Kai meminjam ruang kerja sang ayah untuk berbicara empat mata dengan Topan. Pria bermata hazel itu membutuhkan waktu khusus untuk berbicara kepada sang adik.
" Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Perlukan abang membongkar semua kebusukan Brigitta Almeida. Abang tahu dia yang meminta orang untuk menghancurkan studio mu."
Topan bergeming, selepas fashion show kemarin sebenarnya dia sudah mengatakan ada yang tidak beres dengan Studio nya. Namun Kai waktu itu tidak tahu persis apa yang terjadi hingga berita di media sosial sungguh ramai.
" Pan, jangan diam saja. Keluarkan argumen mu atau abang benar benar akan menghancurkan wanita itu."
" Jangan bang, jangan. Abang jangan lakukan itu!"
Topan tentu saja panik. Ia tahu betul bagaimana perangai abangnya. Masih ingat dalam ingatan Topan waktu belum lama ia datang ke rumah ini Kai dengan santainya menembakkan pistol di dalam rumah. Waktu itu memang suasana tengah genting.
Topan mengambil nafasnya dalam dalam dan membuangnya perlahan. Salah satu hal yang berat dalam hidupnya adalah berhadapan dengan Kai, penolongnya yang membuat dirinya bisa berada di titik ini.
" Bang, jangan lakukan apapun terhadap designer itu. Topan mohon, abang jangan bergerak apapun. Topan akan membalasnya dengan bidang yang sama. Yakni Topan akan menunjukkan bahwa Topan pantas menyandang nama sebagai designer hebat. Biarlah mereka tidak tahu mengenai Topan yang merupakan bagian dari keluarga ini. Topan akan membuat wanita itu mengakui Topan di dunia fashion."
Kai membuang nafasnya kasar. Sungguh pemuda di depannya ini terlalu baik. Namun apapun keputusan Topan ia akan menghormatinya.
" Baiklah. Tapi dengan satu syarat."
" Apa bang?"
" Jika mommy begini lagi abang tidak sungkan menghancurkan siapapun yang menyebabkan mommy sakit."
Glek
Topan menelan saliva nya dengan susah payah. Ini adalah hal yang sangat krusial. Mommy nya adalah prioritas nomor wahid di rumah ini. Apapun yang terjadi dengan mommy nya maka akan jadi urusan pertama semua anak anak nya.
Mungkin Topan memang bodoh karena membiarkan Brigitta Almeida menindas nya. Tapi Topan sungguh ingin membuktikan kepada wanita itu, bukan, bukan hanya kepada wanita itu tapi kepada semua insan fashion di negeri ini bahwa dia adalah orang yang layak menyandang nama fashion design. Meskipun dia tidak bersekolah di sekolah khusus fashion design, tapi dia yakin dia bisa menjadi seorang fashion design yang berkualitas.
Namun tanpa Topan tahu, kini Kai mengawasi setiap apapun yang Brigitta lakukan. Bahkan secara khusus, Kai meminta orang dari Wild Eagle untuk mengawasi gerak gerik wanita itu, tapi hanya sekedar mengawasi. Kai tidak mengizinkan orang yang mengawasi bertindak jika tanpa perintahnya.
" Baik Bang, Topan janji nggak akan buat mommy sedih atau sakit."
Kai mengangguk, ia tahu Topan juga begitu menyayangi mommy nya. Ia pun mengajak Topan untuk keluar dari ruang kerja milik ayahnya itu menuju meja makan. Tampak di sana sang mommy tengah memasak bersama Bi Inah.
Tentu saja pemandangan itu membuat Topan dan Kai terkejut. Kedua pria itu langsung menghampiri Sita dan memintanya untuk kembali duduk.
" Mom, don't do anything now!" ucap Kai spontan.
Kini dapur diambil alih oleh Topan dan Kai. Kai bahkan melepas jas nya dan menggulung kemejanya hingga ke siku. Begitu juga dengan Topan, ia melepaskan jaketnya dan membantu abang nya memasak.
Sita duduk tersenyum, ia sungguh bersyukur semua anak anak nya akur begini. Rama yang baru saja keluar dari kamar ikut duduk di sebelah sang istri. Ia merangkul istrinya dengan mesra.
