BU WATI MENINGGAL

"Pergi dari rumahku, kalian tidak terima di sini." Nara yang sudah berada di rumahnya. gadis muda itu mengusir dua saudaranya yang sudah melakukan sesuatu yang begitu kejam.

"Beraninya Kamu mengusir kami, kamu kira kamu itu siapa?!" Ahsan yang mulai marah.

"Aku? tentu saja aku adalah pemilik rumah ini." jawab Nara.

"Dasar wanita tidak tahu diri, beraninya kamu mengatakan hal itu kepada kami." Lisa yang benar-benar menunjukkan kalau dirinya adalah wanita yang tidak mempunyai akhlak.

"Pergi dari sini!!" usir Nara kembali.

Ahsan yang hendak menarik tangan Nara. "Pergilah dari sini, aku tidak pernah ingin melihat wajah kalian!" bentak Nara.

Ahsan dan Lisa berusaha untuk menarik paksa Nara untuk ikut dengan mereka. "Pergilah dari sini, kalian berdua adalah orang hina. kalian adalah saudara yang brengsek kalian tidak mempunyai akhlak, bahkan hewan pun tidak akan melakukan hal itu kepada saudaranya. kalian berusaha untuk menjual aku kepada pria hidung belang itu!" terlihat Nara yang benar-benar sangat marah.

Bu Wati yang mendengar perkataan Nara seketika dia sangat terkejut luar biasa.

"Kami akan menjualmu untuk melunasi hutang kami!!" seru Lisa.

"Apa maksud kalian?" tanya Bu Wati.

"Jadi Ibu tidak diberitahu oleh Nara Kalau kami berusaha untuk menjualnya?" tanya Lisa.

DEG.

DEG...

tiba-tiba jantung buah Bu Wati terasa begitu sakit, wanita itu tidak pernah berpikir kalau kedua anaknya akan melakukan hal itu. Bu Wati merasakan sesuatu yang sangat menakutkan, kedua anaknya berusaha untuk menyakiti Nara berulang kali.

"Pergi kalian dari sini, pergi!!" teriak bu Wati.

Ahsan dan Lisa hanya bisa terdiam, kedua orang itu hendak menyingkirkan tubuh Bu Wati, tanpa disadari tubuh yang sedang sakit itu langsung tergeletak.

BRUUKK...

Bu Wati langsung pingsan setelah mendengarkan perkataan dari kedua anaknya kalau mereka hendak menjual Nara. jantung Bu Wati terasa sakit hingga wanita itu tidak bisa menahan jantung yang sudah tidak mampu bertahan itu.

"Ibu!!"' teriak Nara dengan suara yang begitu keras.

"Cepat ikut kami, cepat!!" Ahsan dan Lisa terus berusaha untuk menarik paksa Nara. gadis muda itu menatap ibunya yang sudah tidak sadarkan diri, seketika Nara langsung mendorong tubuh Ahsan dan Lisa dengan sangat keras.

"Pergi kalian dari sini, jika tidak aku pasti akan membunuh kalian!!" teriak Nara.

Seketika gadis muda itu mengambil besi yang ada di pelataran rumahnya.

"Pergi dari sini, jika tidak aku pasti akan memukul kalian sampai mati!!" teriak Nara.

"Kamu kira aku takut sama ancamanmu!" Ahsan yang mencoba untuk mendekat.

"Coba saja kamu mendekat, bang. aku pasti akan memukul kepalamu sampai pecah, Aku akan membunuhmu." jawab Nara yang sudah kehilangan kesabarannya.

Ahsan dan Lisa mencoba mendekati Nara, gadis muda itu langsung mengayunkan besi yang ada di tangannya.

BUGG..

BUGG..

Ahsan dan Lisa langsung terluka di tubuh mereka karena pukulan dari nara.

"Kalian kira aku akan bercanda, pergi dari sini jika tidak aku akan memecahkan kepala kalian. akan kubuat kepala kalian itu seperti bubur, kalian kira aku ini wanita lemah, kalian salah!!" teriak Nara dengan sangat keras sehingga membuat salah satu tetangga Nara keluar.

"Ada apa Nara?" tanya tetangga Nara.

"Pak, tolong saya. ibu saya pingsan pak, mereka berdua melakukan sesuatu kepada ibu saya, pak!" seru Nara yang membuat beberapa pria yang baru keluar dari masjid itu langsung menghampiri Nara.

