Bianca dan Lani yang sudah diberitahu Topan untuk ke Pandawa Resort, keduanya sudah sampai di ballroom. Dengan sigap mereka sudah menyiapkan segala keperluan di back stage. Meskipun acaranya masih nanti malam selepas magrib, mereka sudah siap sedari siang.
Sebenarnya Lani agak sedikit grogi, pasalnya dia harus meng make up seluruh keluarga Joyodiningrat plus seorang Kai Abinawa. Keluarga kalangan high class yang mungkin jarang tersentuh orang biasa. Meskipun demikian baik Bianca dan Lani sebenarnya cukup mengenal keluarga Topan tersebut, mereka adalah orang orang yang ramah dan rendah hati.
" Duuh deg deg an aku Bi."
" Santai aja, mereka keluarga yang ramah kok. Cuman Tuan Kai ini emang agak dingin. Dia cuma bersikap hangat kepada keluarganya saja. Dan gosipnya dia nggak pernah senyum lho."
" Kampret kamu Bi, kamu mah nakut nakutin aku. Huft."
Bianca terkekeh geli melihat raut pucat sang rekan kerja. Mereka semua tahu bahwa Lani ini termasuk orang yang parnoan. Dia suka over thinking terhadap suatu hal. Padahal rekan rekannya selalu mengatakan padanya untuk jangan berpikir yang berlebihan. Just do it saja, biarkan mengalir apa adanya.
Tak lama Topan dan Amar datang dibantu Ana, Akhza, dan Abra membawa semua baju rancangan milik Topan. Bianca dan Lani sedikit terkejut dengan saudara kembar yang datang bersama bos mereka. Namun secepatnya mereka membantu. Lani sedikit terpesona melihat si kembar, jika biasanya ia hanya melihat Ana kini melihat formasi lengkap ketiganya menegaskan mereka sungguh sangat mirip.
" Alhamdulillaah sampai. Bi, Lin tolong gantung gantungin ya. Aku mau lihat stage dulu."
Bianca dan Lani mengangguk, Topan bersama ketiga orang kembar tersebut melenggang keluar untuk melihat stage yang hampir selesai dibuat.
" Waah pan, stage nya lumayan luas dan panjang. Apa kita akan berjalan di atas sini?"
" Yups, kak Akhza bener banget."
Ana kemudian mengajak kedua saudaranya itu untuk berjalan di atas stage. Dia yang sudah biasa berjalan di catwalk milik Topan pun memberi arahan kepada kedua saudaranya itu.
Sekitar 15 menit baik Akhza dan Abra sudah paham dengan apa yang harus mereka lakukan nanti.
" Ternyata nggak sulit ya?" ucap Abra spontan.
" Iya mas, nggak sulit kok," jawab Topan sembari tersenyum.
Entah mengapa Ana tidak banyak bicara kali itu. Dia memilih diam dan hanya sesekali berkomentar. Topan merasa aneh dengan sang kakak perempuannya. Akhza dan Abra yang memang harus menjemput kedua orang tuanya dan keluarga abang nya pun turun dari stage dan segera pergi keluar ballroom. Kini di sana hanya ada Topan dan Ana.
" Kak?"
" Hmmm?"
" Apa ada yang salah? Mengapa Kak Ana diam saja sejak tadi pagi? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"
Berdekatan selama 5 tahun ini membuat Topan paham betul perangai Ana. Saat Ana tengah bad mood, saat wanita itu tengah bahagia, gelisah, marah dan kesal, Topan tahu betul. Dan, saat ini Ana tengah merasa gelisah akan sesuatu hal, Topan bisa melihat dari raut wajah Ana.
" Entahlah Pan, kakak nggak ngerti apa yang sebenarnya kakak rasain."
Topan mengajak Ana duduk di samping stage agar bisa bicara lebih nyaman. Topan melihat wajah bule sang kakak tersebut, terlebih mata Ana. Mata Ana yang sedikit biru kehijauan, meskipun tidak sama dengan mata Mommy Sita dan Abang Kai tetaplah terlihat cantik dan berbeda dari mata kebanyakan orang. Namun secepatnya Topan mengalihkan pandangannya. Hatinya semakin bergemuruh jika terus memandang mata wanita yang ada di depannya itu.
" Emangnya apa yang kakak rasain sekarang?"
" Kakak ngerasa abang belum sepenuhnya setuju terhadap hubunganku dengan Mas Kama."
" Mengapa Kak Ana berpikir begitu?"
