Semua sungguh terkejut mendengar penuturan Topan. Mereka benar benar tidak tahu mengenai apa yang dilakukan Topan kecuali Ana. Pantas saja Ana bisa melihat dari wajah Topan kalau pria itu sedang tidak baik baik saja.
Semua orang di rumah itu langsung mengambil ponsel mereka dan melibat nama yang disebutkan oleh Topan. Satu persatu wajah mereka semua memerah karena geram. Sedangkan Topan semakin menundukkan kepalanya. Ia malah merasa semakin menyesal. Topan merasa tidak berguna di hadapan keluarga besarnya itu. Ia merasa telah mengecewakan mereka semua.
" Sayang, bawa anak anak bermain di kamar dulu ya," ucap Kai kepada sang istri. Kiran mengangguk, ia tahu suaminya akan membicarakan hal yang penting. Kiran pun membawa si kembar ke kamar. Kedua bocah kembar itu menurut tanpa protes sedikitpun.
" Apa yang akan kau lakukan dengan orang ini Pan?" ucap Kai dingin. Ya, ia sungguh marah dengan apa yang ia lihat itu.
Topan masih diam, ia sungguh tidak tahu apa yang akan dilakukan kedepannya. Waktu satu minggu sungguh tidak cukup untuk melakukan pagelaran dengan new design.
Kai tahu betul pemuda di depannya itu tengah kebingungan. Mungkin hal ini sedikit mengingatkan Topan dengan kenangan pahit masa lalu. Rama dan Sita pun menatap iba kepada Topan.
Plagiarisme memang selalu ada dan muncul di segala bidang. Tidak hanya bidang yang ditekuni oleh Topan saja. Tapi berbagai bidang pun ada mulai dari seni, tulisan, dan lain sebagainya. Terkadang orang yang melakukan plagiat tidak sadar bahwa ide itu sungguh sangat mahal harganya. Bukan hanya dari segi materi namun dari segi tenaga pikiran yang dicurahkan itu lah yang membuat si pemilik ide merasa begitu sakit hati jika apa yang ia ciptakan ditiru tanpa permisi. Bukan hanya itu terkadang dengan bangganya mereka mengakui bahwa itu adalah milik mereka.
" Pan, kita tuntut saja."
" Tidak bisa Mas Abra, kita tidak punya bukti."
" Soal bukti, aku bisa mendapatkannya dengan mudah. Bahkan aku bisa langsung menghancurkannya detik ini juga kalau kamu mau."
" Jangan bang, kasian. Aku tidak mau begitu bang."
Kai membuang nafasnya kasar. Pemuda ini sungguh berhati luas. Bahkan ia masih bisa mengasihani orang yang telah mencuri karya nya.
" Pan, apa kau tidak curiga terhadap orang orang di studio mu nak. Bukannya mommy suudzhon tapi dari mana orang itu mendapatkan rancangan mu."
" Tidak mom, tidak mungkin Amar, Bianca dan Lani melakukan itu."
Rama menghela nafasnya perlahan anak ini selalu berpikir positif terhadap orang lain. Semoga memang orang orang yang dia percaya tidak ada yang menusuknya dari belakang.
Ana yang sejak tadi diam dan berpikir akhirnya mengemukakan pendapatnya.
" Buat yang baru dan keluarkan minggu depan sesuai rencana."
" Tapi kak, seminggu bukan waktu yang lama. Mana bisa selesai."
" Tidak ada yang tidak mungkin, kita semua akan membantu. Apa semuanya setuju?"
Ana memindai setiap orang di rumah itu semuanya pun mengangguk setuju. Gadis itu lalu ke kamar membawa sebuah buku sketsa dan memberikannya kepada Topan. Ia meminta Topan untuk menggambar saat ini juga.
Tidak mau mengganggu konsentrasi Topan, semua kembali melakukan aktivitas masing masing. Mereka membiarkan Topan untuk mencurahkan ide dan kreatifitasnya dalam kertas sketsa tersebut.
" Aku yakin kamu bisa, berusahalah," ucap Akhza sambil menepuk bahu Topan pelan.
" Ayah yakin kamu mampu. Kamu hebat nak," imbuh Rama sembari mengusap kepala Topan.
Air mata Topan luruh juga. Ia sungguh haru, keluarga yang ia temui ini begitu memberikan support mereka. Meskipun Topan tidak terlahir dari rahim Mommy Sita namun kasih sayang yang ia terima dari mommy dan ayah begitu besar. Kakak kakaknya juga begitu menyayanginya. Topan bertekad bahwa ia akan membanggakan keluarga ini.