Karena takut dikeroyok Lisa dan Ahsan akhirnya pergi meninggalkan tempat Nara. "Lebih baik kita pergi dari sini, Lisa. jika tidak orang-orang kampung ini akan mengeroyok kita." ucap Ahsan.

Akhirnya Ibu Nara dibawa pergi ke rumah sakit, wanita itu wajahnya sudah pucat dengan detak jantung yang sudah tidak normal. ruang UGD sudah terbuka bu Wati di bawah masuk ke dalam ruangan itu. sekitar 2 atau 3 jam kemudian dokter memanggil Nara.

"Nara." panggil dokter.

"Iya, dokter." jawab Nara yang berlari ke arah dokter pria.

"Kamu masuklah, ibumu ingin berbicara." jawab dokter.

"Ada apa dokter?" tanya Nara.

"Masuklah dulu, ibumu sudah siuman kok." jawab dokter yang membuat Nara langsung masuk ke dalam ruangan tersebut.

Langkah kaki Nara memasuki ruangan itu, gadis muda itu menatap Bu Wati yang wajahnya sudah begitu pucat dengan mulut yang ditutup dengan alat bantu nafas.

"Ibu." panggil Nara.

Bu Wati menoleh menatap Nara, wanita itu mengulurkan tangannya tanda Nara untuk mendekatinya..

"Bu." panggil Nara kembali.

Bu Wati mencopot alat bantuan nafas itu. "Nara, kamu harus menjaga dirimu nak. kamu harus menjaga dirimu dari dua saudaramu itu, jangan biarkan mereka menyakitimu Ibu sudah tidak mampu lagi menjagamu." ucap Bu Wati.

"Ibu, kenapa ibu harus berkata seperti itu. ibu harus sembuh, setelah itu kita pulang." jawab Nara.

"Nara, maafkan Ibu ya, nak. Ibu sudah tidak mampu bertahan, Ibu sudah tidak mampu melindungimu. terasa sakit jantung ibu benar-benar sakit." jawab Bu Wati dengan nafas yang sudah terputus-putus. wanita itu berusaha untuk berbicara dengan Nara, meminta Nara untuk selalu menjaga dirinya.

"Ibu tidak boleh berbicara seperti itu, Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi Bu. Ibu harus kuat." ucap Nara.

TUT..

TUT..

"I-bu ibu sudah tidak kuat lagi, Nara. Ibu sudah tidak kuat lagi." ucap Bu Wati.

TUT..

monitor jantung itu benar-benar tidak stabil, Nara yang melihat hal itu dia langsung berteriak.

"Dokter, dokter!!" teriak Nara.

Bu Wati menghembuskan nafasnya berulang kali, gadis muda itu sudah tidak bisa menahan kesakitannya.

"Ibu harus bertahan, Ibu tidak boleh meninggalkan Nara!!" seru Nara bu Wati tersenyum.

TUTTTTTT!!

kehidupan benar-benar tidak berjalan sesuai dengan keinginan manusia, nyawa itu akhirnya sudah tidak mampu bertahan. nafas itu akhirnya terhenti dengan semua yang telah terjadi.

"Ibu!!" teriak Nara ketika Bu Wati sudah benar-benar tidak mampu bertahan.

"Tenang Nara, tenang kamu harus ikhlas." ucap dokter.

"Aku harus bagaimana, dokter. aku harus bagaimana, aku tidak mempunyai Ibu lagi." ucap Nara.

"Ikhlaskan ibumu, Nara. ikhlaskan." ucap pak dokter.

Air mata terus berlinang, Nara tidak mampu bertahan saat melihat jenazah ibunya dimasukkan ke dalam mobil jenazah. akhirnya jenazah Bu Wati di bawah kembali ke rumah Nara, para tetangga yang mengetahui kabar mengenai meninggalnya Bu Wati mereka sangat terkejut. mereka berpikir kalau penyebab kematian Bu Wati adalah dua orang yang datang ke tempat Nara. beberapa tetangga berdatangan sore itu jenazah Bu Wati akhirnya dimakamkan. air mata Nara terus berlinang, gadis muda itu meratapi kehidupannya yang benar-benar sangat mengenaskan.

"Aku pasti akan membalas mereka berdua, aku pasti akan membuat mereka semakin menderita. mereka telah membuat Ibu meninggalkanku, Aku tidak akan pernah memaafkan mereka!!" teriak Nara di depan makam Bu Wati.

* Bersambung *

Mohon dukungannya pada novelku yang lainnya 😊😊😊

- Mawar berduri

- Terlempar ke dunia sang kaisar

- karena cinta

- Gairah liar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!