Warning!!! Jika ada yang kurang berkenan di part ini atau alur yang othor buat, sungguh othor minta maaf. Alur yang othor buat sudah othor siapkan sebelumnya, jadi mohon tidak komplen ya hehehe.
Happy reading readers.
...****************...
Liana mengemudikan mobilnya dengan begitu kencang. Ia sungguh kesal karena kedatangannya di acuhkan oleh Topan. Wanita yang berprofesi sebagai model itu sudah lama menyukai Topan. Tepatnya setelah Topan membangun studionya dan dia menjadi model tetap untuk baju baju rancangan Topan. Namun sayangnya Topan tidak pernah menanggapi perasaannya.
Kring ...
Ponsel miliknya berbunyi. Ia segera mengangkatnya. Tanpa menurunkan kecepatan mobilnya, Liana mengangkat panggilan di ponselnya. Seharusnya ia menggunakan earphone, tapi sialnya ia lupa membawanya.
" Ya, hallo."
" Dimana kamu."
" Saya ada di jalan."
" Mengapa dia tetap bisa melakukan pagelaran. Katamu semua bajunya di studio."
" Maaf bos,maaf. Saya juga tidak mengira baju bajunya ternyata dibawa pulang malam itu."
" Tidak becus."
Panggilan telepon diputuskan secara sepihak oleh si penelpon membuat Liana semakin geram. Tapi ia tidak bisa meluapkan kepada orang tersebut. Bagaimana pun itu adalah lahan cuan nya. Liana melemparkan ponselnya ke kursi penumpang, Kemudian wanita cantik itu menekan pedal gas nya semakin dalam.
Brummmm
Mobil Toyota Rush miliknya semakin cepat melaju di jalan bebas hambatan tersebut. Ia sungguh meluapkan semua amarah nya di jalan. Liana lupa, jalan bebas hambatan itu bukanlah sirkuit yang bisa ia pakai untuk kebut kebutan.
Daaaar
Terdengar sebuah bunyi ban meletus, mobil berwarna hitam tersebut seketika oleng. Liana tidak bisa mengendalikan mobilnya.
" Sial!!"
Braaak
Braaak
Mobil milik Liana kehilangan kontrol. Mobil tersebut pun akhirnya menabrak mobil lain. Tabrakan beruntun pun tidak bisa dihindarkan. Yang paling parah adalah sebuah mobil dengan merek Mercedes Benz E 250. Mobil itu adalah mobil pertama yang ditabrak oleh Toyota Rush milik Liana. Bahkan mobil tersebut berguling dan akhirnya menabrak mobil mobil yang lain.
Wiu wiu wiu
Suara ambulan bersahut sahutan menuju pintu IGD Rumah Sakit Mitra Harapan. Nataya yang tengah off kuliah memang berada IGD untuk tetap bekerja. Satu per satu pasien korban kecelakaan tersebut di bawa masuk untuk di tangani.
Tapi ada satu hal yang membuat pria itu terkejut bukan main. Ia melihat sosok yang ia kenal di sana menjadi bagian dari korban korban kecelakaan beruntun tersebut. Nataya pun langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi sang papa.
Tak mau berlama lama, Nataya langsung bergabung dengan tim medis di IGD untuk memberikan pertolongan kepada para pasien.
" Bagaimana Nat?"
Dika yang baru turun dari lantai 17 itu langsung menghampiri sang putra. Dengan hanya melihat ia sudah tahu kondisi dari pasien tersebut.
" Bank darah cukup?"
" Sementara ini aman pa, tapi lebih baik kita hubungi mereka."
Dika membuang nafasnya kasar. Sungguh ini adalah sebuah hal yang amat berat yang harus dia lakukan.
" Hallo ... Bisakah kau ke sini ... Ya, ada sesuatu. Akan ku jelaskan di rumah sakit."
Rumah sakit Mitraa Harapan benar benar ramai saat itu. Total semua korban adalah 15 orang. Bank darah milik rumah sakit sampai kerepotan mencari suplai darah. Alhasil mereka pun menghubungi PMI terdekat untuk meminta stok darah.
Tak tak tak
Suara langkah kaki bergemuruh mendatangi rumah sakit. Tampak wajah wajah khawatir di sana bahkan seseorang sudah menangis pilu mendangar kabar kecelakaaan tersebut.
" Nat, gimana kondisi adik gue?"
Satu pertanyaan lolos dari mulut seorang pria berwajah bule dan memiliki mata hazel itu Wajahnya tampak pucat pasi. Kai Bhumi Abinawa terlihat begitu khawatir. Sedangkan Sita sudah menangis terisak di pelukan sang suami.
Nataya sedikit kebingungan saat dihadapkan dengan satu keluarga tersebut.
" Nat!!!"
Kai berteriak keras. Bahkan teriakannya membuat beberapa orang yang ada di sana langsung menatap ke arah nya.
