Pagi harinya setelah sholat subuh berjamaah di mushola kediaman sang ayah, Topan terlihat duduk di teras rumah sambil membolak balik kertas Sketsanya. Pikirannya tengah berkelana akan kain yang akan ia gunakan untuk rancangannya itu
Nature Life, rancangan sebelumnya yang sudah diambil orang tersebut tak lagi bisa ia gunakan. Motif kain yang memang semuanya berhubungan dengan Alam juga rasanya tidak bisa ia pakai. Akan terlihat mirip nantinya dan Topan tidak mau itu. Bahkan ia berpikir akan menyimpan semua baju hasil rancangannya itu.
Ternyata kebingungan di wajah Topan bisa dilihat oleh Kai dan Kiran. Sepasang suami istri itu ternyata baru selesai berlatih ilmu silat yang memang mereka berdua kuasai. Ya, baik Kai ataupun Kiran masih rutin melatihnya. Bahkan kedua bocah kembar anak anak mereka sudah diajari. Keduanya menghampiri Topan dan duduk di sebelah pemuda itu.
" Ada apa dek," tanya Kiran lembut
" Eh kak Kiran, abang, dari mana eh maksudnya habis apa kok nggak lihat ada kalian di sini."
" Kamu nya keasikan mikir jadi nggak lihat kami latihan di samping depan."
Topan menggaruk kepalanya yang tidak gatal mendengar ucapan sang abang. Sedangkan Kiran sesaat melirik desain baju milik Topan.
" Waah bagus bener, itu buat pagelaran besok?"
" Iya kak, rencananya sih gitu. Tapi bingung bakalan bisa apa enggak."
" Memangnya kenapa Pan?"
" Topan lagi bingung bang mau pakai kain apa untuk bajunya. Topan nggak bisa pakai kain yang kemarin soalnya kan udah dipakai sama orang itu."
Ketiganya terdiam hingga tiba tiba Kiran mengeluarkan ponselnya dan membuka sebuah berita mengenai kotanya. Ia pun memperlihatkan hal tersebut kepada Topan.
"Woaaah bagus banget ini kak, ini bukannya ...?"
" Yap, betul ini kain ecoprint. Kota M memproduksi itu. Ada bahan yang dari sutra juga. Tapi untuk cowo bisa ganti kain yang grade bagus. Kan cowo nggak boleh pakai sutra. Kayaknya belum banyak kan yang pakai kain itu. Kamu bisa mix dengan kain polos atau apa saja terserah kamu."
Mata Topan berbinar, ia benar benar menemukan ide baru sekarang. Ia sungguh senang, kain ecoprint akan menjadi salah satu trend miliknya. Ia yakin akan berhasil nanti.
" Terimakasih kak."
Topan hendak memeluk Kiran namun langsung dihadang oleh Kai.
" Pan, jangan aneh aneh. Dia istriku."
" Haish abang posesif. Ia tahu Kak Kiran istri abang yang bilang Kak Kiran istri orang lain siapa. Okee terimakasih kak, abang."
Kiran dan Kai tersenyum melihat tingkat Topan.
pemuda itu berlari menuju kamarnya untuk melanjutkan apa yang ada di dalam pikirannya. Sungguh apa yang diperlihatkan oleh istri dari abangnya itu membuatnya langsung bersemangat. Bagaikan menemukan oase di padang pasir, itulah perumpamaan nya.
Topan langsung menghubungi timnya dan memintanya untuk ke studio sekarang juga, apa yang sudah ada dalam pikirannya harus segera ia sampaikan ke timnya. Ia pun menyambar tasnya dan keluar kamar. Tampak Rama dan Sita duduk di ruang makan, Topan pun menghampiri kedua orang tua itu.
" Yah, Mom, Topan balik studio dulu ya."
" Laah ini baru jam 6, nggak sarapan dulu."
" Nanti aja mom, gampang. Topan mau ngejar buat pagelaran minggu depan."
" Ya udah hati hati ya jangan ngebut semoga lancar."
" Iya yah, terimakasih yah mom. Topan pamit dulu, assalamualaikum."
Topan segera pergi setelah menyalami Rama dan Sita bergantian. Rama dan Sita pun tersenyum. Mereka sungguh senang melihat semangat pemuda itu.
Topan yang sekarang dan lima tahun yang lalu sungguh berbeda. Waktu itu Topan masuk ke rumah ini begitu pemalu, takut, dan khawatir. Dia tidak banyak bicara. Namun dengan Ana, Akhza, dan Abra yang mengajaknya bicara membuat Topan jadi lebih ceria.
