Ballrom Pandawa Resort telah ramai dengan para tamu undangan yang akan menyaksikan pagelaran rancangan milik topan. Tampak keluarga teman teman Rama datang juga di sana yakni Juna, Sukhdev, dan Charles. Keluarga Silvya juga hadir, jangan lupakan keluarga Pak Dosen Radi juga ada di sana. Semua orang yang berhubungan dekat dengan Rama dan Kai diundang semua.
Tadinya Topan tidak mau karena merasa masih sangat jauh dari bagus. Tapi baik Rama ataupun Kai meminta Topan untuk mengundang mereka. Hal tersebut tentu saja bisa memperluas jaringan Topan. Dan, akhirnya ballroom Pandawa Resort kini penuh dengan teman, saudara dan tamu tamu yang lain. Topan tampak gugup saat melihat banyaknya orang yang hadir.
" Tenang, karyamu sangat bagus. Lagian kamu bukan kali pertama melakukan pagelaran mode kan?"
Ucapan abang nya tentu saja benar. Bukan kali pertama ini dia melakukan fashion show. Tapi entang mengapa ia begitu gugup kali ini. Mungkin karena dia membawa seluruh keluarganya ke atas stage sehingga kegugupan itu benar benar terasa.
" Iya bang, aku akan berusaha tenang."
Topan mengambil nafasnya dalam dalam dan membuangnya perlahan. Ia melakukan hal tersebut berkali kali untuk mengurangi ketegangannya.
5 menit, 10 menit, dan 15 menit, akhirnya acara pun dimulai. Sebuah musik yang biasa digunakan untuk parade di atas stage mulai di putar. Satu persatu personil Joyodiningrat mulai berjalan di atas panggung catwalk. Semua kagum melihatnya. Bagaimana tidak, jika biasanya para model yang memperagakannya kini semua keluarga dari si designer lah yang menampilkan baju baju rancangannya. Semua bertepuk tangan terlebih saat Rama dan Sita berjalan bersama bergandengan tangan. Di susul dengan Kai, Kiran, dan si kembar tentunya. Semua mata menatap gemas melihat anak kembar tersebut.
Baju baju yang Topan tampilkan memang terlihat sederhana, namun malah menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi saat yang menampilkan adalah sebuah keluarga. Ada nuasa kekeluargaan yang erat dalam setiap baju yang dipamerkan
Semua anggota keluarga sudah keluar dan masih berdiri di sisi sisi panggung. Mereka menunggu puncak acara tersebut yakni keluarnya sang designer. Topan keluar bersama dengan Ana. Ana menggandeng lengan Topan, dan mereka berjalan bersamaan. Riuh tepuk tangan mengiringi kemunculan Topan yang berjalan hingga ke ujung panggung.
Naisha dan Arumi bangkit dari tempat duduk mereka untuk memberikan buket bunga kepada Topan. Topan tersenyum haru, sungguh ia tidak menyangka bahwa acara kali ini akan sukses besar. Acara yang berawal dari sebuah kegagalan karena design rancangannya di curi oleh orang lain, ia bisa membayarnya lunas.
Semua kembali bertepuk tangan, satu persatu keluarga Topan memberi selamat kepada nya di atas panggung. Topan menerima pelukan hangat dari semua keluarganya.
Jika pagelaran mode biasanya akan berakhir kembali ke belakang stage, tidak untuk kali ini. Topan telah menyiapkan makan malam di sana sehingga mereka bisa langsung menikmatinya. Bahkan keluarga Joyodiningrat mulai membaur ke tamu undang.
Rama dan Sita sudah berada di tengah tengah sahabat sahabat mereka. Sedangkan anak anak mereka juga berkumpul di sisi lain meja.
" Selamat ya bro, buah sakit perut tempo hari," ucap Nataya yang diikuti kekehan kecil semua orang.
Topan hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia sedikit malu, semua orang tahu kelemahannya itu.
Akhza dan Abra menepuk pelan punggung sang adik. Mereka sungguh tahu bagaimana Topan mengalami sakit tersebut, terlebih Abra yang melihat sendiri Topan yang jatuh pingsan di lantai.
" Jangan stress, jaga polan makan mu Pan."
" Siap pak dokter. Pasien akan mengikuti semua saran dan resep pak dokter."
Kembali mereka tertawa. Topan sungguh bersyukur. Menjadi bagian dari keluarga Joyodiningrat membuatnya bertemu teman teman yang begitu baik dan selalu mendukungnya.
