Satu hari sebelum hati H pagelaran dapat Topan dan tim selesaikan dnegan baik. Mereka benar benar siap dengan malam besok.
" Apakah kau akan pulang ke rumah Pan?"
" Entahlah aku belum terpikir, tapi paling tidak aku akan mengirim chat ke grup keluarga. Tapi aku harus menemui ayah dan mommy untuk meminta beliau berdua untuk menjadi model di acara fashion show besok malam. Ada apa memang Mar?"
" Entah Pan, aku merasa was was. Perasaanku tidak enak."
Topan diam sejenak. Amar tidak biasa biasanya seperti itu. Biasanya pria itu sellau berpikir positif terhadap sesuatu. Kini yang ada di studio tinggallah Topan dan Amar, para wanita sudah pulang sebelum magrib tadi.
" Amar, aku punya ide."
Topan sampai di kediaman Joyodiningrat sekitar pukul 9 malam. Beruntung orang rumah belum ada yang tidur. Mereka tengah berbincang ringan.
" Assalamualaikum."
" Waalaikumsalam."
Semua terkejut melihat Topan datang tidak sendiri. Ya, Topan mendatangi rumah keluarganya bersama dengan Amar. Mereka tambah terkejut saat melihat Topan membawa beberapa baju beserta gantungannya. Dengan sigap Akhza dan Abra membantu.
" Masih ada yang lain Dek?"
" Masih kak, mas, masih ada di mobil."
Akhza dan Abra langsung berlari menuju mobil dan mengambil sisa baju baju yang dibawa Topan. Topan juga mengeluarkan besi tempat ia menggantung baju. Semuanya masih terdiam dan mengeluarkan pertanyaan apapun hingga Topan dan Amar menyelesaikan apa yang mereka lakukan
Haaaah
Amar dan Topan membuang nafas mereka dengan penuh kelegaan. Ana berlari ke dapur untuk mengambil air mineral dan menyerahkan kepada kedua orang yang tengah duduk di lantai.
Glek glek glek
Topan dan Amar menenggak habis air mineral tersebut. Mereka benar benar seperti habis diburu oleh satpol pp.
" Ada apa sebenarnya kalian ini, mengapa seperti orang pindahan begitu," ucap Rama penasaran dengan kelakuan Topan dan temannya.
" Maaf yah, semua gara gara Amar nih. Seumur umur nih bocah selalu positif thinking, tadi tiba tiba dia negthink pas mau Topan tinggal. Alhasil Topan bawa semua rancangan yang besok mau di gelar ballroom Pandawa resort," jelas Topan panjang.
Semua orang menganga, mereka sedikit heran dengan kelakuan anak anak itu.
" Maaf om, tante, entah mengapa saya punya perasaan tidak enak dan akan terjadi hal buruk di studio. Jadi ya akhirnya begini deh."
Ana mengerutkan kedua alisnya. Selama mengenal Amar, pria itu memang orang yang paling positif se circle mereka. Dan memang benar, Amar tidak pernah punya pikiran buruk mengenai hal apapun itu. Jadi jika malam ini tiba tiba Topan dan Amar sedikit heboh itu bukanlah hal yang biasa.
" Oh iya mom, ayah, kak Akhza, Mas Abra, dan Kak Ana, besok pagelaran Topan minta bantuan dari semuanya."
" Bantuan apa nak?"
" Bantuan untuk jadi model baju yang akan Topan launching."
" Apa???"
Semua terkejut kecuali Ana. Ana tentu sudah biasa berjalan diatas catwalk tapi yang lain? Yang lainnya slaing pandang mereka ingin menolak tapi sungguh tidak tega melihat wajah penuh harap Topan.
" Pan, ane bukan model, nggak ngerti cara jalan di atas panggung."
" Nggak masalah mas, jalan aja seperti biasa. Lagian wajah Mas Abra udah mendukung kok buat jadi model hehehe."
Semua tertawa, siapa yang tidak pantas coba. Wajah si kembar yang bule itu pasti cocok cocok aja berjalan di atas panggung catwalk.
" Apakah abang, Kak Kiran dan si kembar juga?" tanya Sita.
" Yes mom semuanya akan ke atas panggung, Topan memang mengangkat tema sarimbit keluarga."