Terlebih Ana, gadis itu selalu membantu Topan. Bahkan saat Topan terapi berjalan Ana lah yang menemani. Jika Akhza dan Abra yang mengajari Topan untuk belajar kembali maka Ana yang selalu memperhatikan pola makan Topan.
Topan yang memiliki masalah lambung diawasi ketat oleh Ana soal makanan yang masuk ke perutnya. Bahkan hingga saat ini Ana rutin mengingatkan makan kepada Topan.
" Lho mom, adek mana?"
" Udah jalan duluan ke Studio mau apa tadi ya mommy lupa."
" Laaah tuh bocah, kan belum sarapan ntar kumat lagi perutnya."
Ana bersungut-sungut, padahal usianya hanya terpaut 1 tahun namun Ana selalu menganggap Topan adik kecilnya. Tanpa Ana tahu ada hal lain di hati Topan untuknya.
Ana pun memasukkan makanan ke wadah dan hendak mengantarkannya ke studio milik Topan. Namun langkahnya terhenti saat sebuah mobil datang mendekat.
Mobil yang ia sangat kenal, mobil yang selama satu setengah tahun ini sering mangantar jemput nya kemanapun. Senyum Ana pun merekah saat melihat seseorang keluar dari mobil tersebut.
" Assalamualaikum my queen."
" Waalaikumsalam mas. Haish gombal pagi pagi. Nggak kenyang kali kalau dikasih gombalan."
Seketika Ana lupa dengan niatnya mengantarkan makanan untuk Topan. Ia mengajak sang kekasih untuk masuk ke rumah dan menyapa semua orang di rumahnya tanpa terkecuali.
Sebenarnya Kama sendiri sudah mengenal semua keluarga Joyodiningrat. Namun ia sungguh merasa segan terhadap Kai. Bagaimana tidak seorang Kai yang begitu terkenal itu ternyata kakak dari kekasihnya. Awalnya Kama tidak tahu kalau Ana adalah adik Kai hingga ia mengetahui nama panjang sang kekasih. Nama Abinawa terselip disana yang menegaskan Ana adalah adik perempuan Kai, dan yang jelas anak perempuan satu satunya keluarga Joyodiningrat.
Hal tersebut sempat membuat Kama ingin mundur mengejar Ana. Namun karena rasa cinta nya yang besar membuat Kama memperjuangkan Ana dengan terus memantaskan diri terhadap sang kekasih. Padahal Rama sendiri tidak muluk muluk untuk calon suami sang putri. Ia hanya ingin pria yang menikahi putrinya adalah seorang yang baik, tidak neko neko dan mencintai putrinya dalam keadaan apapun.
Kai yang tengah sibuk dengan si kembar hanya menyapa Kama sekilas. Entah mengapa Ana merasa abangnya tidak terlalu menyukai Kama. Ana pun meninggalkan Kama berbincang dengan Akhza dan Abra. Gadis itu menyusul sang abang yang bermain di taman belakang. Pada dasarnya Kai memang bersikap dingin kepada siapapun terlebih jika bukan orang yang dekat dengannya.
" Abang!"
Ana memeluk Kai dari belakang, Kiran yang paham adik iparnya ingin berbicara kepada snag suami membawa kedua anak kembarnya untuk bermain di kolam ikan sisi samping rumah.
" Kenapa hmm, udah punya pacar masih aja peluk peluk abang. Ntar pacarnya cemburu lho."
Ana mendengus, ia melepaskan pelukannya dari Kai lalu duduk berjongkok di depan abang kesayangannya.
" Apa abang tidak menyukai Mas Kama?"
" Mengapa Ana berkata begitu?"
" Abang terlihat acuh dan dingin terhadap Mas Kama."
" Laah abang kan emang begitu sama orang lain. Kamu tahu betul sifat abang. Jika kamu memang yakin dengan pilihan hatimu maka jalani lah."
Ana terdiam. Tentu jawaban dari sang abang belum sepenuhnya menyelesaikan kegundahan hatinya.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
komalia komalia
Waah kaya nya wajib baca kisah kai
2024-09-05
0
pengayom
siapa kama sebenarnya
2024-03-21
0
Miss Typo
mungkin Kai tau sesuatu tentang Kama,,, penasaran alat yg membuat Ana pisah dgn Kama dan menikah dgn Topan
2024-03-06
0