisa di dengar oleh Rama dan Sita.
" Bicara baik baik dengan abang mu. Tau sendiri, kalau lagi mode singa dia serem banget," bisik Sita yang diangguki kepala oleh Rama. Tentu saja Rama setuju dengan ucapan sang istri. Mereka beneran tahu bagaimana sifat sang putra sulung keluarga ini.
" Jangan membicarakanku dengan bisik bisik. Pan. Ikut abang."
" I-iya bang."
Topan beranjak dari duduknya dan mulai berjalan mengekor Kai. Ia sekilas menoleh ke arah ayah dan mommy nya. Kedua orang tua itu mengepalkan kedua tangannya sebagai tanda memberi semangat kepada Topan. Sedangkan Topan hanya mengangguk dan membuang nafasnya kasar.
" Haish, ini tidak akan mudah. Sungguh menghadapi abang lebih sulit dari pada menghadapi klien yang cerewet dan banyak maunya sekalipun. Ya Allah permudahkan lah mulut hamba menjawab setiap pertanyaan Abang."
TBC
Masih inget abang Kai?
Topan nih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
pengayom
siapa keluarga topan sebenarnya
2024-03-21
0
wonder mom
hdh...g lgs berhadapan j brasa intimidasi Kai ke Topan tajam amirrr
2024-03-12
0
Miss Typo
ganteng² 😍
2024-03-06
0