Sita tersenyum rupanya pertemuan minggu lalu menghasilkan ide yang seperti sekarang ini. Dia sungguh bangga terhadap Topan.
Malam semakin larut membuat semua kembali ke kamar masing masing untuk istirahat. Begitu juga dengan Topan, dia masuk ke kamarnya. Ia membawa Amar bersama dengannya. Amar sendiri tak mungkin pulang dan memutuskan menginap di kediaman Joyodiningrat tersebut.
" Pan?"
" Hmmm?"
" Kira kira siapa ya pan yang berani untuk membocorkan design rancangan mu ke orang itu?"
Topan yang tadinya sudah akan memejamkan matanya akhirnya urung karena ucapan Amar. Pria itu kembali duduk dan bersandar di head board ranjang king size miliknya.
" Entahlah Mar, aku sudah memeriksa kamera pengawas namun tidak juga kutemui pelakunya."
" Pan, apa kau tidak mau membawa ini ke jalur hukum. Aku merasa sedikut aneh aja, masa FD ( Fashion Designer) sekelas dia ngelakuin hal kotor macam ini."
" Itu juga yang ada dalam pikiranku. Brigitta Almeida, nama dia sudah sangat besar, entah apa yang membuatnya melakukan hal tersebut kepadaku. Aku sungguh tidak mengenalnya, tidak punya masalah dengannya juga. Jika di bawa ke jalur hukum, kita tidak punya bukti. Sekalipun ada aku merasa kasian, namanya pasti akan jatuh sejatuh jatuhnya Mar. Untuk kali ini aku akan biarkan, apalah aku yang cuma remahan rengginan, yang ada kalau kita laporin dikiranya kita yang halu dan mengada ngada, posisi femes an dia."
Amar mendesaaah kan nafasnya dangan sangat berat. Apa yang dibicarakan oleh Topan semuanya benar. Di satu sisi Amar sungguh salut terhadap kelapangan hati Topan, namun di sisi lain ia juga merasa marah terhadap sesiapa pun yang tega mengkhianati Topan.
" Ya sudah, ayo kita istirahat Mar. Besok hari besar sudah menunggu. Mulai dari pagi kita akan sibuk."
" Ya kau benar Pan. Mari sejenak mengistirahatkan tubuh dan pikiran kita."
Keduanya kembali merwbahkan tubuh mereka di atas kasur empuk milik Topan. Tanpa mereka ketahui sesuatu terjadi di studio.
Beberapa orang tidak di kenal menyambangi studio milik topan. Dengan senjata tajam mereka mencoba membobol studio tersebut dan akhirnya berhasil masuk.
" Apakah benar ini yang dimaksud oleh Bos?"
" Ya betul, lakukan dengan cepat."
Beberapa orang berpakaian serba hitam itu melakukan perintah dari bos mereka dengan sangat baik. Ketidak pahaman mereka dengan baju baju yang ada di studio membuat mereka merusaknya dengan sembarangan.
" Ini yang mana yang dimaksud?"
" Entah, aku juga nggak tahu."
" Halah, jangan banyak omong. Hancurkan saja semuanya dan segera pergi."
Mereka pun merusak semua baju rancangan milik Topan yang ada di sana hingga tak berbentuk. Sungguh perbuatan yang sangat keji. Di rasa sudah selesia mereka pun meninggalkan studio Topan dengan senyuman lebar karena merasa berhasil melakukan tugas mereka.
" Hallo Bos, semuanya sudah beres."
" Kerja bagus, bayaran kalian sudah di transfer. Segera menghilang lah dari kota ini."
" Baik bos, jangan khawatir."
Orang di seberang sana tertawa puas dengan apa yang sudah dia lakukan. Ia merasa sudah berhasil karena kembali menggagalkan peragaan mode Topan.
" Selamanya kau tidak akan pernah bisa menyaingi Brigitta Almeida, Topan Arsyanendra hahahaha."
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
pengayom
itu format amar sangat top
2024-03-21
0
Miss Typo
orang kayak gitu harus diproses ke jalur hukum, ayo Kai saatnya kamu bertindak
2024-03-06
0
🌸ReeN🌸
astaga....jahat bgt si brigitta, org sirik kuburanya sempit loh
2024-01-25
1