Topan sungguh terkejut saat Ana berbisik kepadanya. Ia mengambil nafasnya dalam dalam dan membuangnya perlahan. Pria itu kemudian menoleh dan menatap mata Ana dengan lekat. Topan pun tersenyum ke arah Ana.
" Aku nggak apa apa kak. Sungguh kakak jangan khawatir ya. Temani saja Mas Kama nya."
Ana mendengus kesal. Ia tahu adiknya itu tengah tidak baik baik saja. Ana bisa melihat dari sorot mata Topan. Tak mau kembali lagi ke tempat sang kekasih, Ana pun menarik tangan Topan dengan sedikit paksaan lalu membawa Pria itu ke luar ballroom.
Topan hendak memberontak namun ia akhirnya memilih diam dan menurut hendak kemana ia dibawa oleh Ana.
" Kamu tuh nggak bisa bohongin aku Pan. Aku tahu kamu lagi ada masalah."
Topan menghela nafasnya dengan berat. Ia kemudian menghentikan langkah nya sehingga membuat Ana tersentak dan tubuhnya terhuyung lalu jatuh di dada Topan.
Deg deg deg
Jantung Topan bergemuruh hebat. Punggung Ana yang menempel sempurna di dadanya membuat pemuda itu bergetar.
" Ekhem, kak."
" Eh sorry, habisnya kamu tiba tiba berhenti. Katakan ada apa yang sebenarnya."
" Studio ku kak. Studio ku hancur. Semuanya di buat berantakan. Mesin mesin jahit ku di rusak. Baju baju yang dipajang dirusak hingga tak berbentuk."
Akhirnya cerita itu mengalir dengan sendirinya. Saling kagetnya Ana bahkan membungkam mulutnya sendiri. Gadis itu menangis sambil memeluk Topan. Ia sungguh merasa sedih dengan cerita tersebut.
Topan membalas pelukan Ana, ia memeluk erat wanita itu. Wanita yang lebih tua darinya setahun yang selalu menganggapnya adik kecil itu sungguh bisa membuat Topan tenang.
" Kak sudahlah, mungkin ini sebuah peringatan untuk ku agar aku lebih sabar lagi."
Topan mengurai pelukan Ana. Ia mengusap lembut pipi Ana untuk menghapus air mata yang terlanjur membasahi pipi wanita cantik itu.
" Maafkan aku kak membuatmu menangis."
" Tidak, kamu tidak membuat kakak nangis."
Topan sungguh salah fokus dengan bibir Ana yang tipis dan merekah itu. Entah mendapat dorongan dari mana Topan langsung menyambar bibir Ana. Bahkan ia memagut bibir Ana yang terasa lembut dan manis itu.
Ana tentu saja terkejut, namun tanpa sadar Ana membalas pagutan Topan. Bahkan ia sudah mengalungkan tangannya di leher Topan.
" Astagfirullaah, kak maaf. Maafkan aku kak."
Topan melepaskan pagutan nya dan berlari meninggalkan Ana dengan sejuta keterkejutannya. Sedangkan Ana, ia menyentuh bibirnya yang baru saja disesap oleh Topan.
" Astagfirullah."
Ana sedikit terkejut. Sungguh rasa keterkejutan yang terlambat. Ia memukul mukul kepalanya sendiri, merutuki kebodohannya yang membalas ciuman Topan. Sekilas ia merasa bersalah kepada Kama.
" An!"
Panggilan seseorang membuat Ana sungguh terkejut. Ia pun sesegera menoleh ke sumber suara.
" Abang, se-sejak kapan abang di sini?"
" Baru saja, mana Topan."
Ana menghembuskan nafasnya lega. Jika abangnya baru saja di sana berarti dia tidak melihat apa yang dia dan Topan lakukan. Untuk mneghilangkan kegugupannya, Ana kemudian menjelaskan apa yang terjadi di studio Topan. Tentu saja dia melewatkan cerita ciuman yang terjadi diantara mereka.
" Lalu Topan nya mana?"
" Ehh itu kayaknya lari ke kamar mandi. Ya udang bang, Ana masuk dulu kasian Mas Kama sudah lama Ana tinggal."
Haaaah
Kai membuang nafasnya kasar. Tentu saja dia bohong soal baru saja datang. Dia sudah di sana sejak tadi. Bahkan dia melihat semua yang kedua adiknya itu lakukan. Kai memijit kepalanya yang berdenyut. Sebenarnya ia sudah tahu sejak lama jika Topan memiliki rasa yang berbeda kepada Ana. Tapi Kai diam saja karena tidak mau terjadi gesekan dalam keluarga.
