MEJADI ISTERI BASTIAN WISNU

*TAMAN KOTA*

"Nita!" seru Nara.

"Mbak Nara?" Nita yang terkejut, bingung sekaligus bahagia.

"Ini beneran Mbak Nara?" tanya Nita.

"Tentu saja, Nita. memangnya siapa." jawab Nara.

Seketika Nita memeluk Nara dengan begitu erat. "Mbak Nara, maafkan aku ya mbak. aku tidak bisa menjaga amanah dari Mbak Nara, mereka mengambil semua milik Mbak." ucap Nita.

"Sudahlah, Nita. tidak apa-apa, lebih baik kamu berusaha untuk tetap tegar. kita tidak boleh memikirkan mengenai hal ini terus, kamu tahu kan kalau aku sudah keluar dari penjara." ucap Nara.

"Benarkah Mbak? lalu Apakah benar kalau Tuan Wisnu yang sudah mengeluarkan Mbak Nara?" tanya Nita.

"Dari mana kamu tahu?" tanya Nara.

"Mas Adi yang bilang sama aku, Mbak. sehari sebelum aku dipecat Mas Adi memberitahuku kalau bosnya akan berusaha untuk mengeluarkan Mbak Nara." jawab Nita.

"Ya sudah kalau begitu, Oh ya bagaimana sekarang kondisimu? Apakah kamu sudah mendapatkan pekerjaan?" tanya Nara.

Wisnu yang berada di tempat yang tidak jauh dari sang istri, nampak pria itu menatap dua wanita yang nasibnya hampir sama.

"Bagaimana menurutmu, Adi?" tanya Wisnu.

"Maksud Bos?" tanya Adi kembali.

"Bagaimana jika aku memberikan sesuatu kepada istriku." jawab Wisnu.

"Bos ingin memberikan hadiah apa?" tanya Adi.

"Bukan hadiah, aku ingin butik keluargaku yang sudah lama tutup itu dibuka kembali. aku ingin dia mengelola tempat itu, dia harus menjadi wanita hebat untuk bisa menghancurkan orang-orang itu. dua pria yang sudah menjebaknya adalah anak-anak orang kaya, Jika dia tidak mempunyai kekuatan maka dia tidak akan bisa melawan mereka." jawab Wisnu.

"Anda benar Bos, tapi akan lebih baik jika Bos membicarakan hal ini kepada nyonya Nara, karena bos tahu kan wanita itu sedikit susah diajak bicara." Adi yang kemudian tersenyum setelah mengatakan hal itu.

"Kamu benar juga, tapi jika aku tidak memberikan sesuatu dia hanya menjadi istriku tanpa dipandang apapun. walaupun seperti itu dia mempunyai pendidikan lumayan tinggi sih, dia sekolah sampai S1 apalagi dia adalah lulusan siswa muda ketika dia lulus SMA." ucap Wisnu.

"Bos benar, biasanya kalau siswa yang lain kan pada lulus sekolah di usia 18 tahun. tapi nyonya Nara sudah lulus sekolah di usia 16 tahun karena loncat 2 kelas. sedangkan 4 tahun dia mendapatkan beasiswa dan mendapatkan gelar S1." Adi yang mulai mengingat semua informasi mengenai Nara.

Dua pria itu terus menatap dua wanita yang sedang berbincang-bincang, terlihat senyum Nara begitu cantik bahkan senyum itu membuat jantung Wisnu berdebar begitu kencang.

"Aku kira Bos ini pria kejam, tapi ternyata sekarang menjadi pria bucin." sindir Adi kepada bosnya.

"Kamu tutup mulut atau akan ku potong gajimu beberapa bulan." jawab Wisnu yang membuat Adi langsung menutup mulutnya dengan begitu rapat.

"Ya ampun Bos, kok suka ngancem gitu sih. aku juga mau makan dong, aku mau makan aku mau minum Aku mau belanja bahkan aku juga mau mencari wanita untuk kujadikan istri. kalau gajiku dipotong terus mana bisa aku menikah." ucap Adi yang membuat Wisnu langsung menoleh.

"Karena itu tutup mulutmu dengan baik, jika mulutmu itu tetap terbuka maka sama seperti mulutmu dompetmu itu juga akan terbuka tanpa bisa tertutup." jawab santai Wisnu sembari menunjukkan senyum jahatnya itu.