Nama Arsyanendra yang disematkan oleh sang abang tidak akan ia sia siakan.
Topan seketika tersenyum melihat aktivitas semua orang di rumah itu, ia menemukan ide untuk rancangannya kali ini.
Pria 24 tahun itu langsung menuangkan ide nya di buku sketsa pemberian Ana. Ia tersenyum sejenak. Buku sketsa yang diberikan Ana adalah miliknya yang diminta kakak perempuannya itu.
Ana yang melihat Topan membuat desain baju tiba tiba meminta pria itu untuk menggambar dirinya. Siapa sangka, gambar Topan begitu bagus. Meskipun hanya berbentuk sketsa dan hitam putih Ana sangat menyukainya. Sehingga disetiap kesempatan Ana selalu minta dirinya digambar oleh Topan. Dan, ia pun meminta buku itu
" Itu gambar kakak jadi bukunya buat kakak aja."
Begitulah ucapan Ana kepada Topan. Sesaat Topan melihat hasil lukisan wajah Ana yang ia buat. Begitu banyak rasa yang ia curahkan dalam gambar tersebut. Namun semuanya hanya tersimpan rapi di sudut hati terdalamnya. Ia cukup menyimpannya sendiri menjadi rahasia entah hingga sampai kapan ia sanggup menyimpannya.
Secepatnya Topan membalik lembaran buku tersebut dan mencari sisi yang kosong untuk menuangkan ide yang sudah bertengger di kepalanya.
Beberapa saat kemudian Ana mendekat dan duduk disebelah Topan. Secepat kilat Topan menutupi gambarnya.
" Apakah sudah dapat ide nya?"
" Iya sudah."
" Boleh kakak lihat."
" No, ini rahasia."
" Wohooo itu buku kakak ya."
" Tapi ini awalnya buku aku kak."
Ana berusaha merebut buku sketsa yang ada di tangan Topan. Namun tubuh Ana jauh lebih pendek dari tubuh Topan dan tangannya juga panjang milik Topan jadi saat Topan mengangkat buku itu tinggi tinggi Ana tidak bisa meraihnya.
Bruk
Tubuh Ana terhuyung dan jatuh tepat di atas tubuh Topan. Bahkan Topan bisa merasakan hembusan nafas Ana. Wajah mereka cukup dekat hanya sekitar 10 cm, dan seketika itu juga jantung pria itu berdetak begitu cepat.
Ya Allaah ampuni hamba, ampuni rasa yang muncul ini ya Allaah.
" Kak awas ih berat."
Ana langsung bangkit, bibirnya manyun 5 cm karena dikatai berat oleh Topan. Topan sengaja mengatakan itu karena untuk mengurangi gemuruh di dadanya. Pasalnya Ana berat dari mana jika tinggi tubuh 165 cm itu hanya memiliki berat 46kg.
" Hei ini nggak berat ya. Ini langsing namanya."
" Terserah apa kata kakak aja."
Topan melenggang pergi menjauhi Ana. Ia sungguh tidak bisa berdekatan dengan Ana seperti tadi. Topan memilih masuk ke kamarnya yang ada di kediaman Joyodiningrat tersebut.
Pria itu langsung merebahkan tubuhnya dan memegang dadanya.
Dug dug dug
Debaran di jantungnya masih begitu terasa. Ia pun mengambil nafasnya dalma dalam dan mengeluarkan perlahan.
" Haaah, sungguh rasanya tidak enak mengagumi tanpa berharap bisa diakui. Haish ... Yok pan fokus buat minggu depan."
Topan memejamkan matanya. Setelah desain gambar nya jadi kini dia harus mencari bahan dan motif apa yang akan ia gunakan.
TBC
TOpan Arsyanendra
masih ingat ya ini Anandita Senja Abinawa / Ana
Baiklah seperti itu kira kira, mau nyari wajah Kama dulu. Tapi othor bingung ada yang ounya masukan siapa nih kira kira visual yang tepat untuk Kama?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ratna Muliani
Thor.... aku curiga kamu itu Exo-L 🤣🤣🤣
Kemarin ada leader Suho, sekarang si anak piyak Sehun. Apa jgn² nama Kai Bhumi Abinawa terinspirasi dari Kim Jong-in 🤔😌
2024-11-24
3
Mrs. Ketawang
maaf thoor visual Topan kurang manly🙏🏻🙏🏻
2024-10-28
0
Eti Alifa
Maaf kak utk visual Topan kurang rasanya🙏🏻
2024-08-14
0