Kini giliran Ana yang menarik Topan ke sisi lain. Ia ingin khusus memberikan selamat dan memberikan sesuatu kepada Topan.
" Untuk mu."
" Apa ini kak?"
Ana tidak menjawab, ia hanya memberi kode mata agar Topan membukanya. Mata Topan memicing saat melihat apa yang diberikan oleh Ana.
" Buku Sketsa?"
" Ya, buku sketsa yang kemarin sudah sangat penuh dengan gambar wajahku. Aku membelikan mu yang baru agar banyak lagi inspirasi tentang keluarga kita yang akan kau tuangkan dalam gambar mu."
" Terimakasih kak."
Tanpa sadar Topan memeluk Ana dengan erat. Beberapa orang yang melihat tampak biasa saja melihat interaksi Topan dan Ana. Tapi tidak dengan satu orang.
Sita hampir meneteskan air matanya. Bukan terharu, tapi ada sedikit rasa sakit karena hatinya tercubit. Ya tadi ialah yang mendengar gumaman Topan. Ia kini tahu perasaan Topan kepada putrinya.
Dada Sita seakan dipenuhi oleh banyak barang barang sehingga terasa begitu sesak. Sedetik kemudian ia sudah memukul mukul dadanya sendiri.
" Mom, are you ok?"
Pertanyaan Kiran membuatnya terpaksa tersenyum. Saat ini Sita memang tengah bersama cucu dan menantunya.
" Yes, i'm ok sayang. Mommy nggak apa apa."
Jawaban Sita tentu saja tidak memuaskann hati Kiran. Ia merasa ibu mertuanya itu tengah ada sesuatu yang dipikirkan. Namun Kiran tidak mau bertanya banyak.
Ya Allaah, ada apa ini. Mengapa bisa seperti ini. Anak itu, apakah tidak sakit memendam rasanya.
Bukan Ana yang jadi perhatian Sita, namun Topan. Sita pun mengkilasbalik, ia mengusap wajahnya kasar. Pandangan Topan, perlakuan Topan, semua yang dilakukan untuk Ana menyiratkan sayang yang berbeda. Bahkan mata Topan tidak bisa dipungkiri terdapat cinta di sana.
Mengapa aku tidak peka? Kasihan anak itu.
Kiran masih kebingungan dengan apa yang diperbuat ibu mertuanya. Sita sungguh terlihat begitu gelisah. Berkali kali wanita paruh baya itu memijit pangkal hidungnya.
" Mom, beristigfar lah kalau mommy merasa begitu berat dengan apa yang mommy rasakan."
Sita terhenyak mendengar ucapan sang menantu, ia pun mengikuti saran Kiran.
Tap tap tap
Sura langkah kaki besar besar menggema di ballroom tersebut. Amar berlari memindai seluruh ruangan untuk mencari Topan.
" Pan!"
Topan menoleh ke sumber suara. Amar langsung menarik tangan Topan untuk menepi.
" Ada apa Mar?"
" Studio Pan, studio."
" Studio kenapa Mar? Bicara yang benar!"
Amar langsung mendekatkan bibirnya ke telinga Topan. Ia membisikkan paa yang terjadi pada studio mereka.
" Astagfirullaah."
Topan sungguh terkejut, ia terhuyung. Hampir saja ia jatuh, namun dangan sigap Amar menangkap tubuh Topan.
" Jangan bicara apapun. Aku tidak ingin semua orang khawatir terlebih keluarga ku. Sekarang biarkan saja dulu hingga acara ini selesai."
Amar mengangguk mengerti. Ia akan mengikuti apa kata teman sekaligus bos nya tersebut. Topan dengan wajah yang ia setting biasa biasa saja kembali membaur. Pria itu berusaha bersikap biasa saja seolah olah tidak terjadi apa apa.
Namun lagi lagi tidak dengan Ana. Ana yang tengah berbincang dengan sang kekasih meminta izin untuk menemui sang adik. Ia menghamipiri Topan lalu menepuk pelan bahu tinggi pria itu. Ana sedikit berjinjit agar bisa berbisik ke telinga Topan.
" Ada apa?"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
pengayom
lagi lagi Ana yang peka
2024-03-21
0
Miss Typo
saatnya Kai dan si kembar turun tangan
2024-03-06
0
🌸ReeN🌸
kai harus turun tangan nih, gak bisa dibiarin terus menerus krn udah tindakan kriminal berat
2024-01-25
1