" Bang, abang sabar dulu. Ingat, ini rumah sakit Bang."
Suar lembut Kiran berhasil menenangkan emosi dalam diri Kai. Ya, Kiran pun berada di sana. Ia menitipkan si kembar kepada art nya di rumah karena tidak mungkin ia akan membawanya ke rumah sakit. Sedangkan Nataya, dokter itu terlihat sedikit terkejut melihat Kai saat ini. Sungguh, Kai begitu menakutkan. Ia belum pernah melihat Kai yang begini.
Nataya membawa satu keluarga ittu menepi dan menjelaskan kondisi terakhir pasien. Mereka tentu saja sangat terkejut bahkan Sita langsung jatuh terduduk di lantai.
" Ya Allaah An, kenapa bisa begini."
" Istigfar sayang, istigfar. Mari berdoa agar Ana bisa melewati masa kritisnya."
Sakit, Rama tentu saja begitu sakit saat mendengar kondisi sang putri. Bila bisa memilih, dia pun akan berteriak sekencang mungkin. Tapi Rama adalah kepala keluarga, ia harus kuat di depan anak anaknya. Lebih lebih Akhza dan Abra saat ini sudah lemah tak berdaya.
Ikatan saudara kembar membuat keduanya tiba tiba jatuh lemah ke lantai saat Ana mengalami kecelakaan. Padahal keduanya tengah rapat. Perasaan mereka begitu tidak enaknya. Keduanya bahkan saling bertanya apa mereka baik baik saja, dan terakhir menanyakannya kepada Ana. Tapi Ana yang dihubungi tak juga menjawab hingga sang abang memberi kabar di grup chat mengenai kabar yang disampaikan dokter Dika.
Semua terkejut tanpa terkecuali, semua meninggalkan aktivitas mereka dan langsung meluncur ke rumah sakit.
" Sekarang kita sebaiknya berdoa. Za, Ra, kalian berdua ikut gua ya buat ambil darah."
Keduanya mengangguk, dengan perasaan yang carut marut kedua saudara kembar itu mengikuti Nataya. Saat ini Ana tengah melakukan operasi, hal tersebut harus segera di lakukan karena ada tulang rusuk yang patah serta haemothorax yakni adanya darah di sekitar ruang paru paru. Dokter harus segera melakukan prosedur torakotomi yakni operasi dada untuk mengeluarkan gumpalan darah yang berada di paru paru.
Jika tidak segera ditangani dikhawatirkan akan terjadi komplikasi yang akan menyebabkan infeksi. Darah yang masuk ke rongga dada dapat menginfeksi cairan di area sekitar paru-paru. Jenis infeksi ini dikenal sebagai empyema. Infeksi empyema yang tidak diobati dapat menyebabkan sepsis, yang terjadi ketika peradangan terjadi di seluruh tubuh Ana. Sepsis bisa berakibat fatal jika tidak segera dilakukan tindakan.
Semua yang ada di sana sungguh lemas mendengar penjelasan Dokter Dika tersebut. Ya setelah sekitar 5 jam menunggu di ruang operasi dokter Dika keluar dan menjelaskan mengapa tadi ia meminta persetujuan melalui sambungan telepon.
" Saya sungguh minta maaf Pak Rama dan Bu Sita, saya harus melakukan dengan segera."
" Tidak apa apa dokter, sungguh kami mengucapkan terimakasih karena telah menyelamatkan nyawa putri kami."
Semua tampak bernafas lega saat dr. Dika keluar dari ruang operasi dan mengatakan bahwa operasi berjalan lancar serta Ana berhasil melewati masa krisisnya.
Namun Kai merasa masih ada yang kurang dari penjelasan dr. Dika. Menurutnya ada penjelasan yang belum selesai.
" Dok, masih ada yang lain?"
Dokter paruh baya itu membuang nafasnya kasar. Kai sungguh bisa menebak apa yang ada di pikirannya.
" Ini tentang kaki nya. Kaki Ana kehilangan kemampuannya untuk sementara "
" Apa!!!!??"
" Ada patah di kedua tulang femur atau tulang paha Ana. Kami sudah memasang pin di sana. Sebenarnya akan bisa kembali bejalan namun dengan fisioterapi. Tapi waktu yang digunakan untuk fosioterapi akan sedikit lebih lama. Tergantung semangat Ana nantinya. Saya harap semuanya dapat mensupport Ana nanti."
Bruk
Suara tubuh jatuh tubuh seseorang dibelakang mereka membuat satu keluarga itu langsung menoleh ke sumber suara.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
topan kah?
2024-03-31
0
pengayom
mommy atau topan
2024-03-21
0
Miss Typo
Topan kah,,,, apakah ini yg menyebabkan hubungan Ana dan Kama berakhir?
2024-03-06
0