" Entahlah. Tapi saat kakak tanya Abang tidak mengatakan apa apa. Abang bilang jika emang aku yakin maka jalani saja."
Topan mengambil nafasnya dalam dalam dan mengeluarkannya perlahan. Mungkin apa yang ia katakan ini secara tidak langsung akan menyayat hatinya sendiri, tapi ia harus mengatkan hal tersebut kepada Ana.
" Kak, jika kakak memang yakin terhadap Mas Kama ya sudah jalani saja. Jangan lupa sholat dan minta petunjuk Allaah, Topan yakin Allaah akan memberikan jawaban kepada kakak."
" Ya kamu benar Pan. Baiklah, bicara dengan mu sungguh membuatku lega. Ayo kembali bersiap para tamu undangan dan media mungkin akan segera datang."
Ana berdiri dari duduknya dan melenggang pergi masuk ke back stage. Namun sebelumnya wanita itu menyempatkan untuk mengacak rambut Topan seperti mengacak rambut anak kecil.
" Kaaak!!"
" Hahahaha."
Ana tertawa puas mendengar nada kesal dari teriakan Topan. Namun sebenarnya Topan tidak kesal, hatinya justru menghangat saat menerima perlakuan Ana.
" Aku akan ikut bahagia jika memang Mas Kama adalah pria yang bisa membuatmu bahagia kak. Sungguh aku akan meleburkan semua perasaanku padamu jika kau memang menemukan kebahagiaan bersama pria itu."
Topan tertunduk lesu. Matanya menatap lurus kebawah. Ia melihat ke lantai mencoba menjatuhkan semua perasaannya. Tanpa ia tahu seseorang mendengar apa yang ia gumam kan itu.
Orang tersebut bahkan sampai membungkam mulutnya sendiri dengan tangan karena saking terkejutnya.
🧥🧥🧥
Satu per satu seluruh keluarga datang, begitu juga dengan bocah kembar. Mereka tampak antusias dengan peragaan busana ini. Sejak di rumah kedua bocah itu sudah diberitahu bahwa malam ini mereka kan membantu om Topan untuk menampilkan baju yang dibuat om mereka. Dan mereka sungguh senang mengetahui hal tersebut.
Kai dan Kiran tentu saja tidak keberatan dengan permintaan Topan akan hal tersebut. Keduanya malah senang bisa ikut membantu dan terlibat dalam acara ini.
" Terimakasih ya bang udah ngijinin si kembar buat ikut ke atas panggung nanti."
" Jangan sungkan, bukankah kita ini keluarga."
Topan terharu, malaikat tanpa sayap nya itu benar benar membuatnya tidak bisa berkata apapun. Ia pun langsung memeluk Kai, dan Kai membalas pelukan Topan. Kai juga menepuk punggung Topan dengan lembut. Ternyata interaksi tersebut membuat Ana sedikit iri. Pasalnya Kai tidak bisa sehangat itu dengan Kama. Sita yang duduk di samping sang putri menatap penuh tanya.
" Kenapa sayang?"
" Entahlah mom, melihat abang begitu hangat dengan Topan membuatku iri. Mengapa abang tidak bisa begitu dengan Mas Kama?"
Sita menghela nafasnya dalam dalam, wanita paruh baya yang masih cantik diusianya yang sudah lebih dari setengah abad itu membelai rambut sang putri.
" Sayang, kita semua tahu apa yang terjadi pada Topan dulu. Dan abang sudah sayang sama Topan semenjak abang menemukan Topan. Begitu pula sebaliknya. Topan menganggap abang lebih dari apapun benda berharga di dunia. Keadaannya tentu sangat berbeda dengan Kama. Percayalah abang juga menerima Kama, tapi Ana tahu sendiri sikap abang memang dingin terhadap semua orang kecuali yang memang sudah dekat dengan keluarga kita. Bahkan Abang saja sampai sekarang masih bersikap dingin dengan Bee dan Bey."
Ana mencoba memahami setiap apa yang keluar dari bibir sang mommy. Memang benar, abangnya itu memang bersikap dingin kesemua orang dan mungkin Topan merupakan pengecualian. Hanya Topan yang dengan waktu singkat bisa benar benar dekat dan membuat Kai bersikap hangat kepadanya.
Haish, selama berhari hari masa ya masih dipusingkan dengan sikap dingin abang. Baiklah, yakinkan dirimu Ana. Mas Kama adalah pilihan terbaik untuk mu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
pengayom
siapa yang mendengar gunakan topan
2024-03-21
0
Pasrah
lanjut lagi
2023-10-05
0
Nana
🫢
2023-06-14
0