Kai kemudian menyusul kemana arah Topan pergi. Rupanya pemuda itu berlari menuju rooftoop. Jawaban Ana yang mengatakan Topan ke kamar mandi tentu saja hanya asal. Karena dia tidak melihat arah Topan berlari.
" Bodoh bodoh bodoh. Kenapa bisa kelepasan. Ya Allaah. Pasti kak Ana akan menjauhi ku setelah ini. Haish."
Topan mengacak rambutnya frustasi. Wajah tampannya itu terlihat ditekuk.
" Pan!"
" Astagfirullah."
" Kamu pikir aku setan pan!"
" Ma-maaf bang, aku sungguh terkejut."
" Apa yang kamu lakukan di sini? Para tamu mau pamitan itu "
" Eeh gitu ya bang, oke. Ayo kembali ke ballroom."
Kai menarik lengan Topan membuat pemuda itu mengehentikan langkahnya. Ia melihat wajah abangnya yang tidak biasa itu. Seketika hawa dingin menjalar ke tubuhnya.
" Pan, apa kau menyukai Ana?"
Uhuk ... Uhuk
Topan tersedak saliva nya sendiri. Ia sungguh terkejut mendapat pertanyaan frontal tanpa basa basi yang Kai lontarkan.
" Ti-tidak bang."
" Jangan bohong."
Topan menundukkan kepalanya. Ia sungguh berada di jurang kewaspadaan kali ini.
" Huft, persis seeprti dugaanku. Terus apa yang mau kamu lakukan sekarang?"
" Entah bang, tapi aku tidak akan mengganggu hubungan Kak Ana dengan Mas Kama. Sementara ini aku akan menepi dari rumah. Terlebih studio sedang kacau."
Kai membuang nafasnya kasar. Iya tahu apa yang dirasakan Topan. Namun ia menghargai setiap keputusan pria itu.
" Baiklah jika itu keputusanmu. Lakukan apa yang menurutmu baik."
" Terima kasih Bang, Abang tidak marah dengan apa yang kurasakan ini."
Kai tersenyum, ia kemudian merangkul Topan dan mengajaknya kembali ke Ballroom.
Acara malam itu sukses digelar, sudah banyak pelanggan yang memesan baju rancangan topan. Bahagia sekaligus bingung, karena kondisi studio yang amat sangat parah membuat Topan dan tim harus segera membereskannya. Hal tersebut tentu saja membuang banyak waktu.
" Bos, kita tidak akan selesai membereskan kerusakaan ini dalam waktu 2 atau 3 hari," ucap Bianca lemas.
Keempat orang tersebut menatap pias studio mereka. Sungguh mereka merasa sedih, semuanya bertanya-tanya siapa gerangan yang melakukan hal tersebut.
" Siapa orang yang tega melakukan ini pada mu bos?"
Lani bahkan sudah menangis saat ini. Sedangkan Topan hanya bisa terduduk lemah. Ia tidak menceritakan hal ini kepada siapapun kecuali Ana dan Kai.
" Pan aku punya ide. Sebaiknya kita pakai tempat lain dulu saja untuk memenuhi pesanan pelanggan. Kau bisa memakai rumah ku dulu."
Saran Amar tentu saja disambut baik oleh topan. Saat ini Ia memang membutuhkan tempat untuk menjahit baju-baju pesanan pelanggan. Semuanya pun setuju mereka akan membantu Topan untuk menyelesaikan pesanan-pesanan tersebut.
" Thanks Mar, sungguh ide mu merupakan sebuah jalan keluar yang terbaik untuk saat ini. Thank you guys kalian selalu ada dan setia saat aku dalam masa masa seperti ini."
Amar, Bianca, dan Lani tersenyum. Mereka bertiga kemudian memeluk Topan bersamaan. Ketiganya sudah mendampingi Topan selama 3 tahun ini, mereka bertekad akan membersamai Topan dalam kondisi apapun. Termasuk di saat saat yang buruk sekalipun.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
pengayom
masih penasaran siapa yang berhianat
2024-03-21
0
Miss Typo
siapa ya yg membocorkan
2024-03-06
0
Pasrah
iya kenapa adik nya mendapatkan masalah malah gak secepat nya di bantu ya
2023-10-05
0