Seketika adi membuat ekspresi menutup mulut kemudian menepukkan kedua tangannya. sekitar 30 menit kemudian Nara bersama Nita nampak berjalan mendekati dua pria itu.

"Oh Ya Adi, terima kasih ya kamu sudah membantu Nita. terima kasih juga karena kamu sudah mencarikan dia tempat kost." ucap Nara.

"Saya pasti akan membantu Nita, nyonya. dia adalah wanita yang harus saya lindungi." jawab Adi dengan sangat bangga sembari menyentuh dadanya. tatapan mata Nara menatap dua makhluk itu.

"Apa ada yang tidak aku tahu?" tanya Nara.

Adi tersenyum kemudian menatap Nita.

"Tentu saja kamu tidak tahu, sayang. mereka berdua itu sudah pacaran loh." jawab Wisnu yang membuat Nara langsung menutup mulutnya.

"Benarkah?" tanya Nara.

"Tentu." jawab Wisnu.

Dua pasang makhluk itu nampak bercanda gurau, Wisnu menatap istrinya dengan begitu lekat.

"Oh ya, Adi. ajak saja kekasihmu itu untuk ikut kita. Aku Mau mengajak istriku ke suatu tempat." ucap Wisnu.

"Memangnya kita mau ke mana?" tanya Nara.

"Bisakah mulai sekarang Kamu memanggilku dengan panggilan Mas atau memanggilku dengan panggilan sayang? terlalu aneh kalau sepasang suami istri memanggil kamu atau tanpa panggilan sama sekali." ucap Wisnu.

Nara sedikit kebingungan dengan kata-kata yang diucapkan oleh Wisnu.

"Panggil saja sayang gitu loh nyonya, biar bosku ini tambah semangat untuk bekerja." sindir Adi yang membuat wajah Nara sedikit bersemu merah.

"Apa harus?" tanya Nara yang tidak berani menatap wisnu.

"Ya tentu saja, sekarang kan kamu istriku masa Kamu memanggil suamimu dengan panggilan tanda kosong sih." jawab Wisnu yang membuat Nara nampak sedikit mengatur nafasnya.

"KHEM.., khemm..," Nara berulang kali berdehem kemudian mencoba untuk memanggil pria yang ada di depannya itu dengan panggilan sebagai pasangan suami istri. "Mas." ucap Nara yang kemudian mengalihkan pandangannya.

"Kok gitu sih, padahal aku berharap Kamu memanggilku dengan panggilan sayang. ya udah deh panggil Mas juga boleh, daripada kamu berbicara padaku tanpa panggilan sama sekali. kayak aku ini tembok di rumah." ucap Wisnu yang membuat kedua pipi Nara bersemu merah.

"Aku lebih menyukai panggilan Mas daripada panggilan sayang, aku tidak pernah memanggil saudara laki-lakiku dengan panggilan Mas. aku memanggilnya dengan panggilan Abang, jadi panggilan Mas itu hanya aku tunjukkan kepada suamiku saja." jawab Nara yang membuat Wisnu sedikit tersenyum malu. Pria itu seperti seorang pria bucin yang baru bertemu dengan kekasih hatinya.

"Lihatlah bosku ini benar-benar menjijikkan, ekspresinya seperti ABG yang baru berpacaran aja." ucap Abi di samping Nita.

"Kamu mau aku potong berapa bulan gajimu, Adi?" tanya Wisnu yang membuat Adi langsung menggelengkan kepalanya.

"Maaf, Bos." ucap Adi.

"Memangnya kamu mau mengajak aku ke mana, Mas?" tanya Nara.

"Ke suatu tempat." jawab Wisnu.

Pagi agak siang itu akhirnya Wisnu mengajak Nara untuk pergi ke bangunan yang sudah lama kosong karena si pemilik sudah meninggal. sekitar satu jam kemudian mobil yang dikendarai Nara dan Wisnu sudah berada di sebuah bangunan berlantai 2 namun begitu besar.

"Ini tempat siapa, Mas?" tanya Nara.

"Mulai sekarang ini adalah tempatmu, mulai sekarang kamu akan membuka kembali butik milik almarhum ibu dan nenekku." jawab Wisnu.

Nara menatap suaminya, wanita itu benar-benar dibuat kebingungan oleh suaminya.

* Bersambung *

Mohon dukungannya pada novelku yang lainnya 😊😊😊

- Mawar berduri

- Terlempar ke dunia sang kaisar

- karena cinta

- Gairah liar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!