" Jangan pingsan lagi, kau sungguh membuatku spot jantung."
" Maaf mas."
Rama mencium pucuk kepala sang istri. Ia pun ikut tersenyum menyaksikan apa yang kedua putra nya lakukan. Ya, Rama sudah tidak berangkat ke perusahaan. Ia menyerahkan JD Corp kepada Akhza dan Abra untuk diurus. Ia memilih di rumah bersama dengan sang istri dan menghabiskan waktu bersama.
🧥🧥🧥
Topan kembali ke rumah sang teman, Amar. Ia hendak menyelesaikan semua pesanan yang sudah masuk. Dengan terpaksa Topan pun membeli mesin mesin jahit yang baru karena tidka mungkin dia akan menunggu mesin jahit yabg rusak untuk dibenahi.
Tok tok tok
Pintu rumah Amar diketuk membuat si empunya rumah langsung segera berdiri.
" Mungkin dari toko mesin jahit Pan," ucap Amar.
" Temuin dulu ya, aku lagi motongin kain nih."
" Seeep."
Amar melenggang ke arah pintu. Amar sedikit terkejut saat melihat seseorang yang berdiri di depan pintu rumah nya.
" Liana? Mau apa lo ke sini?"
Amar memicingkan matanya melihat gadis yang ada di depannya itu. Amar memang biasa menggunakan bahasa lo - gue kepada selain Topan. Terlebih dengan model model yang bekerja untuk Topan. Dan, Amar tahu persis bahwa wanita yang merupakan model di depannya ini adalah seorang wanita yang menyukai Topan.
" Bang, aku hanya mau mengantar ini untuk kak Topan."
Entah mengapa Amar sama sekali tidak menyukai Liana. Dalam hati si fotografer ini, Liana adalah wanita yang punya banyak wajah.
" Siapa Mar?"
" Aku kak, aku datang untuk membawakan kakak makanan."
Topan tersenyum ke arah Liana yang membuat wanita itu langsung meltdown.
Astaga, ganteng banget sih. Gimana nggak cinta coba.
Liana bergumam dalam hati. Tapi sebenarnya Topan memang selalu tersenyum kepada semua orang apalagi orang orang yang bekerja padanya. Liana pun langsung masuk melewati Amar dan duduk di kursi tanpa di izinkan oleh si empunya rumah. Sedangkan Amar, ia mendengus kesal melihat tingkah wanita itu.
Topan kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia sendiri tidak terlalu menanggapi Liana karena memang ia tengah sibuk membuat pola dan memotong kain kain yang akan ia kerjakan. Liana pun sedikit kesal karena merasa diacuhkan. Kekesalan Liana bertambah saat beberapa mesin jahit datang ke rumah Amar. Liana di suruh menyingkir dari duduk nya karena kursi yang ia duduki akan dipindah dan ditempati mesin mesin jahit tersebut. Ar tersenyum puas melihat raut kesal wajah Liana.
" Kak, aku pamit ya. Sepertinya kakak sedang sibuk."
" Oke, thank you ya makanannya. Maaf nggak bisa nemenin ngobrol."
Liana tersenyum lalu keluar dari rumah Amar.
" Hahaha dasar badut, nyebelin banget. Emang enak dicuekin."
" Mar, kok situ kayaknya nggak seneng banget sih sama Liana."
Haaah, Amar membuang nafasnya kasar. Topan benar benar tidak peka terhadap para gadis disekitarnya. Jelas jelas Liana menyukainya tapi Topan tidak menyadarinya juga. Akhirnya Amar hanya pergi berlalu ke dapur untuk membuka makanan yang dibawa oleh Liana. Sedangkan Topan hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pria itu kemudian melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda karena mesin mesin jahit yang baru datang.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ari_nurin
kabar adiknya Rama si Dewi kok aku blm baca ya? apa ada cerita nya?🤔😊
2024-01-03
0
Pasrah
lanjut lagi
2023-10-05
0
itanungcik
lanjut bestie..
2023-03-20
0