" Mas kama?!"
Topan berlari untuk membantu Kama yang kakinya lemas dan sudah tak sanggup lagi berdiri. Topan lah yang mengabari Kama tentang keberadaan Ana di rumah sakit. Pemuda itu tahu, semua orang pasti tidak akan sempat untuk mengabari Kama karena rasa terkejut dan khawatir mereka. Topan berinisiatif untuk mengabari Kama, karena bagaimanapun Kama adalah kekasih Ana. Kama berhak tahu apa yang terjadi dengan Ana saat ini.
Akhza ikut menghampiri Kama dan memapah pria itu untuk duduk di kursi tunggu. Topan dibantu Akhza menjelaskan kondisi terkini Ana. Meskipun sudah melalui masa kritisnya, Ana masih berada di ruang ICU untuk memantau perkembangannya.
Kai berkali kali mengusap wajah nya dengan kasar. Ia kembali mengingat kejadian berpuluh tahun silam saat sang mommy dan ayah nya kecelakaan. Pun dengan Rama, pria paruh baya itu tanpa sadar air matanya sudah membasahi pipinya.
Sita seketika mengusap air mata milik suaminya. Ia tahu sang suami begitu amat sedih.
" Huuuft, aku jadi ingat waktu kita kecelakaan. Waktu itu kamu koma. Kenapa ini harus terjadi pada putri kita sayang."
" Sttt, mas. Allaah punya kuasa. Semoga Ana bisa kuat ya."
Hancur hati kedua orang tua itu melihat putrinya di ruang ICU dengan kedua kaki yang digantung itu. Mereka memikirkan bagaimana reaksi Ana jika mengetahui kondisi kaki nya.
Kama yang masih syok tiba tiba bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah pintu kaca transparan yang memperlihatkan Ana di dalam sana. Topan berusaha membantu, ia tahu pria itu begitu terpukul. Namun tidak ada yang tahu bahwa Topan hanya berusaha kuat di depan semua orang di sana. Percayalah, Topan menangis sepanjang perjalanan dari rumah Amar ke rumah sakit. Ia tidak henti henti nya berdoa agar kakak sekaligus wanita yang ia cintai itu baik baik saja.
Bahkan saat ini bila boleh dan bisa, ia akan menggantikan rasa sakit yang Ana rasakan. Sungguh Topan tidak tega melihat wanita yang selama ini selalu ceria itu terbaring tidak berdaya dengan banyak alat alat yang menempel di tubuhnya.
Kak, andaikan aku bisa. Aku memilih, aku saja yang ada di sana menggantikan mu. Akan ku gantikan setiap rasa sakit mu itu. Kak kuatlah. Kuatlah untuk semua orang yang menyayangi mu.
Kama masih tergugu. Pria berusia 27 tahun itu terisak. Ia merutuki dirinya sendiri. Andaikan ia tidak membiarkan Ana untuk berangkat ke kampus sendiri pasti kecelakaan ini tidak terjadi.
Tadi pagi sebelum kejadian nahas ini, Ana meminta tolong kepada Kama untuk mengantarkannya ke kampus. Tapi karena Kama harus segera menyelesaikan penelitiannya ia pun tidak bisa memenuhi keinginan Ana. Akhirnya Ana memutuskan untuk mengendarai mobil nya sendiri, dan berada di ruang ini lah sekarang Ana berada.
" Maaf sayang, maafkan aku. Andai aku, andai aku tidak membiarkan mu pergi sendiri."
" Mas, tidak ada kata andaikan. Semua adalah takdir Allaah. Kita doakan saja yan biar Kak Ana segera pulih seperti sedia kala."
" Kau tidak tahu apa yang ku rasakan Pan."
Topan mendesahkann nafasnya dengan begitu berat. Ia tidak lagi membalas ucapan Kama. Pemuda itu hanya menepuk pelan punggung Kama.
Kau yang tidak tahu apa yang ku rasakan mas. Sungguh aku begitu hancur. Jika boleh biarkan aku yang ada di dalam sana. Kau tidak tahu bagaimana aku ingin bisa masuk dan bertanya apa yang ia rasakan saat ini. Aku bahkan akan menukar apapun yang kumiliki sebagai ganti rasa sakitnya.
🧥🧥🧥
Kama diminta untuk pulang oleh Rama dan Sita. Mereka berdua tahu jika Kama memiliki tesis yang harus di selesaikan. Terlebih lagi Ana belum bisa ditemui. Saat ini Ana pun masih belum sadar.
Kama mengangguk pasrah. Dia meminta Izin dan menyampaikan maaf nya. Kama juga menitipkan pesan jika Ana sudah sadar untuk segera menghubunginya.
Di sisi lain Akhza dan Abra di suruh Sita untuk mengambil pakaian Ana. Dan Topan berinisiatif untuk membeli makanan juga minuman untuk semua orang. Sudah dari siang mereka semua berada di rumah sakit dan tidak ada satu pun yang kemasukan makanan.
" Nak pulang lah. Kasian si kembar nanti mencari mu," ucap Sita kepada sang menantu.
" Iya mom, Kiran sebentar lagi pulang kok. Mommy jangan khawatir ya. Kieran dan Kaivan mengerti Kiran tinggal pergi ke rumah sakit," jawab Kiran tenang.
Di sudut lain Kai tengah berbincang dengan ayahnya. Baru saja ia melihat kamera cctv yang berada di jalan bebas hambatan itu dan semua yang terjadi adalah murni kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan karena salah satu pengendara mengalami pecah ban. Nahasnya pengemudi itu tengah menjalankan mobilnya dengan begitu kencang sehingga ia benar benar kehilangan kendali dan kecelakaan tidak bisa dihindarkan.
" Baiklah kalau begitu. Berarti kita sekarang fokus saja untuk kesembuhan Ana."
" Benar yah, itu adalah poin utamanya. Jika memang diperlukan mari bawa Ana ke luar negeri."
" Ya, itu boleh juga. Tapi biarlah sementara ini di dalam negeri dulu."
Kai mengangguk, ada banyak pertimbangan juga jika memang harus membawa Ana ke luar negeri. Saat ini yang sangat dan harus diperhatikan adalah pemulihan Ana dan kesehatan mental nya saat ia mengetahui kondisinya.
Baik Kai maupun Rama sama sama membuang nafas mereka dengan kasar. Ada rasa sesak di dada mereka saat membayangkan apa reaksi Ana nanti.
" Yah, Bang, makanlah dulu. Ayah dan abang harus makan. Jangan sampai sakit."
Topan menyodorkan makanan dan minuman untuk ayah dan abangnya. Kedua pria itu menerima dengan senyum dan mengucapkan terimakasih. Topan pun juga membaginya kepada Kepada Sita dan Kiran. Sita sungguh bersyukur di saat saat seperti ini ada Topan di tengah tengah mereka. Pemuda itu tampak tenang sehingga membuat air yang bergelombang menjadi tenang kembali. Saat ini, itulah perumpamaan kondisi keluarga Joyodiningrat.
" Kamu juga makanlah nak. Agar tidak sakit."
" Iya mom, Topan juga akan makan. "
Semuanya makan dengan sangat tidak enak. Semua makanan yang masuk ke mulut terasa begitu pahit. Namun mereka harus memaksakan makanan itu hingga masuk ke lambung. Keluarga Joyodiningrat butuh kekuatan untuk bisa menghadapi hal hal yang ada di depan nanti. Bahkan Sita dan Rama makan sambil menangis. Kiran dan Kai mengusap lembut punggung kedua orang tua mereka. Sungguh tidak ada yang menyangka jika kemalangan ini akan menghampiri keluarga mereka.
Nataya dan Dika hanya bisa menatap dengan sendu. Bagaimana pun keluarga Rama dan Kai berhubungan baik dengan keluarga mereka. Bahkan Nataya dan Dika bisa merasakan kesedihan dari keluarga itu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
pengayom
hemmmm
2024-03-21
0
Miss Typo
ternyata Kana tak kirain Topan
tau keadaan Ana kayak gitu, apa keluarga Kama masih mau menerima Ana menjadi calon menantu
2024-03-06
0
🌸ReeN🌸
ternyata kama yg jatoh 🤭🤭🤭, kesetiaan kama diuji nih, masih mau bersanding sama ana gak
2024-01-25
1